Sebuah pertandingan olahraga lazimnya memerlukan pengadil pertandingan.
Banyak sebutan bagi pengadil pertandingan olahraga, seperti wasit,
referee, dan umpire. Begitu pula bulutangkis atau badminton. Kurang lengkap kiranya jika kita mengenal para bintang badminton, namun mengesampingkan jasa para pengadil tersebut.
Wasit bulutangkis standar internasional, berdasarkan peraturan Badminton
World Federation (BWF), terbagi ke dalam tiga kelompok, yaitu:
- BWF Certificated Referees
- BWF Accredited Referees
- Referee Assessment Panel
BWF Certificates Referees
Dennis Li (Hong Kong), bertugas resmi hingga 2025
Juniarto Suhandinata (Indonesia), bertugas resmi hingga 2014
Chua Soo Hock (Malaysia), bertugas resmi hingga 2011
Mojmir Hnilica (Republik Ceko), bertugas resmi hingga 2020
Torsten Berg (Denmark), bertugas resmi hingga 2013
Isabelle Jobard (Prancis), bertugas resmi hingga 2015
Ben Lageweg (Belanda), bertugas resmi hingga 2009 (pensiun)
Charlotte Ackerman (Amerika Serikat), bertugas resmi hingga 2013
Paisan Rangsikitpho (Amerika Serikat), bertugas resmi hingga 2012
BWF Accredited Referees
J.T. Ponambalum (Mauritius), bertugas resmi hingga 2021
Gretha Prinslop (Afrika Selatan), bertugas resmi hingga 2019
Lei Mingji (Cina), bertugas resmi hingga 2012
Chau Yat Kwong (Hong Kong), bertugas resmi hingga 2026
Swarnappan Muralidharan (India), bertugas resmi hingga 2010
Hideo Takahashi (Jepang), bertugas resmi hingga 2015
Junichiro Yamada (Jepang), bertugas resmi hingga 2014
Cho Won Kyu (Korea), bertugas resmi hingga 2015
Mohan Dharan (Singapura), bertugas resmi hingga 2012
Ajith Wijayasinghe (Sri Lanka), bertugas resmi hingga 2019
Surasak Songvarakulpan (Thailand), bertugas resmi hingga 2030
Nahathai Somprachum (Thailand), bertugas resmi hingga 2019
Michael Nemec (Austria), bertugas resmi hingga 2023
Ronny De Voss (Belgia), bertugas resmi hingga 2019
Pencho Stoynov (Bulgaria), bertugas resmi hingga 2028
Nikos Vladimirou (Siprus), bertugas resmi hingga 2039
Ernest Robinson (Prancis), bertugas resmi hingga 2015
Carsten Koch (Jerman), bertugas resmi hingga 2031
Dirk Kellerman (Jerman), bertugas resmi hingga 2011
Lajos Csanda (Hungaria), bertugas resmi hingga 2014
Nils Petter Johanssen (Norwegia), bertugas resmi hingga 2022
Peter Tarcala (Slovakia), bertugas resmi hingga 2041
Jane Wheatley (Australia), bertugas resmi hingga 2016
Ian Ladgen (Kanada), bertugas resmi hingga 2011
Federico Valdez (Peru), bertugas resmi hingga 2022
Referee Assessment Panel
Referee Assessment Panel yang bertugas pada periode sekarang ini akan mengakhiri masa jabatannya pada tahun 2011.
Dennis Li (Hong Kong)
Juniarto Suhandinata (Indonesia)
Henry Ee (Singapura)
Torsten Berg (Denmark)
Isabelle Jobard (Prancis)
Ben Lageweg (Belanda)
Paisan Rangsikitpho (Amerika Serikat)
PRESTASI RACKET GEMILANG
tulisan berjalan
Rabu, November 14, 2012
Selasa, November 13, 2012
Ketika si Cantik 'iri' kepada rekannya
NEW DELHI, Kompas.com - Pemain ganda putri cantik asal India, Jwala
Gutta merasa diperlakukan tidak adil dibandingkan apa yang diterima para
pemain tunggal seperti Saina Nehwal.
Saina Nehwal memang telah menjadi ikon kebangkitan bulu tangkis India setelah mampu merebut medali perunggu di ajang Olimpiade LOndon, Agustus lalu.
Jwala Gutta yang bersama AShwinni Ponappa merebut medali emas pesta olahraga negara persemakmuran serta medali perunggu kejuaraan dunia merasakan perlakuan yang berbeda dari asosiasi bulu atngkis India.
Menurut Gutta, naiknya pamor bulu tangkis di India bukan melulu karena prestasi Saina. Menurutnya, para penonton datang ke stadion untuk menyaksikan pertandingan bulu tangkis dan bukan hanya menonton Saina.
''Semua pemain ingin dikenal (publik). Tidak hanya Saina atau Sania Mirza di tenis. Tetapi kami merasakan adanya diskriminasi, terutama karena hanya ada satu atau dua pemain yang mendapat fasilitas perlengkapan dan promosi,'' kata Gutta.
Kondisi ini menyebabkan para pemain lain harus berjuang sendiri untuk meraih prestasi. ''Jika asosiasi tidak peduli dengan kemenangan anda, siapa yang peduli?'' lanjut Gutta.
Menurut pemain yang pernah menjadi bintang televisi ini, diskrimasi ini mereka rasakan saat mencatat prestasi bagus di kejuaraan dunia. ''Tidak ada yang menjemput kami di bandara. Kami mencatat prestasi baik juga saat lolos kualifikasi ke olimpiade (London). Belum pernah ada (ganda puteri) yang seperti itu. Tetapi siapa yang peduli?''
Bagi Gutta kondisi ini membuat para pemain di luar pemain tunggal sulit mendapat sponsor. ''Jika dari asosiasi saja tidak ada perhatian, bagaimana para produsen itu akan memandang kami? Ini lah yang menyebabkan kami tidak pernah dilirik oleh sponsor.''
Sumber: Kompas.com
Saina Nehwal memang telah menjadi ikon kebangkitan bulu tangkis India setelah mampu merebut medali perunggu di ajang Olimpiade LOndon, Agustus lalu.
Jwala Gutta yang bersama AShwinni Ponappa merebut medali emas pesta olahraga negara persemakmuran serta medali perunggu kejuaraan dunia merasakan perlakuan yang berbeda dari asosiasi bulu atngkis India.
Menurut Gutta, naiknya pamor bulu tangkis di India bukan melulu karena prestasi Saina. Menurutnya, para penonton datang ke stadion untuk menyaksikan pertandingan bulu tangkis dan bukan hanya menonton Saina.
''Semua pemain ingin dikenal (publik). Tidak hanya Saina atau Sania Mirza di tenis. Tetapi kami merasakan adanya diskriminasi, terutama karena hanya ada satu atau dua pemain yang mendapat fasilitas perlengkapan dan promosi,'' kata Gutta.
Kondisi ini menyebabkan para pemain lain harus berjuang sendiri untuk meraih prestasi. ''Jika asosiasi tidak peduli dengan kemenangan anda, siapa yang peduli?'' lanjut Gutta.
Menurut pemain yang pernah menjadi bintang televisi ini, diskrimasi ini mereka rasakan saat mencatat prestasi bagus di kejuaraan dunia. ''Tidak ada yang menjemput kami di bandara. Kami mencatat prestasi baik juga saat lolos kualifikasi ke olimpiade (London). Belum pernah ada (ganda puteri) yang seperti itu. Tetapi siapa yang peduli?''
Bagi Gutta kondisi ini membuat para pemain di luar pemain tunggal sulit mendapat sponsor. ''Jika dari asosiasi saja tidak ada perhatian, bagaimana para produsen itu akan memandang kami? Ini lah yang menyebabkan kami tidak pernah dilirik oleh sponsor.''
Sumber: Kompas.com
Kamis, November 08, 2012
Manfaat dan Khasiat Olahraga Untuk Kesehatan Tubuh
Bagi yang senang olahraga ,bersyukurlah karena
anda akan mendapatkan berbagai keuntungan atau manfaat olahraga bagi
kesehatan tubuh .
1.Mempertinggi metabolisme Anda sehingga Anda membakar kalori lebih setiap hari, sehingga bisa digunakan untuk program menurunkan berat badan.
2.Meningkatkan kapasitas aerobik Anda (tingkat kebugaran). Ini memberikan kemampuan untuk menjalani hari Anda dengan relatif lebih sedikit energi (efisien).
3.Menjaga dan memperkuat otot Anda. Latihan juga meningkatkan daya tahan otot Anda.
4.Mengurangi tekanan darah Anda.
5.Meningkatkan oksidasi (pembakaran dan penggunaan) lemak.
6.Meningkatkan HDL (baik) kolesterol.
7.Membuat jantung memompa lebih efisien dengan meningkatkan stroke volume.
8.Peningkatan konsentrasi hemoglobin dalam darah Anda. Hemoglobin adalah bagian dari sel darah merah yang membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.
9.Mengurangi kecenderungan darah untuk membeku dalam pembuluh darah. Hal ini penting karena gumpalan kecil perjalanan dalam darah sering menjadi penyebab serangan jantung dan stroke.
10.Meningkatkan kekuatan tulang .
11.Memicu munculnya pembuluh darah baru di jantung dan otot lainnya.
12.Memperbesar arteri yang memasok darah ke jantung.
13.Mengurangi tingkat darah trigliserida (lemak).
14.Meningkatkan kontrol gula darah .
15.Memperbaiki pola tidur.
16.Meningkatkan efisiensi dari sistem pencernaan yang dapat mengurangi kejadian kanker usus besar.
17.Meningkatkan ketebalan tulang rawan pada sendi yang memiliki efek perlindungan pada sendi.
18.Mengurangi risiko wanita mengembangkan endometriosis sebesar 50%.
19.Meningkatkan jumlah darah yang mengalir pada kulit sehingga terlihat dan merasa lebih sehat.
20.Latihan, di samping semua manfaat fisiologi dan anatomi, membuat anda merasa jauh lebih bugar.
Aktifitas olahraga sangat penting dilakukan
untuk menjaga tubuh ini agar selalu fit dan bugar dan menjaga kesehatan
mental,asalkan juga dibarengi dengan pola hidup sehat dan makanan yang bergizi.
Berikut adalah manfaat olahraga yang perlu anda diketahui :
1.Mempertinggi metabolisme Anda sehingga Anda membakar kalori lebih setiap hari, sehingga bisa digunakan untuk program menurunkan berat badan.
2.Meningkatkan kapasitas aerobik Anda (tingkat kebugaran). Ini memberikan kemampuan untuk menjalani hari Anda dengan relatif lebih sedikit energi (efisien).
3.Menjaga dan memperkuat otot Anda. Latihan juga meningkatkan daya tahan otot Anda.
4.Mengurangi tekanan darah Anda.
5.Meningkatkan oksidasi (pembakaran dan penggunaan) lemak.
6.Meningkatkan HDL (baik) kolesterol.
7.Membuat jantung memompa lebih efisien dengan meningkatkan stroke volume.
8.Peningkatan konsentrasi hemoglobin dalam darah Anda. Hemoglobin adalah bagian dari sel darah merah yang membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.
9.Mengurangi kecenderungan darah untuk membeku dalam pembuluh darah. Hal ini penting karena gumpalan kecil perjalanan dalam darah sering menjadi penyebab serangan jantung dan stroke.
10.Meningkatkan kekuatan tulang .
11.Memicu munculnya pembuluh darah baru di jantung dan otot lainnya.
12.Memperbesar arteri yang memasok darah ke jantung.
13.Mengurangi tingkat darah trigliserida (lemak).
14.Meningkatkan kontrol gula darah .
15.Memperbaiki pola tidur.
16.Meningkatkan efisiensi dari sistem pencernaan yang dapat mengurangi kejadian kanker usus besar.
17.Meningkatkan ketebalan tulang rawan pada sendi yang memiliki efek perlindungan pada sendi.
18.Mengurangi risiko wanita mengembangkan endometriosis sebesar 50%.
19.Meningkatkan jumlah darah yang mengalir pada kulit sehingga terlihat dan merasa lebih sehat.
20.Latihan, di samping semua manfaat fisiologi dan anatomi, membuat anda merasa jauh lebih bugar.
Khasiat Air Kelapa Setelah Olahraga
jakarta - Suka minum es kelapa? Es kelapa memang menjadi
minuman favorit kebanyakan orang karena rasanya yang enak dan
menyegarkan. Tapi lebih dari itu, kelapa punya manfaat yang besar bagi
kesehatan tubuh.
Bagian kelapa yang berkhasiat menyehatkan tubuh adalah airnya. Air kelapa murni (tanpa campuran gula, es dan air putih) bisa menjadi minuman isotonik alami yang bisa Anda konsumsi setelah berolahraga.
Mungkin beberapa dari Anda sudah tahu produk-produk minuman isotonik di pasaran. Tapi, akan lebih aman bagi tubuh bila Anda mengonsumsi minuman sejenis yang alami. Dikutip dari Health, air kelapa mengandung elektrolit yang sama dengan elektrolit tubuh. Sehingga bisa merehidrasi tubuh dan mengganti cairan setelah olahraga atau beraktivitas berat.
Selain berfungsi sebagai minuman isotonik, air kelapa juga mengandung kalsium, magnesium dan potassium yang meningkatkan sirkulasi darah. Bukan itu saja, bila Anda punya masalah pencernaan atau susah buang air besar, minum saja air kelapa muda. Di dalamnya terdapat anti kuman dan anti bakteri sehingga bisa melancarkan fungsi sistem pencernaan.
Seperti dilansir Ehow, air kelapa juga bisa menurunkan kadar kolesterol jahat, bila dikonsumsi secara benar. Minumlah 2 1/2 cangkir air kelapa muda saat sarapan. Menurut penelitian yang dilakukan Food and Chemical Toxicology, hasilnya bisa terlihat setelah minum air kelapa secara rutin selama 45 hari.
Air kelapa juga baik untuk penderita diabetes. Dikutip dari times of india, air kelapa bisa mengontrol kadar gula dalam darah bila diminum secara rutin. Selain itu, air kelapa muda juga dipercaya meningkatkan metabolisme tubuh sehingga baik untuk menurunkan berat badan.
(hst/kik)
Bagian kelapa yang berkhasiat menyehatkan tubuh adalah airnya. Air kelapa murni (tanpa campuran gula, es dan air putih) bisa menjadi minuman isotonik alami yang bisa Anda konsumsi setelah berolahraga.
Mungkin beberapa dari Anda sudah tahu produk-produk minuman isotonik di pasaran. Tapi, akan lebih aman bagi tubuh bila Anda mengonsumsi minuman sejenis yang alami. Dikutip dari Health, air kelapa mengandung elektrolit yang sama dengan elektrolit tubuh. Sehingga bisa merehidrasi tubuh dan mengganti cairan setelah olahraga atau beraktivitas berat.
Selain berfungsi sebagai minuman isotonik, air kelapa juga mengandung kalsium, magnesium dan potassium yang meningkatkan sirkulasi darah. Bukan itu saja, bila Anda punya masalah pencernaan atau susah buang air besar, minum saja air kelapa muda. Di dalamnya terdapat anti kuman dan anti bakteri sehingga bisa melancarkan fungsi sistem pencernaan.
Seperti dilansir Ehow, air kelapa juga bisa menurunkan kadar kolesterol jahat, bila dikonsumsi secara benar. Minumlah 2 1/2 cangkir air kelapa muda saat sarapan. Menurut penelitian yang dilakukan Food and Chemical Toxicology, hasilnya bisa terlihat setelah minum air kelapa secara rutin selama 45 hari.
Air kelapa juga baik untuk penderita diabetes. Dikutip dari times of india, air kelapa bisa mengontrol kadar gula dalam darah bila diminum secara rutin. Selain itu, air kelapa muda juga dipercaya meningkatkan metabolisme tubuh sehingga baik untuk menurunkan berat badan.
(hst/kik)
Senin, November 05, 2012
PB Matthew Jaya Jakarta Kembangkan Bulutangkis Lewat Sekolah
PB Matthew Jaya - Pebulutangkis Nasional, Tommy Sugiarto tampak photo bersama dengan atlet-atlet PB Matthew Jaya Jakarta didampingi Yohanes Upi, sang pelatih usai menerima trophy juara pada turnamen Piala Walikota PBSI Jakarta Barat bulan Oktober lalu. Photo: © Bulutangkis.com.
Bulutangkis.com - Tak banyak perkumpulan bulutangkis mencari bakat-bakat bulutangkis melalui sekolah-sekolah. Tapi PB Matthew justru memfokuskan pembinaan bulutangkis melalui sekolah-sekolah khususnya pada tingkatan Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Tingkat Pertama (SMP).
PB Matthew salah satu perkumpulan bulutangkis (PB) yang berlokasi di Jakarta Barat ini awalnya bernama Sekolah Bulutangkis Dwi Jaya (SB Dwi Jaya) yang berdiri sejak tahun 1990. Sejak awal dikenal sebagai sekolah bulutangkis pertama di Jakarta. Prestasi atlet-atlet Dwi Jaya kala itu cukup baik dikalangan atlet-atlet muda yang ada di Jakarta.
SB Dwi Jaya yang berada di bawah Dwi Jaya Foundation saat ini melakukan pelatihan bulutangkis pada 30 sekolah di Jakarta. Tak ingin hanya memberikan pelatihan di sekolah-sekolah maka sejak tahun 2011 SD Dwi Jaya melahirkan klub bulutangkis bernama PB Matthew Jaya. Tak seperti SB Dwi Jaya, PB Matthew Jaya merupakan perkumpulan bulutangkis yang disediakan bagi masyarakat umum. Pelatihan dan pembinaan bulutangkis atlet-atlet diberikan PB Matthew Jaya dari sejak usia dini.
‘’Kita ingin fokuskan sekolah bulutangkis Dwi Jaya bagi pelatihan bulutangkis di sekolah-sekolah, sementara PB Matthew Jaya merupakan perkumpulan bulutangkis seperti klub bulutangkis lainnya,’’ ungkap Yohanes Upi salah satu pelatih PB Matthew Jaya dalam obrol-obrol kecil dengan Bulutangkis.com di Kembangan, Jakarta.
‘’Tapi PB Matthew Jaya tetap juga masuk ke sekolah-sekolah untuk mencari bakat-bakat bulutangkis yang ada di Jakarta,’’ tambah Yohanes, yang juga merupakan mantan atlet bulutangkis.
PB Matthew Jaya kini juga mendapat dukungan dari Alan Budikusuma, peraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992. Sebagai pemilik peralatan bulutangkis ASTEC, Alan Budikusuma memberikan supportnya berupa peralatan bulutangkis ASTEC bagi atlet-atlet PB Matthew Jaya untuk berlatih sehari-sehari.
Jenna Gozali yang kini berada di Pelatnas Cipayung adalah salah satu alumni SB Dwi Jaya. Jenna mengawali karirnya di Dwi Jaya kemudian PB Djarum menjadi klub berikutnya yang kemudian mengantarkannya ke Pelatnas Cipayung. Saat ini Jenna menjadi salah satu atlet ganda putri berpasangan dengan Komala Dewi.
Seperti kebanyakan klub bulutangkis lainnya, PB Matthew Jaya bukanlah perkumpulan bulutangkis yang ingin mengejar keuntungan. Tapi ingin melajutkan dedikasi bulutangkis para pendiri dan pengelolanya. ‘’Sebagai mantan atlet bulutangkis, kecintaan bulutangkis tidak bisa dihentikan. Saya ingin meneruskan kecintaan bulutangkis di keluarga kami dengan mencari atlet-atlet berbakat yang ada di Jakarta dan sekitarnya,’’ ungkap Yohanes yang juga mendapat pelatihan bulutangkis dari sang ayah tercinta. (*)
Pusat Pelatihan PB Matthew Jaya
GOR. Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat
Jadwal Pelatihan:
- Senin - Jumat : Pagi, Pukul 07.00 – 11.00 Wib
- Senin – Kamis : Siang, Pukul 14.00 - 18.00 Wib
- Sabtu : Kelas ke 1, Pukul 07.00 - 09.00 Wib & Kelas ke 2, Pukul 09.00-11.00 Wib
- Minggu : Pukul 10.00 - 12.00 Wib
Cometa Arena Pluit
Jl. Pluit Selatan Raya Blok S No 1, Jakarta Utara 14450
Jadwal Pelatihan :
- Selasa : Pukul 15.00 - 17.00 Wib
- Kamis : Pukul 15.00 - 17.00 Wib
- Sabtu : Pukul 11.00 - 13.00 Wib
- Sabtu : Pukul 13.00 - 15.00 Wib
- Minggu : Pukul 11.00 - 13.00 Wib
- Minggu : Pukul 14.00 - 16.00 Wib.
Kontak :
Yohanes Upi: 087883261236
Rabu, Oktober 24, 2012
Happy birthday bulutangkis.com
MATTHEW JAYA ASTEC JAKARTA
MENGUCAPKAN
SELAMAT HARI ULANG TAHUN UNTUK
BULUTANGKIS.COM
Semoga bulutangkis.com semakin jaya baik dalam memberikan informasi dan memberikan dukungan kepada pemain pemain diamanpun berada.
admin
pbmatthewjaya
MENGUCAPKAN
SELAMAT HARI ULANG TAHUN UNTUK
BULUTANGKIS.COM
Semoga bulutangkis.com semakin jaya baik dalam memberikan informasi dan memberikan dukungan kepada pemain pemain diamanpun berada.
admin
pbmatthewjaya
cabang kedua
BANDENGAN SPORT ARENA
Jl.Bandengan Utara No.34,DKI jakarta 11240
coming soon di bulan november
minat bisa klik contact us
Jl.Bandengan Utara No.34,DKI jakarta 11240
coming soon di bulan november
minat bisa klik contact us
pusat pelatihan matthew jaya
GOR.KECAMATAN KEMBANGAN jakarta barat
senin - jumat : pagi pkl 07.00 - 11.00
senin-kamis : siang pkl 14.00 - 18.00
sabtu :
kelas ke 1 : pkl 07.00 - 09.00
kelas ke 2 : pkl 09.00-11.00
minggu : pkl 10.00 - 12.00
minat bisa klik kami di contact us
senin - jumat : pagi pkl 07.00 - 11.00
senin-kamis : siang pkl 14.00 - 18.00
sabtu :
kelas ke 1 : pkl 07.00 - 09.00
kelas ke 2 : pkl 09.00-11.00
minggu : pkl 10.00 - 12.00
minat bisa klik kami di contact us
COMETA ARENA PLUIT
cabang pertama COMETA ARENA PLUIT
Jl.Pluit Selatan Raya Blok S No 1 jakarta utara 14450
jadwal pelatihan
1. sabtu : pkl 11.00 - 13.00
2. sabtu : pkl 13.00 - 15.00
1.minggu : pkl 11.00 - 13.00
2.minggu : pkl 14.00 - 16.00
selasa : 15.00 - 17.00
kamis : 15.00 - 17.00
menerima semi private dan private
minat bisa klik di contact us pbmatthew jaya
Jl.Pluit Selatan Raya Blok S No 1 jakarta utara 14450
jadwal pelatihan
1. sabtu : pkl 11.00 - 13.00
2. sabtu : pkl 13.00 - 15.00
1.minggu : pkl 11.00 - 13.00
2.minggu : pkl 14.00 - 16.00
selasa : 15.00 - 17.00
kamis : 15.00 - 17.00
menerima semi private dan private
minat bisa klik di contact us pbmatthew jaya
Pandutama Open IV Tahun 2012
Kejuaraan Bulutangkis Perorangan Antar Klub, Pandutama Open IV Tahun
2012 yang akan dilaksanakan tanggal 28 Oktober 2012 s/d 02 November
2012.
Tempat : Hall Bulutangkis Pandu, Alamat Jl. Parung Utama Bojongkulur, Gunung Putri, Bogor 16969
Telp. : 021-8226806
HP : 021-71515933
Fax : 021-8226806
Email : pbpandutama@gmail.com. & pbpandu2012@yahoo.com.
Kelompok Yang dipertandingkan & Biaya Pendaftaran:
- Membayar Biaya Pendaftaran
- Formulir Pendaftaran
- Foto Kopi Akte Kelahiran
TOTAL HADIAH PULUHAN JUTA RUPIAH + SPONSOR
Pendaftaran Mulai 1 September 2012 s/d 21 Oktober 2012
pukul 08.00 WIB s/d 19.00 WIB
Manager Meeting: tanggal 21 Oktober 2012 Jam 16.00
Technical Meeting: tanggal 27 Oktober 2012 Jam 16.00
Tempat Pendaftaran: GOR PANDU
Contact Person:
Ricky 081280274572 & 08561949035
Ardi 081932131519
Iwan NHK 021-32633774
Dodo CANDRA 081280118152
DWI ASTUTI 021-71515933 & 08788887914
Tempat : Hall Bulutangkis Pandu, Alamat Jl. Parung Utama Bojongkulur, Gunung Putri, Bogor 16969
Telp. : 021-8226806
HP : 021-71515933
Fax : 021-8226806
Email : pbpandutama@gmail.com. & pbpandu2012@yahoo.com.
Kelompok Yang dipertandingkan & Biaya Pendaftaran:
- Tunggal Usia Dini A Putra & Putri Usia 0 s/d 8 Tahun - Rp. 50.000
- Tunggal Usia Dini B Putra & Putri Usia 9 Tahun s/d 10 Tahun - Rp. 50.000
- Tunggal Anak Putra & Putri Usia 11 Tahun s/d 12 Tahun - Rp. 50.000
- Tunggal Pemula Putra & Putri Usia 13 Tahun s/d 14 Tahun - Rp. 75.000
- Tunggal Remaja Putra & Putri Usia 15 Tahun s/d 16 Tahun - Rp. 75.000
- Tunggal Taruna Putra & Putri Usia 17 Tahun s/d 18 Tahun - Rp. 100.000
- Ganda Anak- anak Putra Putri - Rp. 100.000
- Ganda Pemula Putra Putri - Rp. 150.000
- Ganda Remaja Putra Putri - Rp. 150.000
- Ganda Taruna Putra - Rp. 200.000
- Ganda Campuran Pemula - Rp. 150.000
- Ganda Campuran Remaja - Rp. 150.000
- Ganda Campuran Taruna - Rp. 200.000
- Membayar Biaya Pendaftaran
- Formulir Pendaftaran
- Foto Kopi Akte Kelahiran
TOTAL HADIAH PULUHAN JUTA RUPIAH + SPONSOR
Pendaftaran Mulai 1 September 2012 s/d 21 Oktober 2012
pukul 08.00 WIB s/d 19.00 WIB
Manager Meeting: tanggal 21 Oktober 2012 Jam 16.00
Technical Meeting: tanggal 27 Oktober 2012 Jam 16.00
Tempat Pendaftaran: GOR PANDU
Contact Person:
Ricky 081280274572 & 08561949035
Ardi 081932131519
Iwan NHK 021-32633774
Dodo CANDRA 081280118152
DWI ASTUTI 021-71515933 & 08788887914
Susy Susanti Tak Cuma Ingin Mengkritik
Bulutangkis.com - Setelah duet Rexy
Mainaky dan Ricky Subagja masuk di dalam jajaran kabinet Gita Wirjawan,
ada satu kegembiraan lainnya yang dirasakan penggemar bulutangkis
Indonesia. Satu lagi legenda bulutangkis Indonesia mendapat kepercayaan
Gita untuk membantunya mengembalikan kejayaan bulutangkis Indonesia.
Susy Susanti peraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992 berada di dalam
kabinet terpilih menjadi Staff Ahli Pembinaan Prestasi.
Berhasilnya Gita menggaet Susy, istri Alan Budikusuma yang sama-sama meraih medali emas pada ajang yang sama, merupakan apresiasi tersendiri bagi seorang Gita yang begitu menaruh perhatian untuk mengembalikan kejayaan bulutangkis Indonesia. Pasalnya pada beberapa kesempatan Susy selalu mengungkapkan bahwa dirinya memiliki kesibukan yang cukup membuatnya dirinya sulit membagi waktu.
‘’Tanggung jawab saya sebagai ibu rumah tangga, mengurus anak-anak, saya punya tiga anak, disamping menjalankan usaha,’’ ungkap Susy Susanti dalam obrol-obrol beberapa waktu lalu mejelang kejuaraan BNI Astec Open 2012, turnamen bulutangkis yang didukung Astec perusahaan peralatan bulutangkis milik Susy Susanti dan Alan Budikusuma.
Tentunya Susy tak bisa mengelak jika cuma masalah kesulitan membagi waktu. Susy sepertinya belajar juga dari Gita Wirjawan, Ketua Umum PB PBSI yang memiliki banyak aktivitas. Gita yang merupakan Menteri Perdagangan masih bisa menerima tanggung jawab sebagai ketua umum salah satu organisasi olahraga paling bergengsi di Indonesia setelah PSSI. Selain itu Gita juga harus menyisihkan waktunya mengurus bisnisnya yang berada di bawah bendera Ancora Foundation. Tentunya Susy tak bisa berkelit hanya karena masalah waktu demi bulutangkis Indonesia yang telah membesarkan namanya.
Pilihan Gita Wirjawan mengajak Susy pebulutangkis kelahiran Tasikmalaya, 11 Februari 1971 ternyata tak berbeda dengan harapan masyarakat bulutangkis Indonesia. Selama ini masyarakat bulutangkis Indonesia selalu berharap agar Susy mau mencurahkan perhatiannya kepada bulutangkis Indonesia untuk bergabung di Pelatnas Cipayung. Terakhir Susy membantu pebulutangkis putri Indonesia berlaga di ajang Piala Thomas dan Uber tahun 2008. Susy berhasil mengantar tim putri Indonesia menapak babak final.
‘’Susy memiliki kemampuan dan pemikiran-pemikiran yang baik yang disampaikan kepada pak Gita,’’ ungkap F. Koesdarto Pramono, tim formatur PBSI yang akhirnya terpilih menjadi Sekjen PB PBSI 2012-2016 saat mengungkapkan penilaian Gita terhadap Susy Susanti, hari Senin (22/10) lalu di Hotel Santika, Jakarta.
‘’Susy mampu mengeksplor ide-idenya dengan baik,’’ tambah Koesdarto.
Tak disangkal Susy Susanti, juara All England empat kali (1990, 1991, 1993, dan 1994) memang memiliki ide-ide segar yang bisa dikontribusikan untuk memajukan bulutangkis Indonesia.
‘’Sama seperti perusahaan, PBSI itu membutuhkan manajemen yang baik, dan komunikasi yang baik,’’ Susy mengungkapkan perlunya PBSI membenahi organisasinya. Susy melihat selama ini masih ada tumpang tindih tanggung jawab, misalnya, bagaimana PBSI bisa lalai dalam mengirimkan nama-nama atlit-atlit yang bertanding keluar negeri.
Susy berpendapat bahwa atlet-atlet perlu mendapat dukungan penuh dari pelatih dan pengurus. Antara atlet, pelatih dan pengurus harus ada komunikasi yang baik. ‘’Untuk meraih prestasi seorang atlet membutuhkan dukungan tidak hanya dari atlet sendiri tapi juga dari pengurus,’’ jelas Susy.
Atlet harus dibina dengan baik, bagaimana atlet-atlet dipersiapkan untuk jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Dan bagaimana strategi yang dipersiapkan bagi sang atlet untuk meraih prestasi. Contoh yang membingungkan saat PBSI menetapkan kebijakan dalam penentuan tunggal putri ke ajang Olimpiade London antara Adriyanti Firdasari dan Maria Febe Kusumastuti. Pengiriman Firdasari ke London tidak berdasarkan peringkat yang dimiliki atlet. Tentunya tidak baik bagi atletnya sendiri. Masyarakat juga akan bertanya-tanya dengan kebijakan yang diterapkan PBSI.
Rencana PBSI yang ingin melaksankan pembinaan atlet dari usia yang lebih dini disambut Susy dengan baik. ‘’Kalau pembinaan dari usia di atas 14 tahun, saya sangat setuju,’’ ungkap Susy. Lebih jauh Susy menjelaskan idealnya seorang atlet masuk pelatnas pada usia 15 tahun, karena dibutuhkan pembinaan 3 – 4 tahun. Pada usia seperti ini akan lebih mudah membentuk karakter atlet dengan program yang benar-benar direncanakan dengan baik.
‘’Saya juga dulu masuk Pelatnas di usia 15. Mia dan Ardy juga sama,’’ ungkap Susy.
Kini Susy akhirnya bergabung ke Pelatnas Cipayung setelah selama ini sering menolak karena alasan kesibukan membagi waktu antara aktivitas ibu rumah tangga dan menjalankan usaha yang digelutinya setelah tidak menjadi atlet. Dan Susy memang membuktikan ucapannya beberapa waktu lalu.
‘’Dengan senang hati saya akan membantu (PBSI) karena saya memang dibesarkan dari bulutangkis, jadi tidak etis kalau saya lepas begitu saja,’’ ungkap Susy. ‘’Jangan sampai juga kalau saya (selama ini) ngasi masukan, kog, saya ngritik saja,’’ jelas Susy.
Bergabungnya Susy di Pelatnas Cipayung tentunya akan memudahkan Susy menerapkan ide-ide segar yang selama ini selalu disampaikan lewat media. Inilah saatnya Susy menyalurkan segala kemampuan dan pengalamannya untuk meraih prestasi bulutangkis Indonesia.
Susy mengharapkan figur-figur yang mengisi kepengurusan PBSI adalah sosok yang mau bekerja keras bagi bulutangkis Indonesia. ‘’Siapapun sosok yang ada disana, betul-betul harus untuk bulutangkis. Jangan ada kepentingan politik, klub atau pun pribadi,’’ ungkap Susy saat obrol-obrol dengan media sebelum terpilih menjadi salah satu anggota kabinet Gita Wirjawan.
Tak diragukan lagi kemampuan dan bakti yang akan diberikan Susy Susanti untuk mengembalikan kejayaan bulutangkis Indonesia. Ayo Susy! (ferry kinalsal)
Berhasilnya Gita menggaet Susy, istri Alan Budikusuma yang sama-sama meraih medali emas pada ajang yang sama, merupakan apresiasi tersendiri bagi seorang Gita yang begitu menaruh perhatian untuk mengembalikan kejayaan bulutangkis Indonesia. Pasalnya pada beberapa kesempatan Susy selalu mengungkapkan bahwa dirinya memiliki kesibukan yang cukup membuatnya dirinya sulit membagi waktu.
‘’Tanggung jawab saya sebagai ibu rumah tangga, mengurus anak-anak, saya punya tiga anak, disamping menjalankan usaha,’’ ungkap Susy Susanti dalam obrol-obrol beberapa waktu lalu mejelang kejuaraan BNI Astec Open 2012, turnamen bulutangkis yang didukung Astec perusahaan peralatan bulutangkis milik Susy Susanti dan Alan Budikusuma.
Tentunya Susy tak bisa mengelak jika cuma masalah kesulitan membagi waktu. Susy sepertinya belajar juga dari Gita Wirjawan, Ketua Umum PB PBSI yang memiliki banyak aktivitas. Gita yang merupakan Menteri Perdagangan masih bisa menerima tanggung jawab sebagai ketua umum salah satu organisasi olahraga paling bergengsi di Indonesia setelah PSSI. Selain itu Gita juga harus menyisihkan waktunya mengurus bisnisnya yang berada di bawah bendera Ancora Foundation. Tentunya Susy tak bisa berkelit hanya karena masalah waktu demi bulutangkis Indonesia yang telah membesarkan namanya.
Pilihan Gita Wirjawan mengajak Susy pebulutangkis kelahiran Tasikmalaya, 11 Februari 1971 ternyata tak berbeda dengan harapan masyarakat bulutangkis Indonesia. Selama ini masyarakat bulutangkis Indonesia selalu berharap agar Susy mau mencurahkan perhatiannya kepada bulutangkis Indonesia untuk bergabung di Pelatnas Cipayung. Terakhir Susy membantu pebulutangkis putri Indonesia berlaga di ajang Piala Thomas dan Uber tahun 2008. Susy berhasil mengantar tim putri Indonesia menapak babak final.
‘’Susy memiliki kemampuan dan pemikiran-pemikiran yang baik yang disampaikan kepada pak Gita,’’ ungkap F. Koesdarto Pramono, tim formatur PBSI yang akhirnya terpilih menjadi Sekjen PB PBSI 2012-2016 saat mengungkapkan penilaian Gita terhadap Susy Susanti, hari Senin (22/10) lalu di Hotel Santika, Jakarta.
‘’Susy mampu mengeksplor ide-idenya dengan baik,’’ tambah Koesdarto.
Tak disangkal Susy Susanti, juara All England empat kali (1990, 1991, 1993, dan 1994) memang memiliki ide-ide segar yang bisa dikontribusikan untuk memajukan bulutangkis Indonesia.
‘’Sama seperti perusahaan, PBSI itu membutuhkan manajemen yang baik, dan komunikasi yang baik,’’ Susy mengungkapkan perlunya PBSI membenahi organisasinya. Susy melihat selama ini masih ada tumpang tindih tanggung jawab, misalnya, bagaimana PBSI bisa lalai dalam mengirimkan nama-nama atlit-atlit yang bertanding keluar negeri.
Susy berpendapat bahwa atlet-atlet perlu mendapat dukungan penuh dari pelatih dan pengurus. Antara atlet, pelatih dan pengurus harus ada komunikasi yang baik. ‘’Untuk meraih prestasi seorang atlet membutuhkan dukungan tidak hanya dari atlet sendiri tapi juga dari pengurus,’’ jelas Susy.
Atlet harus dibina dengan baik, bagaimana atlet-atlet dipersiapkan untuk jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Dan bagaimana strategi yang dipersiapkan bagi sang atlet untuk meraih prestasi. Contoh yang membingungkan saat PBSI menetapkan kebijakan dalam penentuan tunggal putri ke ajang Olimpiade London antara Adriyanti Firdasari dan Maria Febe Kusumastuti. Pengiriman Firdasari ke London tidak berdasarkan peringkat yang dimiliki atlet. Tentunya tidak baik bagi atletnya sendiri. Masyarakat juga akan bertanya-tanya dengan kebijakan yang diterapkan PBSI.
Rencana PBSI yang ingin melaksankan pembinaan atlet dari usia yang lebih dini disambut Susy dengan baik. ‘’Kalau pembinaan dari usia di atas 14 tahun, saya sangat setuju,’’ ungkap Susy. Lebih jauh Susy menjelaskan idealnya seorang atlet masuk pelatnas pada usia 15 tahun, karena dibutuhkan pembinaan 3 – 4 tahun. Pada usia seperti ini akan lebih mudah membentuk karakter atlet dengan program yang benar-benar direncanakan dengan baik.
‘’Saya juga dulu masuk Pelatnas di usia 15. Mia dan Ardy juga sama,’’ ungkap Susy.
Kini Susy akhirnya bergabung ke Pelatnas Cipayung setelah selama ini sering menolak karena alasan kesibukan membagi waktu antara aktivitas ibu rumah tangga dan menjalankan usaha yang digelutinya setelah tidak menjadi atlet. Dan Susy memang membuktikan ucapannya beberapa waktu lalu.
‘’Dengan senang hati saya akan membantu (PBSI) karena saya memang dibesarkan dari bulutangkis, jadi tidak etis kalau saya lepas begitu saja,’’ ungkap Susy. ‘’Jangan sampai juga kalau saya (selama ini) ngasi masukan, kog, saya ngritik saja,’’ jelas Susy.
Bergabungnya Susy di Pelatnas Cipayung tentunya akan memudahkan Susy menerapkan ide-ide segar yang selama ini selalu disampaikan lewat media. Inilah saatnya Susy menyalurkan segala kemampuan dan pengalamannya untuk meraih prestasi bulutangkis Indonesia.
Susy mengharapkan figur-figur yang mengisi kepengurusan PBSI adalah sosok yang mau bekerja keras bagi bulutangkis Indonesia. ‘’Siapapun sosok yang ada disana, betul-betul harus untuk bulutangkis. Jangan ada kepentingan politik, klub atau pun pribadi,’’ ungkap Susy saat obrol-obrol dengan media sebelum terpilih menjadi salah satu anggota kabinet Gita Wirjawan.
Tak diragukan lagi kemampuan dan bakti yang akan diberikan Susy Susanti untuk mengembalikan kejayaan bulutangkis Indonesia. Ayo Susy! (ferry kinalsal)
Selasa, Oktober 23, 2012
Pengurus Baru PB PBSI Diumumkan, Rexy dan Susi Masuk Tim
Pengurus Baru PB PBSI Diumumkan, Rexy dan Susi Masuk Tim
Novitasari Dewi Salusi - detiksport
Senin, 22/10/2012 11:59 WIB
Pengumuman pengurus baru PBSI dilakukan di Hotel Santika, Senin (22/10/2012) pagi WIB.
Dari susunan pengurus periode baru itu, Rexy ditunjuk menjadi Kasubid Pembinaan dan Prestasi. Rexy yang sebenarnya masih menjabat sebagai pelatih kepala tim nasional Filipina itu bersedia kembali ke Indonesia.
Satu lagi nama mantan atlet yang masuk ke dalam jajaran pengurus periode ini adalah Susi Susanti. Peraih emas di Olimpiade 1992 itu menjadi staf ahli Pembinaan dan Prestasi.
Berikut susunan pengurus PB PBSI periode 2012-2016:
Ketua Umum : Gita Irawan Wirjawan
Wakil Ketua Umum : Fuad Basya
Sekretaris Jenderal : Koesdarto Pramono
Kasubid BWF dan BAC : Yuniarto Suhandinata
Kasubid Hubungan Internasional : Bambang Rudianto
Staf Ahli
Pengembangan Organisasi dan Daerah : M. Feriansyah
Pembinaan dan Prestasi : Susi Susanti
Hubungan Internasional : Victor Hartono
Dana dan Usaha : Gandhi Sulistyanto
Humas dan Sosial Media : Atria Rai
Hubungan Antar Lembaga : Nusron Wahid
Hukum dan Kelembagaan : Todung Mulya Lubis
Kabid Pengembangan : Basri Yusuf
Kasubid Pengembangan Jaringan Daerah, Fasilitas dan Kaum Muda : Johannes I.W
Koordinator Wilayah Barat : Bayu R / HK. Djunaedi/Topan
Koordinator Wilayah Tengah : Sofyan Maskur, HM. Ferlie
Koordinator Wilayah Timur : A. Darwis Massalinri, Ferdinand, Ferry. S
Kasubid Pengembangan Komunitas : Achmad Budiarto
Kasubid Turnamen dan Perwasitan : Eddyanto Sabarudin
Koordinator Turnamen : Edy Susanto
Koordinator Perwasitan : Unang Sukardja
Kabid Dana dan Usaha : Anton Subowo
Kasubid Pemasaran dan Sponsorship : Yoppy Rosimin
Kasubid Dana Usaha dan Keanggotaan : Joseph Halim
Kabid Keuangan, Investasi dan Administrasi : Ariawan Wijaya
Kasubid Keuangan dan Teknologi Informasi : Grafita Chirstiana
Kasubid Pengadaan : Partogi Pangaribuan
Kasubid SDM dan Hukum : Umbu Samapaty/Edi Sukarno
Kasubid Pembinaan dan Prestasi : Rexy Mainaky
Kasubid Logistik : Anhar Adel
Kasubid Penelitian dan Pengembangan Prestasi : Sapto Kunto Purnomo/Barlen
Kasubid Pelatnas : Christian Hadinata
Kasubid Kedokteran : Michael Triangto
Kasubid Fisik : Felix Ary Bayu Marta
Kasubid Psikologi : Eko Prasetyo
( nds / a2s )
ucapan selamat kepada sang legendaris olimpiade
Selamat atas terpilihnya
Ibu Susy Susanti sebagai Staf Ahli bidang Pembinaan dan Prestasi PB PBSI
periode 2012 - 2016.
Semoga olahraga bulutangkis di
tanah air dapat meraih sukses dan prestasi terbaik.
MATTHEW JAYA BADMINTON SCHOOL INDONESIA
MENGUCAPKAN SELAMAT DAN MENDUKUNG IBU SUSY SUSANTI SEBAGAI STAF AHLI BIDANG PEMBINAAN DAN PRESTASI PB PBSI
admin
pbmatthewjaya
Senin, Oktober 22, 2012
kecil kecil cabe rawit
Matthew jaya badminton school , cometa student cup yang berlangsung pada 20 hingga 21 oktober kemaren dimeriahkan oleh BW dancer , pada acara penutupan.
Hasil yang memuaskan disektor tunggal putra sd 1-3 yakni louis nikolas peridi yang di babak final menghadapi jason chris alexander , ke dua pemain ini tampil dengan maksimal,serangan demi serangan dan teknik demi teknik mereka keluarkan , insiden pun terjadi nikolas mengalami pendarahan dalam hidung , pertandingan pun sempat dihentikan beberapa saat , team medis pun segera turun ke lapangan dan menangani nikolas , permainan pun dimulai .
Diakhiri kemenangan oleh jason , nikolas pun harus bangga menempati urutan ke dua. di babak lain adam putra yosandi dan timotius elbert tampil kurang maksimal sehingga langkah mereka pun terhenti.dipartai lain adam dan fadillah menempati juara 2 untuk ganda campuran,
admin
pbmatthewjaya
Hasil yang memuaskan disektor tunggal putra sd 1-3 yakni louis nikolas peridi yang di babak final menghadapi jason chris alexander , ke dua pemain ini tampil dengan maksimal,serangan demi serangan dan teknik demi teknik mereka keluarkan , insiden pun terjadi nikolas mengalami pendarahan dalam hidung , pertandingan pun sempat dihentikan beberapa saat , team medis pun segera turun ke lapangan dan menangani nikolas , permainan pun dimulai .
Diakhiri kemenangan oleh jason , nikolas pun harus bangga menempati urutan ke dua. di babak lain adam putra yosandi dan timotius elbert tampil kurang maksimal sehingga langkah mereka pun terhenti.dipartai lain adam dan fadillah menempati juara 2 untuk ganda campuran,
admin
pbmatthewjaya
Sabtu, Oktober 20, 2012
Cometa student cup 2012 siap digelar
Cometa arena student adalah event pertama yang diadakan oleh PT.COMETA ARENA , event yang bertujuan untuk meningkatkan animo para pelajar untuk bertanding di bulutangkis pun , banyak diminati oleh para pelajar.
event yang akan diselenggarakan pada tanggal 20 oktober - 21 oktober , di ikuti sekitar 300 peserta , cukup dibilang sukses dikarenakan banyak event sekolah yang mengadakan pada tanggal yang sama.
Ketua matthew jaya astec mengatakan "'saya senang , karna ada team yang memikirkan masa depan bulutangkis , mungkin belum setara nasional ataupun internasional akan tetapi saya harapkan dari sini akan muncul juara juara yang nantinya akan mengharumkan nama indonesia kembali di pentas internasional"
admin
pbmatthewjaya
event yang akan diselenggarakan pada tanggal 20 oktober - 21 oktober , di ikuti sekitar 300 peserta , cukup dibilang sukses dikarenakan banyak event sekolah yang mengadakan pada tanggal yang sama.
Ketua matthew jaya astec mengatakan "'saya senang , karna ada team yang memikirkan masa depan bulutangkis , mungkin belum setara nasional ataupun internasional akan tetapi saya harapkan dari sini akan muncul juara juara yang nantinya akan mengharumkan nama indonesia kembali di pentas internasional"
admin
pbmatthewjaya
Rabu, Oktober 17, 2012
Senin, Oktober 15, 2012
tahukah kamu ??
SEJARAH BULUTANGKIS DI INDONESIA, DAN SEJARAH BERDIRINYA PB PBSI
Dari mana cabang olahraga badminton
berasal dan bagaimana sejarah awalnya ? Orang hanya mengenal nama
badminton berasal dari sebuah rumah/istana di kawasan Gloucester-shire,
sekitar 200 kilometer sebelah barat London, Inggris. Badminton House,
demikian nama istana tersebut, menjadi saksi sejarah bagaimana olahraga
ini mulai dikembangkan menuju bentuknya sekarang. Di bangunan
tersebut, sang pemilik, Duke of Beaufort dan keluarganya pada abad
ke-17 menjadi aktivis olahraga ini. Akan tetapi, Duke of Beaufort
bukanlah penemu permainan itu. Badminton hanya menjadi nama karena dari
situlah permainan ini mulai dikenal di kalangan atas dan kemudian
menyebar. Badminton menjadi satu-satunya cabang olahraga yang namanya
berasal dari nama tempat.
Yang juga tanda tanya besar adalah
bagaimana nama permainan ini berubah dari battledore menjadi badminton.
Nama asal permainan dua orang yang menepak bola ke depan (forehand)
atau ke belakang (backhand) selama mungkin ini tadinya battledore. Asal
mula permainan battledore dengan menggunakan shuttlecock (kok) sendiri
juga misteri. Dulu orang menggunakan penepak dari kayu (bat). Dua
orang menepak “burung” itu ke depan dan ke belakang selama mungkin.
Permainan macam ini sudah dilakukan
anak-anak dan orang dewasa lebih dari 2000 tahun lalu di India, Jepang,
Siam (kini Thailand), Yunani, dan Cina. Di kawasan terakhir ini
dimainkan lebih banyak dengan kaki. Di Inggris ditemukan ukiran kayu
abad pertengahan yang memuat gambar anak-anak sedang menendang-nendang
shuttlecock. Permainan menggunakan kok memang mempunyai daya tarik
tersendiri. Setelah ditepak atau dipukul ke atas maka begitu “jatuh”
(menurun) kok akan melambat, memungkinkan orang mengejar dan menepaknya
lagi ke atas. Yang menjadi tanda tanya, bagaimana bisa terbentuk kok
seperti sekarang: ada kepala dengan salah satu ujung bulat dan di ujung
lain yang datar tertancap belasan bulu sejenis unggas? Bahan-bahan
untuk membuat kok memang sudah ada di alam. Bentuk kepala kok yang
bulat sudah ada di sekitar kita, biasa ditemukan dalam buah-buahan atau
batu.
Pertanyaannya adalah bagaimana awalnya
bulu-bulu abisa menancap di kepala kok ? Ada yang berpendapat bahwa ada
seseorang sedang duduk di kursi dan di depannya meja tulis. Dia
melamun dan memikirkan sesuatu yang jauh. Tanpa disengaja dia mengambil
tutup botol yang terbuat dari gabus dan kemudian menancap-nancapkan
pena yang ketika itu terbuat dari bulu unggas. Beberapa pena
tertancapkan dan jadilah bentuk sederhana sebuah kok.
Tentu ini tidak ada buktinya. Hanya
kemudian memang terbentuk alat permainan seperti itu yang di tiap
kawasan berbeda bentuknya. Pada tahun 1840-an dan 1850-an keluarga Duke
of Beaufort ke-7 paling sering menjadi penyelenggara permainan ini.
Menurut Bernard Adams (The Badminton Story, BBC 1980) anak-anak Duke –
tujuh laki-laki dan empat perempuan – inilah yang mulai memainkannya di
ruang depan. Lama-lama mereka bosan permainan yang itu-itu saja.
Mereka kemudian merentangkan tali di antara pintu dan perapian dan
bermain dengan menyeberangkan kok melewati tali itu. Itulah awal net.
Akhir tahun 1850-an mulailah dikenal jenis permainan baru. Pada tahun
1860-an ada seorang penjual mainan dari London – mungkin juga penyedia
peralatan battledore – bernama Isaac Spratt, menulis Badminton
Battledore – a new game. Tulisan tersebut menggambarkan terjadinya
evolusi permainan di Badminton House.
Riwayat singkat berdirinya Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI)
Pada jaman penjajahan dahulu, ada
perkumpulan-perkumpulan bulutangkis di Indonesia yang bergerak
sendiri-sendiri tanpa satu tujuan dan satu cita-cita perjuangan di alam
negara merdeka, memang tidak bisa dibiarkan berlangsung terus.Harus
diusahakan satu organisasi secara nasional, sebagai organisasi
pemersatu.
Untuk menempuh jalan menuju satu wadah
organisasi maka cara yang paling tepat adalah mempertemukan tokoh
perbulutangkisan dalam satu kongres. Pada saat itu memang agak sulit
untuk berkomunikasi antara satu daerah dengan daerah lainnya.
Satu-satunya yang bisa ditempuh adalah lingkungan pulau jawa saja.
Itupun bisa ditempuh setelah terbentuknya PORI ( Persatuan Olah Raga
Replubik Indonesia ).
Usaha yang dilakukan oleh Sudirman Cs
dengan melalui perantara surat yang intinya mengajak mereka untuk
mendirikan PBSI membawakan hasil. Maka dalam suatu pertemuan tanggal 5
Mei 1951 di Bandung lahirlah PBSI ( Persatuan Bulutangkis Seluruh
Indonesia ) dan pertemuan tersebut dicatat sebagai kongres pertama PBSI.
Dengan ketua umumnya A. Rochdi Partaatmadja, ketua I : Soedirman,
Ketua II : Tri Tjondrokoesoemo, Sekretaris I : Amir, Sekretaris II : E.
Soemantri, Bendahara I : Rachim, Bendahara II : Liem Soei Liong.
Dengan adanya kepengurusan tingkat pusat
itu maka kepengurusan di tingkat daerah / propinsi otomatis menjadi
cabang yang berubah menjadi Pengda ( Pengurus Dareah ) sedangkan
Pengcab ( Pengurus Cabang ) adalah nama yang diberikan kepada
kepengurusan ditingkat kotamadya / kabupaten. Hingga akhir bulan
Agustus 1977 ada 26 Pengda di seluruh Indonesia ( kecuali Propinsi
TImor-Timur ) dan sebanyak 224 Pengcab, sedangkan jumlah perkumpulan
yang menjadi anggota PBSI diperkirakan 2000 perkumpulan.
Arti dari lambang PBSI, adalah sebagai berikut :
1. Terdiri dari 5 warna yang mempunyai arti, antara lain :
- Kuning : Simbul kejayaan
- Hijau : Kesejahteraan dan kemakmuran
- Hitam : Kesetiaan dan kekal
- Merah : Keberanian
- Putih : Kejujuran
- Kuning : Simbul kejayaan
- Hijau : Kesejahteraan dan kemakmuran
- Hitam : Kesetiaan dan kekal
- Merah : Keberanian
- Putih : Kejujuran
2. Gambar Kapas : Berjumlah 17 biji yaitu melambangkan angka keramat ( hari proklamasi ).
3. Gambar Shuttlecock : Dengan delapan bulu, melambangkan 8 ( agustus )
4. Huruf PBSI : terdiri dari 4
dihubungkan dengan gambar ½ lingkaran sebanyak 5 biji berwarna merah
dibawah shuttlecock, melambangkan tahun 1945.
5. Gambar Padi : sebanyak 51 butir yang melambangkan hari lahirnya PBSI yaitu tahun tanggal 5 Mei 1951.
6. Gambar Perisai : Adalah simbul ketahanan, keuletan, rendah diri tapi ulet, kuat dan tekun.
sejarah Alan budi kusuma
Alan Budi Kusuma
Pebulutangkis, lahir di Surabaya,
29 Maret 1968. Memiliki nama asli Goei Ren Fang, dari sebuah keluarga
pebulutangkis, Goei Hauw Tjing dan The Lie Giok. Mulai mengayunkan raket
sejak usia 6 tahun, tapi baru berlatih secara intensif di usia 11 tahun
dengan bergabung di klub Rajawali, Surabaya. Mantan pemain nasional,
Nyoo Kiem Bie turut mengasah bakat alam Alan, yang memiliki tinggi 177
cm dan berat 68 kg, postur yang sangat ideal untuk seorang pemain
bulutangkis. Menginjak remaja hijrah ke Jakarta, bergabung dengan klub
Prasetya Mulya, sebelum masuk ke SMA khusus olahraga di Ragunan. Pada
tahun 1986, mulai masuk pelatnas utama.
Sebenarnya permainan Alan, baik di
tingkat nasional maupun internasional, mirip gelombang laut, prestasinya
naik turun. Ketika tampil sebagai pemain kunci tim Piala Thomas 1992
melawan Malaysia, ia mengalami kegagalan. Namun dua bulan kemudian di
Olimpiade Barcelona 1992 mengukir sejarah emas dengan menundukkan rekan
senegaranya, Ardy B. Wiranata, straihgt set langsung, 15-12,
18-13. Emas yang diraihnya, merupakan emas kedua Indonesia, menyusul
sukses Susi Susanti, kekasih yang kemudian menjadi istrinya. Dua medali
emas pertama buat Indonesia sepanjang sejarah Olimpiade, yang sering
juga dikenang sebagai "pasangan emas".
Dalam kejuaraan lain, Alan pernah tampil
sebagi juara Jerman Terbuka (1992), Indonesia Terbuka (1992), Piala
Dunia 1993 dan turut menjadi anggota Piala Thomas 1988, 1992, 1994. Pada
Piala Thomas 1994 yang berlangsung di Jakarta, sebagai asisten pelatih
ia turut mengembalikan supremasi Indonesia, yang hampir selama 10 tahun
direbut secara bergantian oleh dua musuh bebuyutannya, yaitu RRC dan
Malaysia.
Sejarah Susi Susanti
Masa keemasannya yang berlangsung
cukup panjang, berpuncak pada juara tunggal putri bulutangkis
Olimpiade Barcelona, Spanyol (1992). Dia peraih emas pertama
Indonesia di Olimpiade. Ketika itu Alan, pacarnya, juga juara
di tunggal putra sehingga media asing menjuluki mereka sebagai
“Pengantin Olimpiade”. Predikat pengantin ini rupanya terus
melekat, terbukti saat mereka dipercaya menjadi pembawa obor Olimpiade
Athena 2004.
Prestasi yang mengharumkan nama bangsa
juga diukir oleh Susi dengan meraih sederetan kejuaraan. Dia
menjuarai All England empat kali (1990, 1991, 1993, 1994). Sang
juara yang punya semangat pantang menyerah ini selalu menjadi
ujung tombak tim Piala Sudirman dan Piala Uber. Juga juara dunia
(1993) dan puluhan gelar seri grand prix.
Kiprah Susi Susanti di dunia olahraga
bulutangkis Indonesia memang luar biasa. Dalam setiap
pertandingan, ia menunjukkan sikap tenang bahkan terlihat tanpa
emosi di saat-saat angka penentuan. Semangatnya yang pantang
menyerah meski angkanya tertinggal jauh dari lawan membuat
banyak pendukungnya menaruh percaya bahwa Susi pasti menang.
Berkat kegigihan dan ketekunannya, perempuan kelahiran Tasikmalaya,
Jawa Barat, 11 Februari 1971 ini turut menyumbang sukses tahun
1989 ketika Piala Sudirman direbut tim Indonesia untuk pertama
kalinya dan sampai sekarang belum lagi berulang. Dia pun turut
menorehkan sukses saat merebut Piala Uber tahun 1994 dan 1996
setelah piala itu absen lama dari Indonesia.
Semenjak SD, Susi sudah suka bermain
bulutangkis. Kebetulan orang tuanya juga sangat mendukung dan
memberinya kebebasan untuk menjadi atlit bulutangkis. Setelah
menang kejuaraan junior, ia pindah dari Tasikmalaya ke Jakarta.
Meski saat itu ia masih duduk di bangku 2 SMP, ia sudah mulai
berpikir untuk serius di dunia bulutangkis.
Kegiatan Susi berbeda dengan remaja lain
karena ia tinggal di asrama dan bersekolah di sekolah khusus
untuk atlit. Ia mengaku menjadi kuper karena hanya berteman
dengan sesama atlit. Bahkan pacaran pun dengan atlit.
Sebagai atlit, jadwal latihannya sangat
padat. Enam hari dalam seminggu, Senin – Sabtu dari jam 7
sampai jam 11 pagi, lalu disambung lagi jam 3 sore sampai jam 7
malam. Makan, jam tidur, dan pakaian juga ada aturannya
tersendiri. Ia tidak diperbolehkan memakai sepatu dengan hak
tinggi agar kakinya terhindar dari kemungkinan keseleo. Jalan-jalan ke
mal pun hanya bisa dilakukannya pada hari Minggu. Itu pun jarang
karena ia sudah terlalu capek latihan.
Memang tidak ada pilihan lain, ia harus
disiplin dan berkonsentrasi untuk menjadi juara. Ia akhirnya
menyadari bahwa untuk meraih prestasi memang perlu perjuangan
dan pengorbanan. “Kalau mau santai dan senang-senang terus,
mana mungkin cita-cita saya untuk jadi juara bulutangkis
tercapai? Sekarang rasanya puas banget melihat pengorbanan saya
ada hasilnya. Ternyata benar juga kata pepatah: Bersakit-sakit
dahulu, bersenang-senang kemudian,” kata Susi mengenang.
Ketika masih menjadi pemain, Susi
berusaha menjadikan dirinya sebagai contoh bagi para pemain
lainnya. Ia sangat berdisiplin dengan waktu saat berlatih atau di
luar latihan. Sementara di lapangan ia memperlihatkan semangat
pantang menyerah sebelum pertandingan berakhir. “Saya hanya
berharap teman-teman pemain mengikuti yang baik-baik dari saya,” kata
Susi.
Nyatanya, cara ini tidak melulu berhasil.
Sepeninggal Susi (dan Mia Audina), sektor putri bulutangkis
Indonesia mandek. Piala Uber semakin jauh dan puncaknya, tidak
satu pun pemain tunggal puteri Indonesia lolos ke Olimpiade
Athena 2004.
Susi yang telah mundur mengakui
merosotnya prestasi karena memang kekurangan bibit pemain unggul.
“Kita bisa saja memberi prasayarat pemain untuk berhasil, tetapi
kalau bibitnya tidak ada bagaimana?” Susi melihat popularitas
bulutangkis semakin merosot sementara proses seleksi melalui
kejuaraan antarklub dan daerah semakin sedikit.
. .
Merasa Sedih
Susi merasa sedih karena olahraga bulutangkis tidak lagi dipandang antusias oleh masyarakat. Ia mengingat betapa antusiasnya masyarakat menyambut kejuaraan bulutangkis seperti All England. Susi melihat hal ini disebabkan karena perhatian anak-anak muda masa kini lebih ke hiburan. Belum lagi maraknya kasus penyalahgunaan obat terlarang, seperti shabu dan narkotika. Masyarakat juga lebih banyak membaca, mendengar, menyaksikan berita kekalahan pebulutangkis Indonesia lewat media massa.
Susi merasa sedih karena olahraga bulutangkis tidak lagi dipandang antusias oleh masyarakat. Ia mengingat betapa antusiasnya masyarakat menyambut kejuaraan bulutangkis seperti All England. Susi melihat hal ini disebabkan karena perhatian anak-anak muda masa kini lebih ke hiburan. Belum lagi maraknya kasus penyalahgunaan obat terlarang, seperti shabu dan narkotika. Masyarakat juga lebih banyak membaca, mendengar, menyaksikan berita kekalahan pebulutangkis Indonesia lewat media massa.
Itu tentu berbeda dengan era
Tan Joe Hok cs, Liem Swie King, hingga Ardy B Wiranata cs yang
banjir mahkota juara.
Keadaan semakin rumit karena orang takut serius terjun di dunia olahraga Indonesia karena tidak jelasnya jaminan akan masa depan. Susi sendiri sudah berniat tidak akan mengijinkan anaknya terjun ke dunia olahraga mengingat pengalamannya dulu. Ia melihat banyak rekannya yang pernah menjadi juara SEA Games, Asian Games, namun hidupnya terkatung-katung.
Selain itu, menjadi atlet olahraga membutuhkan banyak resiko misalnya sekolah yang terhenti, padahal olahraga yang ditekuni tidak mendapat perhatian dan dukungan dari pemerintah. Susi sendiri terpaksa mengorbankan sekolah (hanya sampai SMA). Ia pun menghadapi banyak halangan sebab ada pihak-pihak dari organisasi yang tidak menyukainya. Meski ia berprestasi namun kemudian berhenti, dari situlah ia mendapat pengalaman bahwa bulutangkis belum bisa menjamin masa depannya.
Ia berharap bagi para atet berprestasi yang sudah tidak bermain diberikan dana pensiun yang memadai. Ia khawatir kalau persoalan masa depan atlet belum terpecahkan atau tidak ada jaminan dari pemerintah, bibit-bibit potensial atlet akan sulit ditemukan karena mereka akan memilih jalur pendidikan. “Saya harap PBSI dan KONI memerhatikan persoalan ini. Kalau ini dibiarkan terus, hasilnya akan seperti sekarang ini,” ujarnya.
Ia menyesalkan masalah pembinaan yang membuat olahraga semakin terpuruk. Selama ini, hanya kesadaran dari
Keadaan semakin rumit karena orang takut serius terjun di dunia olahraga Indonesia karena tidak jelasnya jaminan akan masa depan. Susi sendiri sudah berniat tidak akan mengijinkan anaknya terjun ke dunia olahraga mengingat pengalamannya dulu. Ia melihat banyak rekannya yang pernah menjadi juara SEA Games, Asian Games, namun hidupnya terkatung-katung.
Selain itu, menjadi atlet olahraga membutuhkan banyak resiko misalnya sekolah yang terhenti, padahal olahraga yang ditekuni tidak mendapat perhatian dan dukungan dari pemerintah. Susi sendiri terpaksa mengorbankan sekolah (hanya sampai SMA). Ia pun menghadapi banyak halangan sebab ada pihak-pihak dari organisasi yang tidak menyukainya. Meski ia berprestasi namun kemudian berhenti, dari situlah ia mendapat pengalaman bahwa bulutangkis belum bisa menjamin masa depannya.
Ia berharap bagi para atet berprestasi yang sudah tidak bermain diberikan dana pensiun yang memadai. Ia khawatir kalau persoalan masa depan atlet belum terpecahkan atau tidak ada jaminan dari pemerintah, bibit-bibit potensial atlet akan sulit ditemukan karena mereka akan memilih jalur pendidikan. “Saya harap PBSI dan KONI memerhatikan persoalan ini. Kalau ini dibiarkan terus, hasilnya akan seperti sekarang ini,” ujarnya.
Ia menyesalkan masalah pembinaan yang membuat olahraga semakin terpuruk. Selama ini, hanya kesadaran dari
keluarga masing-masing yang ingin
anaknya menjadi pemain bukan karena pemerintah ingin memajukan
olahraga. Pemerintah dan PBSI hanya menunggu, bukan membina
dari daerah, memantau, mencari yang berbakat, baru diambil.
Mereka hanya terima jadi saja. Ia beranggapan, semua orangtua
saat ini akan seratus kali berpikir untuk membiarkan anaknya
menjadi atlet.
Susi mengaku mempunyai pengalaman yang mengecewakan terutama dalam organisasi. Ketika ia dan Alan berprestasi, ada pihak-pihak tertentu yang tidak senang. Mereka berusaha membagi bonus kepada Susi dan Alan dengan asumsi mereka berdua dianggap satu orang. Hal ini menunjukkan sikap tidak profesional pemerintah maupun PBSI yang mempunyai kepentingan-kepentingan tertentu.
Dari segi organisasi internal, Susi berharap agar orang-orang yang terlibat di PBSI (Persatuan Bulutangkis seluruh Indonesia) adalah orang yang benar-benar ingin memajukan perbulutangkisan, bukan untuk kepentingan pribadi.
Melihat keadaan dunia olahraga yang belum menjanjikan bagi para atlit, Susi belajar dari pengalaman kakak-kakak seniornya. Susi belajar me-manage keuangannya. Saat ia meraih berbagai prestasi dan hadiah seperti bonus, ia usahakan untuk diinvestasikan ke dalam bentuk tanah, rumah atau tabungan. Ia tahu bahwa prestasi olahragawan itu singkat dan tidak selamanya berada di atas.
Susi mengaku mempunyai pengalaman yang mengecewakan terutama dalam organisasi. Ketika ia dan Alan berprestasi, ada pihak-pihak tertentu yang tidak senang. Mereka berusaha membagi bonus kepada Susi dan Alan dengan asumsi mereka berdua dianggap satu orang. Hal ini menunjukkan sikap tidak profesional pemerintah maupun PBSI yang mempunyai kepentingan-kepentingan tertentu.
Dari segi organisasi internal, Susi berharap agar orang-orang yang terlibat di PBSI (Persatuan Bulutangkis seluruh Indonesia) adalah orang yang benar-benar ingin memajukan perbulutangkisan, bukan untuk kepentingan pribadi.
Melihat keadaan dunia olahraga yang belum menjanjikan bagi para atlit, Susi belajar dari pengalaman kakak-kakak seniornya. Susi belajar me-manage keuangannya. Saat ia meraih berbagai prestasi dan hadiah seperti bonus, ia usahakan untuk diinvestasikan ke dalam bentuk tanah, rumah atau tabungan. Ia tahu bahwa prestasi olahragawan itu singkat dan tidak selamanya berada di atas.
Kedua orang tuanya pun sering berpesan
agar ia tidak sombong dan hidup sederhana. Susi juga banyak
mendapat masukan dari Ir. Ciputra, seorang pengusaha sukses yang
dulu merupakan pimpinannya di Klub Bulutangkis Jaya Raya, agar
mempergunakan waktu sebaik mungkin dan giat berprestasi sebisa
mungkin.
Mulai dari Nol
Ketika berhenti dari dunia bulutangkis, Susi harus memulai dari nol lagi. Meski ada modal dari pendapatan saat aktif di bulutangkis, Susi masih harus belajar dan bersabar mencari usaha apa yang akan ia jalankan. Suaminya, Alan Budikusuma, berulang kali mencoba berbagai jalan untuk menghidupi keluarga mulai dari jual beli mobil, dibantu menjadi rekanan di sebuah instansi, belajar menjadi agen Gozen (alat olahraga bikinan Malaysia) dan menjadi pelatih di Pelatnas. Itu semua menjadi bukti bahwa bahwa setelah tidak berprestasi, mereka berdua harus memulai lagi dari nol.
Ketika berhenti dari dunia bulutangkis, Susi harus memulai dari nol lagi. Meski ada modal dari pendapatan saat aktif di bulutangkis, Susi masih harus belajar dan bersabar mencari usaha apa yang akan ia jalankan. Suaminya, Alan Budikusuma, berulang kali mencoba berbagai jalan untuk menghidupi keluarga mulai dari jual beli mobil, dibantu menjadi rekanan di sebuah instansi, belajar menjadi agen Gozen (alat olahraga bikinan Malaysia) dan menjadi pelatih di Pelatnas. Itu semua menjadi bukti bahwa bahwa setelah tidak berprestasi, mereka berdua harus memulai lagi dari nol.
Untunglah, Susi dan Alan mendapat
dukungan dari orang-orang yang terdekatnya. Sedikit demi sedikit
mereka belajar menimba pengalaman dan pengetahuan. Baru sekitar
satu setengah tahun, mereka bisa berdiri sendiri dan mempunyai
keyakinan membuat usaha sendiri.
Sebagai ibu rumah tangga yang mengasuh
tiga orang anak, anak pertama perempuan bernama Lourencia
Averina, sedangkan yang kedua dan ketiga adalah lelaki;
Albertus Edward dan Sebastianus Frederick, Susi juga ingin ikut
membantu keluarga. Bila anak-anaknya sekolah, ia ingin
mempunyai kesibukan tetapi tidak menyita waktu untuk keluarga.
Oleh karena itu, ia membuka toko di ITC
Mega Grosir Cempaka Mas dengan nama D&V dari nama kedua
anaknya, Edward dan Verin. Ia menjual baju-baju dari Cina,
Hongkong, dan Korea, dan sebagian produk lokal.
Sebagai mantan atlit bulutangkis, peraih
penghargaan tertinggi bulutangkis dari International Badminton
Federation (IBF) ‘Hall of Fame’ 2004 ini tetap peduli dengan
dunia yang pernah membesarkannya ini. Bersama suaminya, Alan
Budi Kusuma – peraih medali emas Olimpiade 1992 pula – ia
mendirikan Olympic Badminton Hall di Kelapa Gading. Di gedung
pusat pelatihan bulutangkis ini, Susi berharap akan muncul bibit pemain
yang akan mengembalikan kejayaan bulutangkis Indonesia.
Selain itu, pada pertengahan tahun 2002,
Susi dan Alan membuat raket dengan merek sendiri yaitu Astec,
Alan-Susi Technology. Meski pabriknya ada di Taiwan, tetapi
senar yang digunakan adalah senar Jepang. Cara pembuatan dan
sebagainya, dikontrol oleh mereka sendiri. Pada awalnya mereka
mencoba produknya ke teman-teman mereka untuk mencari tahu produk
mana yang paling bisa diterima. Baru setelah itu, produk dipasarkan.
Saat yang tak terlupakan bagi Susi adalah
saat ia berhasil menyumbangkan emas Olimpiade yang pertama bagi
Indonesia di Barcelona (Olimpiade Barcelona 1992) bersama Alan
Budikusuma yang juga mendapatkan emas. Sedangkan yang paling
mengesalkan baginya adalah saat ia kalah hanya satu poin dari Sarwendah
(Kusumawardhani) di final Piala Dunia di Jakarta.
Kini pasangan yang menikah pada 9
Februari 1997 ini tinggal di rumah mereka nan tenang di Gading
Kirana Timur I Blok B2 No. 28, Komplek Gading Kirana, Jakarta
Utara. Di komplek perumahan ini Susi dan Alan masih rutin main
bulutangkis. ► e-ti/atur
*** TokohIndonesia DotCom (Ensiklopedi Tokoh Indonesia)
Langganan Juara setelah Tangan Dipegang Nenek Misterius
Turnamen bulutangkis All England meninggalkan kesan mendalam bagi
Susi Susanti. Bagi peraih emas tunggal wanita Olimpiade Barcelona itu,
All England sangat berarti dalam perjalanan karirnya.
Karir bulutangkis Susi Susanti berhenti sejak 1997, bertepatan dengan
kehamilan anak pertama. Nama Susi kembali beredar setelah PB PBSI
menunjuknya menjadi manajer Tim Uber Indonesia.
Semasa menjadi pemain, sosok Susi sangat melegenda di peta persaingan
tunggal wanita. Seabrek gelar dikoleksi istri Alan Budikusuma tersebut.
Di turnamen All England, Susi empat kali tampil di podium juara tungal
wanita edisi 1990, 1991, 1993, dan 1994.
”Dalam dua tahun pertama keikutsertaan saya di All England, ada kisah
yang tak bisa dilupakan hingga saat ini,” kenang ibu tiga anak itu.
Pada 1988, kali pertama Susi mengikuti All England. Sayang, dalam
kiprah perdana di turnamen bulutangkis tertua tersebut, dia belum
berhasil menuai gelar juara. ”Saya sedih dan menangis waktu itu. Lantas,
saya lari ke gereja terdekat yang kebetulan sedang menggelar komuni,”
beber wanita kelahiran Tasikmalaya, 11 Februari 1971 tersebut.
Biasanya dalam acara tersebut, masing-masing pendoa, termasuk Susi,
hanya dijatah satu roti dari pendeta yang memimpin komuni. Namun, entah
kenapa Susi mendapatkan dua roti sekaligus. ”Saya juga kaget, biasanya
hanya diberi satu-satu. Tetapi, kok waktu itu saya dapat dua. Kalau
sudah menerima, harus dimakan, tidak boleh dikembalikan,” tutur pencetak
enam kali juara final Grand Prix itu.
Tak dinyana, setahun kemudian, Susi kembali lagi ke All England.
Meski belum menuai predikat juara, Susi mampu melaju ke final dan
dikandaskan andalan Tiongkok Li Lingwei. Nah, pada 1989 itu, Susi
memiliki cerita menarik. Dia bertemu dengan wanita lanjut usia sesaat
setelah kontingen Indonesia tiba di London.
Kala itu, pertandingan masih dihelat di Wembley Arena, London.
”Kebetulan, kami bertiga, Koh Tong (Tong Sin Fu, pelatih Indonesia),
Sarwendah, dan saya cari makan di McDonald’s yang lokasinya dekat dengan
hotel,” ucap Susi memulai cerita.
Rasa lapar sangat mengganggu karena cuaca bersalju dan dingin sekali.
Usai makan dan kembali ke hotel, mereka dicegat seorang nenek yang
menanti belas kasihan di pinggir jalan. Tong pun meminta anak asuhnya
itu untuk memberikan uang receh kepada nenek tersebut. Namun, nenek itu
tak mau menerima lebih dari 1 pounsdterling.
”Saya ingin sekali memberinya 5 pounsdterling. Dia nggak mau terima.
Eh, tangan saya dipegang. Saya kaget dan ada rasa takut juga. Kok, nenek
itu tangannya hangat, padahal salju mulai turun dan dingin sekali,”
bebernya.
Rasa kaget itu membuat Susi lebih ingin memperhatikan raut muka sang
nenek. Dia tak peduli meski rekan-rekannya telah meninggalkannya dan
kembali ke hotel. Entah kenapa, Susi ingin meneteskan air mata karena
terharu. Dia pun berlari ke hotel untuk mencari Alan Budikusuma yang
sudah menjadi kekasihnya selama dua tahun.
Dengan tersengal-sengal, Susi menyampaikan keinginan agar Alan mau
mendatangi nenek misterius tersebut dan memberikan lebih banyak uang.
Sayang, usaha Alan sia-sia. Sesampainya di tempat itu, Alan tak lagi
menemukan nenek tersebut. ”Mungkin orang lain menganggap itu hal biasa.
Tetapi setelah itu, tangan saya benar-benar membuahkan prestasi,”
akunya.
Semua itu, lanjut dia, berkah sang pencipta yang memberikan kekuatan
kepadanya untuk menorehkan sejarah indah bagi Indonesia. Kenangan di
lapangan tentu lebih indah. ”Wembley Arena sangat megah. Penontonnya
sangat santun dalam memberikan support,” ujarnya.
Sayang, setelah penampilan terakhirnya di All England pada 1997, Susi
tak lagi sempat menengok turnamen tertua itu. ”Sudah kenyang dulu ke
sana, sekarang membayangkan naik pesawatnya saja sudah malas,” katanya. (aww)
Lima Langkah Menjadi Sang Juara
JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam hidup, setiap orang
ingin menjadi sang juara. Bukan sekadar soal menjadi lebih unggul
daripada orang lain, namun ini soal cara meraih tujuan yang hendak
dicapai.
Kita bisa belajar dari para atlet yang selalu berburu gelar juara berbekal semangat dan mental juara. Watak dan kepribadian atlet "sang juara" akan terlihat saat dia berjuang di medan laga. Motivator Putra Lengkong mengatakan seorang juara akan selalu memegang semangat ini.
"Setiap hari, di dalam hidup, saya mau memberikan yang terbaik dari hidup saya," katanya dalam seminar Sang Juara yang digelar mahasiswa Universitas Atmajaya, Rabu (12/9/2012) di Gedung Yustinus Lt.15, Jakarta.
Namun, ada hal-hal penting yang perlu disimak untuk bisa menjadi sang juara dalam kehidupan sehari-hari, misalnya dalam studi Anda. Berikut ini langkah-langkah yang disebutkan oleh Putra.
1. Seorang juara selalu memiliki tujuan yang jelas
Putra mencontohkan sosok Florence Chadwick. Perempuan asal Amerika ini telah menetapkan tujuan yang jelas untuk menjadi perempuan pertama yang berhasil menyeberangi Selat Catalina dengan berenang. Setelah sempat menyeberangi selat Inggris, Florence sempat melawan kabut dan hiu dalam menempuh jarak renang sejauh 35 km, namun sayang kabut menghalanginya untuk menggapai pesisir Catalina. Dia pun gagal. Padahal saat itu, dia sudah mencapai jarak 33 km.
Pada tahun selanjutnya, Florence kembali menetapkan tujuannya menyeberangi Catalina. Dia menetapkan tujuan yang lebih jelas dengan sudah membayangkan melihat pesisir pulau tujuannya. Kabut yang menghadangnya pun tidak dapat membendung tujuannya. Dia berhasil.
2. Seorang juara berani membayar harga kenyamanan untuk sebuah kemajuan
Perenang Michael Phelps gusar saat wartawan mengatakan bahwa dirinya hanya beruntung saat meraih 8 medali emas pada Olimpiade 2008. Dia mengatakan prestasinya itu bukan keberuntungan, tetapi dicapai melalui kerja keras.
Saat kalian makan siang, Phelps sedang berlatih di dalam kolam renang. Saat berlibur dengan keluarga, dia juga tampak masih berlatih di sana. Saat orang lain berada dalam kenyamanan, Phelps telah menggadaikannya demi sebuah kerja keras untuk meraih kesuksesan.
3. Selalu lakukan hal yang di luar biasanya untuk berhasil
Michael Phelps mengatakan "Anda tak dapat menetapkan batasan pada apa pun" ketika ditanya tentang mencapai target kehidupan.
Kisah Vice President Citibank, Houtman Zainal Arif, juga menunjukkan karakter ini. Dia mengawali kariernya sebagai seorang office boy. Houtman selalu melakukan hal yang di luar biasanya dalam pekerjaannya, sehingga tugasnya yang hanya mengurusi kebersihan dapat diselesaikan bahkan lebih dari itu.
Dia juga mengurusi fotokopi di tahun 1960-an saat seorang office boy belum piawai melakukan tugas menggandakan data saat itu. Dia mau belajar usai menuntaskan pekerjaannya. Alhasil, dia dipercaya untuk bertugas sebagai penanggung jawab fotokopi kantor dan kembali melakukan hal yang di luar biasanya.
Usai menuntaskan pekerjaannya, dia membantu proses administrasi, seperti mengerjakan proses stempel dan hal-hal administrasi lainnya, sehingga pada satu kesempatan dia diangkat menjadi staf kantor hingga kemudian merintis karier sampai puncak sebagai vice president bank kelas dunia ini.
4. Apa yang anda fokuskan, itulah yang harus Anda dalami
Seorang juara akan fokus pada hal-hal yang membantu pencapaian impian mereka dan bukannya pada hal-hal yang menghambat pencapaian impian tersebut.Pada bagian ini, kita hanya perlu membuka diri untuk melihat kesempatan dengan lebih dalam dan lebih positif.
5. Untuk memiliki kupu-kupu di halaman dan rumah Anda, ada dua cara yang dapat dilakukan. Pertama, dengan membawa jaring tetapi sedikit yang akan terjaring, sementara cara kedua adalah dengan membuat taman bunga sehingga kupu-kupu yang akan datang sendiri kepada Anda.
Seorang juara akan terus mengembangkan dirinya untuk memiliki cara dan kualitas yang banyak dicari oleh berbagai kalangan sehingga kesuksekan yang justru akan mendekatinya.
Jadi, Anda siap menjadi seorang juara?
Kita bisa belajar dari para atlet yang selalu berburu gelar juara berbekal semangat dan mental juara. Watak dan kepribadian atlet "sang juara" akan terlihat saat dia berjuang di medan laga. Motivator Putra Lengkong mengatakan seorang juara akan selalu memegang semangat ini.
"Setiap hari, di dalam hidup, saya mau memberikan yang terbaik dari hidup saya," katanya dalam seminar Sang Juara yang digelar mahasiswa Universitas Atmajaya, Rabu (12/9/2012) di Gedung Yustinus Lt.15, Jakarta.
Namun, ada hal-hal penting yang perlu disimak untuk bisa menjadi sang juara dalam kehidupan sehari-hari, misalnya dalam studi Anda. Berikut ini langkah-langkah yang disebutkan oleh Putra.
1. Seorang juara selalu memiliki tujuan yang jelas
Putra mencontohkan sosok Florence Chadwick. Perempuan asal Amerika ini telah menetapkan tujuan yang jelas untuk menjadi perempuan pertama yang berhasil menyeberangi Selat Catalina dengan berenang. Setelah sempat menyeberangi selat Inggris, Florence sempat melawan kabut dan hiu dalam menempuh jarak renang sejauh 35 km, namun sayang kabut menghalanginya untuk menggapai pesisir Catalina. Dia pun gagal. Padahal saat itu, dia sudah mencapai jarak 33 km.
Pada tahun selanjutnya, Florence kembali menetapkan tujuannya menyeberangi Catalina. Dia menetapkan tujuan yang lebih jelas dengan sudah membayangkan melihat pesisir pulau tujuannya. Kabut yang menghadangnya pun tidak dapat membendung tujuannya. Dia berhasil.
2. Seorang juara berani membayar harga kenyamanan untuk sebuah kemajuan
Perenang Michael Phelps gusar saat wartawan mengatakan bahwa dirinya hanya beruntung saat meraih 8 medali emas pada Olimpiade 2008. Dia mengatakan prestasinya itu bukan keberuntungan, tetapi dicapai melalui kerja keras.
Saat kalian makan siang, Phelps sedang berlatih di dalam kolam renang. Saat berlibur dengan keluarga, dia juga tampak masih berlatih di sana. Saat orang lain berada dalam kenyamanan, Phelps telah menggadaikannya demi sebuah kerja keras untuk meraih kesuksesan.
3. Selalu lakukan hal yang di luar biasanya untuk berhasil
Michael Phelps mengatakan "Anda tak dapat menetapkan batasan pada apa pun" ketika ditanya tentang mencapai target kehidupan.
Kisah Vice President Citibank, Houtman Zainal Arif, juga menunjukkan karakter ini. Dia mengawali kariernya sebagai seorang office boy. Houtman selalu melakukan hal yang di luar biasanya dalam pekerjaannya, sehingga tugasnya yang hanya mengurusi kebersihan dapat diselesaikan bahkan lebih dari itu.
Dia juga mengurusi fotokopi di tahun 1960-an saat seorang office boy belum piawai melakukan tugas menggandakan data saat itu. Dia mau belajar usai menuntaskan pekerjaannya. Alhasil, dia dipercaya untuk bertugas sebagai penanggung jawab fotokopi kantor dan kembali melakukan hal yang di luar biasanya.
Usai menuntaskan pekerjaannya, dia membantu proses administrasi, seperti mengerjakan proses stempel dan hal-hal administrasi lainnya, sehingga pada satu kesempatan dia diangkat menjadi staf kantor hingga kemudian merintis karier sampai puncak sebagai vice president bank kelas dunia ini.
4. Apa yang anda fokuskan, itulah yang harus Anda dalami
Seorang juara akan fokus pada hal-hal yang membantu pencapaian impian mereka dan bukannya pada hal-hal yang menghambat pencapaian impian tersebut.Pada bagian ini, kita hanya perlu membuka diri untuk melihat kesempatan dengan lebih dalam dan lebih positif.
5. Untuk memiliki kupu-kupu di halaman dan rumah Anda, ada dua cara yang dapat dilakukan. Pertama, dengan membawa jaring tetapi sedikit yang akan terjaring, sementara cara kedua adalah dengan membuat taman bunga sehingga kupu-kupu yang akan datang sendiri kepada Anda.
Seorang juara akan terus mengembangkan dirinya untuk memiliki cara dan kualitas yang banyak dicari oleh berbagai kalangan sehingga kesuksekan yang justru akan mendekatinya.
Jadi, Anda siap menjadi seorang juara?
Editor :
Caroline Damanik
Langganan:
Postingan (Atom)