tulisan berjalan

SELAMAT DATANG di akun media sosial racketbadminton.blogspot.co.id

Jumat, November 15, 2013

Bencana Disusul Penjarahan dan Kelaparan



Aksi penjarahan merajalela di kawasan yang dilanda bencana badai "Haiyan" di Filipina. Penduduk yang terancam kelaparan dan kelangkaan air minum masih menunggu bantuan yang tersendat.
Panik dan kekacauan menghantui kawasan bencana di Filipina usai diterjang badai "Haiyan" yang menghantam negara kepulauan tersebut, Jumat (8/11) lalu.
Penduduk yang terancam bencana kelaparan menjarah pusat-pusat perbelanjaan untuk mencari makanan dan air minum. Dua hari usai badai mengamuk korban yang selamat masih menunggu bantuan yang datang tersendat.
Sejauh ini korban tewas diperkirakan telah mencapai sekitar 10.000 orang. Sementara ratusan ribu penduduk kehilangan tempat tinggal. Sebagian menetap di reruntuhan rumah masing-masing. Di pulau Samar sejauh ini 300 orang dinyatakan tewas sementara 2000 lainnya masih hilang.
"Haiyan" adalah salah satu badai terkuat dalam sejarah meteorologi bumi. Saksi mata menyaksikan ombak setinggi lima meter menghantam bibir pantai. Sementara citra udara menggambarkan kawasan pesisir yang luluh lantak, puluhan ribu rumah yang rata dengan tanah dan genangan air di berbagai tempat. Kawasan bencana hingga saat ini masih terputus dari dunia luar menyusul kerusakan pada infrastruktur komunikasi.

Penjarahan menyusul Kehancuran
Pemerintah di Manila mengirimkan ratusan petugas kepolisian dan ribuan tentara untuk menjaga keamanan dan mengangkut mayat-mayat yang masih berserakan di pinggir jalan. Hari Minggu (10/11) militer merencanakan penguburan masal untuk mengindari wabah penyakit.
Saat ini pemerintah lokal mendesak Presiden Benigno Aquino untuk memberlakukan status darurat perang di kawasan-kawasan yang dilanda bencana. Situs berita ABS-CBS di Manila melaporkan, Wakil Gubernur Tacloban, Jerry Yaokasin melaporkan kepada Aquino soal aksi penjarahan di daerah bencana yang dilakukan oleh penduduk dari daerah sekitar.
Penduduk di kawasan bencana terpaksa menjarah lantaran terancam kelaparan dan kelangkaan air minum
Situasi di Tacloban lebih mengenaskan. "Toko-toko dijarah dan penduduk bahkan berusaha menjarah bank dan ATM," kata Roger Marcado, Gubernur Provinsi Leyte Selatan yang terletak bersebalahan. Sebuah foto milik kantor berita dpa menunjukkan seorang pemilik toko yang memegang senjata di depan tokonya untuk menakut-nakuti penjarah.

Bantuan via Laut dan Udara
Presiden Benigno Aquino yang sempat berkunjung ke lokasi mengritik pemerintah lokal lantaran dinilai tidak cukup mempersiapkan diri kendati telah mendapat peringatan dini. Hingga kini penyaluran bantuan masih tersendat lantaran kerusakan yang melanda infrastruktur utama seperti jalan, bandar udara dan pelabuhan.
Sementara itu pemerintah Amerika Serikat dikabarkan telah memerintahkan armada ke-7 di samudera Pasifik untuk menyalurkan bantuan dan membangun sistem komunikasi di kawasan bencana di Filipina. "Misi pertama adalah pencarian dan penyelamatan korban. Setelah itu dukungan logistik," kata Menteri Pertahanan AS, Chuck Hagel kepada AFP.
Pemerintah Indonesia juga telah menjanjikan bantuan kepada Filipina. Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono memerintahkan Badan Nasional Penanggunlangan Bencana (BNPB) untuk berkoordinasi dengan Kementrian Luar Negeri, TNI, Badan SAR Nasional dan ASEAN. Bantuan Indonesia adalah berupa makanan siap saji dan air minum, generator listrik, bahan bakar serta obat-obatan khususnya antibiotik.
Selain itu PBB melalui Badan Pangan Dunia (WFP) juga sudah menerbangkan makanan siap saji ke kawasan-kawasan bencana di Filipina.
rzn/ap (AP/RTR/DPA)

DW.DE

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

bagaimana pendapat kalian ?