tulisan berjalan

SELAMAT DATANG di akun media sosial racketbadminton.blogspot.co.id

Senin, Oktober 15, 2012

tahukah kamu ??

SEJARAH BULUTANGKIS DI INDONESIA, DAN SEJARAH BERDIRINYA PB PBSI

Jeanny Silvie Ratu
Dari mana cabang olahraga badminton berasal dan bagaimana sejarah awalnya ? Orang hanya mengenal nama badminton berasal dari sebuah rumah/istana di kawasan Gloucester-shire, sekitar 200 kilometer sebelah barat London, Inggris. Badminton House, demikian nama istana tersebut, menjadi saksi sejarah bagaimana olahraga ini mulai dikembangkan menuju bentuknya sekarang. Di bangunan tersebut, sang pemilik, Duke of Beaufort dan keluarganya pada abad ke-17 menjadi aktivis olahraga ini. Akan tetapi, Duke of Beaufort bukanlah penemu permainan itu. Badminton hanya menjadi nama karena dari situlah permainan ini mulai dikenal di kalangan atas dan kemudian menyebar. Badminton menjadi satu-satunya cabang olahraga yang namanya berasal dari nama tempat.
Yang juga tanda tanya besar adalah bagaimana nama permainan ini berubah dari battledore menjadi badminton. Nama asal permainan dua orang yang menepak bola ke depan (forehand) atau ke belakang (backhand) selama mungkin ini tadinya battledore. Asal mula permainan battledore dengan menggunakan shuttlecock (kok) sendiri juga misteri. Dulu orang menggunakan penepak dari kayu (bat). Dua orang menepak “burung” itu ke depan dan ke belakang selama mungkin.
Permainan macam ini sudah dilakukan anak-anak dan orang dewasa lebih dari 2000 tahun lalu di India, Jepang, Siam (kini Thailand), Yunani, dan Cina. Di kawasan terakhir ini dimainkan lebih banyak dengan kaki. Di Inggris ditemukan ukiran kayu abad pertengahan yang memuat gambar anak-anak sedang menendang-nendang shuttlecock. Permainan menggunakan kok memang mempunyai daya tarik tersendiri. Setelah ditepak atau dipukul ke atas maka begitu “jatuh” (menurun) kok akan melambat, memungkinkan orang mengejar dan menepaknya lagi ke atas. Yang menjadi tanda tanya, bagaimana bisa terbentuk kok seperti sekarang: ada kepala dengan salah satu ujung bulat dan di ujung lain yang datar tertancap belasan bulu sejenis unggas? Bahan-bahan untuk membuat kok memang sudah ada di alam. Bentuk kepala kok yang bulat sudah ada di sekitar kita, biasa ditemukan dalam buah-buahan atau batu.
Pertanyaannya adalah bagaimana awalnya bulu-bulu abisa menancap di kepala kok ? Ada yang berpendapat bahwa ada seseorang sedang duduk di kursi dan di depannya meja tulis. Dia melamun dan memikirkan sesuatu yang jauh. Tanpa disengaja dia mengambil tutup botol yang terbuat dari gabus dan kemudian menancap-nancapkan pena yang ketika itu terbuat dari bulu unggas. Beberapa pena tertancapkan dan jadilah bentuk sederhana sebuah kok.
Tentu ini tidak ada buktinya. Hanya kemudian memang terbentuk alat permainan seperti itu yang di tiap kawasan berbeda bentuknya. Pada tahun 1840-an dan 1850-an keluarga Duke of Beaufort ke-7 paling sering menjadi penyelenggara permainan ini. Menurut Bernard Adams (The Badminton Story, BBC 1980) anak-anak Duke – tujuh laki-laki dan empat perempuan – inilah yang mulai memainkannya di ruang depan. Lama-lama mereka bosan permainan yang itu-itu saja. Mereka kemudian merentangkan tali di antara pintu dan perapian dan bermain dengan menyeberangkan kok melewati tali itu. Itulah awal net. Akhir tahun 1850-an mulailah dikenal jenis permainan baru. Pada tahun 1860-an ada seorang penjual mainan dari London – mungkin juga penyedia peralatan battledore – bernama Isaac Spratt, menulis Badminton Battledore – a new game. Tulisan tersebut menggambarkan terjadinya evolusi permainan di Badminton House.

Riwayat singkat berdirinya Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI)

Pada jaman penjajahan dahulu, ada perkumpulan-perkumpulan bulutangkis di Indonesia yang bergerak sendiri-sendiri tanpa satu tujuan dan satu cita-cita perjuangan di alam negara merdeka, memang tidak bisa dibiarkan berlangsung terus.Harus diusahakan satu organisasi secara nasional, sebagai organisasi pemersatu.
Untuk menempuh jalan menuju satu wadah organisasi maka cara yang paling tepat adalah mempertemukan tokoh perbulutangkisan dalam satu kongres. Pada saat itu memang agak sulit untuk berkomunikasi antara satu daerah dengan daerah lainnya. Satu-satunya yang bisa ditempuh adalah lingkungan pulau jawa saja. Itupun bisa ditempuh setelah terbentuknya PORI ( Persatuan Olah Raga Replubik Indonesia ).
Usaha yang dilakukan oleh Sudirman Cs dengan melalui perantara surat yang intinya mengajak mereka untuk mendirikan PBSI membawakan hasil. Maka dalam suatu pertemuan tanggal 5 Mei 1951 di Bandung lahirlah PBSI ( Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia ) dan pertemuan tersebut dicatat sebagai kongres pertama PBSI. Dengan ketua umumnya A. Rochdi Partaatmadja, ketua I : Soedirman, Ketua II : Tri Tjondrokoesoemo, Sekretaris I : Amir, Sekretaris II : E. Soemantri, Bendahara I : Rachim, Bendahara II : Liem Soei Liong.
Dengan adanya kepengurusan tingkat pusat itu maka kepengurusan di tingkat daerah / propinsi otomatis menjadi cabang yang berubah menjadi Pengda ( Pengurus Dareah ) sedangkan Pengcab ( Pengurus Cabang ) adalah nama yang diberikan kepada kepengurusan ditingkat kotamadya / kabupaten. Hingga akhir bulan Agustus 1977 ada 26 Pengda di seluruh Indonesia ( kecuali Propinsi TImor-Timur ) dan sebanyak 224 Pengcab, sedangkan jumlah perkumpulan yang menjadi anggota PBSI diperkirakan 2000 perkumpulan.
Arti dari lambang PBSI, adalah sebagai berikut :
1. Terdiri dari 5 warna yang mempunyai arti, antara lain :
- Kuning : Simbul kejayaan
- Hijau : Kesejahteraan dan kemakmuran
- Hitam : Kesetiaan dan kekal
- Merah : Keberanian
- Putih : Kejujuran
2. Gambar Kapas : Berjumlah 17 biji yaitu melambangkan angka keramat ( hari proklamasi ).
3. Gambar Shuttlecock : Dengan delapan bulu, melambangkan 8 ( agustus )
4. Huruf PBSI : terdiri dari 4 dihubungkan dengan gambar ½ lingkaran sebanyak 5 biji berwarna merah dibawah shuttlecock, melambangkan tahun 1945.
5. Gambar Padi : sebanyak 51 butir yang melambangkan hari lahirnya PBSI yaitu tahun tanggal 5 Mei 1951.
6. Gambar Perisai : Adalah simbul ketahanan, keuletan, rendah diri tapi ulet, kuat dan tekun.

sejarah Alan budi kusuma

Alan Budi Kusuma
Pebulutangkis, lahir di Surabaya, 29 Maret 1968. Memiliki nama asli Goei Ren Fang, dari sebuah keluarga pebulutangkis, Goei Hauw Tjing dan The Lie Giok. Mulai mengayunkan raket sejak usia 6 tahun, tapi baru berlatih secara intensif di usia 11 tahun dengan bergabung di klub Rajawali, Surabaya. Mantan pemain nasional, Nyoo Kiem Bie turut mengasah bakat alam Alan, yang memiliki tinggi 177 cm dan berat 68 kg, postur yang sangat ideal untuk seorang pemain bulutangkis. Menginjak remaja hijrah ke Jakarta, bergabung dengan klub Prasetya Mulya, sebelum masuk ke SMA khusus olahraga di Ragunan. Pada tahun 1986, mulai masuk pelatnas utama.
Sebenarnya permainan Alan, baik di tingkat nasional maupun internasional, mirip gelombang laut, prestasinya naik turun. Ketika tampil sebagai pemain kunci tim Piala Thomas 1992 melawan Malaysia, ia mengalami kegagalan. Namun dua bulan kemudian di Olimpiade Barcelona 1992 mengukir sejarah emas dengan menundukkan rekan senegaranya, Ardy B. Wiranata, straihgt set langsung, 15-12, 18-13. Emas yang diraihnya, merupakan emas kedua Indonesia, menyusul sukses Susi Susanti, kekasih yang kemudian menjadi istrinya. Dua medali emas pertama buat Indonesia sepanjang sejarah Olimpiade, yang sering juga dikenang sebagai "pasangan emas".
Dalam kejuaraan lain, Alan pernah tampil sebagi juara Jerman Terbuka (1992), Indonesia Terbuka (1992), Piala Dunia 1993 dan turut menjadi anggota Piala Thomas 1988, 1992, 1994. Pada Piala Thomas 1994 yang berlangsung di Jakarta, sebagai asisten pelatih ia turut mengembalikan supremasi Indonesia, yang hampir selama 10 tahun direbut secara bergantian oleh dua musuh bebuyutannya, yaitu RRC dan Malaysia.
encyclopedia/8ec7836068f07b9acfa897182cc4f274
Alan Budi Kusuma, ketika merebut medali emas di Olimpiade Barcelon

Sejarah Susi Susanti


susi

Masa keemasannya yang berlangsung cukup panjang, berpuncak pada juara tunggal putri bulutangkis Olimpiade Barcelona, Spanyol (1992). Dia peraih emas pertama Indonesia di Olimpiade. Ketika itu Alan, pacarnya, juga juara di tunggal putra sehingga media asing menjuluki mereka sebagai “Pengantin Olimpiade”. Predikat pengantin ini rupanya terus melekat, terbukti saat mereka dipercaya menjadi pembawa obor Olimpiade Athena 2004.
Prestasi yang mengharumkan nama bangsa juga diukir oleh Susi dengan meraih sederetan kejuaraan. Dia menjuarai All England empat kali (1990, 1991, 1993, 1994). Sang juara yang punya semangat pantang menyerah ini selalu menjadi ujung tombak tim Piala Sudirman dan Piala Uber. Juga juara dunia (1993) dan puluhan gelar seri grand prix.
Kiprah Susi Susanti di dunia olahraga bulutangkis Indonesia memang luar biasa. Dalam setiap pertandingan, ia menunjukkan sikap tenang bahkan terlihat tanpa emosi di saat-saat angka penentuan. Semangatnya yang pantang menyerah meski angkanya tertinggal jauh dari lawan membuat banyak pendukungnya menaruh percaya bahwa Susi pasti menang.
Berkat kegigihan dan ketekunannya, perempuan kelahiran Tasikmalaya, Jawa Barat, 11 Februari 1971 ini turut menyumbang sukses tahun 1989 ketika Piala Sudirman direbut tim Indonesia untuk pertama kalinya dan sampai sekarang belum lagi berulang. Dia pun turut menorehkan sukses saat merebut Piala Uber tahun 1994 dan 1996 setelah piala itu absen lama dari Indonesia.
Semenjak SD, Susi sudah suka bermain bulutangkis. Kebetulan orang tuanya juga sangat mendukung dan memberinya kebebasan untuk menjadi atlit bulutangkis. Setelah menang kejuaraan junior, ia pindah dari Tasikmalaya ke Jakarta. Meski saat itu ia masih duduk di bangku 2 SMP, ia sudah mulai berpikir untuk serius di dunia bulutangkis.
Kegiatan Susi berbeda dengan remaja lain karena ia tinggal di asrama dan bersekolah di sekolah khusus untuk atlit. Ia mengaku menjadi kuper karena hanya berteman dengan sesama atlit. Bahkan pacaran pun dengan atlit.
Sebagai atlit, jadwal latihannya sangat padat. Enam hari dalam seminggu, Senin – Sabtu dari jam 7 sampai jam 11 pagi, lalu disambung lagi jam 3 sore sampai jam 7 malam. Makan, jam tidur, dan pakaian juga ada aturannya tersendiri. Ia tidak diperbolehkan memakai sepatu dengan hak tinggi agar kakinya terhindar dari kemungkinan keseleo. Jalan-jalan ke mal pun hanya bisa dilakukannya pada hari Minggu. Itu pun jarang karena ia sudah terlalu capek latihan.
Memang tidak ada pilihan lain, ia harus disiplin dan berkonsentrasi untuk menjadi juara. Ia akhirnya menyadari bahwa untuk meraih prestasi memang perlu perjuangan dan pengorbanan. “Kalau mau santai dan senang-senang terus, mana mungkin cita-cita saya untuk jadi juara bulutangkis tercapai? Sekarang rasanya puas banget melihat pengorbanan saya ada hasilnya. Ternyata benar juga kata pepatah: Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian,” kata Susi mengenang.
Ketika masih menjadi pemain, Susi berusaha menjadikan dirinya sebagai contoh bagi para pemain lainnya. Ia sangat berdisiplin dengan waktu saat berlatih atau di luar latihan. Sementara di lapangan ia memperlihatkan semangat pantang menyerah sebelum pertandingan berakhir. “Saya hanya berharap teman-teman pemain mengikuti yang baik-baik dari saya,” kata Susi.
Nyatanya, cara ini tidak melulu berhasil. Sepeninggal Susi (dan Mia Audina), sektor putri bulutangkis Indonesia mandek. Piala Uber semakin jauh dan puncaknya, tidak satu pun pemain tunggal puteri Indonesia lolos ke Olimpiade Athena 2004.
Susi yang telah mundur mengakui merosotnya prestasi karena memang kekurangan bibit pemain unggul. “Kita bisa saja memberi prasayarat pemain untuk berhasil, tetapi kalau bibitnya tidak ada bagaimana?” Susi melihat popularitas bulutangkis semakin merosot sementara proses seleksi melalui kejuaraan antarklub dan daerah semakin sedikit.
susi_susanti 
. .
Merasa Sedih
Susi merasa sedih karena olahraga bulutangkis tidak lagi dipandang antusias oleh masyarakat. Ia mengingat betapa antusiasnya masyarakat menyambut kejuaraan bulutangkis seperti All England. Susi melihat hal ini disebabkan karena perhatian anak-anak muda masa kini lebih ke hiburan. Belum lagi maraknya kasus penyalahgunaan obat terlarang, seperti shabu dan narkotika. Masyarakat juga lebih banyak membaca, mendengar, menyaksikan berita kekalahan pebulutangkis Indonesia lewat media massa.
Itu tentu berbeda dengan era Tan Joe Hok cs, Liem Swie King, hingga Ardy B Wiranata cs yang banjir mahkota juara.
Keadaan semakin rumit karena orang takut serius terjun di dunia olahraga Indonesia karena tidak jelasnya jaminan akan masa depan. Susi sendiri sudah berniat tidak akan mengijinkan anaknya terjun ke dunia olahraga mengingat pengalamannya dulu. Ia melihat banyak rekannya yang pernah menjadi juara SEA Games, Asian Games, namun hidupnya terkatung-katung.
Selain itu, menjadi atlet olahraga membutuhkan banyak resiko misalnya sekolah yang terhenti, padahal olahraga yang ditekuni tidak mendapat perhatian dan dukungan dari pemerintah. Susi sendiri terpaksa mengorbankan sekolah (hanya sampai SMA). Ia pun menghadapi banyak halangan sebab ada pihak-pihak dari organisasi yang tidak menyukainya. Meski ia berprestasi namun kemudian berhenti, dari situlah ia mendapat pengalaman bahwa bulutangkis belum bisa menjamin masa depannya.
Ia berharap bagi para atet berprestasi yang sudah tidak bermain diberikan dana pensiun yang memadai. Ia khawatir kalau persoalan masa depan atlet belum terpecahkan atau tidak ada jaminan dari pemerintah, bibit-bibit potensial atlet akan sulit ditemukan karena mereka akan memilih jalur pendidikan. “Saya harap PBSI dan KONI memerhatikan persoalan ini. Kalau ini dibiarkan terus, hasilnya akan seperti sekarang ini,” ujarnya.
Ia menyesalkan masalah pembinaan yang membuat olahraga semakin terpuruk. Selama ini, hanya kesadaran dari
keluarga masing-masing yang ingin anaknya menjadi pemain bukan karena pemerintah ingin memajukan olahraga. Pemerintah dan PBSI hanya menunggu, bukan membina dari daerah, memantau, mencari yang berbakat, baru diambil. Mereka hanya terima jadi saja. Ia beranggapan, semua orangtua saat ini akan seratus kali berpikir untuk membiarkan anaknya menjadi atlet.
Susi mengaku mempunyai pengalaman yang mengecewakan terutama dalam organisasi. Ketika ia dan Alan berprestasi, ada pihak-pihak tertentu yang tidak senang. Mereka berusaha membagi bonus kepada Susi dan Alan dengan asumsi mereka berdua dianggap satu orang. Hal ini menunjukkan sikap tidak profesional pemerintah maupun PBSI yang mempunyai kepentingan-kepentingan tertentu.
Dari segi organisasi internal, Susi berharap agar orang-orang yang terlibat di PBSI (Persatuan Bulutangkis seluruh Indonesia) adalah orang yang benar-benar ingin memajukan perbulutangkisan, bukan untuk kepentingan pribadi.
Melihat keadaan dunia olahraga yang belum menjanjikan bagi para atlit, Susi belajar dari pengalaman kakak-kakak seniornya. Susi belajar me-manage keuangannya. Saat ia meraih berbagai prestasi dan hadiah seperti bonus, ia usahakan untuk diinvestasikan ke dalam bentuk tanah, rumah atau tabungan. Ia tahu bahwa prestasi olahragawan itu singkat dan tidak selamanya berada di atas.
Kedua orang tuanya pun sering berpesan agar ia tidak sombong dan hidup sederhana. Susi juga banyak mendapat masukan dari Ir. Ciputra, seorang pengusaha sukses yang dulu merupakan pimpinannya di Klub Bulutangkis Jaya Raya, agar mempergunakan waktu sebaik mungkin dan giat berprestasi sebisa mungkin.
susi-alan
Mulai dari Nol
Ketika berhenti dari dunia bulutangkis, Susi harus memulai dari nol lagi. Meski ada modal dari pendapatan saat aktif di bulutangkis, Susi masih harus belajar dan bersabar mencari usaha apa yang akan ia jalankan. Suaminya, Alan Budikusuma, berulang kali mencoba berbagai jalan untuk menghidupi keluarga mulai dari jual beli mobil, dibantu menjadi rekanan di sebuah instansi, belajar menjadi agen Gozen (alat olahraga bikinan Malaysia) dan menjadi pelatih di Pelatnas. Itu semua menjadi bukti bahwa bahwa setelah tidak berprestasi, mereka berdua harus memulai lagi dari nol.
Untunglah, Susi dan Alan mendapat dukungan dari orang-orang yang terdekatnya. Sedikit demi sedikit mereka belajar menimba pengalaman dan pengetahuan. Baru sekitar satu setengah tahun, mereka bisa berdiri sendiri dan mempunyai keyakinan membuat usaha sendiri.
Sebagai ibu rumah tangga yang mengasuh tiga orang anak, anak pertama perempuan bernama Lourencia Averina, sedangkan yang kedua dan ketiga adalah lelaki; Albertus Edward dan Sebastianus Frederick, Susi juga ingin ikut membantu keluarga. Bila anak-anaknya sekolah, ia ingin mempunyai kesibukan tetapi tidak menyita waktu untuk keluarga.
Oleh karena itu, ia membuka toko di ITC Mega Grosir Cempaka Mas dengan nama D&V dari nama kedua anaknya, Edward dan Verin. Ia menjual baju-baju dari Cina, Hongkong, dan Korea, dan sebagian produk lokal.
Sebagai mantan atlit bulutangkis, peraih penghargaan tertinggi bulutangkis dari International Badminton Federation (IBF) ‘Hall of Fame’ 2004 ini tetap peduli dengan dunia yang pernah membesarkannya ini. Bersama suaminya, Alan Budi Kusuma – peraih medali emas Olimpiade 1992 pula – ia mendirikan Olympic Badminton Hall di Kelapa Gading. Di gedung pusat pelatihan bulutangkis ini, Susi berharap akan muncul bibit pemain yang akan mengembalikan kejayaan bulutangkis Indonesia.
Selain itu, pada pertengahan tahun 2002, Susi dan Alan membuat raket dengan merek sendiri yaitu Astec, Alan-Susi Technology. Meski pabriknya ada di Taiwan, tetapi senar yang digunakan adalah senar Jepang. Cara pembuatan dan sebagainya, dikontrol oleh mereka sendiri. Pada awalnya mereka mencoba produknya ke teman-teman mereka untuk mencari tahu produk mana yang paling bisa diterima. Baru setelah itu, produk dipasarkan.
Saat yang tak terlupakan bagi Susi adalah saat ia berhasil menyumbangkan emas Olimpiade yang pertama bagi Indonesia di Barcelona (Olimpiade Barcelona 1992) bersama Alan Budikusuma yang juga mendapatkan emas. Sedangkan yang paling mengesalkan baginya adalah saat ia kalah hanya satu poin dari Sarwendah (Kusumawardhani) di final Piala Dunia di Jakarta.
Kini pasangan yang menikah pada 9 Februari 1997 ini tinggal di rumah mereka nan tenang di Gading Kirana Timur I Blok B2 No. 28, Komplek Gading Kirana, Jakarta Utara. Di komplek perumahan ini Susi dan Alan masih rutin main bulutangkis. ► e-ti/atur
*** TokohIndonesia DotCom (Ensiklopedi Tokoh Indonesia)
susi-manager
Langganan Juara setelah Tangan Dipegang Nenek Misterius
Turnamen bulutangkis All England meninggalkan kesan mendalam bagi Susi Susanti. Bagi peraih emas tunggal wanita Olimpiade Barcelona itu, All England sangat berarti dalam perjalanan karirnya.
Karir bulutangkis Susi Susanti berhenti sejak 1997, bertepatan dengan kehamilan anak pertama. Nama Susi kembali beredar setelah PB PBSI menunjuknya menjadi manajer Tim Uber Indonesia.
Semasa menjadi pemain, sosok Susi sangat melegenda di peta persaingan tunggal wanita. Seabrek gelar dikoleksi istri Alan Budikusuma tersebut. Di turnamen All England, Susi empat kali tampil di podium juara tungal wanita edisi 1990, 1991, 1993, dan 1994.
”Dalam dua tahun pertama keikutsertaan saya di All England, ada kisah yang tak bisa dilupakan hingga saat ini,” kenang ibu tiga anak itu.
Pada 1988, kali pertama Susi mengikuti All England. Sayang, dalam kiprah perdana di turnamen bulutangkis tertua tersebut, dia belum berhasil menuai gelar juara. ”Saya sedih dan menangis waktu itu. Lantas, saya lari ke gereja terdekat yang kebetulan sedang menggelar komuni,” beber wanita kelahiran Tasikmalaya, 11 Februari 1971 tersebut.
Biasanya dalam acara tersebut, masing-masing pendoa, termasuk Susi, hanya dijatah satu roti dari pendeta yang memimpin komuni. Namun, entah kenapa Susi mendapatkan dua roti sekaligus. ”Saya juga kaget, biasanya hanya diberi satu-satu. Tetapi, kok waktu itu saya dapat dua. Kalau sudah menerima, harus dimakan, tidak boleh dikembalikan,” tutur pencetak enam kali juara final Grand Prix itu.
Tak dinyana, setahun kemudian, Susi kembali lagi ke All England. Meski belum menuai predikat juara, Susi mampu melaju ke final dan dikandaskan andalan Tiongkok Li Lingwei. Nah, pada 1989 itu, Susi memiliki cerita menarik. Dia bertemu dengan wanita lanjut usia sesaat setelah kontingen Indonesia tiba di London.
Kala itu, pertandingan masih dihelat di Wembley Arena, London. ”Kebetulan, kami bertiga, Koh Tong (Tong Sin Fu, pelatih Indonesia), Sarwendah, dan saya cari makan di McDonald’s yang lokasinya dekat dengan hotel,” ucap Susi memulai cerita.
Rasa lapar sangat mengganggu karena cuaca bersalju dan dingin sekali. Usai makan dan kembali ke hotel, mereka dicegat seorang nenek yang menanti belas kasihan di pinggir jalan. Tong pun meminta anak asuhnya itu untuk memberikan uang receh kepada nenek tersebut. Namun, nenek itu tak mau menerima lebih dari 1 pounsdterling.
”Saya ingin sekali memberinya 5 pounsdterling. Dia nggak mau terima. Eh, tangan saya dipegang. Saya kaget dan ada rasa takut juga. Kok, nenek itu tangannya hangat, padahal salju mulai turun dan dingin sekali,” bebernya.
Rasa kaget itu membuat Susi lebih ingin memperhatikan raut muka sang nenek. Dia tak peduli meski rekan-rekannya telah meninggalkannya dan kembali ke hotel. Entah kenapa, Susi ingin meneteskan air mata karena terharu. Dia pun berlari ke hotel untuk mencari Alan Budikusuma yang sudah menjadi kekasihnya selama dua tahun.
Dengan tersengal-sengal, Susi menyampaikan keinginan agar Alan mau mendatangi nenek misterius tersebut dan memberikan lebih banyak uang. Sayang, usaha Alan sia-sia. Sesampainya di tempat itu, Alan tak lagi menemukan nenek tersebut. ”Mungkin orang lain menganggap itu hal biasa. Tetapi setelah itu, tangan saya benar-benar membuahkan prestasi,” akunya.
Semua itu, lanjut dia, berkah sang pencipta yang memberikan kekuatan kepadanya untuk menorehkan sejarah indah bagi Indonesia. Kenangan di lapangan tentu lebih indah. ”Wembley Arena sangat megah. Penontonnya sangat santun dalam memberikan support,” ujarnya.
Sayang, setelah penampilan terakhirnya di All England pada 1997, Susi tak lagi sempat menengok turnamen tertua itu. ”Sudah kenyang dulu ke sana, sekarang membayangkan naik pesawatnya saja sudah malas,” katanya. (aww)

Lima Langkah Menjadi Sang Juara

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam hidup, setiap orang ingin menjadi sang juara. Bukan sekadar soal menjadi lebih unggul daripada orang lain, namun ini soal cara meraih tujuan yang hendak dicapai.

Kita bisa belajar dari para atlet yang selalu berburu gelar juara berbekal semangat dan mental juara. Watak dan kepribadian atlet "sang juara" akan terlihat saat dia berjuang di medan laga. Motivator Putra Lengkong mengatakan seorang juara akan selalu memegang semangat ini.

"Setiap hari, di dalam hidup, saya mau memberikan yang terbaik dari hidup saya," katanya dalam seminar Sang Juara yang digelar mahasiswa Universitas Atmajaya, Rabu (12/9/2012) di Gedung Yustinus Lt.15, Jakarta.

Namun, ada hal-hal penting yang perlu disimak untuk bisa menjadi sang juara dalam kehidupan sehari-hari, misalnya dalam studi Anda. Berikut ini langkah-langkah yang disebutkan oleh Putra.

1. Seorang juara selalu memiliki tujuan yang jelas

Putra mencontohkan sosok Florence Chadwick. Perempuan asal Amerika ini telah menetapkan tujuan yang jelas untuk menjadi perempuan pertama yang berhasil menyeberangi Selat Catalina dengan berenang. Setelah sempat menyeberangi selat Inggris, Florence sempat melawan kabut dan hiu dalam menempuh jarak renang sejauh 35 km, namun sayang kabut menghalanginya untuk menggapai pesisir Catalina. Dia pun gagal. Padahal saat itu, dia sudah mencapai jarak 33 km.

Pada tahun selanjutnya, Florence kembali menetapkan tujuannya menyeberangi Catalina. Dia menetapkan tujuan yang lebih jelas dengan sudah membayangkan melihat pesisir pulau tujuannya. Kabut yang menghadangnya pun tidak dapat membendung tujuannya. Dia berhasil.

2. Seorang juara berani membayar harga kenyamanan untuk sebuah kemajuan

Perenang Michael Phelps gusar saat wartawan mengatakan bahwa dirinya hanya beruntung saat meraih 8 medali emas pada Olimpiade 2008. Dia mengatakan prestasinya itu bukan keberuntungan, tetapi dicapai melalui kerja keras.

Saat kalian makan siang, Phelps sedang berlatih di dalam kolam renang. Saat berlibur dengan keluarga, dia juga tampak masih berlatih di sana. Saat orang lain berada dalam kenyamanan, Phelps telah menggadaikannya demi sebuah kerja keras untuk meraih kesuksesan.

3. Selalu lakukan hal yang di luar biasanya untuk berhasil

Michael Phelps mengatakan "Anda tak dapat menetapkan batasan pada apa pun" ketika ditanya tentang mencapai target kehidupan.

Kisah Vice President Citibank, Houtman Zainal Arif, juga menunjukkan karakter ini. Dia mengawali kariernya sebagai seorang office boy. Houtman selalu melakukan hal yang di luar biasanya dalam pekerjaannya, sehingga tugasnya yang hanya mengurusi kebersihan dapat diselesaikan bahkan lebih dari itu.

Dia juga mengurusi fotokopi di tahun 1960-an saat seorang office boy belum piawai melakukan tugas menggandakan data saat itu. Dia mau belajar usai menuntaskan pekerjaannya. Alhasil, dia dipercaya untuk bertugas sebagai penanggung jawab fotokopi kantor dan kembali melakukan hal yang di luar biasanya.

Usai menuntaskan pekerjaannya, dia membantu proses administrasi, seperti mengerjakan proses stempel dan hal-hal administrasi lainnya, sehingga pada satu kesempatan dia diangkat menjadi staf kantor hingga kemudian merintis karier sampai puncak sebagai vice president bank kelas dunia ini.

4. Apa yang anda fokuskan, itulah yang harus Anda dalami

Seorang juara akan fokus pada hal-hal yang membantu pencapaian impian mereka dan bukannya pada hal-hal yang menghambat pencapaian impian tersebut.Pada bagian ini, kita hanya perlu membuka diri untuk melihat kesempatan dengan lebih dalam dan lebih positif.

5. Untuk memiliki kupu-kupu di halaman dan rumah Anda, ada dua cara yang dapat dilakukan. Pertama, dengan membawa jaring tetapi sedikit yang akan terjaring, sementara cara kedua adalah dengan membuat taman bunga sehingga kupu-kupu yang akan datang sendiri kepada Anda.

Seorang juara akan terus mengembangkan dirinya untuk memiliki cara dan kualitas yang banyak dicari oleh berbagai kalangan sehingga kesuksekan yang justru akan mendekatinya.

Jadi, Anda siap menjadi seorang juara?
Editor :
Caroline Damanik

Jumat, Oktober 12, 2012

Cabang ke dua telah hadir

MATTHEW JAYA BADMINTON SCHOOL JAKARTA , kini hadir di bandengan sport arena

jadwal pelatihan

sabtu
13.00 - 15.00

minggu
15.00 - 17.00

berminat dapat menghubungi contact
087883261236
yohanes upi

atau

02160706383
admin

Nikolas peridi HIDUP SERBA DISIPLIN

Usianya masih 6 tahun , tapi dibalik kepolosan wajah Nikolas peridi tersimpan talenta besar menjadi atlet bulutangkis handal.Awal perkenalan niko,demikian ia disapa dengan bulutangkis,terjadi pada tahun 2009 tepatnya usianya masih 3 tahun , ketika itu ia sering diajak sang daddy (Sari peridi) , atau yang sering ankrab disapa ATAW , berlatih bulutangkis di GOR kembangan , jakarta.

Kebetulan daddy ataw merupakan salah satu pelatih di matthew jaya badminton school jakarta , dari situ saya melihat ketertarikan niko pada bulutangkis.

Saya pun memberikan sebuah raket untuk niko berlatih , kenang daddy ataw.

Dengan tekun daddy ataw melatih anaknya untuk menekuni bulutangkis.Hasilnya sungguh membanggakan , pada 2011 disaat usianya baru 5thn , niko mampu menjuarai turnamen sejakarta barat.

Bermain ganda bersama yosandi , niko mampu menyingkirkan 200 peserta dalam turnamen tersebut , dan memenangkan ganda putra untuk kelasifikasi usia dibawah 10 tahun.prestasi niko tidak hanya disitu .
pada mei 2012 lalu ia juga mengikuti kejuaraan nasional bulutangkis sinar dunia , dan prestasinya cukup membanggakan .

Meskipun baru pertama kali mengikuti kejuaraan tersebut dan belum pernah merasakan atmosfer pertandingan yang diadakan di istora senayan , ia mampu menempatkan diri dalam 8 besar dari 500 atlet yang berpartisipasi.

menurut daddy ataw , ia sendiri tidak pernah memaksakan putra bungsu dari 3 bersaudara ini menjadi atlet bulutangkis , semua ini murni kengininan dari dalam niko diri sendiri.


















admin
pb matthew jaya astec jakarta.





















peraih medali olimpiade era 90 an

Tahun 1992 :
Tunggal Putra :
- Emas : Alan Budikusuma (INA)
- Perak : Ardy Wiranata (INA)
- Perunggu : Thomas Stuer-Lauridsen (DEN) & Hermawan Susanto (INA)
Tunggal Putri :
- Emas : Susi Susanti (INA)
- Perak : Bang Soo-hyun (KOR)
- Perunggu : Huang Hua (CHN) & Tang Jiuhong (CHN)
Ganda Putra :
- Emas : Kim Moon-soo/Park Joo-bong (KOR)
- Perak : Rudy Gunawan/Eddy Hartono (INA)
- Perunggu : Li Yongbo/Tian Bingyi (CHN) & Razif Sidek/Jalani Sidek (MAS)
Ganda Putri :
- Emas : Chung So-young/Hwang Hye-young (KOR)
- Perak : Guan Weizhen/Nong Qunhua (CHN)
- Perunggu : Gil Young-ah/Shim Eun-jung (KOR) & Lin Yanfen/Yao Fen (CHN)

Tahun 1996 :
Tunggal Putra :
- Emas : Poul-Erik Høyer Larsen (DEN)
- Perak : Dong Jiong (CHN)
- Perunggu : Rashid Sidek (MAS)
Tunggal Putri :
- Emas : Bang Soo-hyun (KOR)
- Perak : Mia Audina (INA)
- Perunggu : Susi Susanti (INA)
Ganda Putra :
- Emas : Rexy Mainaky/Ricky Subagja (INA)
- Perak : Cheah Soon Kit/Yap Kim Hock (MAS)
- Perunggu : Antonius Ariantho/Denny Kantono (INA)
Ganda Putri :
- Emas : Ge Fei/Gu Jun (CHN)
- Perak : Gil Young-ah/Jang Hye-ock (KOR)
- Perunggu : Qin Yiyuan/Tang Yongshu (CHN)
Ganda Campuran :
- Emas : Gil Young-ah/Kim Dong-moon (KOR)
- Perak : Park Joo-bong/Ra Kyung-min (KOR)
- Perunggu : Liu Jianjun/Sun Man (CHN)

Kamis, Oktober 11, 2012

Pandutama Open IV Tahun 2012

Kejuaraan Bulutangkis Perorangan Antar Klub, Pandutama Open IV Tahun 2012 yang akan dilaksanakan tanggal 28 Oktober 2012 s/d 02 November 2012.
Tempat : Hall Bulutangkis Pandu, Alamat Jl. Parung Utama Bojongkulur, Gunung Putri, Bogor 16969
Telp. : 021-8226806
HP : 021-71515933
Fax : 021-8226806
Email : pbpandutama@gmail.com. & pbpandu2012@yahoo.com.
Kelompok Yang dipertandingkan & Biaya Pendaftaran:
  1. Tunggal Usia Dini A Putra & Putri Usia 0 s/d 8 Tahun - Rp. 50.000
  2. Tunggal Usia Dini B Putra & Putri Usia 9 Tahun s/d 10 Tahun - Rp. 50.000
  3. Tunggal Anak Putra & Putri Usia 11 Tahun s/d 12 Tahun - Rp. 50.000
  4. Tunggal Pemula Putra & Putri Usia 13 Tahun s/d 14 Tahun - Rp. 75.000
  5. Tunggal Remaja Putra & Putri Usia 15 Tahun s/d 16 Tahun - Rp. 75.000
  6. Tunggal Taruna Putra & Putri Usia 17 Tahun s/d 18 Tahun - Rp. 100.000
  7. Ganda Anak- anak Putra Putri - Rp. 100.000
  8. Ganda Pemula Putra Putri - Rp. 150.000
  9. Ganda Remaja Putra Putri - Rp. 150.000
  10. Ganda Taruna Putra - Rp. 200.000
  11. Ganda Campuran Pemula - Rp. 150.000
  12. Ganda Campuran Remaja - Rp. 150.000
  13. Ganda Campuran Taruna - Rp. 200.000
Syarat-syarat Pendaftaran :
- Membayar Biaya Pendaftaran
- Formulir Pendaftaran
- Foto Kopi Akte Kelahiran
TOTAL HADIAH PULUHAN JUTA RUPIAH + SPONSOR
Pendaftaran Mulai 1 September 2012 s/d 21 Oktober 2012
pukul 08.00 WIB s/d 19.00 WIB
Manager Meeting: tanggal 21 Oktober 2012 Jam 16.00
Technical Meeting: tanggal 27 Oktober 2012 Jam 16.00
Tempat Pendaftaran: GOR PANDU
Contact Person:
Ricky 081280274572 & 08561949035
Ardi 081932131519
Iwan NHK 021-32633774
Dodo CANDRA 081280118152
DWI ASTUTI 021-71515933 & 08788887914

[Review Buku] 9 Prinsip Kesuksesan Sang Juara

"Focus on where you want to go, not on what you fear." ~Tonny Robbins (Motivator)
 
 
Tentang Isi Buku

9 Prinsip Kesuksesan Sang Juara, buku yang cocok banget dibaca saat kita lagi down, butuh motivasi, suntikan semangat, dan berbagai hal positif lainnya. Jujur banget nih, niat beli buku ini emang gara-gara Butet dan Owinya doang. Hehe,,, Maklumlah, Rain emang jarang dan kurang suka dengan buku panduan/motivasi seperti apapun bukunya. Rain lebih suka motivasi dalam bentuk cerita alias novel. Hoho... Tapi, berhubung ada Owi dan Butetnya plus momennya tepat banget, Rain lagi butuh motivasi lebih untuk menghadapi masa depan yang penuh dengan teka-teki. #halah. :P Jadi deh, nih buku ngena banget buat Rain! ^_^
Mengambil pengalaman 'menjadi juara' dalam bidang olahraga lantas mengaplikasikannya dalam bidang lain, menjadi daya tarik sendiri dari buku motivasi ini. Ya, jarang juga buku yang ngebahas tentang "Kesuksesan" dari sudut pandang seorang atlit. Nah, penasaran kan 9 prinsip itu apa aja? Check the list below! ^_^
  1. Saya punya impian yang jelas, spesifik, dan menantang;
  2. Saya rela membayar "harga" untuk mencapai impian tersebut;
  3. Saya adalah pelaku, bukan korban;
  4. Saya mempunyai mental juara;
  5. Saya mengelola dan memilih fokus saya;
  6. Saya mengelola dan memilih distorsi saya;
  7. Saya mengelola dan memilih generalisasi saya;
  8. Saya membuat diri saya berharga bagi tim;
  9. Saya berbagi rizki kepada sesama.
Eiiyyy, tentu aja Rain gak akan bahas semua poin-poinnya. Nanti disangka ngebajak karya orang dong. Hehe... Rain cuma akan membahas 2 poin yang ngena banget untuk kondisi Rain saat ini, yaitu poin 2 dan poin 6. Yuk mariii....
"I hated every minute of training, but I said, 'Don't quit. Suffer now and live the rest of your life as a champion'." ~Muhammad Ali
Saya rela membayar harga untuk mencapai impian tersebut.
Rain sadar diri deh, yang bikin Rain belum merasa sukses salah satunya karena Rain belum bisa atau lebih tepatnya belum mau membayar harga kesuksesan itu. Apa harga kesuksesan itu? Usaha alias kerja keras. Ya ya ya... Yang membedakan orang sukses dengan yang tidak apalagi kalau bukan usaha/kerjanya. Hmm... Lah, gimana kalau kita ngerasa udah kerja keras tapi hasilnya tetep nihil? Gagal?

Sobat NSK yang baik hati, sukses itu luas sekali artinya. Saat kita menyadari gagal adalah tangga menuju kesuksesan, saat kita akan memandang kegagalan tersebut dari sudut pandang yang positif, maka sejatinya kita telah sukses meng-upgrade diri kita sendiri. Menjadikan diri kita pribadi yang tahan banting, selalu berpikir positif, pantang menyerah, dll.

Sama halnya dengan syurga. Jika kita mengandaikan masuk syurga sebagai bentuk kesuksesan kita sebagai makhluk Tuhan, maka tentu ada harga yang harus kita berikan. Apa itu? Amal ibadah. Ya, karena masuk syurga itu gak murah, Sobat. ^^
"To be a great champion, you must believe you are the best. If you are not, pretend you are." ~Muhammad Ali
Saya mengelola dan memilih distorsi saya.
Distorsi bisa juga diartikan sebagai sudut pandang. Mengenai poin ini, Rain jadi inget salah satu status yang pernah ditulis sama Bang Tere yang diambil dari novel Kau, Aku, dan Sepucuk Angpau Merah. Kira-kira bunyinya seperti ini: "Kau tahu apa yang bisa segera membuang tampang kusutmu mencair seperti mentega lumer di penggorengan? SEDERHANA. Kau bulak-balik sedikit saja, dari rasa dipaksa menjadi sukarela, dari rasa terhina menjadi dibutuhkan, dari rasa disuruh-suruh menjadi penerimaan. Seketika wajah kau tak kusut lagi."

Intinya, untuk menjadi sukses kita harus bisa membuat sesuatu yang negatif menjadi sesuatu yang positif.  Ya, berprasangka baik. Mindset yang positif akan memberikan hasil yang berbeda dalam usaha kita. Minimal hati kita jadi tenang, jauh dari pikiran negatif. =)
***
Catatan dari Rain untuk Penulis
Hehe... bukan bermaksud sok-sok-an jadi kritikus buku loh. Cuma memang ada beberapa hal yang menjadi catatan Rain saat baca buku ini. Tentu aja tujuannya supaya buku ini bisa lebih baik ke depannya. Hoho... Berikut catatan yang Rain simpulkan setelah baca buku ini.
Poin plus (+):
  • Banyak quote dari beberapa orang sukses yang sangat memotivasi pembaca untuk sukses seperti mereka;
  • Penjelasan yang cukup sederhana sehingga mudah dipahami. Ditambah dengan beberap contoh cerita yang berkolerasi dengan penjelasannya.;
  • Isi bukunya terstruktur dengan baik, tidak loncat-loncat.

Poin minus (-):
  • Ada banyak kata-kata yang diulang;
  • Walau memang sepertinya disengaja, tapi bagi Rain, penggunaan huruf kapital pada kata-kata tertentu dan itu ditempatkan di tengah kalimat, agak mengganggu saat dibaca. Meski Rain tahu maksudnya untuk memberi tekanan makna, akan lebih baik jika kata-kata itu diberi tanda kutip or dimiringkan (italic);
  • No Ending. Hmm... entahlah, menurut Rain, meskipun bukunya termasuk buku motivasi, ending itu tetap perlu. Dalam buku ini, ending ditutup dengan penjelasan peran sang pelatih. Ending yang nanggung. Akan lebih baik, ada kalimat penutup dari sang penulis. Misalnya: "Selamat mencoba 9 prinsip ini! Selamat menuju kesuksesan", atau "Ayo, tunggu apalagi. Segera aplikasikan 9 prinsip ini dan buktikan sendiri", dll. Wallahu'alam bish shawab. ^_^

That's all. Semoga review kali ini bermanfaat buat Sobat NSK dan menambah referensi buku yang akan kalian baca. Finally, 4 bintang dari 5 bintang Rain kasih buat buku ini. Happy reading, guys! :=)

"The miracle is this: the more we share the more we have." ~Leonard Nimoy (Actor)

9 Prinsip Kesuksesan Sang Juara

Sinopsis


Seorang JUARA memutuskan KESUKSESANNYA adalah TANGGUNG JAWABNYA!

Berdasarkan pengalaman kesuksesan Liliyana Natsir dan Tontowi Ahmad meraih gelar juara All England 2012 setelah 33 tahun Indonesia tidak pernah memenangkannya, buku ini menguraikan 9 prinsip kesuksesan yang mencakup:

- mempunyai impian yang jelas, spesifik, dan menantang
- rela membayar “harga” untuk mencapai impian tersebut
- memilih dan mengelola fokus
- berbagi rezeki pada sesama

Bila menerapkan prinsip-prinsip teruji itu dan prinsip-prinsip lain yang dipaparkan di buku ini dalam profesi, tim, bisnis, keluarga, serta kehidupan, Anda akan mendapatkan hasil LUAR BIASA yang dapat mengubah kehidupan Anda. Anda pun dapat menjadi SANG JUARA dalam profesi Anda, tim Anda, bisnis Anda, keluarga Anda, dan kehidupan Anda!


“It is an inescapable fact that the higher the building, the stronger, the bigger, the deeper must be its foundation. The foundations of life are in the principles that we believe in and we live by. I am proud and happy that my associate, Putera Lengkong, has taken the time to study and to share the 9 Principles of Champions. I strongly suggest that you read, understand, apply and eventually internalize these 9 principles. They are the foundations for a successful life. Good luck!”
—James Gwee T.H., MBA,
Indonesia’s Favourite Seminar Speaker & Trainer, www.jamesgwee.com

“Buku ini memberikan inspirasi kepada kita semua tentang kiat menuju kesuksesan, dengan banyak contoh serta kalimat motivasi yang mempunyai makna positif dan akan membuat kita merasakan semangat untuk terus melaju di jalan kesuksesan.”
—Susi Susanti, Mantan Pemain Bulu Tangkis Tunggal Putri Dunia

Rabu, Oktober 10, 2012

atlet kami yang beraksi di BNI ASTEC OPEN 2012








memanjatkan puji dan syukur

Berjalan sudah Matthew jaya badmintol school selama 1 tahun , yang dulu nya bernama Dwi Jaya jakarta saat ini berganti nama club matthew jaya , yang bernaung di bawah PBSI jakarta barat SEJAK 1990 dalam masa baktinya kepada bulutangkis di tanah air , matthew jaya terus berkembang dan terus melahirkan atlet atlet yang diolah dan diracik untuk berprestasi baik di jakarta dan nasional.

Astec adalah salah satu produk anak negeri yang berkembang luas hingga ke mancanegara , dimana Matthew Jaya mendapat kesempatan untuk menjadi salah satu team yang disupport untuk kebutuhan perlengkapan atlet atletnya yang berada dan masuk di pusdiklat matthew jaya astec jakarta.

Terima kasih untuk om Alan budikusuma dan Tante Susy susanti yang begitu mensupport kami dan mendukung kami melahirkan , mencetak sang juara yang terus menerus.

Kami sebagai pengurus , manager , dan jajaran pelatih baik di pusat maupu cabang kami akan terus berusaha dan bekerja keras untuk meracik atlet atlet yang berada di tempat pelatihan kami , karna bakat saja tidak cukup , melainkan harus di dukung oleh berbagai support , terutama orang tua dan kemampuan si anak tersebut.

Kami akan dan berusaha mencetak juara seperti era 90an diamana pada masa masa itu kami melahirkan banyak sang juara , walaupun kami club kecil akan tetapi kami punya semangat yang tinggi dan besar.

Bagi kami tak ada yang tak mungkin untuk meraih juara , kerja keras yang akan membuahkan hasil , semangat yang terus berkobar.

Matthew jaya Astec adalah club yang cukup disegani , saat ini kami sedang membina kembali dari bawah dan akan merekut pemain pemain yang bertalenta , mempunyai semangat , mempunyai cita cita dan didukungnya oleh Om Alan budikusuma dan Tante Susy susanti dan team astec kami yakin kami mampu menciptakan sang juara.

Club kecil tapi melahirkan sang Juara , kami mengucapkan syukur kepada Tuhan yang maha kuasa jika bukan karna ridhoonya maka kami tidak akan seperti saat ini.

Tidak lupa dukungan dari Bulutangkis.com yang memberikan kami kesempatan untuk mempromosikan klub kecil kami di masyarakat umum , semoga bulutangkis.com semakin jaya .

 hormat
general manager
YOHANES UPI


admin
pbmatthewjaya

Senin, Oktober 08, 2012

8 gelar dari kejuaraan piala walikota PBSI jakarta barat kami bawa pulang









Tak ada target di BNI ASTEC OPEN 2012

MATTHEW JAYA ASTEC JAKARTA . team  manager Yohanes Upi mengatakan"saya , selalu memberikan anak anak kesempatan untuk bertanding di level yang tinggi , walaupun kami klub kecil akan tetapi kami ingin memiliki segudang prestasi seperti era Jenna gozali dkk. Kami sering menjuarai berbagai event ketika itu dan kami pengurus , amanger dan pelatih ingin mencetak pemain kembali"

Astec open tahun ini cukup luar biasa diminati oleh berbagai klub , apalagi masuk rangking nasional , itu membuat banyak diminati pemain pemain berkelas nasional dan internasional.

Team yang diturunkan di BNI ASTEC OPEN 2012 , ditargetkan dapat memetik pengalaman yang berharga . sekali lagi kami mengucapkan terima kasih atas ASTEC yang mensupport kami untuk menunjang prestasi matthew jaya jakarta.


admin
pbmatthewjayaastec

Matthew jaya astec berlaga di BNI ASTEC OPEN 2012

Matthew Jaya astec badminton school indonesia ssetelah menjuaraai turnamen PBSI di PIALA WALIKOTA JAKARTA BARAT melanjutkan kegiatannya yaitu dengan mengikuti kejuaraan BNI ASTEC OPEN tahun 2012 yang diselenggarakan dari tanggal 8 - 13 oktober 2012.

Turnamen kali ini pun dibagi menjadi 2 tempat pertandingan yakni di gor pola bugar dan di gor asia afrika senayan.peserta yang mengikuti ini pun cukup luar biasa banyak.apa lagi jika dilihat dari total jumlah klub yang turut serta meramaikan turnamen ini sekitar 100 lebih klub bulutangkis dan salah satunya yakni MATTHEW JAYA ASTEC jakarta.

Penampilan anak anak kami pun cukup menarik perhatian diawali dengan Timotius Elbert bermain dilapangan J berhadapan dengan pemain dari klub luar daerah , elbert mampu mengatasi perlawanan dari klub serena junior diwakili oleh tedi faisal  dengan 2 set langsung. disusul dengan Jason christoper alexander dengan menang wo atas tian dari klub naya bina prestasi.

Nikolas peridi pun dari matthew jaya astec menang ruber set atas aras anwar dari klub Mandiri jaya utama,diikuti dengan kemenangan Adam putra yosandi dari matthew jaya astec menang ruber set atas jason rivaldo dari candra wijaya international badminton center.

dukung kami di turnamen bni astec open 2012


admin
pbmatthewjayaastec

Minggu, Oktober 07, 2012

Perang saudara

Matthew jaya astec badminton school di kejuaraan bulutangkis memperebutkan piala walikota jakarta barat tahun 2012 di kelompok Usia dini mempertemukan sama sama dari atlet binaan om ataw dan yohanes upi.

Di sektor ganda mempertemukan Timotius elbert yang berpasangan dengan Adam putra yosandi berhadapan dengan Jason christoper alexander yang dipasangkan dengan Luis nikolas peridi , dan disektor tunggal usia dini pun mempertemukan sama sama dari  matthew juga yakni Adan putra yosandi berhadapan dengan Timotius elbert.

Lain hall di kelompok Ganda anak anak putra yakni Timotius elbert dan Adam putra yosandi akan berhadapan dengan pemain dari AXL.

Partai babak final akaan diselenggarakan pada pukul 11.00 wib , di hall pln pelita bakrie pln jakarta barat.

yuk dateng dan saksikan penampilan anak anak dari matthew jaya astec badminton school jakarta

admin
pbmatthewjaya astec jakarta



Sabtu, Oktober 06, 2012

babak semi final Tunggal usia dini mempertemukan all matthew jaya

Matthew jaya Astec badminton school di kejuaraan piala walikota jakarta barat besok akan mempertemukan all final tunggal; usia dini berasal dari matthew jaya , yakni Timotius elbert akan berhadapan dengan Adam Putra yosandi yang sama sama berasal dari club matthew jaya astec yang bernaung di bawah PBSI jakarta barat / DKI jakarta.

Disektor ganda pun matthew jaya untuk usia dini mempertemukan all final matthew jaya astec juga yakni Adam putra yosandi yang berpasangan dengan Timotius elbert akan berhadapan dengan rekan satu team yakni Luis nikolas Peridi yang dipasangkan dengan Jason christoper alexander.

Kepala Pelatih pusdiklat mengatakan "kerja keras yang saya tekan kan ke anak anak asuh saya terbukti sudah dengan menjadikan mereka kampium di kejuaraan walikota jakarta barat , memang saya melatih mereka dengan keras karna lawan lawan kita pun , pasti akan berlatih dengan keras juga.ujar Om ataw (om ataw adalah pelatih yang cukup banyak mencetak pemain seperti Jenna gozali , yang saat ini bernaung di bawah PB.DJARUM , Robin Gonanza saat ini berada di pelatnas nya SINGAPORE)"
 

Team official Yohanes Upi "penampilan anak anak kami dari matthew jaya astec dari babak awal sampai mereka ke babak 16 besar lalau melaju ke babak 8 besar dan tiba di semifinal tadi pagi hingga sore , cukup menguras piikiran saya dan anak anak yang bertanding , sebab kualitas dan materi lawan cukup bagus akan tetapi kami selalu mengantisipasi sebelumnya dan selalu kami siapkan jauh jauh hari sebelumnya , sempat anak didik kami diprotes karna entah kenapa , akhirnya kami menghadap dan berdebat , akhirnya kami yang menang , saya mengatakan porsi latihan kami memank berbeda , kami selalu memberi program untuk kelas lanjutan , sehingga mereka tidak membuang buang waktu terlalu lama untuk naek ke level yang lebih tinggi".

dukung terus atlet di matthew jaya astec badminton school jakarta


admin
pbmatthewjaya

Jumat, Oktober 05, 2012

Matthew jaya menempatkan di babak 8 besar

MATTHEW JAYA ASTEC BADMINTON SCHOOL jakarta di kejuaraan PIALA WALIKOTA JAKARTA BARAT tahun 2012 yang diselenggarakan dari tanggal 3 dan akan berakhir pada 7 oktober 2012 , matthew jaya menempat kan beberapa wakilnya di 8 besar yakni :

Adam putra yosandi yang berpasangan dengan Timotius elbert yang bermain di 2 kategori yakni tunggal putra usia dini putra dan ganda usia dini putra memasuki babak 8 besar , disusul oleh nikolas peridi dan jason  christoper alexander pun mengikuti jejak adam dan elbert yaitu 8 besar di 2 kategori ganda anak anak putra serta ganda usia dini putra.

Pertandingan besok akan dilaksanakan pada pukul 09.30wib untuk tunggalnya dan ganda pada pukul 12.00 wib.

Lawan yang dihadapi pun cukup berat , akan tetapi baik adam , elbert,nikolas serta jason sudah siap untuk menghadapi gempuran gempuran lawan.

Begitu pun di ganda anak anak putri dan tunggal anak anak putri matthew juga menempatkan wakilnya untuk tunggal babak 8 besar diwakili oleh risda amelia dan ganda sudah memasuki babak semifinal yakni risda amelia berpasangan dengan fadillah nurhidayah.
di ganda dewasa putri pun matthew jaya menempatkan wakilnya di babak semifinal yakni dewi berpasangan dengan widi.


yuk , dukung kami di kejuaraan PIALA WALIKOTA JAKARTA BARAT thn 2012

admin
pbmatthewjaya

BNI Kembali Dukung Astec Open VIII/2012

Bulutangkis.com - Bank BNI kembali dukung kejuaraan bulutangkis yang digagas pasangan peraih emas Olimpiade Barcelona 1992, Alan Budikusuma dan Susy Susanti. Kejuaraan bulutangkis yang bertajuk ‘’BNI ASTEC Open VIII/2012’’ akan digelar pada tanggal 8 – 13 Oktober 2012 pada dua lapangan, yakni di Kedoya, Jakarta Barat dan Gedung Bulutangkis, Asia Afrika, Senayan, Jakarta memperebutkan total hadiah 280 juta rupiah.

Dukungan BNI ini merupakan yang kedua kalinya selama sewindu penyelenggaraan turnamen bulutangkis yang diprakarsai Alan Susy untuk menyemarakkan bulutangkis nasional sekaligus menyediakan perangkat olahraga bulutangkis produksi anak bangsa yang berkualitas dunia dengan merek ASTEC.

‘’Lewat kejuaraan ini kami mengharapkan bisa melahirkan pemain-pemain berbakat yang kelak bisa ditarik ke pelatnas untuk membela Indonesia di ajang internasional. Dengan begitu proses regenerasi pemain bisa lebih cepat dan kita tidak kekurangan pemain lagi,’’ ungkap Alan Budikusuma, saat jumpa pers di Jakarta kemarin (Kamis, 04/10).

Kejuaraan BNI ASTEC Open VIII/2012 mempertandingkan 6 (enam) kategori berdasarkan kelompok umur, Anak-anak (tunggal putra & tunggal putri), Pemula (tunggal putra & tunggal putri), Remaja (tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, ganda putri & ganda campuran), Taruna (tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, ganda putri & ganda campuran), Dewasa (tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, ganda putri & ganda campuran) dan Veteran (ganda putra). 1300 atlet dari 15 provinsi di Indonesia akan meramaikan kejuaraan.

‘’Pertandingan dilangsungkan pada dua lokasi untuk menghindari terjadinya pertandingan berlangsung hingga larut malam,’’ jelas Mimi Irawan, Ketua Bidang Pertandingan dan Perwasitan PB PBSI demisioner.

‘’Panitia juga akan membebaskan uang pendaftaran kepada peserta yang memperlihatkan buku tabungan BNI saat melalukan pendaftaran,’’ ungkap Mimi Irawan.

Tak hanya bebas uang pendaftaran, peserta dan penonton yang membuka tabungan di lokasi pertandingan secara langsung akan mendapatkan gimmick menarik, diantaranya tiket ke Dunia Fantasi (DUFAN) senilai 250 ribu terbatas untuk 20 tiket. Tak hanya itu, tersedia juga hadiah kejutan 3 raket merek Astec.

Partisipasi dan dukungan BNI pada Astec Open merupakan bentuk komitmen perusahaan dalam mendukung peningkatan prestasi olahraga nasional, terutama di cabang bulutangkis. BNI berharap akan muncul pemain-pemain bulutangkis yang berkiprah di kompetisi internasional. (*)

Rabu, Oktober 03, 2012

langkah pertama belum mengalami kesulitan

Pusdiklat matthew jaya astec yang menurunkan 4 team intinya yaitu adam putra yosandi , nikolas peridi , timotius elbert serta jason christoper alexander yang bermain di kelompok usia dini dan di anak anak hari ini belum mengalami kesulitan .

Tadi pagi Adam putra yosandi (7 tahun) di kelompok anak anak berhadapan dengan jason dari inti jakarta tidak mengalami kesulitan dengan menang 2 game langsung 21-4 dan 21-8 , adam yang bermain dengan penuh semangat mampu mengalahkan lawan , sedangkan adam bermain di kelompok anak anak putra.

Begitu pula dengan rekan 1 club nya yaitu Jason christoper alexander (MATTHEW JAYA ASTEC)pun di kelompok Usia dini menang 2 game langsung 21 - 8 dan 21 - 8 mengalahkan frederico dari PB.SURYA BAJA . akan tetapi tidak diikuti oleh Tirta (matthew jaya astec reguler dan prestasi) harus kalah dibabak pertama.

Ganda remaja putra dari PUSDIKLAT MATTHEW JAYA ASTEC yaitu Muhammad restu firdaus yang pada event ini dipasangkan oleh pelatih dengan Jubi mampu menyingkirkan pasangan dari PB.SINAR MORIA yaitu Elpin dan jordi dengan score 21 - 5 dan 21 - 7.

besok babak kedua akan dilaksanakan di hall pelita jakarta , kosambi berikut jadwal pertandingan MATTHEW JAYA ASTEC JAKARTA di kejuaraan walikota jakarta barat 2012 di hari ke 2 :

pertandingan besok kamis , tgl 4 oktober 2012
Tunggal usia dini  putra mempertemukan
09.20 Adam putra yosandi (matthew jaya astec) vs Heru putra (ecclesia att)
09.40 Jason christoper alexander (matthew jaya astec) vs Darren (optima badminton club)
10.00 Timotius elbert (matthew jaya astec) vs bagas (abdi karya)

Tunggal anak anak putra mempertemukan
11.20 Nikolas peridi (matthew jaya astec) vs Hafizh (piramida)
11.40 Adam putra yosandi (matthew jaya astec) vs excel (optima badminton club)
12.00 Timotius elbert (matthew jaya astec) vs rifqi (axl)

Tunggal remaja putra mempertemukan
12.20 Royce (matthew jaya astec) vs gary (eclessia att)
13.10 Restu (matthew jaya astec) vs Bayu permana (abdi karya)
14.00 Kevin (matthew jaya astec) vs mika tesalonika (bina jaya barat)

Ganda remaja putra mempertemukan
15.15 Restu // Jubi (matthew jaya astec) vs bagas maulana // muhamad rudi (bina jaya barat)

Ganda campuran dewasa mempertemukan
16.05 Donny // Dewi (optima / matthew jaya astec) vs vera // sarno (axl / pelita bakrie)

admin
pbmatthewjaya astec jakarta

MATTHEW JAYA ASTEC di kejurkot PBSI 2012






kejuaraan piala walikota jakarta barat resmi dibuka

admin pb.matthewjaya : KEJUARAAN BULUTANGKIS piala walikota jakarta barat tahun 2012 resmi dibuka tadi pagi , dihadiri oleh ketua umum cabang jakarta barat Hj . Nina Yaroh , walikota jakarta barat dan ketua pengprov dki jakarta Bp.H icuk sugiarto diwakili oleh sekretaris  dki jakarta Bp Rambat mohtar sukses dilaksanakan.

Kejuaraan kali ini bersamaan dengan kejuaraan beregu pemula yang memperebutkan piala bergilir walikota jakarta barat yang diikuti oleh 5 wilayah yakni team PBSI jakarta barat sebagai tuan rumah , team PBSI jakarta jakarta utara ,team PBSI jakarta selatan , team PBSI jakarta timur  dan team PBSI jakarta pusat.

Pertandingan beregu pun dibagi dua kategori beregu pemula putra dan beregu pemula putri.yang dipertandingkan adalah 3 tunggal dan 2 ganda.

Kejurkot pun tidak diikuti oleh membludagnya peserta dikarenakan banyaknya dari atlet yang menghadapi ujian midtest disekolahnya masing masing.

Team MATTHEW JAYA ASTEC kali ini menurunkan team pusdiklatnya beserta beberapa pemain club baik reguler dan prestasinya  untuk bertanding di kejuaraan ini.

Pertandingan yang akan dilaksanakan hingga 7oktober mendatang cukup mendapat minat dari para peserta , team official Yohanes upi mengatakan : dari segi level persaingan cukup menantang apa lagi , banyak atlet yang baru naik ke tingkat diatasnya seperti dari anak anak ke pemula , banyak wajah wajah baru dan saya harap ini akan terus terjadi.Supaya bulutangkis kita semakin jaya kembali seperti era , om alan budikusuma dan tante susy susanti


admin
pbmatthewjayaastec jakarta

Selasa, Oktober 02, 2012

penasaran flashmob versi matthew jaya astec


Apa itu flashmob? Flashmob adalah sebuah kata yang digunakan untuk mengungkapkan sebuah kegiatan dimana sekelompok orang yang tiba-tiba berkumpul dan melakukan gerakan yang seragam untuk kemudian kembali menyebar setelah selesai. Sedangkan Solibad sendiri adalah kepanjangan dari Solidarity Badminton, sebuah gerakan yang dirintis oleh jurnalis bulutangkis asal Perancis, Raphael Sachetat yang memiliki misi untuk menyatukan berbagai elemen bulutangkis untuk menunjukkan kepedulian terhadap sesama. Flashmob sendiri dipilih sebagai sarana promosi agar semakin banyak orang tahu tentang Solibad, mau membantu dan pada akhirnya meningkatkan kepedulian terhadap berbagai isu khususnya kemanusiaan. Tahun 2011 lalu, Flashmob untuk Solibad digelar di 65 kota dari 43 negara, sementara tahun ini direncanakan akan digelar di 110 kota. Hingga berita ini ditulis, di bumi bagian lain masih berlangsung berbagai persiapan dan pelaksanaan flashmob.



nantikan kami di youtube


admin
pbmatthewjaya

Sabtu, September 29, 2012

Bulutangkis Adalah Olahraga Yang Unik

Bulutangkis.com - Bulutangkis adalah olahraga yang unik. Ia tidak sama dalam banyak hal dengan olahraga-olahraga lainnya. Nama – kalau kita menggunakan nama aslinya, badminton – misalnya berbeda dengan cabang-cabang lain. Kalau cabang-cabang lain sedikit banyak menggambarkan bagaimana olahraga itu dilakukan – sepak bola karena menyepak-nyepak bola, bola basket karena memasukkan bola ke basket (keranjang), tennis meja karena melakukan tennis diatas meja – maka badminton berasal dari nama tempat. Tepatnya nama sebuah gedung atau bangunan. Beruntung bangsa Indonesia bisa menemukan nama yang sesuai dengan olahraga itu: bulu tangkis, bulu yang ditangkis-tangkis. Lihat juga peralatannya. Shuttlecock yang dipakai sebagai “bola” terbuat sebagian dari hewan, tepatnya bulu-bulu itik. Kini hampir tiada lagi olahraga yang menyandarkan diri pada binatang untuk peralatannya. Sepak bola, dan juga cabang-cabang lain yang memakai bola (besar), kini tidak memakai kulit binatang.

Bagi Indonesia, bulutangkis juga olahraga yang unik. Dia satu-satunya cabang yang sudah memasukkan nama Indonesia dalam peta medali emas Olimpiade, para pemainnyasudah mempersaembahkan medali emas pesta olahraga empat tahunan itu. Dia juga satu-satunya olahraga yang bisa membawa bangsa Indonesia ke tingkat tertinggi di dunia. Lihatlah belasan gelar tingkat dunia diraih, baik perseorangan maupun beregu. Rekor-rekor atas nama putra Indonesia juga diukir. Rudy Hartono menjadi satu-satunya pemain didunia yang bisa delapan kali merebut gelar juara All England, kejuaraan yang biasa disebut sebagai arena tingkat dunia tidak resmi. Para pemain putra Indonesia mencatat sejarah dengan mengantungi Piala Thomas lima kali berturut-turut. Dikejuaraan beregu putra ini Indonesia juga paling banyak menjadi putra – 13 kali – sementara Cina dan Malaysia (termaksud ketika masih bernama Malaya) masing-masing lima kali.

Para pemain putri memang tidak seperkasa pemain putra, tetapi mereka juga mengukir prestasi fenomenal. Susy Susanti, misalnya, adalah atlet pertama Indonesia yang merebut medali emas. Pada hari Selasa 4 Agustus 1992 di Barcelona dia mengalahkan Bang So-hyun dari Korea Selatan untuk merebut medali emas pertama Olimpiade bagi Indonesia – belasan jam kemudian diikuti pacar yang kini menjadi suaminya, Alan Budikusuma.

Selain pencapaian prestasi tinggi tersebut, banyak yang bisa dicatat dari pelajaran bulutangkis Indonesia. Misalnya tentang masuknya bulutangkis ke Indonesia. Siapa yang membawa, dari mana, dimana dan kapan masuknya, masih menjadi tanda tanya. Meski ada perkiraan tahun 1920-an, tetapi tidak ada satu bukti tertulis pun yang bisa ditengok. Tim penulis buku ini sudah berbagai penjuru Tanah Air untuk mencari hal tersebut dan tidak menemukan satu bukti pun yang bisa mengantar bahwa bulutangkis pertama kali dimainkan di kota A pada tahun B. Orang-orang yang sudah berumur diatas 80 tahun pun yang ditemui tidak bisa bercerita jelas tentang itu. Mereka hanya bisa mengatakan pada usia sekian dia sudah menyaksikan bulutangkis dimainkan di kotanya.

Boleh jadi tahun 1920-an adalah awal masuk dan kemudian dimainkannya bulutangkis di Indonesia, meski surat kabar – surat kabar zaman itu tidak pernah memuat berita tentang “badminton” tersebut. Baru tahun 1930-an bulutangkis mewabah. Iklan-iklan disurat kabar menawarkan raket dan shuttlecock. Surat kabar juga mulai memberitakan pertandingan antara satu kota dengan kota lain, antara satu perkumpulan dengan perkumpulan lain, atau hasil suatu kejuaraan dalam rangka suatu pasar malam. Tahun 1920-an yang mendominasi berita olahraga (waktu itu masih dipakai “sport”) adalah voetbal (sepakbola), boksen (tinju), dan atletik, ditambah dengan renang, atau balap kuda. Tidak sekalipun tertulis kata “badminton”.

Medan dan Pematangsiantar di Sumatera Utara dan Palembang di Sumatera Selatan dan Jakarta boleh jadi kota-kota pertama yang memainkan bulutangkis. Hubungan perdagangan yang rapat dengan Penang (bagi Medan dan Pematangsiantar) dan Singapura (bagi Palembang dan Jakarta), menjadikan sering terjadinya kontak orang per orang, dengan salah satu akibatnya terjadi pertukaran hobi atau permainan yang mereka lakukan. Para pedagang tampaknya yang memulai permainan ini di Indonesia. Mereka juga menyebarkannya. Di Majenang, Jawa Tengah, pedagang asal Tasikmalaya, Jawa Barat, malam sebelum pagi harinya berjualan pada hari pasaran “kota” itu, biasa bermain bulutangkis. Kebiasaan bermain bulutangkis ini kemudian menular ke kota itu.

Itu tentu pada sebagian besar perkembangan di Indonesia. Ada satu cerita menarik dari Makassar. Menurut tokoh masyarakat dan olahraga kota itu, Andi Matalatta, bulutangkis masuk ke kota dari Sawahlunto, Sumatera Barat, dibawa oleh para pelajar yang menuntut ilmu agama di kota tambang batu bara tertua itu. Mereka yang mula-mula memaikan di Makassar dan kemudian diikuti yang lain-lain.

Bulutangkis kini sudah menjadi olahraga rakyat dan negara. Tiada peristiwa bulutangkis yang tidak melibatkan kalangan pemerintahan, misalnya. Sukses mengantar bulutangkis juga bisa menjadi ukuran sukses tidaknya ditempat lain – pemerintahan maksudnya, baik sipil maupun militer. Orang yang memimpin PBSI juga seketika terkenal, sedikitnya lebih terkenal dibanding jika tidak menduduki jabatan di PBSI. Seakan-akan orang tersebut terangkat namanya jika menjadi pemimpin PBSI. Apalagi jika pada masanya muncul prestasi-prestasi fenomenal.

Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) sendiri berdiri jauh setelah olahraga ini masuk Indonesia. Kalau masuk tahun 1920-an, maka organ isasi nasional baru berdiri tahun 1951, sekitar 30 tahun setelah masuknya ke Indonesia atau enam tahun setelah kemerdekaan Indonesia diproklamasikan. Jauh berbeda dengan berdirinya Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) atau Persatuan Lawn Tenis Indonesia (Pelti) yang tahun 1930-an. Kedua organisasi itu – terutama PSSI – menjadi salah satu ajang perjuangan rakyat Indonesia untuk kemerdekaan. Mereka bertarung di arena itu dengan para pemain yang di bawah organisasi penjajah Belanda.

Memang ada organisasi yang menaugi bulutangkis, yaitu KORI, tetapi bukan organisasi khusus bulutangkis. Komite Olahraga Republik Indonesia ini menaugi banyak cabang olahraga dan badminton – sebelum berganti nama menjadi bulutangkis – menjadi salah satu bagiannya. Meski begitu, di organisasi yang mulanya dimunculkan saat Jepang menjajah Indonesia ini, badminton mendapat nama baru, bulutangkis. Ini berawal dari keharusan orang Indonesia untuk tidak menggunakan bahasa Belanda atau Inggris, yang ketika berperang dengan Jepang, dalam segala hal. Maka ketika disadari bahwa badminton berasal dari kata “asing” dicarilah padanan kata Indonesianya. Muncullah kata bulutangkis, bulu yang ditangkis-tangkis. Jangan mencari lebih jauh tentang makna itu. Yang penting itu nama Indonesia, sama dengan sepak bola, yang aslinya football. Seperti football, yang artinya harfiahnya bola kaki, maka kata bulutangkis juga sama dengan sepak bola, memiliki arti terbatas dilihat dari kata-katanya tetapi memiliki arti yang lebih luas dari segi istilah. Cabang olahraga ini tidak hanya menangkis shuttlecock tetapi juga memukul, menepak, “menghajar”-nya. Apa istilah yang tepat jika pemain “mensmes” shuttlecock atau kok itu? Sama juga dengan sepak bola yang tidak hanya menyepak, tetapi juga menyundul atau menendang?

Dalam perjalanannya, bulutangkis telah menyatu dengan Indonesia, telah menjadi Indonesia. Kemenangan bulutangkis adalah kemenangan Indonesia, kekalahan bulutangkis adalah juga kekalahan Indonesia. Jika ada pemain atau regu Indonesia berjaya, orang menyambut dengan kegembiraan yang meluap dan jika kalah, seakan hati ini tersayat sembilu, sedih. Maka bagi Indonesia bulutangkis bukan hanya urusan orang-orang PBSI, tetapi juga urusan walikota, bupati, gubernur, menteri, bahkan presiden. Bertolak ke luar negeri tanpa resmi negara rasanya kurang srek, demikian juga jika sukses tanpa diterima kepala negara, seakan sayur tanpa garam.

Dalam perjalanan yang demikian itu, bulutangkis juga telah menjadi alat persatuan bangsa. Semua orang bersatu jika bicara bulutangkis, apalagi jika menang. Tentu tidak seluruh perjalanan prestasi diwarnai dengan kegembiraan atau kemenangan. Beberapa bagian dari perjalanan itu bahkan sebuah kesedihan. Pemain andalan yang gagal meraih sukses – kadang-kadang dicerca – tim yang terpuruk, atau peristiwa yang “gelap” menjadi warna perjalanan itu. Tahun 1967 muncul “Peristiwa Scheele” di Istora Senayan, tahun 1970 ada “Peristiwa Bangkok”. Peristiwa-peristiwa itu tidak hanya muncul di lapangan pertandingan, juga di arena organisasi. Meski tidak semeriah pertarungan di dunia politik, adu kuat di arena organisasi bulutangkis ini pun seru, terutama yang mengerucut pada pemilihan ketua umum organisasi nasionalnya, PBSI. Pertarungan untuk tingkat pusat ini kemudian juga diikuti – atau bahkan didahului – oleh hal serupa di bawahnya. Tidak jarang muncul dua kepengurusan untuk tingkat paling bawah organisasi, cabang. Pengurus cabang inilah memang memiliki suara dalam pemilu PBSI. Di arena organisasi yang lebih besar, regional dan dunia, juga muncul warna-warna “percekcokan” itu. Pernah muncul World Badminton Federation (WBF), disamping International Badminton Federation (IBF) yang kini menjadi satu-satunya organisasi internasional bulutangkis.

Perjalanan prestasi sendiri memang tidak seluruhnya menanjak. Ada masa-masa prestasi “memble”. Ada masa Indonesia merebut seluruh gelar kejuaraan dunia, tetapi ada juga masa tidak satu pun gelar dibawa pulang. Ada masa tiga gelar direbut di All England, sebaliknya ada masa tak seorang pun pemain Indonesia mencatatkan diri sebagai pemenang. Ada masa Rudy Hartono mengukir delapan kali gelar juara, Tjuntjun dan Johan Wahyudi yang enam kali gelar ganda, Liem Swie King dan Susy Susanti tiga gelar, namun ada juga yang hanya sanggup sekali – meski itu juga sebuah prestasi besar. Ada masa final sesama Indonesia di Olimpiade, di Kejuaraan Dunia, dan All England, serta kejuaraan-kejuaraan lain.

Sumber: Sejarah Bulutangkis Indonesia © PBSI 2004
Pengantar Hal. IX – XII

Kamis, September 27, 2012

Badminton Never Die

Bulutangkis adalah salah satu olahraga yang cukup banyak digemari di indonesia , knapa digemari ??
prestasi bulutangkis di era tempoe doloe begitu gemilang dan begitu luar biasa , banyak sekali pejuang pejuang bulutangkis yang mampu membawa sang merah putih berkibar dinegeri lain.

Kangen akan prestasi demi prestasi yang dibuat oleh pejuang pejuang kita salah satunya adalah pasangan peraih olimpiade barcelona 1992 Alan budikusuma dan Susy susanti yang saat ini telah pensiun dan mendirikan perusahaan peralatan olahraga khususnya bulutangkis yang sudah diakui di indonesia dan luar negeri.

Banyak pemain pemain kita yang telah menyumbangkan prestasi yang luar biasa hingga saat ini pun masih walaupun tidak seperti tempoe doloe , apapun itu kami bangga karna bulutangkis tidak akan pernah mati / badminton never die.

majuu terus matthew jaya astec badminton school jakarta