tulisan berjalan

SELAMAT DATANG di akun media sosial racketbadminton.blogspot.co.id

Rabu, November 14, 2012

Saina Nehwal, Ratu Bulutangkis Dunia Masa Depan

13441891711887018677
Shaina pada partai melawan Wang perbutan medali perunggu Olimpiade London 2012. Sumber ; http://www.thehindu.com/multimedia/dynamic/01160/VBK-SAINA_1160957f.jpg
Soal bulutangkis, India memang salah satu jagonya. Kabarnya, olahraga yang juga dikenal dengan sebutan badminton ini telah dikenal dunia sejak dua ribu tahun lalu, tapi asal muasalnya ternyata berasal dari India. Tak heran, pada era 1980-an kita mengenal pemain kaliber top dunia dari India seperti Arif Shaab,  Pulella Gopichand dan Prakash Padukone.
Prakash adalah legenda bulutangkis dunia dari india. Ia pensiun dari arena pertandingan bulutangkis sejak 1981 dan kini mengelola akademi bulutangkis “Prakash Padukone.” Sosoknya saat bertanding telah dikenal sangat dingin dan angker. Tak ayal lagi, maestrao bulu tangkis kita Liem Swie King pernah merasakan keangkerannya dan dibuat tak berdaya pada final kejuaraan All England 1980 dan mengakui keunggulan Prakash yang menjuarai turnamen tersebut.
Kini, setelah 31 tahun kemudian India telah memunculkan kembali bintang baru yaitu seorang wanita muda kelahiran 17 Maret 1990, yaitu Saina Nehwal. Dia kini menjadi harapan dan tumpuan India dalam dunia olahraga khususnya di cabang olahrga bulutangkis.
Saina meraih medali perunggu dari cabang bulutangkis tunggal putri pada Olimpiade London 2012 setelah mengalahkan pebulutangkis gempal China, Wang xin. Meskipun Wang telah unggul pada set pertama namun perlawanan Saina pada set pertama itu sangat menguras stamina Wang. Dengan susah payah Wang menekuk Saina dengan skor tipis 21-18 untuk kemenangan Wang.
Akan tetapi pada set ke dua dan pada kedudukan 1-0 Wang memimpin, ia terpaksa mengundurkan diri dari arena pertandingan karena cedera otot di lutunya. Dengan demikian Saina tak perlu lagi meneruskan pertandingan dan ia secara otomatis dinobatkan sebagai peraih medali perunggu untuk tunggal putri bulutangkis Olimpiade London 2012.
Meskipun perolohan itu kesannya seperti sebuah keberuntungan tidak berarti bahwa Saina memperolehnya dengan sangat mudah. Gadis berusia 22 tahun ini telah dikenal dalam dunia bulutangkis sejak 2003 ketika menjuarai kejuaraan tingkat SMP di Cekoslowakia.
Sheina yang pernah dilatih oleh Atik Jauhari pada 2008 sebenarnya juga memiliki titisan darah bakat bulutangkis dari kedua orangtuanya Dr.Havir Singh  Nehwal dan Ula Nehwal yang merupakan pasangan pemain bulutangkis terkenal dari kota Hisar, Provinsi Punjab pada masanya.
Setelah menjuarai kejuaraan dunia tingkat SMP di Ceko pada 2003, ia pun malang melintang dalam dunia bulutangkis dari satu kejuaraan ke kejuaraan yang lain. Ia tidak terfokus pada persoalan peringkat dunia selain mengikuti kejuaraan demi kejuaraan bergengsi dunia.
1344189393760579480
Saina Nehwal di luar arena. Sumber : http://www.wallpapers-pictures.net/cache/saina-nehwal/saina-nehwal-005.jpg_595.jpg
Tak heran, ia mengoleksi beberapa prestasi gemilang meraih medali emas  pada kejuaraan lainnya seperti Asia Satelit Tournamen (2005); Filipina terbuka (2006); Kejuaraan bulutangkis nasional India (2007); China Taipe Terbuka (2008); Indonesia Super Series (2009); Singapore Open (2010); Peringkat dua pada beberapa even Open Grand Prix (2011); Thailand Open (2012) dan kini peraih medali perunggu pada Olimpiade London 2012.
Apa resep wanita pemegang sabuk coklat karate sejak usia 8 tahun ini dalam menempa dan meningkatkan skill serta mentalnya? Apakah ia terlalu tinggi hati dan menghalalkan segala cara untuk meraih ketenarannya seperti tragedi “delapan wanita pendekar pengatur skor” dalam dunia bulutangkis Olimpiade London yang menghebohkan daratan China dan Indonesia serta Korsel, baru-baru ini?
Ternyata tidak. Saina yang low profil itu tidak melakukan hal-hal seperti itu meskipun dalam bertanding menggunakan strategi membaca permainan lawan dan melumpuhkannya. Yang dilakukan Saina sederhana saja, yaitu terus berlatih mengubah cara dan gayangnya, misalnya dalam bentuk smesh, lob, overhand dan permainan net. Tentu ia punya stamina yang kuat karena terus berlatih dan mengasah kemampuannya.
Lihat profil tubuhnya yang tinggi atletis. Dengan tinggi 165 cm dan berat 60 Kg Sheina sangat energik. Tidak terlihat seperti atlet kekurangan gizi ketika berpeluh keringat saat bertanding. Wajahnya juga tidak mencerminkan ketakuatan dan rasa kekuatiran yang membelit hatinya karena “demam panggung.” Tidak ada juga tekanan lainnya termasuk  misi khusus aneka sponsor yang telah memberi “gaji” padanya selama ini seperti Olympic Gold Quest, Deccan Chronical dan The Ambassador Commonwelath 2010.
Demikian profil atlet bulutangkis dunia di masa depan. Semoga Saina tidak lupa diri dan terpengaruh oleh mafia yang sering merusak mental dan idiologi atlet. Bahkan diharapkan Saina lah yang menentukan kebijakan untuk kerjasama iklan, sponsorhip maupun syarat-syarat lainnya agar mentalnya tetap terjaga sepanjang ia mampu berpetualang di dunia bulutangkis. Tidak mustahil pada Olimpiade musim panas yang akan datang 2016 di Brazil, Saina akan jadi primadona meraih medali emas.
Semoga di negeri kita masih ada pelatih dan pengurus yang mampu menciptakan Saina-Saina yang lainnya seperti Saina yang pernah kita miliki : Susi Susanti, Imelda Wiguna, Ferawati Fajrin dan sebagainya. Mereka adalah srikandi seperti Saina yang tak gentar melihat lawan sebelum bertanding bahkan saat bertanding sekalipun.
salam Kompasiana
abanggeutanyo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

bagaimana pendapat kalian ?