tulisan berjalan

SELAMAT DATANG di akun media sosial racketbadminton.blogspot.co.id

Senin, Agustus 12, 2013

Kerja keras yang berbuah hasil di china

TEMPO.COJakarta- Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI), Gita Wirjawan, menyatakan terharu pada sukses pebulu tangkis Indonesia merebut dua gelar juara Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2013 di Guangzhou, Cina, kemarin. Dua gelar itu direbut melalui ganda campuran, Tontowi Ahmad/liliyana Natsir, dan ganda putra, Hendra Setiawan/Muhammad Ahsan.

“Ini sangat mengharukan dan membanggakan,” tutur Gita yang menyaksikan langsung pertandingan babak final di Guangzhou, Cina. ”Saya menitikkan air mata. Ini berkat perjuangan seluruh atlet, pelatih, dan pengurus. Juga dukungan dan doa dari seluruh fans di Indonesia dan dunia,” tambah Gita sebagaimana disiarkan Humas PB PBSI kepada wartawan melalui surat elektronik seusai pertandingan.

Melalui pertarungan dramatis tiga set, pasangan ganda campuran Indonesia, Tontowi Ahmad/Lilyana Natsir, menaklukan ganda campuran nomor satu dunia asal Cina, Xu Chen/Ma Jin, 21-13, 16-21, 22-20. Sementara Muhammad Ahsan/Hendra Setiawan hanya membutuhkan dua set untuk menaklukan pasangan Denmark, Mathias Boe/Carsten Mogensen, 21-13, 23-21.

Menurut Tontowi, faktor mental menjadi penentu kemenangannya atas ganda campuran terbaik Cina itu. “Faktor mental menjadi penentu kemenangan kami hari ini. Di samping itu juga ada faktor keberuntungan kami, terutama di game ketiga. Sebenarnya kami tadi hanya menahan dan mengimbangi permainan lawan,” tutur Tontowi.

Sementara Liliyana menyatakan, Xu/Ma tertekan mental mereka pada game ketiga saat ia dan Tontowi dapat menyamakan kedudukan dan deuce. Padahal sebelumnya Xu/Ma telah lebih dulu mencapai match point. ”Momen itu adalah kesempatan bagi kami dan kami menang dari segi mental,” ujarnya.

Pada kesempatan terpisah mantan pemain nasional Indonesia, Ivana Lie, menyatakan dua gelar juara dunia itu sangat berarti bagi perbulutangkisan Indonesia. “Sudah lama kita tidak mendengar lagu Indonesia Raya dikumandangan pada kejuaraan besar seperti ini,” jelasnya.

Menurut Ivana, sudah lama Indonesia kebagian gelar hanya dalam kejuaraan-kejuaraan kecil. ”Ini adalah konfirmasi bahwa bulu tangkis Indonesia bisa kembali ke masa kejayaannya,” ujar Ivana, juara dunia ganda campuran bersama Christian Hadinata pada 1985.

Sekalipun pencapaian ini patut disyukuri, Ivanna Lie mengingatkan agar para pemain, pelatih, pengurus, dan pembina tidak terlena. Sebab, Ivanna melihat ada jurang yang terlalu jauh antara pemain senior dan junior. ”Saat Olimpiade nanti, apa kita masih punya pelapis bagi pemain senior?” kata dia.

Ivanna melihat saat ini kebanyakan pemain yang membela Indonesia adalah pemain senior. ”Masa mereka seharusnya sudah habis pada Kejuaraan Dunia ini,” kata dia.

Ivana berharap PP PBSI melakukan percepatan pembinaan untuk meningkatkan kualitas permainan pemain junior. ”Caranya, pelatih-pelatih terbaik kita harus turun ke bawah, melatih pemain junior,” kata dia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

bagaimana pendapat kalian ?