Silakan jawab kuis di bawah ini. Jawablah secara sederhana dengan ‘Ya’ atau ‘Tidak’. Anda bisa menjawabnya atau anak anda yang menjawabnya.
- Apakah saya (anak saya) memiliki tinggi dan berat badan yang sesuai untuk menjadi seorang atlet bulutangkis?
- Apakah saya (anak saya) mempraktekkan gaya hidup yang sehat secara teratur dan konsisten?
- Apakah saya (anak saya) menjadi tegang, gugup dan cemas ketika bertanding dengan lawan yang lebih kuat?
- Apakah saya (anak saya) yakin akan kemampuan saat bermain bulutangkis?
- Ketika bertanding apakah saya (anak saya) dapat berkonsentrasi penuh pada permainan yang dilakukan?
- Apakah saya (anak saya) suka berkompetisi dengan pemain lain?
- Saat mengalami kegagalan terus menerus apakah saya (anak saya) tetap ingin mencoba lagi?
- Apakah saya (anak saya) mendengarkan dan mempraktekkan masukan dari pelatih?
- Apakah saya (anak saya) belajar dari permainan orang lain?
- Apakah saya (anak saya) bisa menyeimbangkan jadwal, latihan, belajar, keluarga dan gaul?
Berikut ini kiat-kiat yang diberikan Prof Dr Frieda Mangunsong M. Ed, salah seorang Pengajar pada bidang Psikologi Pendidikan di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Dr Frieda memiliki kepakaran dalam bidang Pendidikan Khusus (Special Education). Materi ini kami rangkum saat mengikuti acara Talk Show bagi peserta Audisi Beasiswa Bulutangkis PB Djarum di GOR PB Djarum, Jati Kudus, Jawa Tengah pada awal bulan Juli belum lama berselang.
‘’Setiap anak akan menjadi bintang,’’ ungkap Prof Dr Frieda Mangunsong M. Ed, saat acara Talk Show tersebut. ‘’Anak-anak kita dilahirkan Tuhan dengan kecerdasan luar biasa. Kita percaya bahwa setiap anak akan menjadi bintang,’’ jelas Dr Frieda Mangunsong.
‘’Ketika kita menjadi bintang, kita menjadi juara, kita adalah orang yang cerdas. Kita melihat ada berbagai kecerdasan yang dimiliki anak. Setiap anak memiliki kecerdasan yang majemuk (multiple intelligence). Setiap anak bisa memiliki beberapa kecerdasan sekaligus,’’ jelas Dr Frieda Mangunsong.
Lebih jauh Dr Frieda mengungkapkan ada 8 (delapan) kecerdasan yang dimiliki anak-anak. Dengan mengetahui berbagai type kecerdasan ini kita bisa memaksimalkan prestasi anak pada bidang yang tepat.
Beberapa tipe kecerdasan yang dimiliki setiap anak:
1. Kecerdasan Verbal (Linguistik).
Kecerdasan anak dalam fungsi kata dan bahasa. Anak memiliki keunggulan dalam berbicara dan berdiskusi dan lainnya yang selalu mengandalkan kata-kata (bicara). Anak yang memiliki kecerdasan ini cocok menggeluti pekerjaan penulis, wartawan, orator, penyiar radio, presenter dan pelawak.
2. Kecerdasan Matematis (Hitungan).
Anak-anak memiliki keunggulan dalam hitungan ataupun numeris. Kecerdasan anak seperti ini patut menjadi seorang ilmuwan, ahli matematika, akuntan, psikolog.
3. Kecerdasan Visual (Spacial/Menggambar).
Kecerdasan ini berkaitan dengan kepekaan, imajinasi dan menggambar sesuatu. Anak-anak yang memiliki kecerdasan ini terlihat dari kegemarannya menggambar, melukis, memotret dan mendisain. Seorang atlet juga perlu kecerdasan ini, bagaimana seorang atlet mampu membayangkan arah bola saat menyemash. Kecerdasan ini akan pas menjadi pelukis, fotografer.
4. Kecerdasan Kinestetik.
Anak-anak memiliki kecerdasan ataupun keunggulan dalam hal menggerakkan tangan, kakinya serta memiliki reflex yang bagus. Disinilah kecerdasan atlet bulutangkis diperlukan. Anak-anak yang memiliki kecerdasan ini pas untuk menjadi olahragawan, pesenam, penari, aktor.
5. Kecerdasan Musikal.
Anak-anak memiliki kemampuan memainkan alat-alat musik. Kecerdasan seperti ini pas bagi anak untuk menjadi seorang penyanyi, composer, pencipta lagu.
6. Kecerdasan Interpribadi (interpersonal).
Kecerdasan ini akan terlihat dalam kemampuan bergaul dengan orang lain, bekerja sama dengan orang lain. Dengan kecerdasan seperti ini banyak yang sukses menjadi seorang pengacara, humas, konselor.
7. Kecerdasan Intrapribadi.
Memahami diri sendiri, kekuatan dan kelemahan dalam diri sendiri apa. Pada masa remaja jarang diperhatikan, namun ketika dewasa semakin kita harus bisa memahami diri sendiri. Ini bisa dilihat saat kita bertanya ke diri sendiri.
8. Kecerdasan Pengamatan (Alam).
Terlihat dari kegemaran anak-anak senang mengamati tanaman, ataupun naik gunung.
‘’Kedelapan kecerdasan ini digunakan setiap hari tentunya dalam waktu yang berbeda-beda. Ada anak yang memiliki dua dan tiga kecerdasan. Nampak dalam kegiatan dan prestasinya,’’ papar Dr Frieda Mangunsong.
Faktor-faktor apa saja yang mendukung untuk bagi keberhasilan menjadi seorang atlet bulutangkis?
1. Dedikasi dan persistensi. Sifatnya di dalam diri seorang anak. Tekadnya kuat dan tidak mudah putus asa. Lalu tidak mudah putus asa.
2. Semangat.
3. Pelatih. Kenapa kita perlu pelatih? Pelatih akan membantu anak-anak meningkatkan kemampuan teknis dan taktis.
4. Cinta olahraga. Kecintaan terhadap olahraga akan membangkitkan kesadaran anak-anak untuk berlatih dengan senang hati, tidak bermalas-malasan.
5. Program latihan dan fasilitas. Pentingnya kita mengatur waktu.
6. Bakat alami. Akan terlihat dengan banyak berlatih. Bantuan pelatih dan dukungan orang tua akan mempercepat kemampuan teknis.
7. Sifat kompetitif. Kita perlu bersaing dengan orang lain dengan demikian kita bisa mengukur kemampuan kita dibandingkan dengan orang lain. Akan selalu ada orang lebih tetapi kita akan lebih baik hari ini. Sekarang kita dikalahkan, tapi kita bertekad besok dan lusa kita tidak boleh kalah.
8. Fokus. Ketika kita diberi banyak tantangan apakah anak kita bisa fokus? Jangan terlalu banyak keinginan tapi tidak ada yang bisa dijalankan dengan baik. Setiap anak melakukan sesuatu perlu ditanyakan kenapa dan apa konsekwensinya. Anak-anak sudah harus tahu. Jika mereka tidak mengetahuinya maka anak-anak akan pindah dan tidak bisa mendalami apaun.
8. Etika kerja. Etika kerja diperlukan untuk menegakkan disiplin di rumah, di sekolah, di tempat latihan dan dimanapun. Setiap pelanggaran sebaiknya diberikan hukuman agar anak menjadi sadar.
9. Dukungan Finansial.
Faktor-faktor apa saja yang menghambat bagi keberhasilan menjadi seorang atlet bulutangkis?
1. Tidak adanya fasilitas.
2. Konflik peran. Ingin menjadi apa anak kita? Kemampuan anak-anak masih terbatas pengetahuannya. Anak-anak dibantu di dalam memilih kegiatan pendidikan dan olahraga.
3. Hambatan mental. Teknik, fisik dan mental merupakan hal utama. Namun biasanya hambatan banyak pada masalah mental. Diperlukan banyak kesempatan berlatih dan bertanding, untuk itu anak diberi kesempatan bertanding dari tingkat terendah seperti RT, RW dan ketingkat yang lebih tinggi lagi. Dengan prestasi ini banyak latihan dan ini bagi atlet akan mengetahui kelebihan dan kelemahan.
4. Kesehatan. Anak-anak harus banyak gizi dan nutrisi yang baik.
5. Kurangnya dukungan sosial. Ketika mendapat tepukan banyak orang lain kita bersemangat. Tetapi ketika ada sorakan atau ledekan, kita akan menjadi frustasi dan tidak bersemangat.
6. Dukungan latihan.
Latihan-latihan perlu dukung terus menerus.
7. Model pelatih. Model pelatih harus mencerminkan kepada anak untuk tidak mudah putus asa.
8. Prinsip 10.000 jam.
Berapa banyak jam kita berlatih. iasanya dicapai dalam waktu lebih kurang 10 tahun. Berapa banyak jumlah jam kita berlatih. Bila saat ini anak-anak berusia 9-10 tahun maka dengan berlatih secara teratur maka sepuluh tahun kemudian saat usia matang akan bisa berprestasi maksimal.
Apa saja yang dimiliki oleh atlet-atlet yang berhasil (sukses)?
1. Percaya diri.
2. Konsentrasi.
3. Motivasi
4. Orientasi tugas
5. Ketahanan
6. Keuletan.
7. Management Respect.
8. Daya banting seseorang.
9. Resiliensi , kemampuan beradaptasi, teguh dan tidak mudah putus asa.
Ada 3 hal penting yang menjadi bagian kehidupan seorang atlet :
1. Keinginan anak untuk tetap berlatih.
2. Cintai kompetisi dalam berbagai hal.
3. Konsisten dan Dedikasi.