Matthew jaya badminton school , cometa student cup yang berlangsung pada 20 hingga 21 oktober kemaren dimeriahkan oleh BW dancer , pada acara penutupan.
Hasil yang memuaskan disektor tunggal putra sd 1-3 yakni louis nikolas peridi yang di babak final menghadapi jason chris alexander , ke dua pemain ini tampil dengan maksimal,serangan demi serangan dan teknik demi teknik mereka keluarkan , insiden pun terjadi nikolas mengalami pendarahan dalam hidung , pertandingan pun sempat dihentikan beberapa saat , team medis pun segera turun ke lapangan dan menangani nikolas , permainan pun dimulai .
Diakhiri kemenangan oleh jason , nikolas pun harus bangga menempati urutan ke dua. di babak lain adam putra yosandi dan timotius elbert tampil kurang maksimal sehingga langkah mereka pun terhenti.dipartai lain adam dan fadillah menempati juara 2 untuk ganda campuran,
admin
pbmatthewjaya
PRESTASI RACKET GEMILANG
tulisan berjalan
Senin, Oktober 22, 2012
Sabtu, Oktober 20, 2012
Cometa student cup 2012 siap digelar
Cometa arena student adalah event pertama yang diadakan oleh PT.COMETA ARENA , event yang bertujuan untuk meningkatkan animo para pelajar untuk bertanding di bulutangkis pun , banyak diminati oleh para pelajar.
event yang akan diselenggarakan pada tanggal 20 oktober - 21 oktober , di ikuti sekitar 300 peserta , cukup dibilang sukses dikarenakan banyak event sekolah yang mengadakan pada tanggal yang sama.
Ketua matthew jaya astec mengatakan "'saya senang , karna ada team yang memikirkan masa depan bulutangkis , mungkin belum setara nasional ataupun internasional akan tetapi saya harapkan dari sini akan muncul juara juara yang nantinya akan mengharumkan nama indonesia kembali di pentas internasional"
admin
pbmatthewjaya
event yang akan diselenggarakan pada tanggal 20 oktober - 21 oktober , di ikuti sekitar 300 peserta , cukup dibilang sukses dikarenakan banyak event sekolah yang mengadakan pada tanggal yang sama.
Ketua matthew jaya astec mengatakan "'saya senang , karna ada team yang memikirkan masa depan bulutangkis , mungkin belum setara nasional ataupun internasional akan tetapi saya harapkan dari sini akan muncul juara juara yang nantinya akan mengharumkan nama indonesia kembali di pentas internasional"
admin
pbmatthewjaya
Rabu, Oktober 17, 2012
Senin, Oktober 15, 2012
tahukah kamu ??
SEJARAH BULUTANGKIS DI INDONESIA, DAN SEJARAH BERDIRINYA PB PBSI
Dari mana cabang olahraga badminton
berasal dan bagaimana sejarah awalnya ? Orang hanya mengenal nama
badminton berasal dari sebuah rumah/istana di kawasan Gloucester-shire,
sekitar 200 kilometer sebelah barat London, Inggris. Badminton House,
demikian nama istana tersebut, menjadi saksi sejarah bagaimana olahraga
ini mulai dikembangkan menuju bentuknya sekarang. Di bangunan
tersebut, sang pemilik, Duke of Beaufort dan keluarganya pada abad
ke-17 menjadi aktivis olahraga ini. Akan tetapi, Duke of Beaufort
bukanlah penemu permainan itu. Badminton hanya menjadi nama karena dari
situlah permainan ini mulai dikenal di kalangan atas dan kemudian
menyebar. Badminton menjadi satu-satunya cabang olahraga yang namanya
berasal dari nama tempat.
Yang juga tanda tanya besar adalah
bagaimana nama permainan ini berubah dari battledore menjadi badminton.
Nama asal permainan dua orang yang menepak bola ke depan (forehand)
atau ke belakang (backhand) selama mungkin ini tadinya battledore. Asal
mula permainan battledore dengan menggunakan shuttlecock (kok) sendiri
juga misteri. Dulu orang menggunakan penepak dari kayu (bat). Dua
orang menepak “burung” itu ke depan dan ke belakang selama mungkin.
Permainan macam ini sudah dilakukan
anak-anak dan orang dewasa lebih dari 2000 tahun lalu di India, Jepang,
Siam (kini Thailand), Yunani, dan Cina. Di kawasan terakhir ini
dimainkan lebih banyak dengan kaki. Di Inggris ditemukan ukiran kayu
abad pertengahan yang memuat gambar anak-anak sedang menendang-nendang
shuttlecock. Permainan menggunakan kok memang mempunyai daya tarik
tersendiri. Setelah ditepak atau dipukul ke atas maka begitu “jatuh”
(menurun) kok akan melambat, memungkinkan orang mengejar dan menepaknya
lagi ke atas. Yang menjadi tanda tanya, bagaimana bisa terbentuk kok
seperti sekarang: ada kepala dengan salah satu ujung bulat dan di ujung
lain yang datar tertancap belasan bulu sejenis unggas? Bahan-bahan
untuk membuat kok memang sudah ada di alam. Bentuk kepala kok yang
bulat sudah ada di sekitar kita, biasa ditemukan dalam buah-buahan atau
batu.
Pertanyaannya adalah bagaimana awalnya
bulu-bulu abisa menancap di kepala kok ? Ada yang berpendapat bahwa ada
seseorang sedang duduk di kursi dan di depannya meja tulis. Dia
melamun dan memikirkan sesuatu yang jauh. Tanpa disengaja dia mengambil
tutup botol yang terbuat dari gabus dan kemudian menancap-nancapkan
pena yang ketika itu terbuat dari bulu unggas. Beberapa pena
tertancapkan dan jadilah bentuk sederhana sebuah kok.
Tentu ini tidak ada buktinya. Hanya
kemudian memang terbentuk alat permainan seperti itu yang di tiap
kawasan berbeda bentuknya. Pada tahun 1840-an dan 1850-an keluarga Duke
of Beaufort ke-7 paling sering menjadi penyelenggara permainan ini.
Menurut Bernard Adams (The Badminton Story, BBC 1980) anak-anak Duke –
tujuh laki-laki dan empat perempuan – inilah yang mulai memainkannya di
ruang depan. Lama-lama mereka bosan permainan yang itu-itu saja.
Mereka kemudian merentangkan tali di antara pintu dan perapian dan
bermain dengan menyeberangkan kok melewati tali itu. Itulah awal net.
Akhir tahun 1850-an mulailah dikenal jenis permainan baru. Pada tahun
1860-an ada seorang penjual mainan dari London – mungkin juga penyedia
peralatan battledore – bernama Isaac Spratt, menulis Badminton
Battledore – a new game. Tulisan tersebut menggambarkan terjadinya
evolusi permainan di Badminton House.
Riwayat singkat berdirinya Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI)
Pada jaman penjajahan dahulu, ada
perkumpulan-perkumpulan bulutangkis di Indonesia yang bergerak
sendiri-sendiri tanpa satu tujuan dan satu cita-cita perjuangan di alam
negara merdeka, memang tidak bisa dibiarkan berlangsung terus.Harus
diusahakan satu organisasi secara nasional, sebagai organisasi
pemersatu.
Untuk menempuh jalan menuju satu wadah
organisasi maka cara yang paling tepat adalah mempertemukan tokoh
perbulutangkisan dalam satu kongres. Pada saat itu memang agak sulit
untuk berkomunikasi antara satu daerah dengan daerah lainnya.
Satu-satunya yang bisa ditempuh adalah lingkungan pulau jawa saja.
Itupun bisa ditempuh setelah terbentuknya PORI ( Persatuan Olah Raga
Replubik Indonesia ).
Usaha yang dilakukan oleh Sudirman Cs
dengan melalui perantara surat yang intinya mengajak mereka untuk
mendirikan PBSI membawakan hasil. Maka dalam suatu pertemuan tanggal 5
Mei 1951 di Bandung lahirlah PBSI ( Persatuan Bulutangkis Seluruh
Indonesia ) dan pertemuan tersebut dicatat sebagai kongres pertama PBSI.
Dengan ketua umumnya A. Rochdi Partaatmadja, ketua I : Soedirman,
Ketua II : Tri Tjondrokoesoemo, Sekretaris I : Amir, Sekretaris II : E.
Soemantri, Bendahara I : Rachim, Bendahara II : Liem Soei Liong.
Dengan adanya kepengurusan tingkat pusat
itu maka kepengurusan di tingkat daerah / propinsi otomatis menjadi
cabang yang berubah menjadi Pengda ( Pengurus Dareah ) sedangkan
Pengcab ( Pengurus Cabang ) adalah nama yang diberikan kepada
kepengurusan ditingkat kotamadya / kabupaten. Hingga akhir bulan
Agustus 1977 ada 26 Pengda di seluruh Indonesia ( kecuali Propinsi
TImor-Timur ) dan sebanyak 224 Pengcab, sedangkan jumlah perkumpulan
yang menjadi anggota PBSI diperkirakan 2000 perkumpulan.
Arti dari lambang PBSI, adalah sebagai berikut :
1. Terdiri dari 5 warna yang mempunyai arti, antara lain :
- Kuning : Simbul kejayaan
- Hijau : Kesejahteraan dan kemakmuran
- Hitam : Kesetiaan dan kekal
- Merah : Keberanian
- Putih : Kejujuran
- Kuning : Simbul kejayaan
- Hijau : Kesejahteraan dan kemakmuran
- Hitam : Kesetiaan dan kekal
- Merah : Keberanian
- Putih : Kejujuran
2. Gambar Kapas : Berjumlah 17 biji yaitu melambangkan angka keramat ( hari proklamasi ).
3. Gambar Shuttlecock : Dengan delapan bulu, melambangkan 8 ( agustus )
4. Huruf PBSI : terdiri dari 4
dihubungkan dengan gambar ½ lingkaran sebanyak 5 biji berwarna merah
dibawah shuttlecock, melambangkan tahun 1945.
5. Gambar Padi : sebanyak 51 butir yang melambangkan hari lahirnya PBSI yaitu tahun tanggal 5 Mei 1951.
6. Gambar Perisai : Adalah simbul ketahanan, keuletan, rendah diri tapi ulet, kuat dan tekun.
sejarah Alan budi kusuma
Alan Budi Kusuma
Pebulutangkis, lahir di Surabaya,
29 Maret 1968. Memiliki nama asli Goei Ren Fang, dari sebuah keluarga
pebulutangkis, Goei Hauw Tjing dan The Lie Giok. Mulai mengayunkan raket
sejak usia 6 tahun, tapi baru berlatih secara intensif di usia 11 tahun
dengan bergabung di klub Rajawali, Surabaya. Mantan pemain nasional,
Nyoo Kiem Bie turut mengasah bakat alam Alan, yang memiliki tinggi 177
cm dan berat 68 kg, postur yang sangat ideal untuk seorang pemain
bulutangkis. Menginjak remaja hijrah ke Jakarta, bergabung dengan klub
Prasetya Mulya, sebelum masuk ke SMA khusus olahraga di Ragunan. Pada
tahun 1986, mulai masuk pelatnas utama.
Sebenarnya permainan Alan, baik di
tingkat nasional maupun internasional, mirip gelombang laut, prestasinya
naik turun. Ketika tampil sebagai pemain kunci tim Piala Thomas 1992
melawan Malaysia, ia mengalami kegagalan. Namun dua bulan kemudian di
Olimpiade Barcelona 1992 mengukir sejarah emas dengan menundukkan rekan
senegaranya, Ardy B. Wiranata, straihgt set langsung, 15-12,
18-13. Emas yang diraihnya, merupakan emas kedua Indonesia, menyusul
sukses Susi Susanti, kekasih yang kemudian menjadi istrinya. Dua medali
emas pertama buat Indonesia sepanjang sejarah Olimpiade, yang sering
juga dikenang sebagai "pasangan emas".
Dalam kejuaraan lain, Alan pernah tampil
sebagi juara Jerman Terbuka (1992), Indonesia Terbuka (1992), Piala
Dunia 1993 dan turut menjadi anggota Piala Thomas 1988, 1992, 1994. Pada
Piala Thomas 1994 yang berlangsung di Jakarta, sebagai asisten pelatih
ia turut mengembalikan supremasi Indonesia, yang hampir selama 10 tahun
direbut secara bergantian oleh dua musuh bebuyutannya, yaitu RRC dan
Malaysia.
Sejarah Susi Susanti
Masa keemasannya yang berlangsung
cukup panjang, berpuncak pada juara tunggal putri bulutangkis
Olimpiade Barcelona, Spanyol (1992). Dia peraih emas pertama
Indonesia di Olimpiade. Ketika itu Alan, pacarnya, juga juara
di tunggal putra sehingga media asing menjuluki mereka sebagai
“Pengantin Olimpiade”. Predikat pengantin ini rupanya terus
melekat, terbukti saat mereka dipercaya menjadi pembawa obor Olimpiade
Athena 2004.
Prestasi yang mengharumkan nama bangsa
juga diukir oleh Susi dengan meraih sederetan kejuaraan. Dia
menjuarai All England empat kali (1990, 1991, 1993, 1994). Sang
juara yang punya semangat pantang menyerah ini selalu menjadi
ujung tombak tim Piala Sudirman dan Piala Uber. Juga juara dunia
(1993) dan puluhan gelar seri grand prix.
Kiprah Susi Susanti di dunia olahraga
bulutangkis Indonesia memang luar biasa. Dalam setiap
pertandingan, ia menunjukkan sikap tenang bahkan terlihat tanpa
emosi di saat-saat angka penentuan. Semangatnya yang pantang
menyerah meski angkanya tertinggal jauh dari lawan membuat
banyak pendukungnya menaruh percaya bahwa Susi pasti menang.
Berkat kegigihan dan ketekunannya, perempuan kelahiran Tasikmalaya,
Jawa Barat, 11 Februari 1971 ini turut menyumbang sukses tahun
1989 ketika Piala Sudirman direbut tim Indonesia untuk pertama
kalinya dan sampai sekarang belum lagi berulang. Dia pun turut
menorehkan sukses saat merebut Piala Uber tahun 1994 dan 1996
setelah piala itu absen lama dari Indonesia.
Semenjak SD, Susi sudah suka bermain
bulutangkis. Kebetulan orang tuanya juga sangat mendukung dan
memberinya kebebasan untuk menjadi atlit bulutangkis. Setelah
menang kejuaraan junior, ia pindah dari Tasikmalaya ke Jakarta.
Meski saat itu ia masih duduk di bangku 2 SMP, ia sudah mulai
berpikir untuk serius di dunia bulutangkis.
Kegiatan Susi berbeda dengan remaja lain
karena ia tinggal di asrama dan bersekolah di sekolah khusus
untuk atlit. Ia mengaku menjadi kuper karena hanya berteman
dengan sesama atlit. Bahkan pacaran pun dengan atlit.
Sebagai atlit, jadwal latihannya sangat
padat. Enam hari dalam seminggu, Senin – Sabtu dari jam 7
sampai jam 11 pagi, lalu disambung lagi jam 3 sore sampai jam 7
malam. Makan, jam tidur, dan pakaian juga ada aturannya
tersendiri. Ia tidak diperbolehkan memakai sepatu dengan hak
tinggi agar kakinya terhindar dari kemungkinan keseleo. Jalan-jalan ke
mal pun hanya bisa dilakukannya pada hari Minggu. Itu pun jarang
karena ia sudah terlalu capek latihan.
Memang tidak ada pilihan lain, ia harus
disiplin dan berkonsentrasi untuk menjadi juara. Ia akhirnya
menyadari bahwa untuk meraih prestasi memang perlu perjuangan
dan pengorbanan. “Kalau mau santai dan senang-senang terus,
mana mungkin cita-cita saya untuk jadi juara bulutangkis
tercapai? Sekarang rasanya puas banget melihat pengorbanan saya
ada hasilnya. Ternyata benar juga kata pepatah: Bersakit-sakit
dahulu, bersenang-senang kemudian,” kata Susi mengenang.
Ketika masih menjadi pemain, Susi
berusaha menjadikan dirinya sebagai contoh bagi para pemain
lainnya. Ia sangat berdisiplin dengan waktu saat berlatih atau di
luar latihan. Sementara di lapangan ia memperlihatkan semangat
pantang menyerah sebelum pertandingan berakhir. “Saya hanya
berharap teman-teman pemain mengikuti yang baik-baik dari saya,” kata
Susi.
Nyatanya, cara ini tidak melulu berhasil.
Sepeninggal Susi (dan Mia Audina), sektor putri bulutangkis
Indonesia mandek. Piala Uber semakin jauh dan puncaknya, tidak
satu pun pemain tunggal puteri Indonesia lolos ke Olimpiade
Athena 2004.
Susi yang telah mundur mengakui
merosotnya prestasi karena memang kekurangan bibit pemain unggul.
“Kita bisa saja memberi prasayarat pemain untuk berhasil, tetapi
kalau bibitnya tidak ada bagaimana?” Susi melihat popularitas
bulutangkis semakin merosot sementara proses seleksi melalui
kejuaraan antarklub dan daerah semakin sedikit.
. .
Merasa Sedih
Susi merasa sedih karena olahraga bulutangkis tidak lagi dipandang antusias oleh masyarakat. Ia mengingat betapa antusiasnya masyarakat menyambut kejuaraan bulutangkis seperti All England. Susi melihat hal ini disebabkan karena perhatian anak-anak muda masa kini lebih ke hiburan. Belum lagi maraknya kasus penyalahgunaan obat terlarang, seperti shabu dan narkotika. Masyarakat juga lebih banyak membaca, mendengar, menyaksikan berita kekalahan pebulutangkis Indonesia lewat media massa.
Susi merasa sedih karena olahraga bulutangkis tidak lagi dipandang antusias oleh masyarakat. Ia mengingat betapa antusiasnya masyarakat menyambut kejuaraan bulutangkis seperti All England. Susi melihat hal ini disebabkan karena perhatian anak-anak muda masa kini lebih ke hiburan. Belum lagi maraknya kasus penyalahgunaan obat terlarang, seperti shabu dan narkotika. Masyarakat juga lebih banyak membaca, mendengar, menyaksikan berita kekalahan pebulutangkis Indonesia lewat media massa.
Itu tentu berbeda dengan era
Tan Joe Hok cs, Liem Swie King, hingga Ardy B Wiranata cs yang
banjir mahkota juara.
Keadaan semakin rumit karena orang takut serius terjun di dunia olahraga Indonesia karena tidak jelasnya jaminan akan masa depan. Susi sendiri sudah berniat tidak akan mengijinkan anaknya terjun ke dunia olahraga mengingat pengalamannya dulu. Ia melihat banyak rekannya yang pernah menjadi juara SEA Games, Asian Games, namun hidupnya terkatung-katung.
Selain itu, menjadi atlet olahraga membutuhkan banyak resiko misalnya sekolah yang terhenti, padahal olahraga yang ditekuni tidak mendapat perhatian dan dukungan dari pemerintah. Susi sendiri terpaksa mengorbankan sekolah (hanya sampai SMA). Ia pun menghadapi banyak halangan sebab ada pihak-pihak dari organisasi yang tidak menyukainya. Meski ia berprestasi namun kemudian berhenti, dari situlah ia mendapat pengalaman bahwa bulutangkis belum bisa menjamin masa depannya.
Ia berharap bagi para atet berprestasi yang sudah tidak bermain diberikan dana pensiun yang memadai. Ia khawatir kalau persoalan masa depan atlet belum terpecahkan atau tidak ada jaminan dari pemerintah, bibit-bibit potensial atlet akan sulit ditemukan karena mereka akan memilih jalur pendidikan. “Saya harap PBSI dan KONI memerhatikan persoalan ini. Kalau ini dibiarkan terus, hasilnya akan seperti sekarang ini,” ujarnya.
Ia menyesalkan masalah pembinaan yang membuat olahraga semakin terpuruk. Selama ini, hanya kesadaran dari
Keadaan semakin rumit karena orang takut serius terjun di dunia olahraga Indonesia karena tidak jelasnya jaminan akan masa depan. Susi sendiri sudah berniat tidak akan mengijinkan anaknya terjun ke dunia olahraga mengingat pengalamannya dulu. Ia melihat banyak rekannya yang pernah menjadi juara SEA Games, Asian Games, namun hidupnya terkatung-katung.
Selain itu, menjadi atlet olahraga membutuhkan banyak resiko misalnya sekolah yang terhenti, padahal olahraga yang ditekuni tidak mendapat perhatian dan dukungan dari pemerintah. Susi sendiri terpaksa mengorbankan sekolah (hanya sampai SMA). Ia pun menghadapi banyak halangan sebab ada pihak-pihak dari organisasi yang tidak menyukainya. Meski ia berprestasi namun kemudian berhenti, dari situlah ia mendapat pengalaman bahwa bulutangkis belum bisa menjamin masa depannya.
Ia berharap bagi para atet berprestasi yang sudah tidak bermain diberikan dana pensiun yang memadai. Ia khawatir kalau persoalan masa depan atlet belum terpecahkan atau tidak ada jaminan dari pemerintah, bibit-bibit potensial atlet akan sulit ditemukan karena mereka akan memilih jalur pendidikan. “Saya harap PBSI dan KONI memerhatikan persoalan ini. Kalau ini dibiarkan terus, hasilnya akan seperti sekarang ini,” ujarnya.
Ia menyesalkan masalah pembinaan yang membuat olahraga semakin terpuruk. Selama ini, hanya kesadaran dari
keluarga masing-masing yang ingin
anaknya menjadi pemain bukan karena pemerintah ingin memajukan
olahraga. Pemerintah dan PBSI hanya menunggu, bukan membina
dari daerah, memantau, mencari yang berbakat, baru diambil.
Mereka hanya terima jadi saja. Ia beranggapan, semua orangtua
saat ini akan seratus kali berpikir untuk membiarkan anaknya
menjadi atlet.
Susi mengaku mempunyai pengalaman yang mengecewakan terutama dalam organisasi. Ketika ia dan Alan berprestasi, ada pihak-pihak tertentu yang tidak senang. Mereka berusaha membagi bonus kepada Susi dan Alan dengan asumsi mereka berdua dianggap satu orang. Hal ini menunjukkan sikap tidak profesional pemerintah maupun PBSI yang mempunyai kepentingan-kepentingan tertentu.
Dari segi organisasi internal, Susi berharap agar orang-orang yang terlibat di PBSI (Persatuan Bulutangkis seluruh Indonesia) adalah orang yang benar-benar ingin memajukan perbulutangkisan, bukan untuk kepentingan pribadi.
Melihat keadaan dunia olahraga yang belum menjanjikan bagi para atlit, Susi belajar dari pengalaman kakak-kakak seniornya. Susi belajar me-manage keuangannya. Saat ia meraih berbagai prestasi dan hadiah seperti bonus, ia usahakan untuk diinvestasikan ke dalam bentuk tanah, rumah atau tabungan. Ia tahu bahwa prestasi olahragawan itu singkat dan tidak selamanya berada di atas.
Susi mengaku mempunyai pengalaman yang mengecewakan terutama dalam organisasi. Ketika ia dan Alan berprestasi, ada pihak-pihak tertentu yang tidak senang. Mereka berusaha membagi bonus kepada Susi dan Alan dengan asumsi mereka berdua dianggap satu orang. Hal ini menunjukkan sikap tidak profesional pemerintah maupun PBSI yang mempunyai kepentingan-kepentingan tertentu.
Dari segi organisasi internal, Susi berharap agar orang-orang yang terlibat di PBSI (Persatuan Bulutangkis seluruh Indonesia) adalah orang yang benar-benar ingin memajukan perbulutangkisan, bukan untuk kepentingan pribadi.
Melihat keadaan dunia olahraga yang belum menjanjikan bagi para atlit, Susi belajar dari pengalaman kakak-kakak seniornya. Susi belajar me-manage keuangannya. Saat ia meraih berbagai prestasi dan hadiah seperti bonus, ia usahakan untuk diinvestasikan ke dalam bentuk tanah, rumah atau tabungan. Ia tahu bahwa prestasi olahragawan itu singkat dan tidak selamanya berada di atas.
Kedua orang tuanya pun sering berpesan
agar ia tidak sombong dan hidup sederhana. Susi juga banyak
mendapat masukan dari Ir. Ciputra, seorang pengusaha sukses yang
dulu merupakan pimpinannya di Klub Bulutangkis Jaya Raya, agar
mempergunakan waktu sebaik mungkin dan giat berprestasi sebisa
mungkin.
Mulai dari Nol
Ketika berhenti dari dunia bulutangkis, Susi harus memulai dari nol lagi. Meski ada modal dari pendapatan saat aktif di bulutangkis, Susi masih harus belajar dan bersabar mencari usaha apa yang akan ia jalankan. Suaminya, Alan Budikusuma, berulang kali mencoba berbagai jalan untuk menghidupi keluarga mulai dari jual beli mobil, dibantu menjadi rekanan di sebuah instansi, belajar menjadi agen Gozen (alat olahraga bikinan Malaysia) dan menjadi pelatih di Pelatnas. Itu semua menjadi bukti bahwa bahwa setelah tidak berprestasi, mereka berdua harus memulai lagi dari nol.
Ketika berhenti dari dunia bulutangkis, Susi harus memulai dari nol lagi. Meski ada modal dari pendapatan saat aktif di bulutangkis, Susi masih harus belajar dan bersabar mencari usaha apa yang akan ia jalankan. Suaminya, Alan Budikusuma, berulang kali mencoba berbagai jalan untuk menghidupi keluarga mulai dari jual beli mobil, dibantu menjadi rekanan di sebuah instansi, belajar menjadi agen Gozen (alat olahraga bikinan Malaysia) dan menjadi pelatih di Pelatnas. Itu semua menjadi bukti bahwa bahwa setelah tidak berprestasi, mereka berdua harus memulai lagi dari nol.
Untunglah, Susi dan Alan mendapat
dukungan dari orang-orang yang terdekatnya. Sedikit demi sedikit
mereka belajar menimba pengalaman dan pengetahuan. Baru sekitar
satu setengah tahun, mereka bisa berdiri sendiri dan mempunyai
keyakinan membuat usaha sendiri.
Sebagai ibu rumah tangga yang mengasuh
tiga orang anak, anak pertama perempuan bernama Lourencia
Averina, sedangkan yang kedua dan ketiga adalah lelaki;
Albertus Edward dan Sebastianus Frederick, Susi juga ingin ikut
membantu keluarga. Bila anak-anaknya sekolah, ia ingin
mempunyai kesibukan tetapi tidak menyita waktu untuk keluarga.
Oleh karena itu, ia membuka toko di ITC
Mega Grosir Cempaka Mas dengan nama D&V dari nama kedua
anaknya, Edward dan Verin. Ia menjual baju-baju dari Cina,
Hongkong, dan Korea, dan sebagian produk lokal.
Sebagai mantan atlit bulutangkis, peraih
penghargaan tertinggi bulutangkis dari International Badminton
Federation (IBF) ‘Hall of Fame’ 2004 ini tetap peduli dengan
dunia yang pernah membesarkannya ini. Bersama suaminya, Alan
Budi Kusuma – peraih medali emas Olimpiade 1992 pula – ia
mendirikan Olympic Badminton Hall di Kelapa Gading. Di gedung
pusat pelatihan bulutangkis ini, Susi berharap akan muncul bibit pemain
yang akan mengembalikan kejayaan bulutangkis Indonesia.
Selain itu, pada pertengahan tahun 2002,
Susi dan Alan membuat raket dengan merek sendiri yaitu Astec,
Alan-Susi Technology. Meski pabriknya ada di Taiwan, tetapi
senar yang digunakan adalah senar Jepang. Cara pembuatan dan
sebagainya, dikontrol oleh mereka sendiri. Pada awalnya mereka
mencoba produknya ke teman-teman mereka untuk mencari tahu produk
mana yang paling bisa diterima. Baru setelah itu, produk dipasarkan.
Saat yang tak terlupakan bagi Susi adalah
saat ia berhasil menyumbangkan emas Olimpiade yang pertama bagi
Indonesia di Barcelona (Olimpiade Barcelona 1992) bersama Alan
Budikusuma yang juga mendapatkan emas. Sedangkan yang paling
mengesalkan baginya adalah saat ia kalah hanya satu poin dari Sarwendah
(Kusumawardhani) di final Piala Dunia di Jakarta.
Kini pasangan yang menikah pada 9
Februari 1997 ini tinggal di rumah mereka nan tenang di Gading
Kirana Timur I Blok B2 No. 28, Komplek Gading Kirana, Jakarta
Utara. Di komplek perumahan ini Susi dan Alan masih rutin main
bulutangkis. ► e-ti/atur
*** TokohIndonesia DotCom (Ensiklopedi Tokoh Indonesia)
Langganan Juara setelah Tangan Dipegang Nenek Misterius
Turnamen bulutangkis All England meninggalkan kesan mendalam bagi
Susi Susanti. Bagi peraih emas tunggal wanita Olimpiade Barcelona itu,
All England sangat berarti dalam perjalanan karirnya.
Karir bulutangkis Susi Susanti berhenti sejak 1997, bertepatan dengan
kehamilan anak pertama. Nama Susi kembali beredar setelah PB PBSI
menunjuknya menjadi manajer Tim Uber Indonesia.
Semasa menjadi pemain, sosok Susi sangat melegenda di peta persaingan
tunggal wanita. Seabrek gelar dikoleksi istri Alan Budikusuma tersebut.
Di turnamen All England, Susi empat kali tampil di podium juara tungal
wanita edisi 1990, 1991, 1993, dan 1994.
”Dalam dua tahun pertama keikutsertaan saya di All England, ada kisah
yang tak bisa dilupakan hingga saat ini,” kenang ibu tiga anak itu.
Pada 1988, kali pertama Susi mengikuti All England. Sayang, dalam
kiprah perdana di turnamen bulutangkis tertua tersebut, dia belum
berhasil menuai gelar juara. ”Saya sedih dan menangis waktu itu. Lantas,
saya lari ke gereja terdekat yang kebetulan sedang menggelar komuni,”
beber wanita kelahiran Tasikmalaya, 11 Februari 1971 tersebut.
Biasanya dalam acara tersebut, masing-masing pendoa, termasuk Susi,
hanya dijatah satu roti dari pendeta yang memimpin komuni. Namun, entah
kenapa Susi mendapatkan dua roti sekaligus. ”Saya juga kaget, biasanya
hanya diberi satu-satu. Tetapi, kok waktu itu saya dapat dua. Kalau
sudah menerima, harus dimakan, tidak boleh dikembalikan,” tutur pencetak
enam kali juara final Grand Prix itu.
Tak dinyana, setahun kemudian, Susi kembali lagi ke All England.
Meski belum menuai predikat juara, Susi mampu melaju ke final dan
dikandaskan andalan Tiongkok Li Lingwei. Nah, pada 1989 itu, Susi
memiliki cerita menarik. Dia bertemu dengan wanita lanjut usia sesaat
setelah kontingen Indonesia tiba di London.
Kala itu, pertandingan masih dihelat di Wembley Arena, London.
”Kebetulan, kami bertiga, Koh Tong (Tong Sin Fu, pelatih Indonesia),
Sarwendah, dan saya cari makan di McDonald’s yang lokasinya dekat dengan
hotel,” ucap Susi memulai cerita.
Rasa lapar sangat mengganggu karena cuaca bersalju dan dingin sekali.
Usai makan dan kembali ke hotel, mereka dicegat seorang nenek yang
menanti belas kasihan di pinggir jalan. Tong pun meminta anak asuhnya
itu untuk memberikan uang receh kepada nenek tersebut. Namun, nenek itu
tak mau menerima lebih dari 1 pounsdterling.
”Saya ingin sekali memberinya 5 pounsdterling. Dia nggak mau terima.
Eh, tangan saya dipegang. Saya kaget dan ada rasa takut juga. Kok, nenek
itu tangannya hangat, padahal salju mulai turun dan dingin sekali,”
bebernya.
Rasa kaget itu membuat Susi lebih ingin memperhatikan raut muka sang
nenek. Dia tak peduli meski rekan-rekannya telah meninggalkannya dan
kembali ke hotel. Entah kenapa, Susi ingin meneteskan air mata karena
terharu. Dia pun berlari ke hotel untuk mencari Alan Budikusuma yang
sudah menjadi kekasihnya selama dua tahun.
Dengan tersengal-sengal, Susi menyampaikan keinginan agar Alan mau
mendatangi nenek misterius tersebut dan memberikan lebih banyak uang.
Sayang, usaha Alan sia-sia. Sesampainya di tempat itu, Alan tak lagi
menemukan nenek tersebut. ”Mungkin orang lain menganggap itu hal biasa.
Tetapi setelah itu, tangan saya benar-benar membuahkan prestasi,”
akunya.
Semua itu, lanjut dia, berkah sang pencipta yang memberikan kekuatan
kepadanya untuk menorehkan sejarah indah bagi Indonesia. Kenangan di
lapangan tentu lebih indah. ”Wembley Arena sangat megah. Penontonnya
sangat santun dalam memberikan support,” ujarnya.
Sayang, setelah penampilan terakhirnya di All England pada 1997, Susi
tak lagi sempat menengok turnamen tertua itu. ”Sudah kenyang dulu ke
sana, sekarang membayangkan naik pesawatnya saja sudah malas,” katanya. (aww)
Lima Langkah Menjadi Sang Juara
JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam hidup, setiap orang
ingin menjadi sang juara. Bukan sekadar soal menjadi lebih unggul
daripada orang lain, namun ini soal cara meraih tujuan yang hendak
dicapai.
Kita bisa belajar dari para atlet yang selalu berburu gelar juara berbekal semangat dan mental juara. Watak dan kepribadian atlet "sang juara" akan terlihat saat dia berjuang di medan laga. Motivator Putra Lengkong mengatakan seorang juara akan selalu memegang semangat ini.
"Setiap hari, di dalam hidup, saya mau memberikan yang terbaik dari hidup saya," katanya dalam seminar Sang Juara yang digelar mahasiswa Universitas Atmajaya, Rabu (12/9/2012) di Gedung Yustinus Lt.15, Jakarta.
Namun, ada hal-hal penting yang perlu disimak untuk bisa menjadi sang juara dalam kehidupan sehari-hari, misalnya dalam studi Anda. Berikut ini langkah-langkah yang disebutkan oleh Putra.
1. Seorang juara selalu memiliki tujuan yang jelas
Putra mencontohkan sosok Florence Chadwick. Perempuan asal Amerika ini telah menetapkan tujuan yang jelas untuk menjadi perempuan pertama yang berhasil menyeberangi Selat Catalina dengan berenang. Setelah sempat menyeberangi selat Inggris, Florence sempat melawan kabut dan hiu dalam menempuh jarak renang sejauh 35 km, namun sayang kabut menghalanginya untuk menggapai pesisir Catalina. Dia pun gagal. Padahal saat itu, dia sudah mencapai jarak 33 km.
Pada tahun selanjutnya, Florence kembali menetapkan tujuannya menyeberangi Catalina. Dia menetapkan tujuan yang lebih jelas dengan sudah membayangkan melihat pesisir pulau tujuannya. Kabut yang menghadangnya pun tidak dapat membendung tujuannya. Dia berhasil.
2. Seorang juara berani membayar harga kenyamanan untuk sebuah kemajuan
Perenang Michael Phelps gusar saat wartawan mengatakan bahwa dirinya hanya beruntung saat meraih 8 medali emas pada Olimpiade 2008. Dia mengatakan prestasinya itu bukan keberuntungan, tetapi dicapai melalui kerja keras.
Saat kalian makan siang, Phelps sedang berlatih di dalam kolam renang. Saat berlibur dengan keluarga, dia juga tampak masih berlatih di sana. Saat orang lain berada dalam kenyamanan, Phelps telah menggadaikannya demi sebuah kerja keras untuk meraih kesuksesan.
3. Selalu lakukan hal yang di luar biasanya untuk berhasil
Michael Phelps mengatakan "Anda tak dapat menetapkan batasan pada apa pun" ketika ditanya tentang mencapai target kehidupan.
Kisah Vice President Citibank, Houtman Zainal Arif, juga menunjukkan karakter ini. Dia mengawali kariernya sebagai seorang office boy. Houtman selalu melakukan hal yang di luar biasanya dalam pekerjaannya, sehingga tugasnya yang hanya mengurusi kebersihan dapat diselesaikan bahkan lebih dari itu.
Dia juga mengurusi fotokopi di tahun 1960-an saat seorang office boy belum piawai melakukan tugas menggandakan data saat itu. Dia mau belajar usai menuntaskan pekerjaannya. Alhasil, dia dipercaya untuk bertugas sebagai penanggung jawab fotokopi kantor dan kembali melakukan hal yang di luar biasanya.
Usai menuntaskan pekerjaannya, dia membantu proses administrasi, seperti mengerjakan proses stempel dan hal-hal administrasi lainnya, sehingga pada satu kesempatan dia diangkat menjadi staf kantor hingga kemudian merintis karier sampai puncak sebagai vice president bank kelas dunia ini.
4. Apa yang anda fokuskan, itulah yang harus Anda dalami
Seorang juara akan fokus pada hal-hal yang membantu pencapaian impian mereka dan bukannya pada hal-hal yang menghambat pencapaian impian tersebut.Pada bagian ini, kita hanya perlu membuka diri untuk melihat kesempatan dengan lebih dalam dan lebih positif.
5. Untuk memiliki kupu-kupu di halaman dan rumah Anda, ada dua cara yang dapat dilakukan. Pertama, dengan membawa jaring tetapi sedikit yang akan terjaring, sementara cara kedua adalah dengan membuat taman bunga sehingga kupu-kupu yang akan datang sendiri kepada Anda.
Seorang juara akan terus mengembangkan dirinya untuk memiliki cara dan kualitas yang banyak dicari oleh berbagai kalangan sehingga kesuksekan yang justru akan mendekatinya.
Jadi, Anda siap menjadi seorang juara?
Kita bisa belajar dari para atlet yang selalu berburu gelar juara berbekal semangat dan mental juara. Watak dan kepribadian atlet "sang juara" akan terlihat saat dia berjuang di medan laga. Motivator Putra Lengkong mengatakan seorang juara akan selalu memegang semangat ini.
"Setiap hari, di dalam hidup, saya mau memberikan yang terbaik dari hidup saya," katanya dalam seminar Sang Juara yang digelar mahasiswa Universitas Atmajaya, Rabu (12/9/2012) di Gedung Yustinus Lt.15, Jakarta.
Namun, ada hal-hal penting yang perlu disimak untuk bisa menjadi sang juara dalam kehidupan sehari-hari, misalnya dalam studi Anda. Berikut ini langkah-langkah yang disebutkan oleh Putra.
1. Seorang juara selalu memiliki tujuan yang jelas
Putra mencontohkan sosok Florence Chadwick. Perempuan asal Amerika ini telah menetapkan tujuan yang jelas untuk menjadi perempuan pertama yang berhasil menyeberangi Selat Catalina dengan berenang. Setelah sempat menyeberangi selat Inggris, Florence sempat melawan kabut dan hiu dalam menempuh jarak renang sejauh 35 km, namun sayang kabut menghalanginya untuk menggapai pesisir Catalina. Dia pun gagal. Padahal saat itu, dia sudah mencapai jarak 33 km.
Pada tahun selanjutnya, Florence kembali menetapkan tujuannya menyeberangi Catalina. Dia menetapkan tujuan yang lebih jelas dengan sudah membayangkan melihat pesisir pulau tujuannya. Kabut yang menghadangnya pun tidak dapat membendung tujuannya. Dia berhasil.
2. Seorang juara berani membayar harga kenyamanan untuk sebuah kemajuan
Perenang Michael Phelps gusar saat wartawan mengatakan bahwa dirinya hanya beruntung saat meraih 8 medali emas pada Olimpiade 2008. Dia mengatakan prestasinya itu bukan keberuntungan, tetapi dicapai melalui kerja keras.
Saat kalian makan siang, Phelps sedang berlatih di dalam kolam renang. Saat berlibur dengan keluarga, dia juga tampak masih berlatih di sana. Saat orang lain berada dalam kenyamanan, Phelps telah menggadaikannya demi sebuah kerja keras untuk meraih kesuksesan.
3. Selalu lakukan hal yang di luar biasanya untuk berhasil
Michael Phelps mengatakan "Anda tak dapat menetapkan batasan pada apa pun" ketika ditanya tentang mencapai target kehidupan.
Kisah Vice President Citibank, Houtman Zainal Arif, juga menunjukkan karakter ini. Dia mengawali kariernya sebagai seorang office boy. Houtman selalu melakukan hal yang di luar biasanya dalam pekerjaannya, sehingga tugasnya yang hanya mengurusi kebersihan dapat diselesaikan bahkan lebih dari itu.
Dia juga mengurusi fotokopi di tahun 1960-an saat seorang office boy belum piawai melakukan tugas menggandakan data saat itu. Dia mau belajar usai menuntaskan pekerjaannya. Alhasil, dia dipercaya untuk bertugas sebagai penanggung jawab fotokopi kantor dan kembali melakukan hal yang di luar biasanya.
Usai menuntaskan pekerjaannya, dia membantu proses administrasi, seperti mengerjakan proses stempel dan hal-hal administrasi lainnya, sehingga pada satu kesempatan dia diangkat menjadi staf kantor hingga kemudian merintis karier sampai puncak sebagai vice president bank kelas dunia ini.
4. Apa yang anda fokuskan, itulah yang harus Anda dalami
Seorang juara akan fokus pada hal-hal yang membantu pencapaian impian mereka dan bukannya pada hal-hal yang menghambat pencapaian impian tersebut.Pada bagian ini, kita hanya perlu membuka diri untuk melihat kesempatan dengan lebih dalam dan lebih positif.
5. Untuk memiliki kupu-kupu di halaman dan rumah Anda, ada dua cara yang dapat dilakukan. Pertama, dengan membawa jaring tetapi sedikit yang akan terjaring, sementara cara kedua adalah dengan membuat taman bunga sehingga kupu-kupu yang akan datang sendiri kepada Anda.
Seorang juara akan terus mengembangkan dirinya untuk memiliki cara dan kualitas yang banyak dicari oleh berbagai kalangan sehingga kesuksekan yang justru akan mendekatinya.
Jadi, Anda siap menjadi seorang juara?
Editor :
Caroline Damanik
Jumat, Oktober 12, 2012
Cabang ke dua telah hadir
MATTHEW JAYA BADMINTON SCHOOL JAKARTA , kini hadir di bandengan sport arena
jadwal pelatihan
sabtu
13.00 - 15.00
minggu
15.00 - 17.00
berminat dapat menghubungi contact
087883261236
yohanes upi
atau
02160706383
admin
jadwal pelatihan
sabtu
13.00 - 15.00
minggu
15.00 - 17.00
berminat dapat menghubungi contact
087883261236
yohanes upi
atau
02160706383
admin
Nikolas peridi HIDUP SERBA DISIPLIN
Usianya masih 6 tahun , tapi dibalik kepolosan wajah Nikolas peridi tersimpan talenta besar menjadi atlet bulutangkis handal.Awal perkenalan niko,demikian ia disapa dengan bulutangkis,terjadi pada tahun 2009 tepatnya usianya masih 3 tahun , ketika itu ia sering diajak sang daddy (Sari peridi) , atau yang sering ankrab disapa ATAW , berlatih bulutangkis di GOR kembangan , jakarta.
Kebetulan daddy ataw merupakan salah satu pelatih di matthew jaya badminton school jakarta , dari situ saya melihat ketertarikan niko pada bulutangkis.
Saya pun memberikan sebuah raket untuk niko berlatih , kenang daddy ataw.
Dengan tekun daddy ataw melatih anaknya untuk menekuni bulutangkis.Hasilnya sungguh membanggakan , pada 2011 disaat usianya baru 5thn , niko mampu menjuarai turnamen sejakarta barat.
Bermain ganda bersama yosandi , niko mampu menyingkirkan 200 peserta dalam turnamen tersebut , dan memenangkan ganda putra untuk kelasifikasi usia dibawah 10 tahun.prestasi niko tidak hanya disitu .
pada mei 2012 lalu ia juga mengikuti kejuaraan nasional bulutangkis sinar dunia , dan prestasinya cukup membanggakan .
Meskipun baru pertama kali mengikuti kejuaraan tersebut dan belum pernah merasakan atmosfer pertandingan yang diadakan di istora senayan , ia mampu menempatkan diri dalam 8 besar dari 500 atlet yang berpartisipasi.
menurut daddy ataw , ia sendiri tidak pernah memaksakan putra bungsu dari 3 bersaudara ini menjadi atlet bulutangkis , semua ini murni kengininan dari dalam niko diri sendiri.
admin
pb matthew jaya astec jakarta.
Kebetulan daddy ataw merupakan salah satu pelatih di matthew jaya badminton school jakarta , dari situ saya melihat ketertarikan niko pada bulutangkis.
Saya pun memberikan sebuah raket untuk niko berlatih , kenang daddy ataw.
Dengan tekun daddy ataw melatih anaknya untuk menekuni bulutangkis.Hasilnya sungguh membanggakan , pada 2011 disaat usianya baru 5thn , niko mampu menjuarai turnamen sejakarta barat.
Bermain ganda bersama yosandi , niko mampu menyingkirkan 200 peserta dalam turnamen tersebut , dan memenangkan ganda putra untuk kelasifikasi usia dibawah 10 tahun.prestasi niko tidak hanya disitu .
pada mei 2012 lalu ia juga mengikuti kejuaraan nasional bulutangkis sinar dunia , dan prestasinya cukup membanggakan .
Meskipun baru pertama kali mengikuti kejuaraan tersebut dan belum pernah merasakan atmosfer pertandingan yang diadakan di istora senayan , ia mampu menempatkan diri dalam 8 besar dari 500 atlet yang berpartisipasi.
menurut daddy ataw , ia sendiri tidak pernah memaksakan putra bungsu dari 3 bersaudara ini menjadi atlet bulutangkis , semua ini murni kengininan dari dalam niko diri sendiri.
admin
pb matthew jaya astec jakarta.
peraih medali olimpiade era 90 an
Tahun 1992 :
Tunggal Putra :
- Emas : Alan Budikusuma (INA)
- Perak : Ardy Wiranata (INA)
- Perunggu : Thomas Stuer-Lauridsen (DEN) & Hermawan Susanto (INA)
Tunggal Putri :
- Emas : Susi Susanti (INA)
- Perak : Bang Soo-hyun (KOR)
- Perunggu : Huang Hua (CHN) & Tang Jiuhong (CHN)
Ganda Putra :
- Emas : Kim Moon-soo/Park Joo-bong (KOR)
- Perak : Rudy Gunawan/Eddy Hartono (INA)
- Perunggu : Li Yongbo/Tian Bingyi (CHN) & Razif Sidek/Jalani Sidek (MAS)
Ganda Putri :
- Emas : Chung So-young/Hwang Hye-young (KOR)
- Perak : Guan Weizhen/Nong Qunhua (CHN)
- Perunggu : Gil Young-ah/Shim Eun-jung (KOR) & Lin Yanfen/Yao Fen (CHN)
Tahun 1996 :
Tunggal Putra :
- Emas : Poul-Erik Høyer Larsen (DEN)
- Perak : Dong Jiong (CHN)
- Perunggu : Rashid Sidek (MAS)
Tunggal Putri :
- Emas : Bang Soo-hyun (KOR)
- Perak : Mia Audina (INA)
- Perunggu : Susi Susanti (INA)
Ganda Putra :
- Emas : Rexy Mainaky/Ricky Subagja (INA)
- Perak : Cheah Soon Kit/Yap Kim Hock (MAS)
- Perunggu : Antonius Ariantho/Denny Kantono (INA)
Ganda Putri :
- Emas : Ge Fei/Gu Jun (CHN)
- Perak : Gil Young-ah/Jang Hye-ock (KOR)
- Perunggu : Qin Yiyuan/Tang Yongshu (CHN)
Ganda Campuran :
- Emas : Gil Young-ah/Kim Dong-moon (KOR)
- Perak : Park Joo-bong/Ra Kyung-min (KOR)
- Perunggu : Liu Jianjun/Sun Man (CHN)
Tunggal Putra :
- Emas : Alan Budikusuma (INA)
- Perak : Ardy Wiranata (INA)
- Perunggu : Thomas Stuer-Lauridsen (DEN) & Hermawan Susanto (INA)
Tunggal Putri :
- Emas : Susi Susanti (INA)
- Perak : Bang Soo-hyun (KOR)
- Perunggu : Huang Hua (CHN) & Tang Jiuhong (CHN)
Ganda Putra :
- Emas : Kim Moon-soo/Park Joo-bong (KOR)
- Perak : Rudy Gunawan/Eddy Hartono (INA)
- Perunggu : Li Yongbo/Tian Bingyi (CHN) & Razif Sidek/Jalani Sidek (MAS)
Ganda Putri :
- Emas : Chung So-young/Hwang Hye-young (KOR)
- Perak : Guan Weizhen/Nong Qunhua (CHN)
- Perunggu : Gil Young-ah/Shim Eun-jung (KOR) & Lin Yanfen/Yao Fen (CHN)
Tahun 1996 :
Tunggal Putra :
- Emas : Poul-Erik Høyer Larsen (DEN)
- Perak : Dong Jiong (CHN)
- Perunggu : Rashid Sidek (MAS)
Tunggal Putri :
- Emas : Bang Soo-hyun (KOR)
- Perak : Mia Audina (INA)
- Perunggu : Susi Susanti (INA)
Ganda Putra :
- Emas : Rexy Mainaky/Ricky Subagja (INA)
- Perak : Cheah Soon Kit/Yap Kim Hock (MAS)
- Perunggu : Antonius Ariantho/Denny Kantono (INA)
Ganda Putri :
- Emas : Ge Fei/Gu Jun (CHN)
- Perak : Gil Young-ah/Jang Hye-ock (KOR)
- Perunggu : Qin Yiyuan/Tang Yongshu (CHN)
Ganda Campuran :
- Emas : Gil Young-ah/Kim Dong-moon (KOR)
- Perak : Park Joo-bong/Ra Kyung-min (KOR)
- Perunggu : Liu Jianjun/Sun Man (CHN)
Kamis, Oktober 11, 2012
Pandutama Open IV Tahun 2012
Kejuaraan Bulutangkis Perorangan Antar Klub, Pandutama Open IV Tahun
2012 yang akan dilaksanakan tanggal 28 Oktober 2012 s/d 02 November
2012.
Tempat : Hall Bulutangkis Pandu, Alamat Jl. Parung Utama Bojongkulur, Gunung Putri, Bogor 16969
Telp. : 021-8226806
HP : 021-71515933
Fax : 021-8226806
Email : pbpandutama@gmail.com. & pbpandu2012@yahoo.com.
Kelompok Yang dipertandingkan & Biaya Pendaftaran:
- Membayar Biaya Pendaftaran
- Formulir Pendaftaran
- Foto Kopi Akte Kelahiran
TOTAL HADIAH PULUHAN JUTA RUPIAH + SPONSOR
Pendaftaran Mulai 1 September 2012 s/d 21 Oktober 2012
pukul 08.00 WIB s/d 19.00 WIB
Manager Meeting: tanggal 21 Oktober 2012 Jam 16.00
Technical Meeting: tanggal 27 Oktober 2012 Jam 16.00
Tempat Pendaftaran: GOR PANDU
Contact Person:
Ricky 081280274572 & 08561949035
Ardi 081932131519
Iwan NHK 021-32633774
Dodo CANDRA 081280118152
DWI ASTUTI 021-71515933 & 08788887914
Tempat : Hall Bulutangkis Pandu, Alamat Jl. Parung Utama Bojongkulur, Gunung Putri, Bogor 16969
Telp. : 021-8226806
HP : 021-71515933
Fax : 021-8226806
Email : pbpandutama@gmail.com. & pbpandu2012@yahoo.com.
Kelompok Yang dipertandingkan & Biaya Pendaftaran:
- Tunggal Usia Dini A Putra & Putri Usia 0 s/d 8 Tahun - Rp. 50.000
- Tunggal Usia Dini B Putra & Putri Usia 9 Tahun s/d 10 Tahun - Rp. 50.000
- Tunggal Anak Putra & Putri Usia 11 Tahun s/d 12 Tahun - Rp. 50.000
- Tunggal Pemula Putra & Putri Usia 13 Tahun s/d 14 Tahun - Rp. 75.000
- Tunggal Remaja Putra & Putri Usia 15 Tahun s/d 16 Tahun - Rp. 75.000
- Tunggal Taruna Putra & Putri Usia 17 Tahun s/d 18 Tahun - Rp. 100.000
- Ganda Anak- anak Putra Putri - Rp. 100.000
- Ganda Pemula Putra Putri - Rp. 150.000
- Ganda Remaja Putra Putri - Rp. 150.000
- Ganda Taruna Putra - Rp. 200.000
- Ganda Campuran Pemula - Rp. 150.000
- Ganda Campuran Remaja - Rp. 150.000
- Ganda Campuran Taruna - Rp. 200.000
- Membayar Biaya Pendaftaran
- Formulir Pendaftaran
- Foto Kopi Akte Kelahiran
TOTAL HADIAH PULUHAN JUTA RUPIAH + SPONSOR
Pendaftaran Mulai 1 September 2012 s/d 21 Oktober 2012
pukul 08.00 WIB s/d 19.00 WIB
Manager Meeting: tanggal 21 Oktober 2012 Jam 16.00
Technical Meeting: tanggal 27 Oktober 2012 Jam 16.00
Tempat Pendaftaran: GOR PANDU
Contact Person:
Ricky 081280274572 & 08561949035
Ardi 081932131519
Iwan NHK 021-32633774
Dodo CANDRA 081280118152
DWI ASTUTI 021-71515933 & 08788887914
[Review Buku] 9 Prinsip Kesuksesan Sang Juara
"Focus on where you want to go, not on what you fear." ~Tonny Robbins (Motivator)
Tentang Isi Buku
9 Prinsip Kesuksesan Sang Juara, buku yang cocok banget dibaca saat kita lagi down,
butuh motivasi, suntikan semangat, dan berbagai hal positif lainnya.
Jujur banget nih, niat beli buku ini emang gara-gara Butet dan Owinya
doang. Hehe,,, Maklumlah, Rain emang jarang dan kurang suka dengan buku
panduan/motivasi seperti apapun bukunya. Rain lebih suka motivasi dalam
bentuk cerita alias novel. Hoho... Tapi, berhubung ada Owi dan Butetnya
plus momennya tepat banget, Rain lagi butuh motivasi lebih untuk
menghadapi masa depan yang penuh dengan teka-teki. #halah. :P Jadi deh,
nih buku ngena banget buat Rain! ^_^
Mengambil pengalaman 'menjadi juara' dalam bidang olahraga lantas
mengaplikasikannya dalam bidang lain, menjadi daya tarik sendiri dari
buku motivasi ini. Ya, jarang juga buku yang ngebahas tentang
"Kesuksesan" dari sudut pandang seorang atlit. Nah, penasaran kan 9
prinsip itu apa aja? Check the list below! ^_^
- Saya punya impian yang jelas, spesifik, dan menantang;
- Saya rela membayar "harga" untuk mencapai impian tersebut;
- Saya adalah pelaku, bukan korban;
- Saya mempunyai mental juara;
- Saya mengelola dan memilih fokus saya;
- Saya mengelola dan memilih distorsi saya;
- Saya mengelola dan memilih generalisasi saya;
- Saya membuat diri saya berharga bagi tim;
- Saya berbagi rizki kepada sesama.
"I hated every minute of training, but I said, 'Don't quit. Suffer now and live the rest of your life as a champion'." ~Muhammad AliSaya rela membayar harga untuk mencapai impian tersebut.
Rain sadar diri deh, yang bikin Rain belum merasa sukses salah satunya karena Rain belum bisa atau lebih tepatnya belum mau membayar harga kesuksesan itu. Apa harga kesuksesan itu? Usaha alias kerja keras. Ya ya ya... Yang membedakan orang sukses dengan yang tidak apalagi kalau bukan usaha/kerjanya. Hmm... Lah, gimana kalau kita ngerasa udah kerja keras tapi hasilnya tetep nihil? Gagal?
Sobat NSK yang baik hati, sukses itu luas sekali artinya. Saat kita menyadari gagal adalah tangga menuju kesuksesan, saat kita akan memandang kegagalan tersebut dari sudut pandang yang positif, maka sejatinya kita telah sukses meng-upgrade diri kita sendiri. Menjadikan diri kita pribadi yang tahan banting, selalu berpikir positif, pantang menyerah, dll.
Sama halnya dengan syurga. Jika kita mengandaikan masuk syurga sebagai bentuk kesuksesan kita sebagai makhluk Tuhan, maka tentu ada harga yang harus kita berikan. Apa itu? Amal ibadah. Ya, karena masuk syurga itu gak murah, Sobat. ^^
"To be a great champion, you must believe you are the best. If you are not, pretend you are." ~Muhammad Ali
Saya mengelola dan memilih distorsi saya.
Distorsi bisa juga diartikan sebagai sudut pandang. Mengenai poin ini,
Rain jadi inget salah satu status yang pernah ditulis sama Bang Tere
yang diambil dari novel Kau, Aku, dan Sepucuk Angpau Merah. Kira-kira bunyinya seperti ini: "Kau
tahu apa yang bisa segera membuang tampang kusutmu mencair seperti
mentega lumer di penggorengan? SEDERHANA. Kau bulak-balik sedikit saja,
dari rasa dipaksa menjadi sukarela, dari rasa terhina menjadi
dibutuhkan, dari rasa disuruh-suruh menjadi penerimaan. Seketika wajah
kau tak kusut lagi."
Intinya, untuk menjadi sukses kita harus bisa membuat sesuatu yang
negatif menjadi sesuatu yang positif. Ya, berprasangka baik. Mindset yang positif akan memberikan hasil yang berbeda dalam usaha kita. Minimal hati kita jadi tenang, jauh dari pikiran negatif. =)
***
Catatan dari Rain untuk Penulis
Hehe... bukan bermaksud sok-sok-an jadi kritikus buku loh. Cuma memang
ada beberapa hal yang menjadi catatan Rain saat baca buku ini. Tentu aja
tujuannya supaya buku ini bisa lebih baik ke depannya. Hoho... Berikut
catatan yang Rain simpulkan setelah baca buku ini.
Poin plus (+):
- Banyak quote dari beberapa orang sukses yang sangat memotivasi pembaca untuk sukses seperti mereka;
- Penjelasan yang cukup sederhana sehingga mudah dipahami. Ditambah dengan beberap contoh cerita yang berkolerasi dengan penjelasannya.;
- Isi bukunya terstruktur dengan baik, tidak loncat-loncat.
Poin minus (-):
- Ada banyak kata-kata yang diulang;
- Walau memang sepertinya disengaja, tapi bagi Rain, penggunaan huruf kapital pada kata-kata tertentu dan itu ditempatkan di tengah kalimat, agak mengganggu saat dibaca. Meski Rain tahu maksudnya untuk memberi tekanan makna, akan lebih baik jika kata-kata itu diberi tanda kutip or dimiringkan (italic);
- No Ending. Hmm... entahlah, menurut Rain, meskipun bukunya termasuk buku motivasi, ending itu tetap perlu. Dalam buku ini, ending ditutup dengan penjelasan peran sang pelatih. Ending yang nanggung. Akan lebih baik, ada kalimat penutup dari sang penulis. Misalnya: "Selamat mencoba 9 prinsip ini! Selamat menuju kesuksesan", atau "Ayo, tunggu apalagi. Segera aplikasikan 9 prinsip ini dan buktikan sendiri", dll. Wallahu'alam bish shawab. ^_^
That's all. Semoga review kali ini bermanfaat buat Sobat NSK dan menambah referensi buku yang akan kalian baca. Finally, 4 bintang dari 5 bintang Rain kasih buat buku ini. Happy reading, guys! :=)
"The miracle is this: the more we share the more we have." ~Leonard Nimoy (Actor)
9 Prinsip Kesuksesan Sang Juara
Sinopsis
Seorang JUARA memutuskan KESUKSESANNYA adalah TANGGUNG JAWABNYA!
Berdasarkan pengalaman kesuksesan Liliyana Natsir dan Tontowi Ahmad meraih gelar juara All England 2012 setelah 33 tahun Indonesia tidak pernah memenangkannya, buku ini menguraikan 9 prinsip kesuksesan yang mencakup:
- mempunyai impian yang jelas, spesifik, dan menantang
- rela membayar “harga” untuk mencapai impian tersebut
- memilih dan mengelola fokus
- berbagi rezeki pada sesama
Bila menerapkan prinsip-prinsip teruji itu dan prinsip-prinsip lain yang dipaparkan di buku ini dalam profesi, tim, bisnis, keluarga, serta kehidupan, Anda akan mendapatkan hasil LUAR BIASA yang dapat mengubah kehidupan Anda. Anda pun dapat menjadi SANG JUARA dalam profesi Anda, tim Anda, bisnis Anda, keluarga Anda, dan kehidupan Anda!
“It is an inescapable fact that the higher the building, the stronger, the bigger, the deeper must be its foundation. The foundations of life are in the principles that we believe in and we live by. I am proud and happy that my associate, Putera Lengkong, has taken the time to study and to share the 9 Principles of Champions. I strongly suggest that you read, understand, apply and eventually internalize these 9 principles. They are the foundations for a successful life. Good luck!”
—James Gwee T.H., MBA, Indonesia’s Favourite Seminar Speaker & Trainer, www.jamesgwee.com
“Buku ini memberikan inspirasi kepada kita semua tentang kiat menuju kesuksesan, dengan banyak contoh serta kalimat motivasi yang mempunyai makna positif dan akan membuat kita merasakan semangat untuk terus melaju di jalan kesuksesan.”
—Susi Susanti, Mantan Pemain Bulu Tangkis Tunggal Putri Dunia
Rabu, Oktober 10, 2012
memanjatkan puji dan syukur
Berjalan sudah Matthew jaya badmintol school selama 1 tahun , yang dulu nya bernama Dwi Jaya jakarta saat ini berganti nama club matthew jaya , yang bernaung di bawah PBSI jakarta barat SEJAK 1990 dalam masa baktinya kepada bulutangkis di tanah air , matthew jaya terus berkembang dan terus melahirkan atlet atlet yang diolah dan diracik untuk berprestasi baik di jakarta dan nasional.
Astec adalah salah satu produk anak negeri yang berkembang luas hingga ke mancanegara , dimana Matthew Jaya mendapat kesempatan untuk menjadi salah satu team yang disupport untuk kebutuhan perlengkapan atlet atletnya yang berada dan masuk di pusdiklat matthew jaya astec jakarta.
Terima kasih untuk om Alan budikusuma dan Tante Susy susanti yang begitu mensupport kami dan mendukung kami melahirkan , mencetak sang juara yang terus menerus.
Kami sebagai pengurus , manager , dan jajaran pelatih baik di pusat maupu cabang kami akan terus berusaha dan bekerja keras untuk meracik atlet atlet yang berada di tempat pelatihan kami , karna bakat saja tidak cukup , melainkan harus di dukung oleh berbagai support , terutama orang tua dan kemampuan si anak tersebut.
Kami akan dan berusaha mencetak juara seperti era 90an diamana pada masa masa itu kami melahirkan banyak sang juara , walaupun kami club kecil akan tetapi kami punya semangat yang tinggi dan besar.
Bagi kami tak ada yang tak mungkin untuk meraih juara , kerja keras yang akan membuahkan hasil , semangat yang terus berkobar.
Matthew jaya Astec adalah club yang cukup disegani , saat ini kami sedang membina kembali dari bawah dan akan merekut pemain pemain yang bertalenta , mempunyai semangat , mempunyai cita cita dan didukungnya oleh Om Alan budikusuma dan Tante Susy susanti dan team astec kami yakin kami mampu menciptakan sang juara.
Club kecil tapi melahirkan sang Juara , kami mengucapkan syukur kepada Tuhan yang maha kuasa jika bukan karna ridhoonya maka kami tidak akan seperti saat ini.
Tidak lupa dukungan dari Bulutangkis.com yang memberikan kami kesempatan untuk mempromosikan klub kecil kami di masyarakat umum , semoga bulutangkis.com semakin jaya .
hormat
general manager
YOHANES UPI
admin
pbmatthewjaya
Astec adalah salah satu produk anak negeri yang berkembang luas hingga ke mancanegara , dimana Matthew Jaya mendapat kesempatan untuk menjadi salah satu team yang disupport untuk kebutuhan perlengkapan atlet atletnya yang berada dan masuk di pusdiklat matthew jaya astec jakarta.
Terima kasih untuk om Alan budikusuma dan Tante Susy susanti yang begitu mensupport kami dan mendukung kami melahirkan , mencetak sang juara yang terus menerus.
Kami sebagai pengurus , manager , dan jajaran pelatih baik di pusat maupu cabang kami akan terus berusaha dan bekerja keras untuk meracik atlet atlet yang berada di tempat pelatihan kami , karna bakat saja tidak cukup , melainkan harus di dukung oleh berbagai support , terutama orang tua dan kemampuan si anak tersebut.
Kami akan dan berusaha mencetak juara seperti era 90an diamana pada masa masa itu kami melahirkan banyak sang juara , walaupun kami club kecil akan tetapi kami punya semangat yang tinggi dan besar.
Bagi kami tak ada yang tak mungkin untuk meraih juara , kerja keras yang akan membuahkan hasil , semangat yang terus berkobar.
Matthew jaya Astec adalah club yang cukup disegani , saat ini kami sedang membina kembali dari bawah dan akan merekut pemain pemain yang bertalenta , mempunyai semangat , mempunyai cita cita dan didukungnya oleh Om Alan budikusuma dan Tante Susy susanti dan team astec kami yakin kami mampu menciptakan sang juara.
Club kecil tapi melahirkan sang Juara , kami mengucapkan syukur kepada Tuhan yang maha kuasa jika bukan karna ridhoonya maka kami tidak akan seperti saat ini.
Tidak lupa dukungan dari Bulutangkis.com yang memberikan kami kesempatan untuk mempromosikan klub kecil kami di masyarakat umum , semoga bulutangkis.com semakin jaya .
hormat
general manager
YOHANES UPI
admin
pbmatthewjaya
Senin, Oktober 08, 2012
Tak ada target di BNI ASTEC OPEN 2012
MATTHEW JAYA ASTEC JAKARTA . team manager Yohanes Upi mengatakan"saya , selalu memberikan anak anak kesempatan untuk bertanding di level yang tinggi , walaupun kami klub kecil akan tetapi kami ingin memiliki segudang prestasi seperti era Jenna gozali dkk. Kami sering menjuarai berbagai event ketika itu dan kami pengurus , amanger dan pelatih ingin mencetak pemain kembali"
Astec open tahun ini cukup luar biasa diminati oleh berbagai klub , apalagi masuk rangking nasional , itu membuat banyak diminati pemain pemain berkelas nasional dan internasional.
Team yang diturunkan di BNI ASTEC OPEN 2012 , ditargetkan dapat memetik pengalaman yang berharga . sekali lagi kami mengucapkan terima kasih atas ASTEC yang mensupport kami untuk menunjang prestasi matthew jaya jakarta.
admin
pbmatthewjayaastec
Astec open tahun ini cukup luar biasa diminati oleh berbagai klub , apalagi masuk rangking nasional , itu membuat banyak diminati pemain pemain berkelas nasional dan internasional.
Team yang diturunkan di BNI ASTEC OPEN 2012 , ditargetkan dapat memetik pengalaman yang berharga . sekali lagi kami mengucapkan terima kasih atas ASTEC yang mensupport kami untuk menunjang prestasi matthew jaya jakarta.
admin
pbmatthewjayaastec
Matthew jaya astec berlaga di BNI ASTEC OPEN 2012
Matthew Jaya astec badminton school indonesia ssetelah menjuaraai turnamen PBSI di PIALA WALIKOTA JAKARTA BARAT melanjutkan kegiatannya yaitu dengan mengikuti kejuaraan BNI ASTEC OPEN tahun 2012 yang diselenggarakan dari tanggal 8 - 13 oktober 2012.
Turnamen kali ini pun dibagi menjadi 2 tempat pertandingan yakni di gor pola bugar dan di gor asia afrika senayan.peserta yang mengikuti ini pun cukup luar biasa banyak.apa lagi jika dilihat dari total jumlah klub yang turut serta meramaikan turnamen ini sekitar 100 lebih klub bulutangkis dan salah satunya yakni MATTHEW JAYA ASTEC jakarta.
Penampilan anak anak kami pun cukup menarik perhatian diawali dengan Timotius Elbert bermain dilapangan J berhadapan dengan pemain dari klub luar daerah , elbert mampu mengatasi perlawanan dari klub serena junior diwakili oleh tedi faisal dengan 2 set langsung. disusul dengan Jason christoper alexander dengan menang wo atas tian dari klub naya bina prestasi.
Nikolas peridi pun dari matthew jaya astec menang ruber set atas aras anwar dari klub Mandiri jaya utama,diikuti dengan kemenangan Adam putra yosandi dari matthew jaya astec menang ruber set atas jason rivaldo dari candra wijaya international badminton center.
dukung kami di turnamen bni astec open 2012
admin
pbmatthewjayaastec
Turnamen kali ini pun dibagi menjadi 2 tempat pertandingan yakni di gor pola bugar dan di gor asia afrika senayan.peserta yang mengikuti ini pun cukup luar biasa banyak.apa lagi jika dilihat dari total jumlah klub yang turut serta meramaikan turnamen ini sekitar 100 lebih klub bulutangkis dan salah satunya yakni MATTHEW JAYA ASTEC jakarta.
Penampilan anak anak kami pun cukup menarik perhatian diawali dengan Timotius Elbert bermain dilapangan J berhadapan dengan pemain dari klub luar daerah , elbert mampu mengatasi perlawanan dari klub serena junior diwakili oleh tedi faisal dengan 2 set langsung. disusul dengan Jason christoper alexander dengan menang wo atas tian dari klub naya bina prestasi.
Nikolas peridi pun dari matthew jaya astec menang ruber set atas aras anwar dari klub Mandiri jaya utama,diikuti dengan kemenangan Adam putra yosandi dari matthew jaya astec menang ruber set atas jason rivaldo dari candra wijaya international badminton center.
dukung kami di turnamen bni astec open 2012
admin
pbmatthewjayaastec
Minggu, Oktober 07, 2012
Perang saudara
Matthew jaya astec badminton school di kejuaraan bulutangkis memperebutkan piala walikota jakarta barat tahun 2012 di kelompok Usia dini mempertemukan sama sama dari atlet binaan om ataw dan yohanes upi.
Di sektor ganda mempertemukan Timotius elbert yang berpasangan dengan Adam putra yosandi berhadapan dengan Jason christoper alexander yang dipasangkan dengan Luis nikolas peridi , dan disektor tunggal usia dini pun mempertemukan sama sama dari matthew juga yakni Adan putra yosandi berhadapan dengan Timotius elbert.
Lain hall di kelompok Ganda anak anak putra yakni Timotius elbert dan Adam putra yosandi akan berhadapan dengan pemain dari AXL.
Partai babak final akaan diselenggarakan pada pukul 11.00 wib , di hall pln pelita bakrie pln jakarta barat.
yuk dateng dan saksikan penampilan anak anak dari matthew jaya astec badminton school jakarta
admin
pbmatthewjaya astec jakarta
Di sektor ganda mempertemukan Timotius elbert yang berpasangan dengan Adam putra yosandi berhadapan dengan Jason christoper alexander yang dipasangkan dengan Luis nikolas peridi , dan disektor tunggal usia dini pun mempertemukan sama sama dari matthew juga yakni Adan putra yosandi berhadapan dengan Timotius elbert.
Lain hall di kelompok Ganda anak anak putra yakni Timotius elbert dan Adam putra yosandi akan berhadapan dengan pemain dari AXL.
Partai babak final akaan diselenggarakan pada pukul 11.00 wib , di hall pln pelita bakrie pln jakarta barat.
yuk dateng dan saksikan penampilan anak anak dari matthew jaya astec badminton school jakarta
admin
pbmatthewjaya astec jakarta
Sabtu, Oktober 06, 2012
babak semi final Tunggal usia dini mempertemukan all matthew jaya
Matthew jaya Astec badminton school di kejuaraan piala walikota jakarta barat besok akan mempertemukan all final tunggal; usia dini berasal dari matthew jaya , yakni Timotius elbert akan berhadapan dengan Adam Putra yosandi yang sama sama berasal dari club matthew jaya astec yang bernaung di bawah PBSI jakarta barat / DKI jakarta.
Disektor ganda pun matthew jaya untuk usia dini mempertemukan all final matthew jaya astec juga yakni Adam putra yosandi yang berpasangan dengan Timotius elbert akan berhadapan dengan rekan satu team yakni Luis nikolas Peridi yang dipasangkan dengan Jason christoper alexander.
Kepala Pelatih pusdiklat mengatakan "kerja keras yang saya tekan kan ke anak anak asuh saya terbukti sudah dengan menjadikan mereka kampium di kejuaraan walikota jakarta barat , memang saya melatih mereka dengan keras karna lawan lawan kita pun , pasti akan berlatih dengan keras juga.ujar Om ataw (om ataw adalah pelatih yang cukup banyak mencetak pemain seperti Jenna gozali , yang saat ini bernaung di bawah PB.DJARUM , Robin Gonanza saat ini berada di pelatnas nya SINGAPORE)"
Team official Yohanes Upi "penampilan anak anak kami dari matthew jaya astec dari babak awal sampai mereka ke babak 16 besar lalau melaju ke babak 8 besar dan tiba di semifinal tadi pagi hingga sore , cukup menguras piikiran saya dan anak anak yang bertanding , sebab kualitas dan materi lawan cukup bagus akan tetapi kami selalu mengantisipasi sebelumnya dan selalu kami siapkan jauh jauh hari sebelumnya , sempat anak didik kami diprotes karna entah kenapa , akhirnya kami menghadap dan berdebat , akhirnya kami yang menang , saya mengatakan porsi latihan kami memank berbeda , kami selalu memberi program untuk kelas lanjutan , sehingga mereka tidak membuang buang waktu terlalu lama untuk naek ke level yang lebih tinggi".
dukung terus atlet di matthew jaya astec badminton school jakarta
admin
pbmatthewjaya
Disektor ganda pun matthew jaya untuk usia dini mempertemukan all final matthew jaya astec juga yakni Adam putra yosandi yang berpasangan dengan Timotius elbert akan berhadapan dengan rekan satu team yakni Luis nikolas Peridi yang dipasangkan dengan Jason christoper alexander.
Kepala Pelatih pusdiklat mengatakan "kerja keras yang saya tekan kan ke anak anak asuh saya terbukti sudah dengan menjadikan mereka kampium di kejuaraan walikota jakarta barat , memang saya melatih mereka dengan keras karna lawan lawan kita pun , pasti akan berlatih dengan keras juga.ujar Om ataw (om ataw adalah pelatih yang cukup banyak mencetak pemain seperti Jenna gozali , yang saat ini bernaung di bawah PB.DJARUM , Robin Gonanza saat ini berada di pelatnas nya SINGAPORE)"
Team official Yohanes Upi "penampilan anak anak kami dari matthew jaya astec dari babak awal sampai mereka ke babak 16 besar lalau melaju ke babak 8 besar dan tiba di semifinal tadi pagi hingga sore , cukup menguras piikiran saya dan anak anak yang bertanding , sebab kualitas dan materi lawan cukup bagus akan tetapi kami selalu mengantisipasi sebelumnya dan selalu kami siapkan jauh jauh hari sebelumnya , sempat anak didik kami diprotes karna entah kenapa , akhirnya kami menghadap dan berdebat , akhirnya kami yang menang , saya mengatakan porsi latihan kami memank berbeda , kami selalu memberi program untuk kelas lanjutan , sehingga mereka tidak membuang buang waktu terlalu lama untuk naek ke level yang lebih tinggi".
dukung terus atlet di matthew jaya astec badminton school jakarta
admin
pbmatthewjaya
Langganan:
Postingan (Atom)