etika berpuasa, tubuh seolah mudah merasa lelah karena jarak jadwal
makan yang terlalu jauh. Beberapa orang yang rajin berolahraga pun
meninggalkan rutinitas mereka karena takut semakin kelelahan. Namun Anda
tetap bisa berolahraga meski sedang berpuasa. Tidak percaya? Simak
berbagai manfaat olahraga meski puasa seperti yang dilansir dari livestrong.com (09/07) berikut ini.
Masalah kesehatanPertama, masalah kesehatan yang
ditakutkan akibat berolahraga ketika berpuasa adalah dehidrasi. Jadi
Anda yang kurang begitu suka minum air putih, olahraga saat berpuasa
sebaiknya dihindari atau dilakukan secara secukupnya saja.
Aktivitas yang dianjurkanSelama ini, masalah
kesehatan yang dialami ketika berpuasa cukup ringan, seperti sakit
kepala, atau mudah lelah. Hal itu pun disebabkan oleh pola makan yang
tidak baik. Belum ada berita yang menyebutkan puasa bisa berakibat fatal
bagi kesehatan. Sehingga aktivitas fisik yang disarankan saat berpuasa
sebenarnya tergantung pada kekuatan orang-orang itu sendiri.
Manfaat olahraga saat puasaBagi yang ingin
menjaga kesehatan, puasa dan olahraga adalah kombinasi yang cukup baik.
Namun ingat jangan terlalu memaksakan diri saat melakukannya. Sebagai
nilai plus, orang-orang yang berusaha kurus juga bisa mencoba olahraga
saat puasa.
Tidak untuk semua orangUntuk memastikan apakah
Anda sebaiknya berolahraga atau tidak saat puasa, Anda bisa
berkonsultasi dengan ahli medis. Sebab berolahraga ketika puasa memang
tidak selalu bisa dilakukan semua orang.
Berolahraga ketika puasa tidak akan menganggu aktivitas berpuasa
selama Anda menjalankannya sesuai dengan aturan dan tidak berlebihan.
Kalau menurut Anda, bagaimana? :)
PRESTASI RACKET GEMILANG
tulisan berjalan
Senin, Januari 14, 2013
Sepak Bola dan Bulutangkis, Olahraga Favorit yang Kian Redup
Sepakbola dan bulu tangkis adalah 2 cabang olah raga yang mempunyai
tempat khusus di hati masyarakat Indonesia. Lihat saja animo masyarakat
yang begitu dahsyat apabila Timnas Indonesia berlaga di event-event
resmi, pun demikian dengan kompetisi antar klub yang selalu menghadirkan
hingar-bingar supporter yang kadang justru kebablasan dan berbuat
negative dan anarkhis. Sedang bulutangkis adalah cabang olah raga yang
sudah mempunyai segudang prestasi yang sangat sulit ditandingi oleh
Negara lain kecuali raksasa bulutangkis saat ini China. Sayang kedua
prestasi olah raga kebanggan dan kecintaan masyarakat Indonesia ini
meredup dan terus meredup saat ini.
Soal pemberitaan di media masa? Jangan ditanya….!! kedua cabang olah raga favorit ini tidak berimbang, di koran-koran dan di televisi-televisi pemberitaan olah raga selalu sepak bola yang menjadi prioritas dan itupun lebih terbatas lagi sepak bola Eropa, Spanyol , Inggris, Italia, Belanda dll. Yang menurutku tidak ada kaitannya sama sekali dengan prestasi Timnas kita. Sementara prestasi lumayan besar terhadap atlet-atlet muda bulutangkis kita yaitu Arya Maulana/Edi Subaktiar (ganda putra) yang baru saja menjuarai Kejuaraan Junior Asia yang cukup bergensi di Korea Selatan pekan lalu dengan mengalahkan lawan lawan tangguh dari korea, Jepang, Taiwan hampir tidak ada satupun media masa cetak maupun elektronik di Indonesia yang memberitakan. Padahal mereka adalah harapan masa depan Indonesia di ajang ajang bergensi 5 tahun yang akan datang seperti Thomas cup, Kejuaran Dunia All Englang, Piala Sudirman , Olimpiade dll.
Saya bukannya iri dengan sepakbola, sayapun sebetulnya sangat antusias mengikuti pemberitaan sepak bola nasional dan sangat mencintai Timnas Sepakbola kita, sayang pengelolaan asset rakyat yang begitu dahsyat ini dikhianati para pengurus yang hanya mendahulukan konflik daripada kepentingan nasional. Dua kubu yang berseteru antara kelompok La Nyala Mataliti dan dan kelompok Djohar Arifin yang semuanya tidak mau mengalah, seperti halnya film kartun Tom and Jery yang selalu berduel tanpa aturan main yang pasti, masing masinmg mengeluarkan argumen-argumen kekanak-kanakkan yang membuat olah raga ini muak untuk diikuti,….ampun deh….masih enakan Tom and Jery yang sering mengundang gelak tawa, ini justru sebaliknya membuat dongkol dan gregetan..
Menurutku untuk menyelesaikan problem yang tidak cerdas ini cukup sederhana saja. Apasih hebatnya La Nyala Maitili tanpa keluarga Bakrie? Dan apa juga hebatnya Djohar Arifin tanpa Arifin Panigoro? Energi Kedua orang tersebut sangat tergantung pada para pendonornya. Oleh karenanya untuk menyelesaikan soal Sepakbola di Indonesia rumusnya singkat saja. Ketemukan Aburizal Bakrie dan Arifin Panigoro dan damaikan diantara keduanya…jika hal ini bisa dilakukan tuntaslah berbagai masalahnya.
Oleh karenanya kita sangat menunggu jiwa kenegarawanan Bapak Aburizal Bakrie sang Calon Presiden ini untuk memikirkan masalah nasional dan mengesampingkan ego, pun demikian kita juga mengharapkan ke-Arifan sang maestro minyak Arifin Panigoro untuk bersedia duduk bersama mengesampingkan ego, sekali lagi mengesampingkan ego dan mendahulukan kepentingan nasional. Bukankah beliau berdua selain kaya raya adalah politisi hebat di negeri ini…??. Nah kalau mengurus sepakbola saja saja tidak bisa mengesampingkan ego, apa ya masih mau minta amanah rakyat lagi yang lebih besar…??? Hhmmmm…
Daripada perut terus mual mikir sepakbola lebih baik kembali bicara bulutangkis yang sekalipun prestasinya juga cenderung meredup, namun minimal masih ada harapan untuk bangkit kembali. Tidak hanya Arya maulana/Edi Subaktiar yang berprestasi pada tahun ini. Di tahun 2011 Indonesia sebetulnya juga berhasil menggondol 2 juara di Kejuaraan Junior Asia ini yaitu di nomor ganda campuran atas nama Lukhi Apri Nugroho/Ririn Amelia, dan ganda putri masa depan kita atas nama Suci rizki andini/Tiara Rosalia Nuraidhah. Puncaknya adalah ketika ganda campuran masa depan kita berhasil menjuarai kejuaraan Dunia Junior 2011 atas nama Alfian Eko Prasetya/Gloria Emmanuele Widjaja, pun demikian lagi-lagi sepi pemberitaan.
Prestasi pemain-pemain muda kita sebetulnya sangat menjajnjikan di level junior, tapi entah mengapa ketika masuk ke level senior mereka seolah hilang begitu saja dan cenderung tidak mampu bersaing. Sementara para juara dunia junior dari Negara lain sudah menampakkan hasil yang sangat lumayan dan sudah mampu mengalahkan para pemain senior, sebut saja Viktor Axekson dari Denmark yang selalu membuat andalan kita Simon Santoso bertekuk lutut, juga Cen long dari China malah sudah nangkring di peringkat 3 dunia, Rachanok Inthanon dari Thiailand juga sudah masuk 10 besar. Lha juara-juara kita yang lalu mana kok malah tenggelam?. Atau jangan-jangan sengaja disimpan, diperam di markas dan jarang diturunkan di ajang-ajang kompetesi mulai dari level Chalangger, Grand Prix, Grand Prix Gold , Super Series, dll? Ayo dong beri mereka kesempatan untuk bisa bersaing dengan kompetitor dari negara lain…….(SPD)
Soal pemberitaan di media masa? Jangan ditanya….!! kedua cabang olah raga favorit ini tidak berimbang, di koran-koran dan di televisi-televisi pemberitaan olah raga selalu sepak bola yang menjadi prioritas dan itupun lebih terbatas lagi sepak bola Eropa, Spanyol , Inggris, Italia, Belanda dll. Yang menurutku tidak ada kaitannya sama sekali dengan prestasi Timnas kita. Sementara prestasi lumayan besar terhadap atlet-atlet muda bulutangkis kita yaitu Arya Maulana/Edi Subaktiar (ganda putra) yang baru saja menjuarai Kejuaraan Junior Asia yang cukup bergensi di Korea Selatan pekan lalu dengan mengalahkan lawan lawan tangguh dari korea, Jepang, Taiwan hampir tidak ada satupun media masa cetak maupun elektronik di Indonesia yang memberitakan. Padahal mereka adalah harapan masa depan Indonesia di ajang ajang bergensi 5 tahun yang akan datang seperti Thomas cup, Kejuaran Dunia All Englang, Piala Sudirman , Olimpiade dll.
Saya bukannya iri dengan sepakbola, sayapun sebetulnya sangat antusias mengikuti pemberitaan sepak bola nasional dan sangat mencintai Timnas Sepakbola kita, sayang pengelolaan asset rakyat yang begitu dahsyat ini dikhianati para pengurus yang hanya mendahulukan konflik daripada kepentingan nasional. Dua kubu yang berseteru antara kelompok La Nyala Mataliti dan dan kelompok Djohar Arifin yang semuanya tidak mau mengalah, seperti halnya film kartun Tom and Jery yang selalu berduel tanpa aturan main yang pasti, masing masinmg mengeluarkan argumen-argumen kekanak-kanakkan yang membuat olah raga ini muak untuk diikuti,….ampun deh….masih enakan Tom and Jery yang sering mengundang gelak tawa, ini justru sebaliknya membuat dongkol dan gregetan..
Menurutku untuk menyelesaikan problem yang tidak cerdas ini cukup sederhana saja. Apasih hebatnya La Nyala Maitili tanpa keluarga Bakrie? Dan apa juga hebatnya Djohar Arifin tanpa Arifin Panigoro? Energi Kedua orang tersebut sangat tergantung pada para pendonornya. Oleh karenanya untuk menyelesaikan soal Sepakbola di Indonesia rumusnya singkat saja. Ketemukan Aburizal Bakrie dan Arifin Panigoro dan damaikan diantara keduanya…jika hal ini bisa dilakukan tuntaslah berbagai masalahnya.
Oleh karenanya kita sangat menunggu jiwa kenegarawanan Bapak Aburizal Bakrie sang Calon Presiden ini untuk memikirkan masalah nasional dan mengesampingkan ego, pun demikian kita juga mengharapkan ke-Arifan sang maestro minyak Arifin Panigoro untuk bersedia duduk bersama mengesampingkan ego, sekali lagi mengesampingkan ego dan mendahulukan kepentingan nasional. Bukankah beliau berdua selain kaya raya adalah politisi hebat di negeri ini…??. Nah kalau mengurus sepakbola saja saja tidak bisa mengesampingkan ego, apa ya masih mau minta amanah rakyat lagi yang lebih besar…??? Hhmmmm…
Daripada perut terus mual mikir sepakbola lebih baik kembali bicara bulutangkis yang sekalipun prestasinya juga cenderung meredup, namun minimal masih ada harapan untuk bangkit kembali. Tidak hanya Arya maulana/Edi Subaktiar yang berprestasi pada tahun ini. Di tahun 2011 Indonesia sebetulnya juga berhasil menggondol 2 juara di Kejuaraan Junior Asia ini yaitu di nomor ganda campuran atas nama Lukhi Apri Nugroho/Ririn Amelia, dan ganda putri masa depan kita atas nama Suci rizki andini/Tiara Rosalia Nuraidhah. Puncaknya adalah ketika ganda campuran masa depan kita berhasil menjuarai kejuaraan Dunia Junior 2011 atas nama Alfian Eko Prasetya/Gloria Emmanuele Widjaja, pun demikian lagi-lagi sepi pemberitaan.
Prestasi pemain-pemain muda kita sebetulnya sangat menjajnjikan di level junior, tapi entah mengapa ketika masuk ke level senior mereka seolah hilang begitu saja dan cenderung tidak mampu bersaing. Sementara para juara dunia junior dari Negara lain sudah menampakkan hasil yang sangat lumayan dan sudah mampu mengalahkan para pemain senior, sebut saja Viktor Axekson dari Denmark yang selalu membuat andalan kita Simon Santoso bertekuk lutut, juga Cen long dari China malah sudah nangkring di peringkat 3 dunia, Rachanok Inthanon dari Thiailand juga sudah masuk 10 besar. Lha juara-juara kita yang lalu mana kok malah tenggelam?. Atau jangan-jangan sengaja disimpan, diperam di markas dan jarang diturunkan di ajang-ajang kompetesi mulai dari level Chalangger, Grand Prix, Grand Prix Gold , Super Series, dll? Ayo dong beri mereka kesempatan untuk bisa bersaing dengan kompetitor dari negara lain…….(SPD)
Qian Hongyan (Gadis Cacat yang Hebat) dari China
Qian Hongyan (Gadis Cacat yang Hebat)
Qian Hongyan mengalami kecelakaan dan kehilangan kedua kakinya bahkan pinggulnya, dan perlu mencari jalan keluar.
Keluarganya di Cina miskin dan tidak dapat membeli kaki palsu, maka ia menggunakan bola basket untuk memudahkan gerakannya. Qian Hongyan juga dikenal sebagai Basket Ball Girl.
Keluarganya di Cina miskin dan tidak dapat membeli kaki palsu, maka ia menggunakan bola basket untuk memudahkan gerakannya. Qian Hongyan juga dikenal sebagai Basket Ball Girl.
Qian menggunakan dua sangga kayu untuk menyeret tubuhnya dan tidak mengeluh, walau dia telah gonta ganti bola basket 6 kali.
Ia tetap ke sekolah, walaupun harus bersusah payah ke sana.
Dan.. ia tetap tersenyum menyambut dunia..
Setelah beberapa lama, Ada yang berbaik hati dan menyumbangkan kedua kaki palsu untuk Qian Hongyan.
Menghibur Teman Senasib dan tersenyum menyambut dunia ini..
Ujian yang menimpa Qian memang sangat berat. Betapa tidak, di usianya yang masih sangat dini-tiga tahun (tepatnya pada bulan Oktober 2000)-ia mengalami kecelakaan fatal yang mengakibatkan separuh tubuhnya hingga batas pinggang harus diamputasi.
Kondisi itu diperparah lagi dengan keadaan ekonomi orangtua Qian yang tidak berkecukupan. Karena itu, keluarga gadis cilik yang tinggal di Zhuangxia, China itu tak mampu memberikan kaki palsu untuk Qian. Sebagai gantinya, keluarga tersebut menyangga tubuh Qian dengan potongan bola basket. Sebuah solusi yang jauh dari kata nyaman, seperti kaki-kaki palsu lainnya.
Namun, meski tumbuh dengan keterbatasan, Qian membuktikan bahwa dunia belumlah tamat bagi dirinya. Ia tumbuh menjadi gadis yang periang dan murah senyum-seolah-olah tak terjadi suatu apa pun dalam dirinya. Dengan memantulkan bola basket di bagian bawah tubuhnya, dan dibantu penyangga untuk membantunya bergerak, Qian tetap bisa menjadi bocah lincah layaknya kebanyakan anak normal.
Bersiap Mendunia.
Dengan kekurangan di tubuhnya, Qian pantang berputus asa, meski ia belum tahu bagaimana masa depannya kelak serta bagaimana ia bisa mengubah hidupnya dengan kondisinya saat itu. Hingga, suatu ketika ia mendatangi sebuah pertandingan olahraga nasional yang diselenggarakan di Kunming pada bulan Mei 2007. Di sana, benih yang menumbuhkan cita-citanya bertumbuh.
Saat itu, Qian setiap hari menyaksikan perjuangan beberapa atlet cacat yang ikut menyemarakkan pertandingan. Melihat perjuangan rekan senasib yang bertubuh cacat, hati Qian pun tergerak. Jika orang lain mampu berprestasi di bidang olahraga meski dengan tubuh cacat, mengapa dia tidak melakukan hal yang sama? Pikiran itulah meletupkan cita-cita Qian Hongyan untukikut menjadi seorang atlet.
Maka, selepas acara olahraga nasional tersebut, tekad Qian segera diwujudkan dengan bergabung di sebuah klub renang khusus. Tekad itu didukung sepenuhnya oleh orangtua Qian. Maka, mereka pun mendatangi Zhang Honghu, seorang pelatih yang terkenal banyak menjadikan perenang cacat sebagai juara di kejuaraan renang. Qian meminta kesempatan kepada Zhang untuk dilatih menjadi seorang seorang juara.
Zhang yang dikenal sebagai pelatih bertangan dingin hanya mengatakan bahwa semua tergantung pada kemauan dan tekad Qian. Sebab, menurutnya, dengan kekurangan separuh tubuh yang tak dimilikinya, agak sulit bagi Qian untuk berenang dengan hanya mengandalkan kedua lengannya. Tetapi, tekad sangat kuat Qian rupanya berhasil memikat Zhang. Maka, ia pun memberikan porsi latihan khusus bagi Qian agar lebih mampu menyeimbangkan kedua bahu dan lengannya.
Kepercayaan Zhang pun dijawab dengan kesungguhan Qian. Dengan porsi latihan cukup berat, apalagi dengan kesulitan yang dialami sejak awal latihan, Qian tak pernah sekali pun mengeluh. Baginya, impian untuk menjadi atlet adalah cita-cita yang tak boleh padam. Dalam sehari, setidaknya jarak 2000 meter ditempuh Qian di arena air untuk melatih otot-ototnya. Selain itu, latihan lain seperti sit-up, mengangkat beban, hingga berbagai jenis latihan dilakukannya dengan bersemangat.
Semangat inilah yang membuat Qian kini dikenal di seantero China dan bahkan dunia. Kisah hidup dan tekad kuatnya telah menginspirasi banyak orang agar mampu mendobrak segala keterbatasan. Kisah Qian banyak dimuat di berbagai media baik cetak maupun online sehingga mengangkat namanya. Kini, ia ingin mendunia dengan usahanya mewakili China pada tahun 2012 pada kejuaraan renang di olimpiade khusus orang cacat. Tak tanggung-tanggung, Qian mematok target menjadi juara dunia renang pada kejuaraan olimpiade tersebut. Dia bekerja keras untuk mewujudkan impiannya tersebut. Jika melihat kesungguhan dan tekadnya, sepertinya impian itu tak mustahil untuk dicapai. Sebab, sejatinya kesungguhan dan tekad kuat yang dilandasi kerja keras akan mampu menaklukkan segala tantangan.
sumber : http://argakencana.blogspot.com
Inilah bukti kenapa china susah dilawan di ajang olympiade [ foto ]
Di usia yang baru menginjak 16
tahun, Ye Shiwen mampu tampil membuat kejutan di Olimpiade London 2012.
Atlet renang asal China ini tidak hanya mampu mendulang emas, namun
juga memecahkan rekor dunia.
Rekor pertama dipecahkan Shiwen setelah menorehkan waktu tercepat di lap kedelapan nomor 400 meter gaya ganti dengan catatan waktu 28,93 detik, lebih cepat dari lap kedelapan yang dibuat oleh peraih emas asal AS di nomor 400 meter gaya ganti individual putra, Ryan Lochte, yakni 29,10 detik.
Hal ini sedikit banyak menimbulkan kontroversi dimana beberapa pengamat menuduh sang atlit menggunakan doping. Hal tersebut dibantah keras oleh Shingwe. Apa yang dicapainya di Olimpiade 2012 ini disebutnya merupakan hasil dari kerja keras serta rezim latihan yang super ketat.
Terlepas dari komentar yang memang sedikit tendensius mengenai keberhasilan mereka, China memang dikenal dengan kerja keras mereka dalam mencapai sesuatu. Termasuk dalam bidang olahraga. Salah satu contoh betapa kerasnya China melatih atlet mereka dapat dilihat dari kejamnya sesi latihan yang diberikan di kamp training Nanning Gymnasium. Di sini, anak-anak usia di bawah lima tahun dikirim oleh para orangtua untuk dilatih menjadi bintang olahraga di masa depan.
Sesi latihan yang diberikan pun tidak main-main, bahkan sebagian mungkin terlihat sangat kejam. Para pelatih tidak segan memberikan hukuman berat dengan cara memukul atau menginjak tanpa mempedulikan rasa sakit ataupun tangisan pilu dari sang bocah.
Kamp latihan Nanning Gymnasium merupakan satu contoh dari sekian banyak kamp yang memberikan porsi latihan ekstrim kepada anak-anak yang dikirim oleh orang tuanya untuk menggapai satu tujuan, yaitu menjadi juara! | memobee.com
Rekor pertama dipecahkan Shiwen setelah menorehkan waktu tercepat di lap kedelapan nomor 400 meter gaya ganti dengan catatan waktu 28,93 detik, lebih cepat dari lap kedelapan yang dibuat oleh peraih emas asal AS di nomor 400 meter gaya ganti individual putra, Ryan Lochte, yakni 29,10 detik.
Tangisan bocah ini tidak akan meluluhkan hati sang pelatih
Hal ini sedikit banyak menimbulkan kontroversi dimana beberapa pengamat menuduh sang atlit menggunakan doping. Hal tersebut dibantah keras oleh Shingwe. Apa yang dicapainya di Olimpiade 2012 ini disebutnya merupakan hasil dari kerja keras serta rezim latihan yang super ketat.
Terlepas dari komentar yang memang sedikit tendensius mengenai keberhasilan mereka, China memang dikenal dengan kerja keras mereka dalam mencapai sesuatu. Termasuk dalam bidang olahraga. Salah satu contoh betapa kerasnya China melatih atlet mereka dapat dilihat dari kejamnya sesi latihan yang diberikan di kamp training Nanning Gymnasium. Di sini, anak-anak usia di bawah lima tahun dikirim oleh para orangtua untuk dilatih menjadi bintang olahraga di masa depan.
Sesi latihan yang diberikan pun tidak main-main, bahkan sebagian mungkin terlihat sangat kejam. Para pelatih tidak segan memberikan hukuman berat dengan cara memukul atau menginjak tanpa mempedulikan rasa sakit ataupun tangisan pilu dari sang bocah.
Kamp latihan Nanning Gymnasium merupakan satu contoh dari sekian banyak kamp yang memberikan porsi latihan ekstrim kepada anak-anak yang dikirim oleh orang tuanya untuk menggapai satu tujuan, yaitu menjadi juara! | memobee.com
Ditulis oleh Yudi Prayogi, Thursday, August 2 - Rating: 4.5
Judul : Inilah bukti kenapa china susah dilawan di ajang olympiade [ foto ]
Deskripsi : Di usia yang baru menginjak 16 tahun, Ye Shiwen mampu tampil membuat kejutan di Olimpiade London 20...
Deskripsi : Di usia yang baru menginjak 16 tahun, Ye Shiwen mampu tampil membuat kejutan di Olimpiade London 20...
China Memang Hebat
China saat ini memang semakin menunjukkan kehebatannya pada dunia.
Kini China bukan hanya hebat sebagai penguasa di bidang ekonomi saja. Tetapi sudah menjadi raksasa di bidang olahraga. Prestasi para atletnya sudah mendunia. Membuat iri banyak orang.
Setelah mendominasi pada Olimpiade Beijing 2008 sebagai juara umum. Kini China menunjukkan tanda-tanda akan mempertahankan posisinya.
Pada Olimpiade London 2012 yang berlangsung dari 27 Juli sampai hari ini (9/8) China masih kokoh di puncak klasemen dengan total 73 medali. Rinciannya: 34 emas, 21 perak, 18 perunggu.
Di peringkat dua Amerika Serikat total memperoleh 70 medali. Yaitu 30 emas, 19 perak, dan 21 perunggu.
Saat menjadi juara umum di Olimpiade Beijing 2008 mungkin dunia maklum. Karena China sebagai tuan rumah.
Tetapi ketika Olimpiade diadakan di daratan Eropa. China tetap menunjukkan keperkasaannya. Ini baru luar biasa.
Amerika Serikat yang selama beberapa dekade mendominasi bersama Uni Soviet (Rusia) kini seakan berada di bawah bayang-bayang China.
Pencapaian China yang luar biasa ditunjukkan dalam dua cabang olahraga andalan mereka. Dimana Bulu tangkis dan tenis meja menyapu semua medali yang disediakan. Masing-masing dengan 5 medali emas.
Selain dari kedua cabang andalan tersebut. China menambah pundi-pundi emasnya dari beberapa cabang lain. Angkat besi, renang, renang indah, menembak, anggar, senam, jalan cepat.
Prestasi yang diraih China tentu bukan jatuh dari langit. Tetapi melalui kerja keras dan pembinaan yang berkesinambungan. Memaksimalkan potensi dan talenta yang dimilikinya.
Bagaimana mereka melakukan pembinaan sejak dini. Menerapkan disiplin yang ketat. Berlatih lebih keras. Ingin lebih baik dan lebih berprestasi. Kalau tidak saat ini, kapan lagi? Inilah semangat dan etos kerja yang selalu ditanamkan pada setiap atlet.
Yang tidak kalah penting adalah jiwa patriotisme untuk membela negara dalam diri setiap pemain.
Sebaliknya yang terpenting adalah negara memberikan perhatian dan menghargai setiap atletnya yang berprestasi. Para atlet yang berprestasi dianggap bak pahlawan oleh pemerintah dan masyarakatnya.
Itulah sebabnya para atlet begitu terpacu untuk terus dan lebih berprestasi. Buktinya, China seperti tidak kehabisan atlet-atlet yang berprestasi dunia.
Ajang Olimpiade London 2012 ini adalah semakin membuktikan keperkasaan Negeri Tirai Bambu dalam bidang olahraga.
Indonesia sebagai negara besar dan potensi yang tidak kalah dengan China, seharusnya bisa melakukan hal yang sama. Untuk itu, tidak perlu ragu berguru pada orang-orang China
Kini China bukan hanya hebat sebagai penguasa di bidang ekonomi saja. Tetapi sudah menjadi raksasa di bidang olahraga. Prestasi para atletnya sudah mendunia. Membuat iri banyak orang.
Setelah mendominasi pada Olimpiade Beijing 2008 sebagai juara umum. Kini China menunjukkan tanda-tanda akan mempertahankan posisinya.
Pada Olimpiade London 2012 yang berlangsung dari 27 Juli sampai hari ini (9/8) China masih kokoh di puncak klasemen dengan total 73 medali. Rinciannya: 34 emas, 21 perak, 18 perunggu.
Di peringkat dua Amerika Serikat total memperoleh 70 medali. Yaitu 30 emas, 19 perak, dan 21 perunggu.
Saat menjadi juara umum di Olimpiade Beijing 2008 mungkin dunia maklum. Karena China sebagai tuan rumah.
Tetapi ketika Olimpiade diadakan di daratan Eropa. China tetap menunjukkan keperkasaannya. Ini baru luar biasa.
Amerika Serikat yang selama beberapa dekade mendominasi bersama Uni Soviet (Rusia) kini seakan berada di bawah bayang-bayang China.
Pencapaian China yang luar biasa ditunjukkan dalam dua cabang olahraga andalan mereka. Dimana Bulu tangkis dan tenis meja menyapu semua medali yang disediakan. Masing-masing dengan 5 medali emas.
Selain dari kedua cabang andalan tersebut. China menambah pundi-pundi emasnya dari beberapa cabang lain. Angkat besi, renang, renang indah, menembak, anggar, senam, jalan cepat.
Prestasi yang diraih China tentu bukan jatuh dari langit. Tetapi melalui kerja keras dan pembinaan yang berkesinambungan. Memaksimalkan potensi dan talenta yang dimilikinya.
Bagaimana mereka melakukan pembinaan sejak dini. Menerapkan disiplin yang ketat. Berlatih lebih keras. Ingin lebih baik dan lebih berprestasi. Kalau tidak saat ini, kapan lagi? Inilah semangat dan etos kerja yang selalu ditanamkan pada setiap atlet.
Yang tidak kalah penting adalah jiwa patriotisme untuk membela negara dalam diri setiap pemain.
Sebaliknya yang terpenting adalah negara memberikan perhatian dan menghargai setiap atletnya yang berprestasi. Para atlet yang berprestasi dianggap bak pahlawan oleh pemerintah dan masyarakatnya.
Itulah sebabnya para atlet begitu terpacu untuk terus dan lebih berprestasi. Buktinya, China seperti tidak kehabisan atlet-atlet yang berprestasi dunia.
Ajang Olimpiade London 2012 ini adalah semakin membuktikan keperkasaan Negeri Tirai Bambu dalam bidang olahraga.
Indonesia sebagai negara besar dan potensi yang tidak kalah dengan China, seharusnya bisa melakukan hal yang sama. Untuk itu, tidak perlu ragu berguru pada orang-orang China
6 Alasan Mengapa Harus Berolahraga
American College of Sports Medicine
mengumumkan, hanya 70 persen orang yang mampu mempertahankan niatnya
untuk rajin berolahraga. Sisanya tidak berhasil mempertahankan niat,
karena berpikir melakukan olahraga hanya untuk mengecilkan lingkar
pinggang.
Sebenarnya rajin berolahraga tidak hanya untuk memiliki tubuh yang proporsional. Sebab olahraga juga membantu kita menekan risiko kanker dan terus awet muda. Dan 6 alasan berikut dapat semakin mengajak Anda untuk rajin berolahraga.
1. Meningkatkan kemampuan bahasa. Ini mungkin tidak pernah Anda bayangkan, karena hanya dengan rutin melakukan treadmill dapat menajamkan otak Anda. University of Muenster di Jerman, bahkan menemukan fakta, mereka yang berlari sprint di treadmill 2-3 menit dengan 2 menit istirahat, mampu mempelajari kata-kata baru 20% lebih cepat. Olahraga membuat otak mendapatkan oksigen yang maksimal karena saluran pembuluh darah mengantarkannya dengan lancar. Ini kemudian mengaktifkan wilayah otak yang mengendalikan memori, perencanaan, dan multitasking.
2. Menghilangkan semua nyeri. Mungkin terdengar aneh, tapi ternyata istirahat tidak sepenuhnya menghilangkan rasa nyeri dan ketegangan otot di pundak, punggung atau leher. Orang dewasa yang rutin melakukan aerobik, 25% lebih jarang mengalami ketegangan otot, ucap peneliti senior Standford Bonnie Bruce, DrPH, MPH,RD. Olahraga mengeluarkan endorfin yang merupakan zat alami dalam tubuh untuk menghilangkan rasa nyeri.
3. Lebih ceria di kantor. University of Bristol di Inggris menemukan, mereka yang aktif berolahraga lebih dapat berpikir kritis, menyelesaikan pekerjaan kantor lebih cepat, dan berinterkasi aktif dengan rekan-rekan kerjanya. Ini artinya, Anda tidak hanya akan dirindukan oleh teman-teman kantor tapi juga bos Anda.
4. Merasa lebih seksi. Pennsylvania State University mengumumkan, 42 dari 58 perempuan yang aktif berolahraga selama 4 bulan, merasa lebih percaya diri walau sebenarnya mereka tidak secara drastis mengalami penurunan berat badan. Yang lebih unik adalah apa yang ditemukan University of Washington. Hanya dengan melakukan 20 menit bersepeda, hampir 169 persen perempuan merasa lebih bergairah secara seksual.
5. Mengurangi waktu berkunjung ke dokter gigi. Mohammad Al-Zahrani, DDS, PhD, profesor dari Case Western Reserve University menemukan, orang dewasa yang melakukan 30 menit olahraga ringan dengan intensitas 5 kali dalam seminggu, dapat menekan risiko terjadinya periodontitis atau radang gusi hingga 42%. Olahraga ternyata mengaktifkan protein yang berfungsi sebagai anti peradangan di dalam darah.
6. Menyelamatkan diri dari flu musiman. Belakangan flu bukan hanya sekedar penyakit ringan musiman, tapi juga mulai ditakuti karena berisiko kematian. Virus flu memang salah satu jenis virus yang pintar, karena kemampuan mutasinya yang tinggi. University of Washington mengamati perempuan berusia 50-75 yang rajin melakukan cardio selama 45 menit. Dengan intensitas 5 kali dalam seminggu, para responden dapat membebaskan diri dari serangan flu musiman dibanding yang hanya melakukan sekali dalam seminggu.(Siagian Priska)
Sebenarnya rajin berolahraga tidak hanya untuk memiliki tubuh yang proporsional. Sebab olahraga juga membantu kita menekan risiko kanker dan terus awet muda. Dan 6 alasan berikut dapat semakin mengajak Anda untuk rajin berolahraga.
1. Meningkatkan kemampuan bahasa. Ini mungkin tidak pernah Anda bayangkan, karena hanya dengan rutin melakukan treadmill dapat menajamkan otak Anda. University of Muenster di Jerman, bahkan menemukan fakta, mereka yang berlari sprint di treadmill 2-3 menit dengan 2 menit istirahat, mampu mempelajari kata-kata baru 20% lebih cepat. Olahraga membuat otak mendapatkan oksigen yang maksimal karena saluran pembuluh darah mengantarkannya dengan lancar. Ini kemudian mengaktifkan wilayah otak yang mengendalikan memori, perencanaan, dan multitasking.
2. Menghilangkan semua nyeri. Mungkin terdengar aneh, tapi ternyata istirahat tidak sepenuhnya menghilangkan rasa nyeri dan ketegangan otot di pundak, punggung atau leher. Orang dewasa yang rutin melakukan aerobik, 25% lebih jarang mengalami ketegangan otot, ucap peneliti senior Standford Bonnie Bruce, DrPH, MPH,RD. Olahraga mengeluarkan endorfin yang merupakan zat alami dalam tubuh untuk menghilangkan rasa nyeri.
3. Lebih ceria di kantor. University of Bristol di Inggris menemukan, mereka yang aktif berolahraga lebih dapat berpikir kritis, menyelesaikan pekerjaan kantor lebih cepat, dan berinterkasi aktif dengan rekan-rekan kerjanya. Ini artinya, Anda tidak hanya akan dirindukan oleh teman-teman kantor tapi juga bos Anda.
4. Merasa lebih seksi. Pennsylvania State University mengumumkan, 42 dari 58 perempuan yang aktif berolahraga selama 4 bulan, merasa lebih percaya diri walau sebenarnya mereka tidak secara drastis mengalami penurunan berat badan. Yang lebih unik adalah apa yang ditemukan University of Washington. Hanya dengan melakukan 20 menit bersepeda, hampir 169 persen perempuan merasa lebih bergairah secara seksual.
5. Mengurangi waktu berkunjung ke dokter gigi. Mohammad Al-Zahrani, DDS, PhD, profesor dari Case Western Reserve University menemukan, orang dewasa yang melakukan 30 menit olahraga ringan dengan intensitas 5 kali dalam seminggu, dapat menekan risiko terjadinya periodontitis atau radang gusi hingga 42%. Olahraga ternyata mengaktifkan protein yang berfungsi sebagai anti peradangan di dalam darah.
6. Menyelamatkan diri dari flu musiman. Belakangan flu bukan hanya sekedar penyakit ringan musiman, tapi juga mulai ditakuti karena berisiko kematian. Virus flu memang salah satu jenis virus yang pintar, karena kemampuan mutasinya yang tinggi. University of Washington mengamati perempuan berusia 50-75 yang rajin melakukan cardio selama 45 menit. Dengan intensitas 5 kali dalam seminggu, para responden dapat membebaskan diri dari serangan flu musiman dibanding yang hanya melakukan sekali dalam seminggu.(Siagian Priska)
Jumat, Januari 11, 2013
The mysterious fragility of super-fit shuttlers
Three top Chinese players and one
doubles pair retired yesterday in first-round action at
the season-opening Korea Open Super Series Premier.
For those who have been following the
sport, the unusual number of retirements – all ostensibly due to injury –
was not surprising. Compared to what happened at the Olympics, these
are minor occurrences.
These are strange times for badminton.
At the lower end of the spectrum, one gets to see thousands of children
taking up the sport (in India, at least), and their parents
spending hundreds of thousands of rupees and valuable time in trying to
get their children to play nationally and internationally. At the
opposite end – the international level – you often see players who
do not want to play, or sometimes playing without any intention of
winning. The official reason given, when they don’t complete their
matches, is injury. But of course. What else could it be?
There has been a lot of focus on China,
but that’s only because they are so dominant. One doesn’t expect
anything less than a Chinese victory every time they take to court.
During all-China matches (as with all-Indonesia matches in earlier
times), scepticism often clouds enjoyment of the action. When Rudy
Hartono won the 1980 World Championships in Jakarta over his younger
compatriot Liem Swie King, many observers wrote that King had played way
below his potential – meaning that he was possibly instructed to do so,
to enable Hartono to win the one crown he did not have.
The Chinese have their defenders, and
their views cannot be dismissed. One line of argument is that the top
players are playing tournaments throughout the year, and deserve
an extended break. Of the 12 Superseries, the top players are
compulsorily required to play five (the ‘Premier’ Superseries: Korea,
All England, Indonesia, Denmark, China). Contrast this with tennis:
Roger Federer will play 14 tournaments this year. A badminton event
lasts less than a week, compared to a fortnight for a Grand Slam. How
can a top badminton player complain of a hectic schedule if he has only
five compulsory events lined up over 12 months?
Another argument is that our cultural moorings prejudice our
judgements – for what is acceptable in their culture might not be to
ours. One often heard this line of defence during the Olympics. What was
wrong, the argument went, for a country to ensure its best
representation in the later rounds if it meant playing below potential
in the group matches? The counter-argument is that a sport must be
played in the best spirit, otherwise it is devalued.
There have been seven Superseries since
the Olympics, out of which three were Premier – meaning participation of
top players was compulsory. Of the seven, the top Chinese skipped the
Japan Open, French Open and turned in indifferent performances at
Denmark and Korea. (It’s a different matter that their second-rung is
also good enough to win titles). Are these half-hearted appearances the
Chinese’s way of making a statement, possibly in the wake of the
disqualification of their top doubles team during the Olympics? Or is
this about conflict over sponsorship? As one well-travelled commentator
put it on his Facebook page: ‘It’s also a way of saying… want to play
with us? Sure. We can play dumb too. Look.’
All those concerned about the sport
would do well to remember that badminton took some big blows in
2012. The farce that played midway through the Olympics is still fresh
in people’s minds. After the Olympics, the Chinese withdrew from the
Japan Open, citing a border row with that country. At the Denmark Open,
there were again some notable upsets in the early rounds, and four
of their Olympic medallists lost on semifinals day. Now, at the Korea
Open, we’ve seen four top contenders retire early in their opening round
matches. Surely, they cannot claim to be overworked at the beginning of
the season?
For my part, I have decided to ignore
all instances of players throwing matches or retiring even when they are
obviously fit. We will give them the benefit of doubt and assume
they played poorly or were injured. If they behave as if they don’t need
the sport, the sport doesn’t need them either. I’d rather see
competitive action between less accomplished players in the later
rounds, than be subject to a circus of under-performance. (I’m still
miffed about the 2008 All England final, when Lin Dan mysteriously
developed knee trouble in the second game against his compatriot Chen
Jin – thereby helping him qualify for the 2008 Beijing Olympics.) Most
of the top Chinese skipped the French Open, and that was perhaps just
as well, for we did have a competitive final between Viktor Axelsen and
Daren Liew. Not the two greatest players at the moment, but a match on
the level, and ultimately, that’s the most important thing in sport.
Read more: http://www.sportskeeda.com/2013/01/10/the-mysterious-fragility-of-super-fit-shuttlers/#ixzz2HfZCOlwx
Follow us: @SportsKeeda on Twitter | SportsKeeda on Facebook
degradasi - promosi di matthew jaya astec
Matthew jaya astec badminton club . Seperti di banyak klub maupun pelatnas setiap tahun tidak terelakkan lagi apa bila ada atlet atlet yang di promosikan ataupun di degradasi .
Hal semacam ini sangat perlu diterapkan , dikarenakan supaya tidak menghambat kemajuan si atlet dalam mengejar cita cita dan meraih prestasi setinggi tingginya , banyak atlet yang sangat sangat berharap dirinya tidak mau dikenakan degradasi akan tetapi banyak juga atlet yang berharap di promosikan atau masuk ke dalam suatu klub atau pelatihan nasional.
Matthew jaya pada tanggal 22 januari mendatang akan mengumumkan atlet yang akan di degradasi dan ada pula atlet yang diberikan kesempatan untuk berlatih di pusat latihan bulutangkis matthew jaya astec badminton klub.
Didirikan sejak 2011 , matthew jaya sudah menghasilkan juara di berbagai event baik antar sekolah , klub hingga open salah satunya juara di sinar dunia cup yg waktu itu mengirimkan jason chris alexander . disamping itu juga kepala pelatih utama kami mencetak juara baik disirnas maupun grand prix di 2 kejuaraan dunia seperti macau dan india , yang nama attletnya tidak mau disebutkan .
Awalnya ingin bermain profesional akan tetap;i karna hasil 2 kejuaraan kemarin , si L (nama initial) tergoda kembali untuk kembali di pusat latihan nasional . karna selama 2 tahun sebelumnya tidak perna juara sedikitpun.
kami sempat berbicara kepada general manager dari matthew jaya mengenai hal ini "saya , sih tidak masala klo dikatakan kacang lupa kulit sih tidak ya , kami sadar . siapa kami , kami hanya klub kecil , saat ini di tempat kami banyak pemain pemain dari klub klub lain , dan pemain pemain profesional yang berlatih ditempat kami , saya berharap kepengurusan kali ini benar benar tidak seperti sebelum sebelumnya yang sering saya baca dan dengar dari rekan rekan lain , saat ini kami fokus ke pembinaan lagi yang mungkin kami namakan investasi ini , berbuahnya lama , akan tetapi kami masih terus membuka kesempatan untuk atlet atlet yang mau berlatih ditempat kami , kami persilahkan , apakah titipan atoo apapun akan kami terima selama masih ada tempat"
admin
pbmatthewjaya
Hal semacam ini sangat perlu diterapkan , dikarenakan supaya tidak menghambat kemajuan si atlet dalam mengejar cita cita dan meraih prestasi setinggi tingginya , banyak atlet yang sangat sangat berharap dirinya tidak mau dikenakan degradasi akan tetapi banyak juga atlet yang berharap di promosikan atau masuk ke dalam suatu klub atau pelatihan nasional.
Matthew jaya pada tanggal 22 januari mendatang akan mengumumkan atlet yang akan di degradasi dan ada pula atlet yang diberikan kesempatan untuk berlatih di pusat latihan bulutangkis matthew jaya astec badminton klub.
Didirikan sejak 2011 , matthew jaya sudah menghasilkan juara di berbagai event baik antar sekolah , klub hingga open salah satunya juara di sinar dunia cup yg waktu itu mengirimkan jason chris alexander . disamping itu juga kepala pelatih utama kami mencetak juara baik disirnas maupun grand prix di 2 kejuaraan dunia seperti macau dan india , yang nama attletnya tidak mau disebutkan .
Awalnya ingin bermain profesional akan tetap;i karna hasil 2 kejuaraan kemarin , si L (nama initial) tergoda kembali untuk kembali di pusat latihan nasional . karna selama 2 tahun sebelumnya tidak perna juara sedikitpun.
kami sempat berbicara kepada general manager dari matthew jaya mengenai hal ini "saya , sih tidak masala klo dikatakan kacang lupa kulit sih tidak ya , kami sadar . siapa kami , kami hanya klub kecil , saat ini di tempat kami banyak pemain pemain dari klub klub lain , dan pemain pemain profesional yang berlatih ditempat kami , saya berharap kepengurusan kali ini benar benar tidak seperti sebelum sebelumnya yang sering saya baca dan dengar dari rekan rekan lain , saat ini kami fokus ke pembinaan lagi yang mungkin kami namakan investasi ini , berbuahnya lama , akan tetapi kami masih terus membuka kesempatan untuk atlet atlet yang mau berlatih ditempat kami , kami persilahkan , apakah titipan atoo apapun akan kami terima selama masih ada tempat"
admin
pbmatthewjaya
Rabu, Januari 09, 2013
yuk ikutin event ini
MATTHEW JAYA
BADMINTON SUPERLIGA 2013
4 SENIN , 5
SELASA , 6 RABU DAN 7 KAMIS FEBRUARI
COMETA
ARENA
MATTHEW
JAYA ASTEC BADMINTON CLUB INDONESIA
GREGORIUS
YOHANES UPI SUSANTO
KETENTUAN – KETENTUAN
MATTHEW JAYA BADMINTON
SUPERLIGA 2013
1.Peserta
yang mengikuti kejuaraan ini adalah team undangan dari DBT (DWI JAYA BADMINTON
TURNAMEN)
2.sistem
yang digunakan adalah system ½
kompetisi dan grup / pool , lalu untuk juara grup , runner up grup dari
masing masing pool akan dilanjutkan dengan system gugur (2 team saj yang
diperbolehkan lolos ke babak selanjutnya).
3.shuttlecock
yang digunakan adalah shuttlecock yang disediakan oleh panitia
4.akomodasi
dan cidera atau apapun ditanggung oleh masing masing team.
5.sistem
pertandingan adalah beregu yakni 3 parta saja , meliputi 1 tunggal putra , 1
ganda mix dan 1 tunggal putrid.
6.setiap team / regu hanya diperbolehkan 4 orang saja
yakni 2 putra dan 2 putri (tidak diperkenankan adanya pemain cadangan dan tidak
diperkenankan main rangkap).
7.cara
perhitungan point sebagai berikut :
Point
, Tanding , Menang , Kalah
|
Team
yang Menang akan mendapatkan 1 point DAN DILANJUTKAN BABAK PLAYOFF
8.Jadwal
pertandingan , tempat pertandingan yang sudah ditentukan tidak dapat digangu
gugat oleh team manapun.
9.hadiah
: setiap team akan mendapatkan trophy , piagam dan hadiah dari
sponsor
10.setiap
team yang mengikuti kejuaraan ini diwajibkan menggunakan baju team atau seragam
masing masing team(wajib).
11.Keputusan
panitia , wasit adalah mutlak dan tidak dapat diganggu gugat.
12.Setiap
team tidak diperkenankan atau diperbolehkan adanya pergantian pemain / apabila
pemain tersebut dilakukan pergantian maka dinyatakan kalah.
13.setiap
team wajib menyerahkan uang wo Rp 100.000 /team (setelah usai maka akan tetap
dikembalikan).
14.Panitia
dan team wasit ditunjuk oleh DBT (DWI JAYA BADMINTON TURNAMEN).
15.Setiap
team yang akan bertanding wajib hadir ½
( setengah )jam sebelum pertandingan dimulai dan mengisi daftar / formasi team
yang akan diturunkan.
16.Team
manager , official , pendamping wajib mengenakan sepatu ketika memasuki
lapangan atau pun tidak untuk memberikan instruksi kepada teamnya yangs edang
bertanding.
17.Setiap
team yang mengiuti kejuaraan wajib melengkapi data data yang ditentukan oleh
panitia yakni , surat pengantar , foto perteam dan foto pribadi dan biaya
pendaftaran sebesar RP 300.000 (Tiga ratus ribu rupiah)
18.Pendaftaran
dibuka sejak edaran ini dikeluarkan dan ditutup pada tanggal 2 februari 2013
19.pendaftaran
dapat diserahkan ke panitia superliga di
COMETA
ARENAJL. PLuit Selatan Blok S No.1 Penjaringan, Jakarta 14450
Setiap
hari selasa dan kamis pukul 15.00 – 17.00
Dan
pendaftaran ditutup pada tanggal 1 februari 2013.
20.Manager
meeting dan Technical meeting akan dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 2
februari 2013 di COMETA ARENAJL. PLuit Selatan Blok S No.1
Penjaringan, Jakarta 14450 yakni pada pukul 14.00 – selesai.
Penjaringan, Jakarta 14450 yakni pada pukul 14.00 – selesai.
21.Pertandingan
akan dilaksanakan pada hari senin , selasa , rabu dan kamis februari 2013 yakni tgl 4, 5 , 6 dan 7.
22.Team
yang sudah jadwal bertandingnya belum juga hadir maka akan dinyatan kalah.
23.ketentuan
pertandingan berdasarkan japan superliga 2013
24.PENDAFTARAN dapat melalui sms di 087883261236 atau add pin 261e847c
24.PENDAFTARAN dapat melalui sms di 087883261236 atau add pin 261e847c
PANITIA
PELAKSANA
DWI JAYA BADMINTON TURNAMEN
cometa arena terpilih
matthew jaya astec . Bulutangkis adalah salah satu olahraga yang semakin digemari di kalangan muda dan mudi di sekolah saat ini , ketua pb.matthew jaya yohanes upi mengatakan "program 10 tahun kami masi berjalan dan berlaku , yaitu memasarkan bulutangkis di sekolah sekolah baik dari tk hingga perguruan tinggi"
Tadi siang team panitia yang dibentuk oleh Yohanes upi mengadakan rapat untuk tempat pelaksanaan berlangsungnya superliga matthew jaya , dan COMETA ARENA lah yang terpilih sebagai tempat berlangsungnya event ini.
Dulu sempat diadakan event superliga , yaitu pada tahun 2009 dan 2010 ketika itu juga dimotori oleh Yohanes upi , dan acara tersebut cukup terbilang sukses.
Matthew jaya superliga cometa arena 2013 ini akan mulai pada tanggal 4 februari hingga 7 februari 2013 mendatang , peserta yang ikut pun cukup berkompeten , diharapkan dari sini muncul bibit bibit serta , bulutangkis di kalangan masyarakat luas semakin lagi digemari.
Inilah bentuk dan dukungan kami untuk bulutangkis indonesia . semoga dengan beginilah kami dapat membantu meningkatkan pecinta bulutangkis yang lebih banyak lagi , turun temurun.
admin
pbmatthew jaya astec
Tadi siang team panitia yang dibentuk oleh Yohanes upi mengadakan rapat untuk tempat pelaksanaan berlangsungnya superliga matthew jaya , dan COMETA ARENA lah yang terpilih sebagai tempat berlangsungnya event ini.
Dulu sempat diadakan event superliga , yaitu pada tahun 2009 dan 2010 ketika itu juga dimotori oleh Yohanes upi , dan acara tersebut cukup terbilang sukses.
Matthew jaya superliga cometa arena 2013 ini akan mulai pada tanggal 4 februari hingga 7 februari 2013 mendatang , peserta yang ikut pun cukup berkompeten , diharapkan dari sini muncul bibit bibit serta , bulutangkis di kalangan masyarakat luas semakin lagi digemari.
Inilah bentuk dan dukungan kami untuk bulutangkis indonesia . semoga dengan beginilah kami dapat membantu meningkatkan pecinta bulutangkis yang lebih banyak lagi , turun temurun.
admin
pbmatthew jaya astec
Promosi dan Degradasi Pelatnas Cipayung 2013
ulutangkis.com - Kepala Bidang Pembinaan
dan Prestasi Rexy Mainaky hari ini mengumumkan nama-nama atlet yang
mendapatkan promosi dan degradasi tahun 2013. Pengumuman dilangsungkan
di Pelatnas PBSI Cipayung pada pukul 14.00 WIB.
Sejumlah atlet akan dipanggil untuk bergabung ke Pelatnas PBSI Cipayung dan sebagian akan dipulangkan ke klub masing-masing. Berikut daftar lengkapnya :
Tunggal Putra
Utama :
1. Simon Santoso (Tangkas Specs, DKI Jakarta)
2. Sony Dwi Kuncoro (Jaya Raya Suryanaga, Jawa Timur)
3. Tommy Sugiarto* (Pelita Bakrie Jakarta, DKI Jakarta)
4. Dionysius Hayom Rumbaka (Djarum, Jawa Tengah)
5. Wisnu Yuli Prasetyo (Surya Baja Surabaya, Jawa Timur)
6. Shesar Hiren Rhustavito (Djarum, Jawa Tengah)
Pratama :
1. Riyanto Subagja (Djarum, Jawa Tengah)
2. Arief Gifar Ramadhan (Djarum, Jawa Tengah)
3. Panji Akbar Sudrajat (Pelita Bakrie Jakarta, DKI Jakarta)
4. Anthony Sinisuka Ginting* (SGS PLN Bandung, Jawa Barat)
5. Thomi Azizan Mahbub* (Djarum, Jawa Tengah)
6. Ihsan Maulana Mustofa* (Djarum, Jawa Tengah)
7. Jonathan Christie* (Tangkas Specs, DKI Jakarta)
8. Muhammad Bayu Pangisthu* (Djarum, Jawa Tengah)
Tunggal Putri
Utama :
1. Linda Wenifanetri (Jaya Raya Suryanaga, Jawa Timur)
2. Aprilia Yuswandari (Semen Gresik, Jawa Timur)
3. Adriyanti Firdasari (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta)
4. Bellaetrix Manuputty (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta)
5. Hera Desi Ana Rachmawati (Mutiara Bandung, Jawa Barat)
6. Maria Febe Kusumastuti (Djarum, Jawa Tengah)
Pratama :
1. Maziyyah Nadhir (SGS PLN Bandung, Jawa Barat)
2. Yeni Asmarani (Djarum, Jawa Tengah)
3. Renna Suwarno (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta)
4. Hanna Ramadini* (Mutiara Bandung, Jawa Barat)
5. Ruselli Hartawan* (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta)
Ganda Putra
Utama :
1. Angga Pratama (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta)
2. Rian Agung Saputro (Jaya Raya Suryanaga, Jawa Timur)
3. Hendra Setiawan (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta)
4. Mohammad Ahsan (Djarum, Jawa Tengah)
5. Bona Septano (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta)
6. Afiat Yuris Wirawan (Djarum, Jawa Tengah)
7. Marcus Fernaldi Gideon (Tangkas Specs, DKI Jakarta)
8. Agrippina Prima Rahmanto Putera (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta)
9. Ricky Karanda Suwardi (Mutiara Bandung, Jawa Barat)
10. Muhammad Ulinnuha (Djarum, Jawa Tengah)
11. Yohannes Rendy Sugiarto (Djarum, Jawa Tengah)
12. Berry Angriawan (Djarum, Jawa Tengah)
Pratama :
1. Wahyu Nayaka Arya Pangkaryanira
2. Ade Yusuf Santoso (Hi Qua Wima Surabaya, Jawa Timur)
3. Hardianto (Mutiara Bandung, Jawa Barat)
4. Ronald Alexander (Jaya Raya Suryanaga, Jawa Timur)
5. Selvanus Geh(Hi Qua Wima Surabaya, Jawa Timur)
6. Putra Eka Rhoma* (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta)
7. Hafiz Faisal* (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta)
8. Kevin Sanjaya Sukamuljo* (Djarum, Jawa Tengah)
9. Rafiddias Akhdan Nugroho* (Djarum, Jawa Tengah)
10. Arya Maulana Aldiartama* (Djarum, Jawa Tengah)
Ganda Putri
Utama :
1. Greysia Polii (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta)
2. Meiliana Jauhari (Djarum, Jawa Tengah)
3. Pia Zebadiah Bernadet (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta)
4. Rizki Amelia Pradipta (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta)
5. Anneke Feinya Agustine (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta)
6. Nitya Krishinda Maheswari (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta)
7. Suci Rizki Andini (Mutiara Bandung, Jawa Barat)
8. Della Destiara Haris (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta)
9. Tiara Rosalia Nuraidah (Mutiara Bandung, Jawa Barat)
10. Gebby Ristiyani Imawan
11. Jenna Gozali (Djarum, Jawa Tengah)
12. Komala Dewi (Djarum, Jawa Tengah)
Pratama :
1. Anggia Shitta Awanda (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta)
2. Shela Devi Aulia (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta)
3. Ririn Amelia (Djarum, Jawa Tengah)
4. Melvira Oklamona(Mutiara Bandung, Jawa Barat)
5. Melati Daeva Oktavianti* (Djarum, Jawa Tengah)
6. Rosyita Eka Putri Sari* (Djarum, Jawa Tengah)
7. Imma Mutiah Khairunnisa* (Mutiara Bandung, Jawa Barat)
8. Maretha Dea Giovani* (Mutiara Bandung, Jawa Barat)
Ganda Campuran
Utama :
1. Tontowi Ahmad (Djarum, Jawa Tengah)
2. Liliyana Natsir (Tangkas Specs, DKI Jakarta)
3. Muhammad Rijal (Djarum, Jawa Tengah)
4. Debby Susanto (Djarum, Jawa Tengah)
5. Riky Widianto (Hi Qua Wima Surabaya, Jawa Timur)
6. Richi Puspita Dili (Pusdiklat Pikiran Rakyat Tasikmalaya, Jawa Barat)
7. Fran Kurniawan (Djarum, Jawa Tengah)
8. Shendy Puspa Irawati (Djarum, Jawa Tengah)
9. Irfan Fadhilah (CBN Batam, Kepulauan Riau)
10. Weni Anggraini (CBN Batam, Kepulauan Riau)
Pratama :
1. Alfian Eko Prasetya (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta)
2. Gloria Emanuelle Widjaja (Djarum, Jawa Tengah)
3. Lukhi Apri Nugroho (Djarum, Jawa Tengah)
4. Annisa Saufika (Djarum, Jawa Tengah)
5. Sri Wulan Sari (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta)
6. Edi Subaktiar (Djarum, Jawa Tengah)
Total atlet : 46 Atlet Utama + 37 Atlet Pratama = 83 Atlet. Tanda (*) adalah atlet yang dipanggil.
Adapun atlet yang dikembalikan ke klubnya adalah sebagai berikut:
Tunggal Putra:
1. Evert Sukamta (Tangkas Specs, DKI Jakarta)
2. Andre Marteen (Mutiara Bandung, Jawa Barat)
3. Siswanto (Jaya Raya Suryanaga, Jawa Timur)
Tunggal Putra:
1. Elisabeth Purwaningtyas (SGS PLN Bandung, Jawa Barat)
2. Milicent Wiranto (Sutomo Medan, Sumatera Utara)
Ganda Putra:
1. Andrei Adistia (Djarum, Jawa Tengah)
2. Christopher Rusdianto (Jaya Raya Suryanaga, Jawa Timur)
3. Rahmad Adianto (Djarum, Jawa Tengah)
4. Felix Kinalsal (Djarum, Jawa Tengah)
Ganda Putri:
1. Deariska Putri Medita (Djarum, Jawa Tengah)
2. Khaeriah Rosmini (Djarum, Jawa Tengah)
Ganda Campuran:
1. Mochamad Rizki Delynugraha (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta)
Sumber: BadmintonIndonesia.org
Sejumlah atlet akan dipanggil untuk bergabung ke Pelatnas PBSI Cipayung dan sebagian akan dipulangkan ke klub masing-masing. Berikut daftar lengkapnya :
Tunggal Putra
Utama :
1. Simon Santoso (Tangkas Specs, DKI Jakarta)
2. Sony Dwi Kuncoro (Jaya Raya Suryanaga, Jawa Timur)
3. Tommy Sugiarto* (Pelita Bakrie Jakarta, DKI Jakarta)
4. Dionysius Hayom Rumbaka (Djarum, Jawa Tengah)
5. Wisnu Yuli Prasetyo (Surya Baja Surabaya, Jawa Timur)
6. Shesar Hiren Rhustavito (Djarum, Jawa Tengah)
Pratama :
1. Riyanto Subagja (Djarum, Jawa Tengah)
2. Arief Gifar Ramadhan (Djarum, Jawa Tengah)
3. Panji Akbar Sudrajat (Pelita Bakrie Jakarta, DKI Jakarta)
4. Anthony Sinisuka Ginting* (SGS PLN Bandung, Jawa Barat)
5. Thomi Azizan Mahbub* (Djarum, Jawa Tengah)
6. Ihsan Maulana Mustofa* (Djarum, Jawa Tengah)
7. Jonathan Christie* (Tangkas Specs, DKI Jakarta)
8. Muhammad Bayu Pangisthu* (Djarum, Jawa Tengah)
Tunggal Putri
Utama :
1. Linda Wenifanetri (Jaya Raya Suryanaga, Jawa Timur)
2. Aprilia Yuswandari (Semen Gresik, Jawa Timur)
3. Adriyanti Firdasari (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta)
4. Bellaetrix Manuputty (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta)
5. Hera Desi Ana Rachmawati (Mutiara Bandung, Jawa Barat)
6. Maria Febe Kusumastuti (Djarum, Jawa Tengah)
Pratama :
1. Maziyyah Nadhir (SGS PLN Bandung, Jawa Barat)
2. Yeni Asmarani (Djarum, Jawa Tengah)
3. Renna Suwarno (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta)
4. Hanna Ramadini* (Mutiara Bandung, Jawa Barat)
5. Ruselli Hartawan* (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta)
Ganda Putra
Utama :
1. Angga Pratama (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta)
2. Rian Agung Saputro (Jaya Raya Suryanaga, Jawa Timur)
3. Hendra Setiawan (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta)
4. Mohammad Ahsan (Djarum, Jawa Tengah)
5. Bona Septano (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta)
6. Afiat Yuris Wirawan (Djarum, Jawa Tengah)
7. Marcus Fernaldi Gideon (Tangkas Specs, DKI Jakarta)
8. Agrippina Prima Rahmanto Putera (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta)
9. Ricky Karanda Suwardi (Mutiara Bandung, Jawa Barat)
10. Muhammad Ulinnuha (Djarum, Jawa Tengah)
11. Yohannes Rendy Sugiarto (Djarum, Jawa Tengah)
12. Berry Angriawan (Djarum, Jawa Tengah)
Pratama :
1. Wahyu Nayaka Arya Pangkaryanira
2. Ade Yusuf Santoso (Hi Qua Wima Surabaya, Jawa Timur)
3. Hardianto (Mutiara Bandung, Jawa Barat)
4. Ronald Alexander (Jaya Raya Suryanaga, Jawa Timur)
5. Selvanus Geh(Hi Qua Wima Surabaya, Jawa Timur)
6. Putra Eka Rhoma* (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta)
7. Hafiz Faisal* (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta)
8. Kevin Sanjaya Sukamuljo* (Djarum, Jawa Tengah)
9. Rafiddias Akhdan Nugroho* (Djarum, Jawa Tengah)
10. Arya Maulana Aldiartama* (Djarum, Jawa Tengah)
Ganda Putri
Utama :
1. Greysia Polii (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta)
2. Meiliana Jauhari (Djarum, Jawa Tengah)
3. Pia Zebadiah Bernadet (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta)
4. Rizki Amelia Pradipta (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta)
5. Anneke Feinya Agustine (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta)
6. Nitya Krishinda Maheswari (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta)
7. Suci Rizki Andini (Mutiara Bandung, Jawa Barat)
8. Della Destiara Haris (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta)
9. Tiara Rosalia Nuraidah (Mutiara Bandung, Jawa Barat)
10. Gebby Ristiyani Imawan
11. Jenna Gozali (Djarum, Jawa Tengah)
12. Komala Dewi (Djarum, Jawa Tengah)
Pratama :
1. Anggia Shitta Awanda (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta)
2. Shela Devi Aulia (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta)
3. Ririn Amelia (Djarum, Jawa Tengah)
4. Melvira Oklamona(Mutiara Bandung, Jawa Barat)
5. Melati Daeva Oktavianti* (Djarum, Jawa Tengah)
6. Rosyita Eka Putri Sari* (Djarum, Jawa Tengah)
7. Imma Mutiah Khairunnisa* (Mutiara Bandung, Jawa Barat)
8. Maretha Dea Giovani* (Mutiara Bandung, Jawa Barat)
Ganda Campuran
Utama :
1. Tontowi Ahmad (Djarum, Jawa Tengah)
2. Liliyana Natsir (Tangkas Specs, DKI Jakarta)
3. Muhammad Rijal (Djarum, Jawa Tengah)
4. Debby Susanto (Djarum, Jawa Tengah)
5. Riky Widianto (Hi Qua Wima Surabaya, Jawa Timur)
6. Richi Puspita Dili (Pusdiklat Pikiran Rakyat Tasikmalaya, Jawa Barat)
7. Fran Kurniawan (Djarum, Jawa Tengah)
8. Shendy Puspa Irawati (Djarum, Jawa Tengah)
9. Irfan Fadhilah (CBN Batam, Kepulauan Riau)
10. Weni Anggraini (CBN Batam, Kepulauan Riau)
Pratama :
1. Alfian Eko Prasetya (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta)
2. Gloria Emanuelle Widjaja (Djarum, Jawa Tengah)
3. Lukhi Apri Nugroho (Djarum, Jawa Tengah)
4. Annisa Saufika (Djarum, Jawa Tengah)
5. Sri Wulan Sari (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta)
6. Edi Subaktiar (Djarum, Jawa Tengah)
Total atlet : 46 Atlet Utama + 37 Atlet Pratama = 83 Atlet. Tanda (*) adalah atlet yang dipanggil.
Adapun atlet yang dikembalikan ke klubnya adalah sebagai berikut:
Tunggal Putra:
1. Evert Sukamta (Tangkas Specs, DKI Jakarta)
2. Andre Marteen (Mutiara Bandung, Jawa Barat)
3. Siswanto (Jaya Raya Suryanaga, Jawa Timur)
Tunggal Putra:
1. Elisabeth Purwaningtyas (SGS PLN Bandung, Jawa Barat)
2. Milicent Wiranto (Sutomo Medan, Sumatera Utara)
Ganda Putra:
1. Andrei Adistia (Djarum, Jawa Tengah)
2. Christopher Rusdianto (Jaya Raya Suryanaga, Jawa Timur)
3. Rahmad Adianto (Djarum, Jawa Tengah)
4. Felix Kinalsal (Djarum, Jawa Tengah)
Ganda Putri:
1. Deariska Putri Medita (Djarum, Jawa Tengah)
2. Khaeriah Rosmini (Djarum, Jawa Tengah)
Ganda Campuran:
1. Mochamad Rizki Delynugraha (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta)
Sumber: BadmintonIndonesia.org
Tim Pelatih Pelatnas PBSI 2013
Bulutangkis.com - Selain mengumumkan
Promosi dan Degradasi Atlet 2013, PBSI juga mengumumkan pemanggilan
pelatih Pelatnas PBSI Cipayung. Terdapat pergantian pelatih di tiap
sektor, kecuali ganda campuran. Richard Mainaky masih tercatat sebagai
Kepala Pelatih, didampingi Nova Widianto dan Yanti Kusmiati sebagai
Asisten Pelatih.
Di ganda putri, nama Reony Mainaky masuk sebagai Kepala Pelatih. Reony yang kini masih menjadi pelatih Tim Nasional dan klub Unisys di Jepang baru akan bergabung pada bulan Maret 2013 mendatang. Sementara itu, tugas Kepala Pelatih Ganda Putri akan dipegang oleh Richard Mainaky.
Berikut daftar lengkap nama-nama pelatih yang dipanggil :
Tunggal Putra
Kepala Pelatih : Joko Supriyanto
Asisten Pelatih : Marleve Mainaky dan Imam Tohari
Tunggal Putri
Kepala Pelatih : Liang Chiusia
Asisten Pelatih : Sarwendah Kusumawardhani, Dimas Indra Prasetyo, (satu nama asisten pelatih lainnya akan menyusul).
Ganda Putra
Kepala Pelatih : Herry Iman Pierngadi
Asisten Pelatih : Aryono Miranat dan Chafidz Yusuf
Ganda Putri
Kepala Pelatih : Reony Mainaky
Pelatih : Namrih Suroto dan Endra Mulyajaya
Ganda Campuran
Kepala Pelatih : Richard Mainaky
Pelatih : Nova Widianto dan Yanti Kusmiati
Sumber: BadmintonIndonesia.org
Di ganda putri, nama Reony Mainaky masuk sebagai Kepala Pelatih. Reony yang kini masih menjadi pelatih Tim Nasional dan klub Unisys di Jepang baru akan bergabung pada bulan Maret 2013 mendatang. Sementara itu, tugas Kepala Pelatih Ganda Putri akan dipegang oleh Richard Mainaky.
Berikut daftar lengkap nama-nama pelatih yang dipanggil :
Tunggal Putra
Kepala Pelatih : Joko Supriyanto
Asisten Pelatih : Marleve Mainaky dan Imam Tohari
Tunggal Putri
Kepala Pelatih : Liang Chiusia
Asisten Pelatih : Sarwendah Kusumawardhani, Dimas Indra Prasetyo, (satu nama asisten pelatih lainnya akan menyusul).
Ganda Putra
Kepala Pelatih : Herry Iman Pierngadi
Asisten Pelatih : Aryono Miranat dan Chafidz Yusuf
Ganda Putri
Kepala Pelatih : Reony Mainaky
Pelatih : Namrih Suroto dan Endra Mulyajaya
Ganda Campuran
Kepala Pelatih : Richard Mainaky
Pelatih : Nova Widianto dan Yanti Kusmiati
Sumber: BadmintonIndonesia.org
PB Matthew Jaya Jakarta Kembangkan Bulutangkis Lewat Sekolah
Bulutangkis.com - Tak banyak perkumpulan
bulutangkis mencari bakat-bakat bulutangkis melalui sekolah-sekolah.
Tapi PB Matthew justru memfokuskan pembinaan bulutangkis melalui
sekolah-sekolah khususnya pada tingkatan Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah
Menengah Tingkat Pertama (SMP).
PB Matthew salah satu perkumpulan bulutangkis (PB) yang berlokasi di Jakarta Barat ini awalnya bernama Sekolah Bulutangkis Dwi Jaya (SB Dwi Jaya) yang berdiri sejak tahun 1990. Sejak awal dikenal sebagai sekolah bulutangkis pertama di Jakarta. Prestasi atlet-atlet Dwi Jaya kala itu cukup baik dikalangan atlet-atlet muda yang ada di Jakarta.
SB Dwi Jaya yang berada di bawah Dwi Jaya Foundation saat ini melakukan pelatihan bulutangkis pada 30 sekolah di Jakarta. Tak ingin hanya memberikan pelatihan di sekolah-sekolah maka sejak tahun 2011 SD Dwi Jaya melahirkan klub bulutangkis bernama PB Matthew Jaya. Tak seperti SB Dwi Jaya, PB Matthew Jaya merupakan perkumpulan bulutangkis yang disediakan bagi masyarakat umum. Pelatihan dan pembinaan bulutangkis atlet-atlet diberikan PB Matthew Jaya dari sejak usia dini.
‘’Kita ingin fokuskan sekolah bulutangkis Dwi Jaya bagi pelatihan bulutangkis di sekolah-sekolah, sementara PB Matthew Jaya merupakan perkumpulan bulutangkis seperti klub bulutangkis lainnya,’’ ungkap Yohanes Upi salah satu pelatih PB Matthew Jaya dalam obrol-obrol kecil dengan Bulutangkis.com di Kembangan, Jakarta.
‘’Tapi PB Matthew Jaya tetap juga masuk ke sekolah-sekolah untuk mencari bakat-bakat bulutangkis yang ada di Jakarta,’’ tambah Yohanes, yang juga merupakan mantan atlet bulutangkis.
PB Matthew Jaya kini juga mendapat dukungan dari Alan Budikusuma, peraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992. Sebagai pemilik peralatan bulutangkis ASTEC, Alan Budikusuma memberikan supportnya berupa peralatan bulutangkis ASTEC bagi atlet-atlet PB Matthew Jaya untuk berlatih sehari-sehari.
Jenna Gozali yang kini berada di Pelatnas Cipayung adalah salah satu alumni SB Dwi Jaya. Jenna mengawali karirnya di Dwi Jaya kemudian PB Djarum menjadi klub berikutnya yang kemudian mengantarkannya ke Pelatnas Cipayung. Saat ini Jenna menjadi salah satu atlet ganda putri berpasangan dengan Komala Dewi.
Seperti kebanyakan klub bulutangkis lainnya, PB Matthew Jaya bukanlah perkumpulan bulutangkis yang ingin mengejar keuntungan. Tapi ingin melajutkan dedikasi bulutangkis para pendiri dan pengelolanya. ‘’Sebagai mantan atlet bulutangkis, kecintaan bulutangkis tidak bisa dihentikan. Saya ingin meneruskan kecintaan bulutangkis di keluarga kami dengan mencari atlet-atlet berbakat yang ada di Jakarta dan sekitarnya,’’ ungkap Yohanes yang juga mendapat pelatihan bulutangkis dari sang ayah tercinta. (*)
Pusat Pelatihan PB Matthew Jaya
GOR. Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat
Jadwal Pelatihan:
- Senin - Jumat : Pagi, Pukul 07.00 – 11.00 Wib
- Senin – Kamis : Siang, Pukul 14.00 - 18.00 Wib
- Sabtu : Kelas ke 1, Pukul 07.00 - 09.00 Wib & Kelas ke 2, Pukul 09.00-11.00 Wib
- Minggu : Pukul 10.00 - 12.00 Wib
Cometa Arena Pluit
Jl. Pluit Selatan Raya Blok S No 1, Jakarta Utara 14450
Jadwal Pelatihan :
- Selasa : Pukul 15.00 - 17.00 Wib
- Kamis : Pukul 15.00 - 17.00 Wib
- Sabtu : Pukul 11.00 - 13.00 Wib
- Sabtu : Pukul 13.00 - 15.00 Wib
- Minggu : Pukul 11.00 - 13.00 Wib
- Minggu : Pukul 14.00 - 16.00 Wib.
Kontak :
Yohanes Upi: 087883261236
PB Matthew salah satu perkumpulan bulutangkis (PB) yang berlokasi di Jakarta Barat ini awalnya bernama Sekolah Bulutangkis Dwi Jaya (SB Dwi Jaya) yang berdiri sejak tahun 1990. Sejak awal dikenal sebagai sekolah bulutangkis pertama di Jakarta. Prestasi atlet-atlet Dwi Jaya kala itu cukup baik dikalangan atlet-atlet muda yang ada di Jakarta.
SB Dwi Jaya yang berada di bawah Dwi Jaya Foundation saat ini melakukan pelatihan bulutangkis pada 30 sekolah di Jakarta. Tak ingin hanya memberikan pelatihan di sekolah-sekolah maka sejak tahun 2011 SD Dwi Jaya melahirkan klub bulutangkis bernama PB Matthew Jaya. Tak seperti SB Dwi Jaya, PB Matthew Jaya merupakan perkumpulan bulutangkis yang disediakan bagi masyarakat umum. Pelatihan dan pembinaan bulutangkis atlet-atlet diberikan PB Matthew Jaya dari sejak usia dini.
‘’Kita ingin fokuskan sekolah bulutangkis Dwi Jaya bagi pelatihan bulutangkis di sekolah-sekolah, sementara PB Matthew Jaya merupakan perkumpulan bulutangkis seperti klub bulutangkis lainnya,’’ ungkap Yohanes Upi salah satu pelatih PB Matthew Jaya dalam obrol-obrol kecil dengan Bulutangkis.com di Kembangan, Jakarta.
‘’Tapi PB Matthew Jaya tetap juga masuk ke sekolah-sekolah untuk mencari bakat-bakat bulutangkis yang ada di Jakarta,’’ tambah Yohanes, yang juga merupakan mantan atlet bulutangkis.
PB Matthew Jaya kini juga mendapat dukungan dari Alan Budikusuma, peraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992. Sebagai pemilik peralatan bulutangkis ASTEC, Alan Budikusuma memberikan supportnya berupa peralatan bulutangkis ASTEC bagi atlet-atlet PB Matthew Jaya untuk berlatih sehari-sehari.
Jenna Gozali yang kini berada di Pelatnas Cipayung adalah salah satu alumni SB Dwi Jaya. Jenna mengawali karirnya di Dwi Jaya kemudian PB Djarum menjadi klub berikutnya yang kemudian mengantarkannya ke Pelatnas Cipayung. Saat ini Jenna menjadi salah satu atlet ganda putri berpasangan dengan Komala Dewi.
Seperti kebanyakan klub bulutangkis lainnya, PB Matthew Jaya bukanlah perkumpulan bulutangkis yang ingin mengejar keuntungan. Tapi ingin melajutkan dedikasi bulutangkis para pendiri dan pengelolanya. ‘’Sebagai mantan atlet bulutangkis, kecintaan bulutangkis tidak bisa dihentikan. Saya ingin meneruskan kecintaan bulutangkis di keluarga kami dengan mencari atlet-atlet berbakat yang ada di Jakarta dan sekitarnya,’’ ungkap Yohanes yang juga mendapat pelatihan bulutangkis dari sang ayah tercinta. (*)
Pusat Pelatihan PB Matthew Jaya
GOR. Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat
Jadwal Pelatihan:
- Senin - Jumat : Pagi, Pukul 07.00 – 11.00 Wib
- Senin – Kamis : Siang, Pukul 14.00 - 18.00 Wib
- Sabtu : Kelas ke 1, Pukul 07.00 - 09.00 Wib & Kelas ke 2, Pukul 09.00-11.00 Wib
- Minggu : Pukul 10.00 - 12.00 Wib
Cometa Arena Pluit
Jl. Pluit Selatan Raya Blok S No 1, Jakarta Utara 14450
Jadwal Pelatihan :
- Selasa : Pukul 15.00 - 17.00 Wib
- Kamis : Pukul 15.00 - 17.00 Wib
- Sabtu : Pukul 11.00 - 13.00 Wib
- Sabtu : Pukul 13.00 - 15.00 Wib
- Minggu : Pukul 11.00 - 13.00 Wib
- Minggu : Pukul 14.00 - 16.00 Wib.
Kontak :
Yohanes Upi: 087883261236
Jumat, Januari 04, 2013
sang legenda berkata
Judul di atas adalah ucapan syukur seorang Maestro Bulutangkis dunia,Rudi Hartono peraih 8 kali Juaea AE
Sikap juara sejati yang sangat menghargai 1 point. Karena deretan gelar juara di mulai dari 1 point. Terus konsisten dan fokus mencapai tujuan sebagai the winner di setiap pertandingan
Terima kasih Tuhan
telah menghadirkan legenda-legenda Bulutangkis di bumi pertiwi
Jayalah terus Indonesia
Teman-teman,terus bersyukur dan dukung ya
Pemain-Pemain, berdoa dan latihan yang giat
Sikap juara sejati yang sangat menghargai 1 point. Karena deretan gelar juara di mulai dari 1 point. Terus konsisten dan fokus mencapai tujuan sebagai the winner di setiap pertandingan
Terima kasih Tuhan
telah menghadirkan legenda-legenda Bulutangkis di bumi pertiwi
Jayalah terus Indonesia
Teman-teman,terus bersyukur dan dukung ya
Pemain-Pemain, berdoa dan latihan yang giat
Pengumuman Promosi-Degradasi Ditunda
Tetapi, setelah Rexy melakukan koordinasi terakhir dengan Kasubid Pelatnas PB PBSI Christian Hadinata, memang sudah didapat nama-nama pemain dan pelatih yang akan segera didegradasi dan siapa pula pemain dan pelatih yang akan dipromosikan untuk bergabung di Pelatnas Cipayung.
Cuma, karena tidak ingin menyalahi prosedur sebuah organisasi, daftar nama-nama pemain dan pelatih yang terkena degradasi dan yang promosi tersebut batal disampaikan kepada media, karena belum berbentuk sebuah surat keputusan (SK) yang ditandatangani Ketua Umum PB PBSI Gita Wirjawan
Selain itu, agar semuanya berjalan mulus, seperti pada proses promosi dan degrdasi sebelumnya, Rexy menginginkan agar sebaiknya seluruh penghuni, baik pemain maupun pelatih Pelatnas Cipayung dikembalikan ke klubnya masing-masing dulu. Setelah itu baru dipanggil kembali ke pelatnas.
"Baik Rexy maupun saya, dengan ini meminta mohon maaf karena belum bisa menyampaikan pengumuman menyangkut promosi dan degradasi pemain dan pelatih di Pelatnas Cipayung. Kami tidak ingin menyalahi prosedur sebuah organisasi saja," tutur Ricky Soebagdja, Kasubid Humas dan Sosial Media.
Rexy : Mau Berhasil? Perlu Kerjasama dan Saling Percaya
(Jakarta,
28/12/2012) Rexy Mainaky siang ini mengumumkan gambaran program kerja
bidang Pembinaan dan Prestasi untuk tahun 2013. Sebelumnya Rexy
diperkenalkan secara resmi kepada seluruh atlet penghuni Pelatnas
Cipayung oleh Ketua Umum PB PBSI Gita Wirjawan.
Dalam kesempatan ini Gita dan Rexy
memberikan penjelasan kepada para atlet tentang gambaran program kerja
pembinaan dan prestasi yang efektif berjalan mulai tahun depan. Rexy
menyampaikan bahwa keberhasilan program pembinaan prestasi bukan hanya
bergantung pada dirinya, tapi kerjasama antara pemain, pelatih dan
pengurus.
“Kalau dibilang Rexy kembali ke
Indonesia, maka Indonesia pasti berhasil, ini salah. Semua ini
tergantung dari kerjasama kita semua. Harus ada team work dan trust satu
sama lain” kata Rexy.
Ia pun menambahkan bahwa kembalinya ia
ke Indonesia buka karena ingin menunjukkan bahwa ia sudah berhasil
menempa pemain luar, tapi karena gemas melihat prestasi bulu tangkis
Indonesia yang kian menurun. Meskipun bertahun-tahun melatih di luar
negeri, Rexy rupanya tak pernah luput memantau perkembangan bulu tangkis
Indonesia.
“Saya sangat berterima kasih sudah
diberikan kesempatan, saya ingin sekali membantu agar bulu tangkis kita
kembali berjaya” tambah Rexy.
Mengembalikan kejayaan bulu tangkis
Indonesia memang merupakan salah satu misi Rexy selaku Kabid Binpres
yang baru. Ia juga menambahkan bahwa persiapan tiap turnamen akan
dilakukan lebih intens, bukan hanya berangkat tapi persiapan minim.
Untuk ajang bergengsi All England mendatang, persiapan ideal di mata
Rexy adalah selama dua hingga tiga bulan.
SUMBER : WEBSITE pbsi
Inilah Wejangan Gita Wirjawan kepada Para Pemain
(Jakarta,
28/12/2012) Ketua Umum PB PBSI hari ini mengadakan pertemuan dengan
seluruh atlet penghuni Pelatnas Cipayung. Selain memperkenalkan Rexy
Mainaky sebagai Kabid Binpres yang baru, tak lupa Gita menyampaikan
sejumlah wejangan kepada para atlet guna menggugah semangat mereka di
awal tahun yang baru ini.
Membahas soal kekalahan, Gita mengatakan
bahwa dalam berkarir, dirinya pun pernah kalah. Tapi seberapa besar
persentase kekalahan dibanding kemenangan?
“Jika lawan berlatih lima jam dalam
sehari dan kita berlatih lima jam pula serta semua usaha yang sama sudah
dilakukan seperti lawan, lalu akhirnya kalah di pertandingan, hal ini
bisa diterima. Yang tak bisa diterima adalah kalau lawan berlatih 10 jam
dan kita cuma lima jam lalu kita kalah” kata Gita yang merupakan
Menteri Perdagangan RI ini.
Esensi dari hal diatas adalah bahwa
persiapan latihan harus dilakukan dengan semaksimal mungkin. Jika lawan
bisa tampil lebih baik maka tentunya ada pengorbanan lebih yang mereka
lakukan. Gita menambahkan bahwa hal ini bukan berarti atlet harus
terbelenggu dengan latihan terus menerus tanpa henti, hiburan juga
diperlukan.
“Hidup ini harus seimbang, happy-happy itu kadang perlu, bahkan ada pepatah mengatakan 'Work Hard, Play Hard'. Tapi anda ingin enjoy atau menang dan enjoy?” ujar Gita.
Gita mengatakan bahwa mungkin
musuh-musuh di India, China dan sebagainya setiap detik bisa saja
memikirkan bagaimana caranya mengalahkan pemain-pemain Indonesia. Oleh
karenanya kita harus berusaha lebih keras lagi. Ia menyatakan siap untuk
mendampingi para pemain untuk memperbaiki prestasi.
“Kegagalan anda adalah kegagalan saya,
kesuksesan anda adalah kesuksesan anda sendiri. Saya tidak akan pernah
mengambil kredit dari kesuksesan anda, tapi saya siap merangkul jika
anda kalah. Yang perlu dicamkan adalah, untuk anda winning is everything!” tambahnya.
Ketua Umum PB PBSI ini juga menekankan
sekali lagi bahwa ia mendukung penuh Rexy sebagai Kabid Binpres dan
kewenangan Rexy tidak dapat diintervensi oleh pihak manapun.
sumber : website PBSI
Kamis, Januari 03, 2013
Susi Susanti : Sirnas Jadi Titik Awal Pencarian Bibit Prestasi Bulutangkis
JAKARTA, (PRLM).- Sirkuit Nasional (Sirnas) sebagai salah satu
turnamen nasional yang menjadi titik awal pencarian bibit prestasi
bulutangkis yang akan direkrut dalam pelatnas Pengurus Besar Persatuan
Bulutangkis Seluruh Indonesia (PB PBSI) dinilai belum maksimal
mendongkrak kualitas pemain.
Hal itu yang dilihat oleh peraih emas pertama Indonesia di ajang Olimpiade Susi Susanti yang kini menjabat sebagai staf ahli Pembinaan dan Prestasi PB PBSI periode 2012-2016.
Menurut dia, kualitas Sirnas yang belum mempuni tidak menghasilkan atlet muda yang bisa bersaing terutama dengan para atlet pelatnas.
"Jika pemain mau direkrut, dia harus memiliki kualitas diatas para pemain pelatnas. Tapi ini, masih banyak juara Sirnas yang belum konsisten penampilannya. Saat mereka masuk pelatnas, mereka justru malah kalah bersaing," imbuhnya di Jakarta, akhir pekan lalu.
Karena itu, dirinya menilai bahwa sistem Sirnas harus diperbaiki. "Entah itu sistem seeded yang diperbaiki atau kelompok usia yang dipertandingkan ditambah. Kita akan cari formulasinya untuk memperbaiki kualitasnya agar bisa menghasilkan pemain yang sudah siap," ujarnya.
Perbaikan tersebut, nantinya akan dilakukan menunggu datangnya Kabid. Binpres PB PBSI Rexy Mainaky, yang saat ini masih menyelesaikan kontraknya dengan pihak federasi bulutangkis Filipina. Rexy yang menjadi pelatih kepala di sana, diharusnya mencari penggantinya terlebih dahulu sebelum dia kembali ke tanah air.
"Kita akan komunikasikan hal ini dengan Kabid Binpres dan Kabid Pengembangan (Basri Yusuf -Red.). Kira-kira bagaimana format dan sistem yang sesuai untuk Sirna ke depan. Sejauh ini, saya sudah memiliki banyak masukan, tapi kita akan bicarakan dahulu, mana masukan yang terbaik yang bisa diterapkan untuk pembinaan usia muda," imbuh Susi menambahkan.
Susi sendiri mengaku bahwa dirinya memfokuskan untuk pembinaan usia muda kedepannya. Pasalnya, muara dari pembinaan usia muda ini nanti, katanya adalah pencapaian hasil di Olimpiade Brazil 2016 mendatang.
"Kami sudah menyiapkan beberapa program jangka pendek, menengah, dan panjang yang nanti akan di sharring dengan Kabid. Binpres dan Kabid Pengembangan," tuturnya.
Untuk jangka pendek, pihaknya mengaku akan fokus pada pemain yang ada saat ini dengan lebih meningkatkan pada pemilihan turnamen yang sesuai dengan kondisi atletnya.
Lalu, jangka menengah adalah untuk transisi antara atlet muda ke level senior, dan jangka panjangnya adalah muaranya yakni hasil di Olimpiade Brazil 2016 mendatang
Hal itu yang dilihat oleh peraih emas pertama Indonesia di ajang Olimpiade Susi Susanti yang kini menjabat sebagai staf ahli Pembinaan dan Prestasi PB PBSI periode 2012-2016.
Menurut dia, kualitas Sirnas yang belum mempuni tidak menghasilkan atlet muda yang bisa bersaing terutama dengan para atlet pelatnas.
"Jika pemain mau direkrut, dia harus memiliki kualitas diatas para pemain pelatnas. Tapi ini, masih banyak juara Sirnas yang belum konsisten penampilannya. Saat mereka masuk pelatnas, mereka justru malah kalah bersaing," imbuhnya di Jakarta, akhir pekan lalu.
Karena itu, dirinya menilai bahwa sistem Sirnas harus diperbaiki. "Entah itu sistem seeded yang diperbaiki atau kelompok usia yang dipertandingkan ditambah. Kita akan cari formulasinya untuk memperbaiki kualitasnya agar bisa menghasilkan pemain yang sudah siap," ujarnya.
Perbaikan tersebut, nantinya akan dilakukan menunggu datangnya Kabid. Binpres PB PBSI Rexy Mainaky, yang saat ini masih menyelesaikan kontraknya dengan pihak federasi bulutangkis Filipina. Rexy yang menjadi pelatih kepala di sana, diharusnya mencari penggantinya terlebih dahulu sebelum dia kembali ke tanah air.
"Kita akan komunikasikan hal ini dengan Kabid Binpres dan Kabid Pengembangan (Basri Yusuf -Red.). Kira-kira bagaimana format dan sistem yang sesuai untuk Sirna ke depan. Sejauh ini, saya sudah memiliki banyak masukan, tapi kita akan bicarakan dahulu, mana masukan yang terbaik yang bisa diterapkan untuk pembinaan usia muda," imbuh Susi menambahkan.
Susi sendiri mengaku bahwa dirinya memfokuskan untuk pembinaan usia muda kedepannya. Pasalnya, muara dari pembinaan usia muda ini nanti, katanya adalah pencapaian hasil di Olimpiade Brazil 2016 mendatang.
"Kami sudah menyiapkan beberapa program jangka pendek, menengah, dan panjang yang nanti akan di sharring dengan Kabid. Binpres dan Kabid Pengembangan," tuturnya.
Untuk jangka pendek, pihaknya mengaku akan fokus pada pemain yang ada saat ini dengan lebih meningkatkan pada pemilihan turnamen yang sesuai dengan kondisi atletnya.
Lalu, jangka menengah adalah untuk transisi antara atlet muda ke level senior, dan jangka panjangnya adalah muaranya yakni hasil di Olimpiade Brazil 2016 mendatang
Rabu, Januari 02, 2013
Rexy Memang Tepat Tetapi Tugasnya Berat
KOMPAS.com - Setelah meninggalkan Indonesia di tahun
1994, saya memang tidak terlalu dekat mengikuti perkembangan
bulutangkis Indonesia. Namun saya termasuk dari beberapa orang yang
ditanyai oleh Rexy Mainaky ketika dia mendapat tawaran untuk melatih
pelatih di Inggris di tahun 2001.
Kami berbicara ketika itu mengenai gaji yang ditawarkan oleh Asosiasi Bulutangkis Inggris, dan biaya hidup, pajak, dan hal-hal lainnya, bukan masalah teknis bulutangkis.
Rexy kemudian bertahan selama lima tahun di sana, dan berhasil membawa pasangan ganda campuran Nathan Robertson/Gail Emms merebut gelar juara All England dan merebut medali perak Olimpiade Athena, kalah dari pasangan China Zhang Jun/Gao Ling. Ini merupakan prestasi tertinggi yang pernah dicapai oleh pebulutangkis asal Inggris.
Saya juga ditanyai ketika kemudian Rexy memutuskan untuk melatih di Malaysia. Sebagai orang media, Rexy bertanya mengenai bagaimana kira-kira reaksi media dan masyarakat Indonesia bila dia memutuskan menjadi pelatih di Kuala Lumpur. Kita semua tahu Malaysia adalah "musuh bebuyutan" Indonesia di cabang bulutangkis, kadang lebih dari China.
Ketika itu, perpindahan pelatih ke manca negara belum lagi jadi model. Kami berdiskusi dan sepakat bahwa dasar kepindahan adalah profesional. Sebagai pelatih profesional, Rexy tidak lagi membawa masalah emosi, ataupun hal lain dalam melatih.
Di Malaysia sejak tahun 2005-2012, Rexy dipandang sangat berjasa mengangkat prestasi ganda Lee Boon Heong/Koo Kean Kiat menjadi juara All England, dan juara Asian Games. Lagi-lagi inilah prestasi terbaik yang dicapai oleh ganda putra Malaysia dalam 10 tahun terakhir.
Dengan modal seperti inilah Rexy Mainaky sekarang kembali ke Indonesia untuk menjadi Ketua Bidang Pembinaan PBSI, perjalanan hampir 11 tahun di luar negeri, di dua negara yang memiliki tradisi kental bulutangkis.
Di Inggris, negara asal bulutangkis, prestasi mereka tidak lagi menjulang, namun mereka tidak pernah lelah mencoba cara-cara baru, dan di Malaysia, negara yang memiliki semangat untuk bangkit walau memiliki sumber daya terbatas.
Rexy adalah di antara sedikit mantan pemain Indonesia yang pergi ke luar negeri setelah karir mereka selesai baik untuk melatih ataupun kegiatan lain. Sebut saja nama-nama seperti Ardy B Wiranata, Gunawan, Halim Heryanto, Tony Gunawan, Hendrawan, Atik Djauhari, Yuliani Sentosa, Etty Tantri.
Rexy Mainaky adalah yang paling terkenal dan paling berhasil. Dengan reputasi seperti itu, Rexy memang pantas untuk menjadi Ketua Bidang Pembinaan. Namun tugas yang dihadapinya tidaklah ringan, kalau tidak mau dikatakan sangat berat.
Prestasi pemain Indonesia dalam keadaan terus menurun, sementara negara nomor satu China semakin kuat. Namun, memang sudah waktunya PBSI ditangani oleh generasi selanjutnya. Christian Hadinata, yang sekarang masih berada di pelatnas, sudah menjadi bagian dari kehidupan bulutangkis Indonesia selama 40tahunan terakhir, sudah semakin "senior".
Kedatangan Rexy Mainaky kembali ke Indonesia bisa disebut dalam waktu yang tepat. Rexy masih bisa belajar dari Christian (keduanya memiliki pertalian erat.
Putra kedua Rexy diberi nama Christian sebagai penghormatan kepada mantan pelatihnya tersebut). Sekarang dibantu juga oleh mantan pasangannya Ricky Subagja dan mantan pemain satu angkatan, Susi Susanti, Rexy Mainaky bertugas untuk mencari "solusi" baru guna mengembalikan kejayaan bulutangkis Indonesia.
Keadaan sudah berbeda di masa Rexy menjadi pemain dengan sekarang. Namun di Wikipedia, ada satu kalimat yang menarik mengenai Rexy.
Di situ ditulis "Rexy's boyish charm and ethic of working hard whilst having as much fun as possible sparks great results wherever he goes." Terjemahannya kira-kira " Semangat awet muda Rexy dan kebiasaannya untuk kerja keras ditambah sikapnya yang penuh humor selalu membawa hasil bagus kemanapun dia pergi."
Menurut saya, kalau Rexy tidak bisa mengangkat perbulutangkisan Indonesia, maka tidak ada orang lain lagi yang bisa.
Sastra Wijaya, pengamat bulutangkis
Kami berbicara ketika itu mengenai gaji yang ditawarkan oleh Asosiasi Bulutangkis Inggris, dan biaya hidup, pajak, dan hal-hal lainnya, bukan masalah teknis bulutangkis.
Rexy kemudian bertahan selama lima tahun di sana, dan berhasil membawa pasangan ganda campuran Nathan Robertson/Gail Emms merebut gelar juara All England dan merebut medali perak Olimpiade Athena, kalah dari pasangan China Zhang Jun/Gao Ling. Ini merupakan prestasi tertinggi yang pernah dicapai oleh pebulutangkis asal Inggris.
Saya juga ditanyai ketika kemudian Rexy memutuskan untuk melatih di Malaysia. Sebagai orang media, Rexy bertanya mengenai bagaimana kira-kira reaksi media dan masyarakat Indonesia bila dia memutuskan menjadi pelatih di Kuala Lumpur. Kita semua tahu Malaysia adalah "musuh bebuyutan" Indonesia di cabang bulutangkis, kadang lebih dari China.
Ketika itu, perpindahan pelatih ke manca negara belum lagi jadi model. Kami berdiskusi dan sepakat bahwa dasar kepindahan adalah profesional. Sebagai pelatih profesional, Rexy tidak lagi membawa masalah emosi, ataupun hal lain dalam melatih.
Di Malaysia sejak tahun 2005-2012, Rexy dipandang sangat berjasa mengangkat prestasi ganda Lee Boon Heong/Koo Kean Kiat menjadi juara All England, dan juara Asian Games. Lagi-lagi inilah prestasi terbaik yang dicapai oleh ganda putra Malaysia dalam 10 tahun terakhir.
Dengan modal seperti inilah Rexy Mainaky sekarang kembali ke Indonesia untuk menjadi Ketua Bidang Pembinaan PBSI, perjalanan hampir 11 tahun di luar negeri, di dua negara yang memiliki tradisi kental bulutangkis.
Di Inggris, negara asal bulutangkis, prestasi mereka tidak lagi menjulang, namun mereka tidak pernah lelah mencoba cara-cara baru, dan di Malaysia, negara yang memiliki semangat untuk bangkit walau memiliki sumber daya terbatas.
Rexy adalah di antara sedikit mantan pemain Indonesia yang pergi ke luar negeri setelah karir mereka selesai baik untuk melatih ataupun kegiatan lain. Sebut saja nama-nama seperti Ardy B Wiranata, Gunawan, Halim Heryanto, Tony Gunawan, Hendrawan, Atik Djauhari, Yuliani Sentosa, Etty Tantri.
Rexy Mainaky adalah yang paling terkenal dan paling berhasil. Dengan reputasi seperti itu, Rexy memang pantas untuk menjadi Ketua Bidang Pembinaan. Namun tugas yang dihadapinya tidaklah ringan, kalau tidak mau dikatakan sangat berat.
Prestasi pemain Indonesia dalam keadaan terus menurun, sementara negara nomor satu China semakin kuat. Namun, memang sudah waktunya PBSI ditangani oleh generasi selanjutnya. Christian Hadinata, yang sekarang masih berada di pelatnas, sudah menjadi bagian dari kehidupan bulutangkis Indonesia selama 40tahunan terakhir, sudah semakin "senior".
Kedatangan Rexy Mainaky kembali ke Indonesia bisa disebut dalam waktu yang tepat. Rexy masih bisa belajar dari Christian (keduanya memiliki pertalian erat.
Putra kedua Rexy diberi nama Christian sebagai penghormatan kepada mantan pelatihnya tersebut). Sekarang dibantu juga oleh mantan pasangannya Ricky Subagja dan mantan pemain satu angkatan, Susi Susanti, Rexy Mainaky bertugas untuk mencari "solusi" baru guna mengembalikan kejayaan bulutangkis Indonesia.
Keadaan sudah berbeda di masa Rexy menjadi pemain dengan sekarang. Namun di Wikipedia, ada satu kalimat yang menarik mengenai Rexy.
Di situ ditulis "Rexy's boyish charm and ethic of working hard whilst having as much fun as possible sparks great results wherever he goes." Terjemahannya kira-kira " Semangat awet muda Rexy dan kebiasaannya untuk kerja keras ditambah sikapnya yang penuh humor selalu membawa hasil bagus kemanapun dia pergi."
Menurut saya, kalau Rexy tidak bisa mengangkat perbulutangkisan Indonesia, maka tidak ada orang lain lagi yang bisa.
Sastra Wijaya, pengamat bulutangkis
Editor :
Robert Adhi Ksp
Langganan:
Postingan (Atom)