Perlunya Kebutuhan Nutrisi bagi Atlet
Dalam setiap latihan atau kompetisi, makanan adalah salah satu hal yang penting untuk diberi porsi yang tinggi agar mendapatkan hasil dari suplai makanan untuk peningkatan tenaga mencapai daya ledak yang tinggi yang akan memunculkan suatu kemampuan high implosive power pada setiap individu sehingga keterikatan antara makanan yang dimakan dengan kebutuhan tenaga yang diperlukan haruslah memadai dalam takaran pemenuhan gizi yang seimbang yang dimungkinkan akan terlaksananya pengaturan gizi yang ideal terhadap pemenuhan kalori yang dibutuhkan oleh tubuh.
Esensi dari pemenuhan gizi yang baik haruslah memenuhi unsur karbohidrat, lemak, protein, air, vitamin dan mineral yang setiap hari akan selalu dikonsumsi oleh para atlet oleh karena itu pemenuhan akan hal tersebut harus menjadi catatan tersendiri bagi pembina atau pelatih terhadap atletnya agar di dapat suatu suplai makanan yang baik karena dalam setiap atlet akan sangat berbeda terhadap pemenuhan gizi antara atlet dalam satu cabang olahraga dengan cabang olahraga lainnya sebagai contoh kasus atlet menembak akan sangat berbeda bila dibandingkan dengan atlet binaraga dalam pengkonsumsian gizi yang sebenarnya oleh karena itu kebutuhan akan konsumsi makanan yang mengandung nilai gizi yang tinggi harus benar-benar menjadi tolak ukur atau catatan bagi induk organisasi atau pelatihnya agar didapat atlet yang tidak cacingan dalam penyesuaian makanan yang di makan.
Pemenuhan akan pemasukan kalori bagi atlet rata-rata dalam setiap harinya adalah harus mencapai 70 – 75 persen jenis karbohidrat, 10 – 15 persen untuk lemak, dan 15 – 20- persen untuk protein. Akan tetapi lain dengan atlet yang bertipe sprinter (tenaga yang dubutuhkan adalah an aerobic) yaitu untuk karbohidrat 44 – 67 %, 22 – 33 % untuk protein dan 10 – 15 %, sedang untuk atlet Binaraga kebutuhan akan protein akan sangat tinggi yaitu menjelang pertandingan dengan 60 % protein, 30 % karbohidrat dan 10 % lemak hal ini dapat dijabarkan secara baik bila pelatih terampil memanfaatkan peluang untuk meningkatkan atlet binaannya melalui pemenuhan kebutuhan makan dengan nilai gizi yang tinggi dan baik sedang protein adalah substansi pertama yang penting dalam pengkonsumsian makan.
Kadang kita terlalu menganggap enteng soal makan, padahal bila kita jabarkan secara spesifik maka akan didapat suatu keuntungan yang berlipat dari makanan yang di makan apalagi yang mengkonsumsi makanan tersebut adalah atlet berprestasi. Makanan yang kita makan sehari-hari adalah campuran dari berbagai zat gizi seperti karbohidrat , protein, lemak, vitamin, mineral dan air yang kesemuanya akan larut ke dalam tubuh melalui suatu proses percernaan didalam saluran pencernaan, penyerapan, pengangkutan dan penggunaan. Karbohidrat adalah nutrient yang membantu kita mengoptimalkan tenaga dalam beraktifitas.
Esensi dari pemenuhan gizi yang baik haruslah memenuhi unsur karbohidrat, lemak, protein, air, vitamin dan mineral yang setiap hari akan selalu dikonsumsi oleh para atlet oleh karena itu pemenuhan akan hal tersebut harus menjadi catatan tersendiri bagi pembina atau pelatih terhadap atletnya agar di dapat suatu suplai makanan yang baik karena dalam setiap atlet akan sangat berbeda terhadap pemenuhan gizi antara atlet dalam satu cabang olahraga dengan cabang olahraga lainnya sebagai contoh kasus atlet menembak akan sangat berbeda bila dibandingkan dengan atlet binaraga dalam pengkonsumsian gizi yang sebenarnya oleh karena itu kebutuhan akan konsumsi makanan yang mengandung nilai gizi yang tinggi harus benar-benar menjadi tolak ukur atau catatan bagi induk organisasi atau pelatihnya agar didapat atlet yang tidak cacingan dalam penyesuaian makanan yang di makan.
Pemenuhan akan pemasukan kalori bagi atlet rata-rata dalam setiap harinya adalah harus mencapai 70 – 75 persen jenis karbohidrat, 10 – 15 persen untuk lemak, dan 15 – 20- persen untuk protein. Akan tetapi lain dengan atlet yang bertipe sprinter (tenaga yang dubutuhkan adalah an aerobic) yaitu untuk karbohidrat 44 – 67 %, 22 – 33 % untuk protein dan 10 – 15 %, sedang untuk atlet Binaraga kebutuhan akan protein akan sangat tinggi yaitu menjelang pertandingan dengan 60 % protein, 30 % karbohidrat dan 10 % lemak hal ini dapat dijabarkan secara baik bila pelatih terampil memanfaatkan peluang untuk meningkatkan atlet binaannya melalui pemenuhan kebutuhan makan dengan nilai gizi yang tinggi dan baik sedang protein adalah substansi pertama yang penting dalam pengkonsumsian makan.
Kadang kita terlalu menganggap enteng soal makan, padahal bila kita jabarkan secara spesifik maka akan didapat suatu keuntungan yang berlipat dari makanan yang di makan apalagi yang mengkonsumsi makanan tersebut adalah atlet berprestasi. Makanan yang kita makan sehari-hari adalah campuran dari berbagai zat gizi seperti karbohidrat , protein, lemak, vitamin, mineral dan air yang kesemuanya akan larut ke dalam tubuh melalui suatu proses percernaan didalam saluran pencernaan, penyerapan, pengangkutan dan penggunaan. Karbohidrat adalah nutrient yang membantu kita mengoptimalkan tenaga dalam beraktifitas.
Pada keadaan normal seseorang akan menggunakan protein sebesar 1 gr protein per kg berat badan, saat seseorang aktif melakukan aktifitas olahraga dibutuhkan 2 gr protein per kg berat badan dan untuk atlet dengan cabang olahraga body building diperlukan 3 gr protein per kg berat badan. (Ade Rai, Kekuatan,Keseimbangan dan Keindahan Fisik.
Bila dilihat dari kutipan di atas maka dapat diketahui bahwa pemenuhan akan semua unsur nutrisi adalah bergantung dari pemenuhan standar dari individu tersebut yang dikaitkan dengan jenis beban latihan yang digelutinya dalam setiap harinya yang memungkinkan untuk melakukan aktifitas inggi secara maksimal sehingga pemenuhan akan unsur-unsur nutrisi akan berpengaruh terhadap keseimbangan antara pemasukan kalori dengan pengeluaran energi yaitu menurut takaran perkiraan persyaratan pemenuhan kalori untuk anak-anak, remaja dan dewasa dalam setiap harinya dikaitkan pemenuhan kalori sebelum latihan dan saat latihan dengan kebutuhan beban latihan dalam per jamnya, untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada table di bawah ini :
Tabel 3 Estimated Daily Caloric Requirements
for Children, Adolecents, and Adults
Sex and age range Pretraining Estimated
Caloric requirement training requirement
Men
10 & Under 2.400 2.800 – 3.000 ( 1 hr )
11 – 12 2.800 3.600 – 4.200 ( 2 hr )
13 – 14 2.800 4.800 – 5.500 ( 4 hr )
15 – 18 3.000 5.000 – 6.000 ( 4 hr )
18 – 25 3.000 5.000 – 6.000 ( 4 hr )
Women
10 & Under 2.400 2.800 – 3.000 ( 1 hr )
11 – 12 2.400 3.200 – 3.800 ( 2 hr )
13 – 14 2.400 4.000 – 5.000 ( 4 hr )
15 – 18 2.100 4.100 – 4.800 ( 4 hr )
18 – 25 2.100 4.100 – 4.800 ( 4 hr )
Dikutip dari A Comprehensive Guide to the Science of Swimming page 427
Kenapa kita harus mengkonsumsi protein lebih banyak hal ini dikarenakan protein yang membentuk otot, asam amino yang diperoleh dari protein dapat membuat keratin, protein adalah sumber glutamine, protein mengurangi dan membantu pencegahan kehilangan otot selama latihan, protein meningkatkan sistem kekebalan tubuh, protein meningkatkan pengeluaran insulin, dan jenis makanan yang mengandung nilai protein tinggi akan sangat membantu atlet untuk memilih sesuai selera dan kesukaannya hal ini dapat dilihat ditabel berikut ini :
Tabel 4 Food High in Protein Content
Complete Incomplete
Bacon Lamb Cornmeal
Beef Liver Dried beans
Cheese Milk Peanut butter
Chili Pork Peas
Egg Poultry Wheat bread
Fish Veal
Ham
Dikutip dari A Comprehensive Guide to the Science of Swimming page 426
Zat gizi diperlukan untuk suatu keperluan yaitu penggantian struktur sel yang rusak, pembentukan zat pengatur dan pemelihara proses dalam tubuh yaitu protein, hormone dan enzim. Zat gizi tersebut akan dirubah dan digunakan untuk keperluan sel termasuk menjadi bagian sel tersebut. Rangkaian proses merubah makanan menjadi zat-zat yang dapat digunakan oleh tubuh biasanya disebut dengan proses metabolisme sedang dalam proses metabolisme ada proses pembentukan (anabolisme) dan proses penguraian (katabolisme) pada katabolisme zat gizi penghasil energi seperti karbohidrat, lemak, dan protein terjadi pembebasan dalam bentuk energi kimia yang selanjutnya akan dibebaskan dan dirubah menjadi energi kimia dalam bentuk lain yaitu substansi dengan ikatan phosphate berenergi tinggi yaitu ATP (adenosin triphosphat) dimana ATP dibentuk dari ADP (adenosine diphosphat) dan energi kimia dalam bentuk ATP ini dapat dirubah menjadi energi bentuk lain yaitu pada energi mekanis kontraksi otot . dalam metabolisme perubahan dari ATP menjadi ADP akan sangat diperlukan yaitu bila ATP yang dipakai habis maka harus dibentuk lagi kenapa ATP bisa habis ini bisa diakibatkan oleh suatu aktifitas fisik seperti olahraga dengan penggunaan fisik yang tinggi seperti srint dalam renang atau sprint dalam lari maka perlu pembentukan kembali ATP terjadi bila terhadap ADP ditambahkan energi kimia yang dibebaskan oleh reaksi lain yaitu proses katabolisme zat lain baik secara anaerobic maupun aerobic walau proses ini lambat namun dapat dihasilkan ATP dalam jumlah banyak . Oleh karena dalam proses katabolisme ada dua proses yaitu :
Dari penjelasan proses makanan yang dimakan sampai pada penggunaan dari makanan yang kita makan dengan nilai gizi yang tinggi adalah berimpas pada tenaga yang dihasilkan dengan kekuatan otot yang berbeda pada setiap atlet maka hal yang pokok yang harus diperhatikan betul oleh setiap pelatih, atlet atau pengurus teras cabang olahraga agar atlet yang dibina, dilatih, dididik dapat menjadi kuat dan kekar adalah pemenuhan akan makanan yang ideal bagi atlet dalam arti sesuai porsi makan atlet dengan kadar gizi yang baik pula sehingga akan membuat pertumbuhan dan perkembangan atlet secara umum dalam kaitannya dengan jenis olahraganya dapat meningkat oleh karena itu perlu diperjelas dan terawasinya.
Atlet dalam pola makan dengan gizi baik dalam setiap harinya, hal ini dapat kita rasakan saat suatu pertandingan sebagai studi kasus adalah saat pelaksanaan kejuaraan daerah (PORDA) atau lainnya maka pengontrolan terhadap menu makanan yang akan dikonsumsi atlet biasanya di pukul rata dalam arti menu makanan tanpa melihat kebutuhan akan suplai dari kalori yang dibutuhkan oleh jenis olahraga pada diri atlet oleh karena itu agar atlet dapat merasakan pemenuhan gizi tersebut seimbang dengan pengeluaran tenaga maka konsekuensinya adalah pemisahan akan menu makanan disesuaikan dengan jenis olahraga dan atlet yang akan tampil dalam event tersebut sehingga akan didapat suatu perbedaan yang jelas dari seluruh cabang dalam pemenuhan gizi yang selaras, oleh karena itu perlu suatu kerja keras dalam penanganan atlet secara proporsional dalam melihat dan mengukur kebutuhan makan dengan nilai gizi yang ideal . Beberapa hal yang harus diperhatikan betul dalam pemenuhan makanan agar di dapat hasil pada otot yang selaras yaitu :
Demikian ulasan tentang nutrisi sebagai penunjang terhadap prestasi atlet , semoga tulisan ini dapat menjadi masukan bagi para pelatih dan atlet maupun masyarakat luas dalam peningkatan kemampuan fisik atlet secara umum sehingga di dapat hasil yang memuaskan dan atlet tidak terlihat loyo dan tak bersemangat akan tetapi benar-benar menjadi atlet yang terus berkiprah menyumbang yang terbaik dalam cabangnya.
sumber: http://www.geschool.net/aura/blog/post/view?id=6463
Bila dilihat dari kutipan di atas maka dapat diketahui bahwa pemenuhan akan semua unsur nutrisi adalah bergantung dari pemenuhan standar dari individu tersebut yang dikaitkan dengan jenis beban latihan yang digelutinya dalam setiap harinya yang memungkinkan untuk melakukan aktifitas inggi secara maksimal sehingga pemenuhan akan unsur-unsur nutrisi akan berpengaruh terhadap keseimbangan antara pemasukan kalori dengan pengeluaran energi yaitu menurut takaran perkiraan persyaratan pemenuhan kalori untuk anak-anak, remaja dan dewasa dalam setiap harinya dikaitkan pemenuhan kalori sebelum latihan dan saat latihan dengan kebutuhan beban latihan dalam per jamnya, untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada table di bawah ini :
Tabel 3 Estimated Daily Caloric Requirements
for Children, Adolecents, and Adults
Sex and age range Pretraining Estimated
Caloric requirement training requirement
Men
10 & Under 2.400 2.800 – 3.000 ( 1 hr )
11 – 12 2.800 3.600 – 4.200 ( 2 hr )
13 – 14 2.800 4.800 – 5.500 ( 4 hr )
15 – 18 3.000 5.000 – 6.000 ( 4 hr )
18 – 25 3.000 5.000 – 6.000 ( 4 hr )
Women
10 & Under 2.400 2.800 – 3.000 ( 1 hr )
11 – 12 2.400 3.200 – 3.800 ( 2 hr )
13 – 14 2.400 4.000 – 5.000 ( 4 hr )
15 – 18 2.100 4.100 – 4.800 ( 4 hr )
18 – 25 2.100 4.100 – 4.800 ( 4 hr )
Dikutip dari A Comprehensive Guide to the Science of Swimming page 427
Kenapa kita harus mengkonsumsi protein lebih banyak hal ini dikarenakan protein yang membentuk otot, asam amino yang diperoleh dari protein dapat membuat keratin, protein adalah sumber glutamine, protein mengurangi dan membantu pencegahan kehilangan otot selama latihan, protein meningkatkan sistem kekebalan tubuh, protein meningkatkan pengeluaran insulin, dan jenis makanan yang mengandung nilai protein tinggi akan sangat membantu atlet untuk memilih sesuai selera dan kesukaannya hal ini dapat dilihat ditabel berikut ini :
Tabel 4 Food High in Protein Content
Complete Incomplete
Bacon Lamb Cornmeal
Beef Liver Dried beans
Cheese Milk Peanut butter
Chili Pork Peas
Egg Poultry Wheat bread
Fish Veal
Ham
Dikutip dari A Comprehensive Guide to the Science of Swimming page 426
Zat gizi diperlukan untuk suatu keperluan yaitu penggantian struktur sel yang rusak, pembentukan zat pengatur dan pemelihara proses dalam tubuh yaitu protein, hormone dan enzim. Zat gizi tersebut akan dirubah dan digunakan untuk keperluan sel termasuk menjadi bagian sel tersebut. Rangkaian proses merubah makanan menjadi zat-zat yang dapat digunakan oleh tubuh biasanya disebut dengan proses metabolisme sedang dalam proses metabolisme ada proses pembentukan (anabolisme) dan proses penguraian (katabolisme) pada katabolisme zat gizi penghasil energi seperti karbohidrat, lemak, dan protein terjadi pembebasan dalam bentuk energi kimia yang selanjutnya akan dibebaskan dan dirubah menjadi energi kimia dalam bentuk lain yaitu substansi dengan ikatan phosphate berenergi tinggi yaitu ATP (adenosin triphosphat) dimana ATP dibentuk dari ADP (adenosine diphosphat) dan energi kimia dalam bentuk ATP ini dapat dirubah menjadi energi bentuk lain yaitu pada energi mekanis kontraksi otot . dalam metabolisme perubahan dari ATP menjadi ADP akan sangat diperlukan yaitu bila ATP yang dipakai habis maka harus dibentuk lagi kenapa ATP bisa habis ini bisa diakibatkan oleh suatu aktifitas fisik seperti olahraga dengan penggunaan fisik yang tinggi seperti srint dalam renang atau sprint dalam lari maka perlu pembentukan kembali ATP terjadi bila terhadap ADP ditambahkan energi kimia yang dibebaskan oleh reaksi lain yaitu proses katabolisme zat lain baik secara anaerobic maupun aerobic walau proses ini lambat namun dapat dihasilkan ATP dalam jumlah banyak . Oleh karena dalam proses katabolisme ada dua proses yaitu :
- Proses anaerob yaitu dimana proses katabolisme terjadi tanpa menggunakan oksigen dalam proses pembentukan energi ini terjadi dalam waktu yang singkat dan jumlahnya sedikit seperti dalam olahraga bola basket (saat pemain mendribling bola dari garis belakang sampai memasukkan bola ke ring), (seorang pelari sprinter jarak 50 meter atau 100 meter)
- Proses aerob yaitu dimana proses katabolisme terjadi dengan menggunakan oksigen pada proses pembentukan energi terjadi secara lambat namun jumlahnya banyak seperti dalam olahraga jogging, renang jarak menengah dan jauh.
Dari penjelasan proses makanan yang dimakan sampai pada penggunaan dari makanan yang kita makan dengan nilai gizi yang tinggi adalah berimpas pada tenaga yang dihasilkan dengan kekuatan otot yang berbeda pada setiap atlet maka hal yang pokok yang harus diperhatikan betul oleh setiap pelatih, atlet atau pengurus teras cabang olahraga agar atlet yang dibina, dilatih, dididik dapat menjadi kuat dan kekar adalah pemenuhan akan makanan yang ideal bagi atlet dalam arti sesuai porsi makan atlet dengan kadar gizi yang baik pula sehingga akan membuat pertumbuhan dan perkembangan atlet secara umum dalam kaitannya dengan jenis olahraganya dapat meningkat oleh karena itu perlu diperjelas dan terawasinya.
Atlet dalam pola makan dengan gizi baik dalam setiap harinya, hal ini dapat kita rasakan saat suatu pertandingan sebagai studi kasus adalah saat pelaksanaan kejuaraan daerah (PORDA) atau lainnya maka pengontrolan terhadap menu makanan yang akan dikonsumsi atlet biasanya di pukul rata dalam arti menu makanan tanpa melihat kebutuhan akan suplai dari kalori yang dibutuhkan oleh jenis olahraga pada diri atlet oleh karena itu agar atlet dapat merasakan pemenuhan gizi tersebut seimbang dengan pengeluaran tenaga maka konsekuensinya adalah pemisahan akan menu makanan disesuaikan dengan jenis olahraga dan atlet yang akan tampil dalam event tersebut sehingga akan didapat suatu perbedaan yang jelas dari seluruh cabang dalam pemenuhan gizi yang selaras, oleh karena itu perlu suatu kerja keras dalam penanganan atlet secara proporsional dalam melihat dan mengukur kebutuhan makan dengan nilai gizi yang ideal . Beberapa hal yang harus diperhatikan betul dalam pemenuhan makanan agar di dapat hasil pada otot yang selaras yaitu :
- Pola makan dengan porsi sehari berapa kali makan disertai pemenuhan akan gizi tercukupi dengan benar dan sesuai dengan takaran atlet per jenis cabang olahraganya
- Usahakan protein dan karbohidrat menjadi penting adalah suatu bagian yang tak terpisahkan sedang jenis protein dan karbohidrat untuk dikonsumsi atlet cukup banyak di dapat di Resto atau rumah makan
- Makan dengan serat yang banyak
- Pertahankan nutrisi dan cegah rasa lapar pada saatnya untuk makan maka makan sesuai dengan takaran yang baik
- Konsultasikan dengan dokter olahraga bila ada keinginan untuk mengkonsumsi supplement atau jenis vitamin sehingga kita sebagai pelatih tidak salah dalam memberikan penjelasan dan pengertian kepada atlet
Demikian ulasan tentang nutrisi sebagai penunjang terhadap prestasi atlet , semoga tulisan ini dapat menjadi masukan bagi para pelatih dan atlet maupun masyarakat luas dalam peningkatan kemampuan fisik atlet secara umum sehingga di dapat hasil yang memuaskan dan atlet tidak terlihat loyo dan tak bersemangat akan tetapi benar-benar menjadi atlet yang terus berkiprah menyumbang yang terbaik dalam cabangnya.
sumber: http://www.geschool.net/aura/blog/post/view?id=6463