Rexy Mainaky Akan Hidupkan Kembali Pusdiklat Bulutangkis
Untuk program jangka pendek, Rexy menargetkan empat turnamen sebagai fokus utama tahun depan.
Setibanya di tanah air pekan ini, mantan pemain nasional Rexy Mainaky langsung tancap gas mengisi posisinya sebagai kepala bidang pembinaan prestasi PBSI periode 2012-2016.
Rexy pun melakukan pembenahan di sana-sini, termasuk menentukan promosi dan degradasi nama-nama atlet maupun pelatih tahun depan.
Tugas itu adalah salah satu kewenangan yang dimandatkan Ketua Umum PBSI yang baru, Gita Wirjawan.
"Nama-namanya ditentukan hari ini," kata Rexy berjanji ketika ditemui wartawan di pemusatan latihan nasional bulutangkis Cipayung, Jakarta, Jumat (28/12).
Selain itu, Rexy juga memaparkan program pembinaan jangka pendek bahkan jangka panjang. Untuk program jangka pendek, Rexy menargetkan empat turnamen sebagai fokus utama tahun depan, yaitu All England, Piala Sudirman, Kejuaraan Dunia, dan SEA Games.
Ke depannya, Rexy berharap program pembinaan tiap pemain harus fokus sesuai dengan levelnya, yaitu skuat utama dan pratama.
"Misalnya Simon dan Sony targetnya sudah harus setara Lin Dan dan Lee Chong Wei. Program simon dan shesar pasti beda," tegas Rexy.
Rexy juga mendesak percepatan peningkatan prestasi pemain muda dengan dukungan sports science.
"Harus disesuaikan. Sports science yang dulu beda dengan sekarang. Untuk pemain muda, banyak program latihan yang harus diperhatikan agar mereka jadi pemain yang sustainable," lanjutnya.
Rexy juga meminta Gita agar pusat pendidikan dan latihan seperti yang ada di Ragunan kembali dihidupkan. Pasalnya, kata Rexy, Cina sudah melakukan pembinaan sejak usia dini. Proses dimulai dengan melakukan pencarian bakat ke daerah-daerah untuk merekrut pemain-pemain muda.
Selanjutnya, ada tim riset sendiri untuk mengarahkan pemain menentukan disiplin nomornya. Mereka lalu akan dipusatkan di suatu tempat yang didukung dengan fasilitas, termasuk sekolah.
"Di sini pusdiklat malah dihapus. Masuk klub juga akhirnya sekolah terlantar. Ini membuat orang tua khawatir, karena belum tentu anak-anak mereka nantinya bisa seperti Taufik Hidayat," tukas Rexy.
"Kalau diizinkan, saya ingin hidupkan kembali pusdiklat," tambah dia yang langsung disetujui Gita.
Terkait tanggung jawab pembinaan dan prestasi, Gita kembali menegaskan semuanya diserahkan kepada Rexy.
"Beliau sudah full time on board. Mungkin Januari akan balik ke Manila untuk menyelesaikan urusan," ujar Gita.
Promosi dan degradasi pemain dan pelatih juga sepenuhya diserahkan kepada Rexy.
"Pemain akan diseleksi sesuai kriteria yang ditentukan. Namun yang jelas, akan ada wajah baru di 2013 baik di sisi pemain maupun pelatih. Pelatih bisa mantan pemain Indonesia yang kini di luar negeri," tutur Gita.
"Kepercayaan penuh kita berikan kepada Rexy, termasuk jadwal pengiriman atlet."
Setibanya di tanah air pekan ini, mantan pemain nasional Rexy Mainaky langsung tancap gas mengisi posisinya sebagai kepala bidang pembinaan prestasi PBSI periode 2012-2016.
Rexy pun melakukan pembenahan di sana-sini, termasuk menentukan promosi dan degradasi nama-nama atlet maupun pelatih tahun depan.
Tugas itu adalah salah satu kewenangan yang dimandatkan Ketua Umum PBSI yang baru, Gita Wirjawan.
"Nama-namanya ditentukan hari ini," kata Rexy berjanji ketika ditemui wartawan di pemusatan latihan nasional bulutangkis Cipayung, Jakarta, Jumat (28/12).
Selain itu, Rexy juga memaparkan program pembinaan jangka pendek bahkan jangka panjang. Untuk program jangka pendek, Rexy menargetkan empat turnamen sebagai fokus utama tahun depan, yaitu All England, Piala Sudirman, Kejuaraan Dunia, dan SEA Games.
Ke depannya, Rexy berharap program pembinaan tiap pemain harus fokus sesuai dengan levelnya, yaitu skuat utama dan pratama.
"Misalnya Simon dan Sony targetnya sudah harus setara Lin Dan dan Lee Chong Wei. Program simon dan shesar pasti beda," tegas Rexy.
Rexy juga mendesak percepatan peningkatan prestasi pemain muda dengan dukungan sports science.
"Harus disesuaikan. Sports science yang dulu beda dengan sekarang. Untuk pemain muda, banyak program latihan yang harus diperhatikan agar mereka jadi pemain yang sustainable," lanjutnya.
Rexy juga meminta Gita agar pusat pendidikan dan latihan seperti yang ada di Ragunan kembali dihidupkan. Pasalnya, kata Rexy, Cina sudah melakukan pembinaan sejak usia dini. Proses dimulai dengan melakukan pencarian bakat ke daerah-daerah untuk merekrut pemain-pemain muda.
Selanjutnya, ada tim riset sendiri untuk mengarahkan pemain menentukan disiplin nomornya. Mereka lalu akan dipusatkan di suatu tempat yang didukung dengan fasilitas, termasuk sekolah.
"Di sini pusdiklat malah dihapus. Masuk klub juga akhirnya sekolah terlantar. Ini membuat orang tua khawatir, karena belum tentu anak-anak mereka nantinya bisa seperti Taufik Hidayat," tukas Rexy.
"Kalau diizinkan, saya ingin hidupkan kembali pusdiklat," tambah dia yang langsung disetujui Gita.
Terkait tanggung jawab pembinaan dan prestasi, Gita kembali menegaskan semuanya diserahkan kepada Rexy.
"Beliau sudah full time on board. Mungkin Januari akan balik ke Manila untuk menyelesaikan urusan," ujar Gita.
Promosi dan degradasi pemain dan pelatih juga sepenuhya diserahkan kepada Rexy.
"Pemain akan diseleksi sesuai kriteria yang ditentukan. Namun yang jelas, akan ada wajah baru di 2013 baik di sisi pemain maupun pelatih. Pelatih bisa mantan pemain Indonesia yang kini di luar negeri," tutur Gita.
"Kepercayaan penuh kita berikan kepada Rexy, termasuk jadwal pengiriman atlet."
Penulis: Ami Afriatni/Feriawan Hidayat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
bagaimana pendapat kalian ?