tulisan berjalan

SELAMAT DATANG di akun media sosial racketbadminton.blogspot.co.id

Jumat, Maret 15, 2013

Gita Ubah Sistem Kontrak Atlet Badminton Pelatnas

TEMPO.CO, Jakarta- Kontrak individu yang selama ini “diharamkan” di pemusatan latihan nasional bulutangkis kini dibuka lebar-lebar. Menurut Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PB PBSI) Gita Wiryawan, kontrak macam ini justru akan memotivasi dan menambah semangat para pemain untuk lebih berprestasi dan berdisiplin.

Hal itu ditegaskan Gita di hadapan ketua umum induk-induk organisasi cabang olahraga dalam pertemuan di Jakarta, Jumat, 15 Februari 2013. Pertemuan yang diprakarsai Komite Olimpiade Indonesia (KOI) itu bersifat rutin dan kali ini PB PBSI menjadi tuan rumah.

Di antara yang hadir terdapat Bob Hasan (atletik), Adang Darajatun (angkat besi), Djoko Pramono (layar), Ketua KOI Rita Subowo, dan mantan Ketua Umum KONI Pusat Agum Gumelar. Diungkapkan oleh Gita, kontrak individu itu membuat para pemain lebih bersemangat. “Mereka kini bangun lebih pagi dan latihan lebih lama,” kata dia.

Dibukanya kontrak individu tersebut merupakan langkah terobosan mengingat selama ini ketiadaan kontrak jenis ini menjadi penyebab menyempalnya sejumlah pemain terbaik dari Pelatnas. Kini kontrak kolektif hanya dijalankan oleh PB PBSI untuk mengatrol prestasi para pemain muda.

Gita menjelaskan sekarang ada 80 pemain di pelatnas bulu tangkis Cipayung. Mereka semua telah menyelesaikan proses pelelangan sponsor baru mereka di 2013. Dalam kontrak individu, sponsor memang langsung berhubungan dengan pemain tanpa melalui PBSI.

Pemain memang diuntungkan dengan model ini. Dari kontrak individu, Liliyana Natsir, juara ganda campuran All England 2012, misalnya, digaji di atas Rp 1 miliar per tahun.

Selain kontrak individu dan kolektif, PBSI kini juga berupaya memotivasi pemain agar berprestasi tinggi dengan pemberian bonus. Bonus serupa juga akan diberikan kepada pelatih dan asisten pelatih yang dapat mengantarkan pemainnya menjuarai turnamen All England dan BWF World Champion tahun ini.

Bonus bagi pelatih dan asistennya ini berupa gaji tiga kali lipat. Bahkan Gita berjanji jika pelatih dan asistennya dapat mengantar pemain menjuarai Piala Sudirman (beregu), mereka akan diberi bonus 5 kali lipat gaji.

Soal pencarian dana, Gita menyatakan PBSI tidak akan meminta dana dari pemerintah maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Gita mengaku sudah berhasil menggaet tujuh perusahaan yang bersedia mengontrak pemain selama dua tahun. Ketujuh perusahaan itu adalah Victor, Yonex, Flypower, Li Ning, Astec, Babolat, dan Reinforce Speed. Total dana yang digelontorkan ketujuh sponsor itu selama dua tahun adalah Rp 33,2 miliar. Dana itu juga dipakai untuk membayar pelatih.

Gita juga menargetkan sekolah bagi pebulutangkis yang dia janjikan, bakal selesai dibangun di Cipayung, akhir tahun ini. ”Saya ingin para atlet juga memiliki kemampuan akademik di samping berprestasi di bulu tangkis,” ujarnya.

Pembangunan gedung sekolah diperkirakan hanya memakan waktu enam bulan. Ia berencana meminta Yohanes Surya, fisikawan, untuk membuat kurikulum yang tepat bagi para pemain.

Gita mengadopsi sistem Sekolah Atlet Ragunan, Jakarta. Ia juga berencana menyediakan fasilitas pendidikan tinggi. Ia ingin supaya atlet-atlet memiliki kemampuan lain yang bisa dikembangkan setelah pensiun sebagai atlet, seperti Alan Budikusuma dan Susi Susanti yang bisa berbisnis pasca-berkarier sebagai atlet.

Ketua Dewan Kehormatan KOI/KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) Agum Gumelar memuji inovasi Gita. ”Beban saya berkurang mendengar presentasi Pak Gita,” kata Agum. “Masih ada satu beban lagi yang tersisa yaitu kekisruhan sepak bola kita.”

Agum menyatakan pengurus-pengurus cabang olahraga lain tidak semuanya dapat berinovasi seperti PB PBSI. Hal itu terkait dengan populer tidaknya cabang olahraga tersebut di masyarakat dan prestasi yang telah dicapai. “Bagi PB (pengurus besar) lain, mari kita bulatkan tekad untuk menghadap Pak Dahlan Iskan (Menteri BUMN) untuk mensponsori olahraga kita,” kata dia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

bagaimana pendapat kalian ?