DAFTAR NAMA PEMAIN
PBSI cabang JAKARTA BARAT
untuk kejuaraan beregu anak anak putra dan putri
di JAKARTA TIMUR th 2013
9februari
Daftar Nama pemain putra
1 M rizky Febriansyah (tasha center)
2 Adam Putra Yosandi (matthew jaya astec badminton school)
3 Kent Steven Pencha (att eclesia)
4 Timotius Elbert (Matthew jaya astec badminton school)
5 William Nathanael (axl)
6 Abrar rizaldy (axl)
7 Jason chris alexander (Matthew jaya astec badminton school)
8 Luis nikolas peridi (Matthew jaya astec badminton school)
Daftar Nama pemain putri
1 Yesica fhilia (piramida)
2 Dhiara diva (piramida)
3 Risya syahputri (axl)
4 Hana wahyu (tasha center)
5 Risda amelia (Matthew jaya astec badminton school)
6 Fadillah nur hidayah (Matthew jaya astec badminton school)
7 Ranu kumbolo (abdi karya)
8 Lidya hartini (pola yunior)
nb : pemain dari klub MATTHEW JAYA ASTEC badminton school jakarta( ** )
PRESTASI RACKET GEMILANG
tulisan berjalan
Rabu, Februari 06, 2013
Juara Bertahan Tersingkir
Tim PB Jaya Raya Suryanaga putri sepertinya tidak akan
bisa melanjutkan kiprahnya diajang Djarum Superliga Badminton 2013. Hal
ini terjadi setelah mereka menelan dua kekalahan, dan menyisakan satu
laga melawan PB Djarum yang diatas kertas bermaterikan pemain lebih baik
dibanding mereka.
Di laga melawan Renesas, sang juara bertahan itu hanya sanggup memenangkan satu angka. Kemenangan ini di petik oleh Matsuo Shizuka/Mami Naito yang berhasil mengalahkan Miyuki Maeda/Yui Miyauchi dengan 21-18, 21-19.
"Susunan pemain kami sudah tetap, jadi kalau ada satu pemain yang kalah maka bagi kami akan semakin berat. Dua kali main kemarin, tunggal utama kali kalah, jadi semakin sulit untuk bisa memenangkan pertandingan," ujar manager tim Suryanaga, Sunoto.
Dengan dua kekalahan ini, Suryanaga yang merupakan juara bertahan sejauh ini menjadi juru kunci grup X. Sementara pemuncak klasemen adalah Renesas yang mampu mengumpulkan dua kemenangan, disusul oleh PB Djarum dan KGC yang sama-sama mengumpulkan satu kemenangan, dan kini mereka tengah bertanding.
"Apapun yang terjadi melawan Djarum besok (6/2) kami akan fight," pungkasnya.
Berikut hasil lengkap Suryanaga vs Renesas
1. Eriko Hirose vs Kana Ito 22-20, 11-21, 17-21
2. Lindaweni Fanetri vs Ayumi Mine 14-21, 21-12, 20-22.
3. Ganis Nur Rahmadhani vs Yuki Fukushima 9-21, 9-21
4. Matsuo Shizuka/Mami Naito vs Miyuki Maeda/Yui Miyauchi 21-18, 21-19.
5. Variella Aprilsasi/Lita Nurlita vs Reika Kakiiwa/Yuki Fukushima 15-21, 17-21.
Di laga melawan Renesas, sang juara bertahan itu hanya sanggup memenangkan satu angka. Kemenangan ini di petik oleh Matsuo Shizuka/Mami Naito yang berhasil mengalahkan Miyuki Maeda/Yui Miyauchi dengan 21-18, 21-19.
"Susunan pemain kami sudah tetap, jadi kalau ada satu pemain yang kalah maka bagi kami akan semakin berat. Dua kali main kemarin, tunggal utama kali kalah, jadi semakin sulit untuk bisa memenangkan pertandingan," ujar manager tim Suryanaga, Sunoto.
Dengan dua kekalahan ini, Suryanaga yang merupakan juara bertahan sejauh ini menjadi juru kunci grup X. Sementara pemuncak klasemen adalah Renesas yang mampu mengumpulkan dua kemenangan, disusul oleh PB Djarum dan KGC yang sama-sama mengumpulkan satu kemenangan, dan kini mereka tengah bertanding.
"Apapun yang terjadi melawan Djarum besok (6/2) kami akan fight," pungkasnya.
Berikut hasil lengkap Suryanaga vs Renesas
1. Eriko Hirose vs Kana Ito 22-20, 11-21, 17-21
2. Lindaweni Fanetri vs Ayumi Mine 14-21, 21-12, 20-22.
3. Ganis Nur Rahmadhani vs Yuki Fukushima 9-21, 9-21
4. Matsuo Shizuka/Mami Naito vs Miyuki Maeda/Yui Miyauchi 21-18, 21-19.
5. Variella Aprilsasi/Lita Nurlita vs Reika Kakiiwa/Yuki Fukushima 15-21, 17-21.
Selasa, Februari 05, 2013
Matthew jaya menurunkan squad terbaik di liga pelajar 2013
Bulutangkis yang saat ini mulai membuahkan hasil yakni dari ajang djarum superliga yang saat ini sedang berlangsung mampu menarik para pecinta bulutangkis dari yang for fun hingga sudah ke tahap tingkat atlet untuk menyaksikan laga para jawara dunia.
Liga pelajar saat ini memasuki fase pendaftaran tahap pertama , tim manager matthew jaya mulai membenahi squad team yang akan diturunkan berikut , daftar nama pemain yang akan diturunkan pada liga pelajar 2013
Kategori SD
matthew jaya astec A
Luis nikolas peridi
Jason chris alexander
Leora lois Ivana
Nur fadillah hidayah
matthew jaya astec B
Jonathan
Tosca tamin
Risda amelia
Kategori SMP
matthew jaya astec C
Adam putra yosandi
Timotius elbert
Sherina margareta
Febby
matthew jaya astec D
Vicky
Kategori SMA
matthew jaya astec E
Alit tanjung
Assif
Dhea rafika
Nisa anugerah syam
matthew jaya astec F
Hansen
Stendy pangestu
Irena Pratjana
Lidya
matthew jaya astec D
Susanto
Ato
Putri
Lifya
Liga pelajar saat ini memasuki fase pendaftaran tahap pertama , tim manager matthew jaya mulai membenahi squad team yang akan diturunkan berikut , daftar nama pemain yang akan diturunkan pada liga pelajar 2013
Kategori SD
matthew jaya astec A
Luis nikolas peridi
Jason chris alexander
Leora lois Ivana
Nur fadillah hidayah
matthew jaya astec B
Jonathan
Tosca tamin
Risda amelia
Kategori SMP
matthew jaya astec C
Adam putra yosandi
Timotius elbert
Sherina margareta
Febby
matthew jaya astec D
Vicky
Kategori SMA
matthew jaya astec E
Alit tanjung
Assif
Dhea rafika
Nisa anugerah syam
matthew jaya astec F
Hansen
Stendy pangestu
Irena Pratjana
Lidya
matthew jaya astec D
Susanto
Ato
Putri
Lifya
Serunya Lihat Kekompakkan Tim Putri Jepang
Solidaritas tim putri Renesas Jepang patut diacungi
jempol. Jika ada rekan setim mereka yang bertanding, maka sisanya duduk
di tribun penonton dan meneriakkan dukungan tanpa henti hingga akhir.
Walaupun jumlah mereka minoritas, namun teriakkan mereka tak lantas
'tenggelam' dalam hingar bingar teriakkan supporter lainnya.
Ketika tim putri Renesas Jepang meneriakkan nama Kana Ito dan membunyikan pong bong, maka supporter lainnya akan ikut membunyikan pong bong yang kian menyemarakkan suasana. Luar biasa, Djarum Superliga 2013 ini membuat supporter menjadi satu.
"Kemarin aku juga ikut nyorakin Ito, dan tim jepang ngasih dua jempol sama aku, karena ikut dukung Ito waktu lawan Bae Yun ju," aku Diaz yang berbagi pengalamannya saat menyaksikan Djarum Superliga 2013 di DBL Arena Surabaya melalui twitter @Djarum_Badmnton.
Kehadiran tim putri Jepang di ajang Djarum Superliga 2013 ini memang menjadi daya tarik tersendiri terutama bagi kaum adam.
"Pemain Jepang cantik-cantik. Wajahnya seperti boneka," ujar Ferdiansyah, salah satu penonton yang datang ke DBL Arena Surabaya.
Contohnya,
saat Kana Ito bertanding melawan Juliane Schenk yang memperkuat PB
Djarum, Senin (4/2). Tim putri Renesas lainnya kompak meneriakkan nama
Kana Ito tanpa dikomando sepanjang permainan dengan logat Jepang yang
'ear-catching'. Dukungan mereka kian semarak dengan bunyi pong bong yang
dipukulkan berirama.
Hal ini membuat supporter lainnya ikut terhanyut dan terbawa suasana untuk ikut membantu memberikan dukungan.Ketika tim putri Renesas Jepang meneriakkan nama Kana Ito dan membunyikan pong bong, maka supporter lainnya akan ikut membunyikan pong bong yang kian menyemarakkan suasana. Luar biasa, Djarum Superliga 2013 ini membuat supporter menjadi satu.
"Kemarin aku juga ikut nyorakin Ito, dan tim jepang ngasih dua jempol sama aku, karena ikut dukung Ito waktu lawan Bae Yun ju," aku Diaz yang berbagi pengalamannya saat menyaksikan Djarum Superliga 2013 di DBL Arena Surabaya melalui twitter @Djarum_Badmnton.
Kehadiran tim putri Jepang di ajang Djarum Superliga 2013 ini memang menjadi daya tarik tersendiri terutama bagi kaum adam.
"Pemain Jepang cantik-cantik. Wajahnya seperti boneka," ujar Ferdiansyah, salah satu penonton yang datang ke DBL Arena Surabaya.
Senin, Februari 04, 2013
sekolah methdodist SD
SD Methodist
SD Methodist dibentuk pada tahun 1978 dengan tujuan untuk menyediakan sarana pendidikan bagi anak-anak TK Methodist untuk melanjutkan pendidikannya ke tingkat yang lebih tinggi. SD Methodist saat ini memiliki jumlah murid 511 orang dari 14 kelas yang ada.
SD Methodist merupakan salah satu SD unggulan
di Jakarta Utara dengan selalu mendapat peringkat 5 besar dari sekitar
80 sekolah dasar di Jakarta Utara. SD Methodist juga unggul khususnya
dalam bidang studi Bahasa Inggris, Mandarin dan Paduan Suara.
Selama
lima tahun terakhir ini SD Methodist mengalami perkembangan yang pesat
dari segi kualitas yaitu dengan adanya pelajaran matematika dan IPA
dalam bahasa inggris (Math dan Science), pelajaran komputer untuk semua
kelas, kelas pembentukan karakter, dan intrakurikuler musik.
Selain
menekankan kepada ilmu pengetahuan, SD Methodist juga memperhatikan
perkembangan kerohanian dari setiap anak didiknya. Setiap tahunnya
diadakan retreat untuk anak-anak kelas lima dan enam, acara Happy Day
untuk semua kelas, kebaktian kebangunan rohani, dan renungan pagi setiap
hari sebelum pelajaran dimulai. Hal ini dilakukan semata-mata untuk
menciptakan pribadi yang bermutu dalam ilmu dan juga dalam iman.
Kegiatan
belajar mengajar selain dilakukan di dalam kelas, juga dilakukan dengan
metode pengamatan dan praktik lapangan. Beberapa kali SD Methodist
mengunjungi Museum Batik untuk melihat secara langsung proses pembuatan
batik dan anak-anak diajar untuk mencoba membatik sendiri. SD Methodist
pernah juga mengunjungi bandara udara, pabrik Faber Castell dan Pasir
Mukti. Di Pasir Mukti anak-anak SD belajar bagaimana menanam padi di
sawah, melihat dan membajak sawah, serta memetik buah langsung dari
pohonnya. Dalam hal ini anak diajarkan juga untuk melakukan apa yang
mereka pelajari dan bukan hanya menghafal. Penyampaian bahan pelajaran
juga dilakukan dengan cara yang bervariasi, salah satunya melalui
pemutaran film.
Beberapa
kali juga SD Methodist melakukan studi banding ke sekolah-sekolah lain
seperti Sekolah Dian Harapan, Sekolah Jubilee, Sekolah Bina Bhakti dan
Penabur di Bandung dan Sekolah Methodist yang ada di Singapura,
Shanghai, Chang De, Chang Sha dan Malaysia untuk menjalin kerjasama
dalam meningkatkan kualitas pendidikan yang baik.
Untuk
meningkatkan kualitas guru-gurunya, SD Methodist mengutus guru-gurunya
untuk dilatih dan di-training baik di lokal maupun di luar negeri. Dua
kali SD kita pernah mengutus guru-guru mandarin ke luar negeri yaitu ke
Taiwan (2003) dan Beijing (2006) dan Hunan.
Rencana
ke depannya SD Methodist akan menjadi sekolah dasar dengan bahasa
pengantar bahasa Inggris yang nantinya akan mengarah kepada SD dengan
kualitas nasional plus.
Kepala Sekolah yang pernah mengepalai SD Methodist:
Elvira Thamsir |
1978-1980 |
Oskar |
1980-1981 |
Mery (alm.) | 1982-1986 |
Elvira Thamsir |
1987-sekarang |
salah satu sekolah yang dibina oleh team dwi jaya badminton coach indonesia
SMP
Methodist sejak tahun berdirinya pada 1982 mempunyai komitmen untuk
menyediakan pendidikan yang baik bagi siswa, bukan hanya dari segi ilmu
tetapi juga dalam karakter dan iman. Dimulai dengan hanya sebuah
kelas dengan jumlah siswa 18 orang pada tahun 1982, sekarang SMP
Methodist telah memiliki 9 kelas dengan jumlah siswa sekitar 300 orang.
SMP Methodist berdiri pertama kali karena SD Methodist yang berdiri
lebih dahulu pada tahun 1976 telah meluluskan siswanya di tahun 1982
sehingga sekolah memerlukan wadah untuk menampung siswa yang ingin
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Maka dibangunlah SMP
Methodist.
Keberhasilan
SMP Methodist menyelenggarakan pendidikan bermutu tidak lepas dari
peranan dan dedikasi para guru. Pihak sekolah secara berkala mengadakan
program pembinaan bagi para tenaga pengajar, sehingga setiap pengajar di
SMP Methodist mampu meningkatkan kualitas diri dan metode
pengajarannya.
Untuk
membina karakter dan kerohanian siswa, SMP Methodist telah menyediakan
wadah seperti Kelompok Kecil, KKR, kelas karakter, dan retreat. Hal ini
membuktikan komitmen SMP Methodist yang mempunyai tujuan tidak hanya
membekali siswa dengan ilmu pengetahuan namun juga karakter dan sikap
serta iman yang teguh kepada Tuhan. Alumni SMP Methodist mempunyai
kualitas yang tidak kalah dengan sekolah-sekolah unggulan lainnya.
Sadar
akan pentingnya pembinaan dan pengembangan potensi anak didik sejak
masa remaja, SMP Methodist menyediakan berbagai kegiatan ekstrakurikuler
sebagai sarana siswa mengembangkan potensi dan bakatnya. Kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SMP Methodist antara lain: computer, bahasa korea, oriental dance, melukis, drum, futsal dan basket, masing-masing dibimbing oleh guru yang berpengalaman.
SMP
Methodist Jakarta merupakan mitra yang tepat untuk mendidik putra-putri
anda. Dengan menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang ditunjang
oleh sumber daya yang berkualitas, kami berkomitmen mewujudkan visi
membentuk peserta didik yang utuh bertumbuh baik dalam bidang akademik
maupun dalam iman dan kerohanian.
Dilengkapi
dengan fasilitas yang memadai, yakni dengan LCD projector di tiap kelas
serta ruang laboratorium bahasa, fisika, dan biologi para siswa
diharapkan dapat memahami pelajaran dengan baik secara teori maupun
praktek.
Prestasi SMP Methodist:
Kepala Sekolah yang pernah mengepalai SMP Methodist:
Oskar | 1982-1983 |
Mery (alm.) | 1983-1986 |
Masnawaty | 1986-sekarang |
ambc team kuda hitam
LIGA PELAJAR matthew jaya sejabodetabek , akan dilaksanakan bulan depan team yang turut serta juga sudah mulai sibuk untuk menseleksi untuk team nya yang akan ikut di liga pelajar 2013 , AMBC patut diwaspadai , karena penampilan mereka sungguh harus amat diperhitungan , berbekal pemain pemain yang berpengalaman dibidangnya AMBC bisa dikatakan sebagai team kuda hitam.
Peta kekuatan AMBC cukup merata , itu team pertama yang harus diwaspadai , kabarnya AMBC kana menurunkan 2 team masing masing sama rata , karna komposisi pemain mereka merata semua.
Tak heran apabila AMBC akan masuk ke babak semifinal , tapi undian belum dilaksanakan jadi kita tunggu saja apakah benar AMBC dikatakans ebagai kuda hitam yang harus diwaspadai !!
Peta kekuatan AMBC cukup merata , itu team pertama yang harus diwaspadai , kabarnya AMBC kana menurunkan 2 team masing masing sama rata , karna komposisi pemain mereka merata semua.
Tak heran apabila AMBC akan masuk ke babak semifinal , tapi undian belum dilaksanakan jadi kita tunggu saja apakah benar AMBC dikatakans ebagai kuda hitam yang harus diwaspadai !!
(Djarum Superliga) Julianne Schenk Idolakan Susi Susanti
(Surabaya,
4/2/2013) Tunggal putri asal Jerman, Julianne Schenk ternyata
mengidolakan Susi Susanti, legenda bulu tangkis Indonesia yang juga
peraih medali emas tunggal putri Olimpiade Barcelona 1992. Hal ini
diungkapkan Schenk setelah bertanding di babak penyisihan grup Y Djarum
Superliga Badminton Indonesia 2013.
Sebagai
ujung tombak tim, Schenk hari ini menyelesaikan tugasnya dengan baik
dengan menyumbangkan poin pertama bagi tim asal Kudus ini dengan
mengalahkan Kana Ito dari Renesas Badminton Club Japan, dengan skor
21-9, 21-14.
“Saya
mengagumi Susi dengan semangatnya yang luar biasa, dia juga mempunyai
permainan yang elegan” ujar Schenk, pemain rangking empat dunia ini.
Schenk mulai ngefans dengan
Susi sejak umur tujuh tahun. Ketika itu ia pernah memberikan sebuah
hadiah kepada orangtuanya berupa gambar berisi lapangan bulu tangkis
dimana ia sedang bermain melawan Susi.
Meskipun
sudah lama mengagumi Susi, namun Schenk belum mendapatkan kesempatan
untuk bertemu langsung dengan idolanya tersebut. Ia hanya bisa memandang
Susi dari televisi. Shcenk rupanya hari ini cukup beruntung, Susi
kebetulan sedang berada di DBL Arena. Susi pun dipanggil untuk bersedia
bertemu dengan Schenk yang sedang melakukan jumpa pers.
Sontak
kedatangan Susi membuat Schenk terkejut. Ia pun lantas menghampiri
idolanya sejak puluhan tahun itu dan kemudian memeluknya.
“Rasanya
bahagia dan kagum sekali bisa langsung bertemu Susi, dia adalah mantan
pemain top” ujar Schenk yang tak dapat menyembunyikan kebahagiaannya.
Hari
ini Schenk mendapatkan dua kebahagiaan, pertama berhasil menyumbang poin
bagi tim Djarum, kedua, ia bisa bertemu dengan idolanya. Tak lupa ia
pun mengabadikan momen tersebut dengan berfoto bersama.
Hingga
berita ini diturunkan, tengah bertanding partai ketiga antara Tai Tzu
Ying melawan Ayumi Mine. Gim pertama diamankan Tzu Ying dengan skor
21-17. Sebelumnya, ganda putri pertama Djarum, Jenna Gozali/Komala Dewi
dikalahkan Miyuki Maeda/Reika Kakiiwa, 12-21, 21-18, 11-21.
laskar cilik akan tampil di kejuaraan beregu anak anak
dari kiri ke kanan :
Timotius elbert , Luis nikolas peridi ,Jason chris alexander dan adam putra yosandi
Laskar cilik MATTHEW JAYA ASTEC badminton school ini akan memperkuat team PBSI cabang jakarta barat serta 2 team putri yakni fadillah nur hidayah dan risda amelia.
suatu kebanggan bagi kami untuk turutserta dalam kejuaraan beregu , target kami berhasil untuk program jangka pendek , smoga program program kami terus berjalan dengan baik.
terima kasih untuk segalanya.
PBSI JAKARTA BARAT diperkuat 6pemain dari matthew jaya astec badminton club
PBSI jakarta barat yang dipimpin oleh ibu hjh.Nina Yaroh , tahun Ini mengirimkan teamnya yang akan berlaga di kejuaraan beregu untuk kategori anak anak , pertandingan yang akan dilaksanakan pada 9 februari mendatang diikuti 5 wilayah yakni PBSI cabang jakarta barat,PBSI cabang jakarta pusat,PBSI cabang jakarta utara,PBSI cabang jakarta timur serta PBSI cabang jakarta selatan.
berikut nama nama team PBSI khusus jakarta barat
Team beregu putra
1M.Rizky Febriansyah (tasha center)
2Adam putra yosandi (matthew jaya astec badminton school)**
3Kent steven Pencha (att ecclesia)
4Timotius elbert (matthew jaya astec badminton school)**
5williwam nathanael (axl)
6Abrar Rizaldi (axl)
7jason chris alexander (matthew jaya astec badminton school)**
8Luis nikolas peridi (matthew jaya astec badminton school)**
Team beregu putri
1yesica fhilia (piramida)
2dhiara diva (piramida)
3risya syahputri(axl)
4hana wahyu (tasha center)
5risda ameli(matthew jaya astec badminton school)**
6fadillah nur hidayah (matthew jaya astec badminton school)**
7ranu kumbolo (abdi karya)
8lidya hartiani (pola yunior)
doakan kami yah !!
nb : ** pemain matthew jaya astec badminton school
berikut nama nama team PBSI khusus jakarta barat
Team beregu putra
1M.Rizky Febriansyah (tasha center)
2Adam putra yosandi (matthew jaya astec badminton school)**
3Kent steven Pencha (att ecclesia)
4Timotius elbert (matthew jaya astec badminton school)**
5williwam nathanael (axl)
6Abrar Rizaldi (axl)
7jason chris alexander (matthew jaya astec badminton school)**
8Luis nikolas peridi (matthew jaya astec badminton school)**
Team beregu putri
1yesica fhilia (piramida)
2dhiara diva (piramida)
3risya syahputri(axl)
4hana wahyu (tasha center)
5risda ameli(matthew jaya astec badminton school)**
6fadillah nur hidayah (matthew jaya astec badminton school)**
7ranu kumbolo (abdi karya)
8lidya hartiani (pola yunior)
doakan kami yah !!
nb : ** pemain matthew jaya astec badminton school
badminton never die
Bulutangkis sudah mendunia sejak dulu , banyak orang tua , yang mendukung dan mendambakan putra dan putrinya menjadi pebulutangkis handal di era mendatang.
MATTHEW JAYA astec mengabdikan sepenuhnya untuk kemajuan bulutangkis di tanah air , spirit kami terus membara apa lagi sudah banyak klub klub besar melakukan usaha untuk mempopulerkan kembali bulutangkis di indonesia , kami klub yang berdiri sejak november 2011 ingin memberikan satu tampilan yang baru , untuk turut serta meramaikan perbulutangkisan di indonesia.
Doa kan kami yah sahabat pecinta bulutangkis dimana pun berada.
admin
pbmatthewjaya
MATTHEW JAYA astec mengabdikan sepenuhnya untuk kemajuan bulutangkis di tanah air , spirit kami terus membara apa lagi sudah banyak klub klub besar melakukan usaha untuk mempopulerkan kembali bulutangkis di indonesia , kami klub yang berdiri sejak november 2011 ingin memberikan satu tampilan yang baru , untuk turut serta meramaikan perbulutangkisan di indonesia.
Doa kan kami yah sahabat pecinta bulutangkis dimana pun berada.
admin
pbmatthewjaya
Semangat Sony Taklukkan Hayom
Dionysius
Hayom Rumbaka jadi pemain pembuka buat PB Djarum Kudus di ajang Djarum
Superliga 2013. Sayang, kesempatan itu gagal dimanfaatkan dengan baik
oleh Hayom.
Dengan mudahnya, Sony Dwi Kuncoro yang mewakili PB Jaya
Raya Suryanaga membabat Hayom. Dalam dua game langsung, Hayom takluk di
tangan Sony dengan skor 8-21, 8-21."Hayom tidak terlalu fight mainnya. Saat ini saya sudah bangkit dari keterpurukan, tapi saya tidak mau terlena. Yang penting jaga kesehatan," jelas Sony.
Di sisi lain, ganda putra Djarum, Mohammad Ahsan/Afiat Yuris Wirawan juga menelan kekalahan. Rian Agung Saputra/Alvent Yulianto Chandra berhasil mengalahkan mereka dengan skor 21-12, 21-15
sumber :
superliga 2013
best player cilik di matthew jaya astec
Tak kenal , maka tak sayang itulah pepatah yang sering kita dengar , bocah kelahiran jakarta ini baru baru ini mendapatkan penghargaan dari klub matthew , karena penampilan nya yang stabil di tahun 2012 , maka dipililah bocah ini.
prestasi di tahun 2012 cukup men janjikan , apa lagi niko nama panggilnya sangat suka dan mengemari bermain dobel , al hasil sang ayah sudah memfokuskan si kecil ini untuk bertanding lebih fokus serta berlatih ganda.
Setiap event dimanapun niko selalu didampingi oleh mama nya yang setia menemani niko kemanapun dia bertanding.
Niko yang sudah masuk di PUSDIKLAT matthew jaya tidak membanggakan dirinya , dia tetap rendah hati , kebanyakan atlet atlet yang sudah masuk pusdiklat mereka menyombongkan diri , bergaul dengan yang non pusdiklat saja tidak mau karna status mereka , kami disini tidak menerapkan hal demikian , karna kesomboongan sering kali membuat seseorang bisa jatuh.
Matthew jaya astec yang dimotori oleh ALAN BUDIKUSUMA dan SUSY SUSANTI , terus memberikan dukungan kepada MATTHEW JAYA ASTEC jakarta , kami senang adanya perhatian dari sang legendaris di klub kami ujar yohanes upi selaku manager.
bulan ini , kami akan tur ke bali dan melakukan sejumlah uji coba , saya berharap anak anak akan tetap tampil prima dan dalam kondisinya yang terbaik.
admin
pbmatthewjaya astec
prestasi di tahun 2012 cukup men janjikan , apa lagi niko nama panggilnya sangat suka dan mengemari bermain dobel , al hasil sang ayah sudah memfokuskan si kecil ini untuk bertanding lebih fokus serta berlatih ganda.
Setiap event dimanapun niko selalu didampingi oleh mama nya yang setia menemani niko kemanapun dia bertanding.
Niko yang sudah masuk di PUSDIKLAT matthew jaya tidak membanggakan dirinya , dia tetap rendah hati , kebanyakan atlet atlet yang sudah masuk pusdiklat mereka menyombongkan diri , bergaul dengan yang non pusdiklat saja tidak mau karna status mereka , kami disini tidak menerapkan hal demikian , karna kesomboongan sering kali membuat seseorang bisa jatuh.
Matthew jaya astec yang dimotori oleh ALAN BUDIKUSUMA dan SUSY SUSANTI , terus memberikan dukungan kepada MATTHEW JAYA ASTEC jakarta , kami senang adanya perhatian dari sang legendaris di klub kami ujar yohanes upi selaku manager.
bulan ini , kami akan tur ke bali dan melakukan sejumlah uji coba , saya berharap anak anak akan tetap tampil prima dan dalam kondisinya yang terbaik.
admin
pbmatthewjaya astec
Minggu, Februari 03, 2013
kami mengundang AMBC untuk meramaikan LIGA tahun ini
Panitia pelaksana yang dimotori oleh KELLIE KARLINA , untuk meningkatkan kualitas level liga ini turut serta mengundang AMBC yakni Atma Jaya Badminton Club yang akan masuk ke dalam kategori SMA , standar pemain tetap diterapkan agar pertandingan liga tahun ini merata dan seimbang , ketua bidang pemantau peserta liga Yohanes upi "kriteria pemain akan saya terapkan di event ini , supaya semua team yang berlaga di liga pelajar ini semua memiliki kesempatan yang sama".
Liga pelajar yang akan di laksanakan pada bulan maret mendatang yakni 2-3 , akan diikuti sejumlah klub undangan dan dibebaskan untuk sekolah sekolah yang ingin berpartisipasi.
yuk daftarkan team kamu / komunitas kamu
Liga pelajar yang akan di laksanakan pada bulan maret mendatang yakni 2-3 , akan diikuti sejumlah klub undangan dan dibebaskan untuk sekolah sekolah yang ingin berpartisipasi.
yuk daftarkan team kamu / komunitas kamu
Sabtu, Februari 02, 2013
Alasan Memilih Bulutangkis (kata kita)
cerita masyarakat . belakangan ini saya cukup rajin belajar bermain bulutangkis,
setidaknya dua kali seminggu saya ke lapangan. Ya saya lebih suka
menyebut diri belajar karena memang kenyataannya saya masih merasa
belajar dan belum berani mengatakan diri “bisa”, walaupun kalau dihitung
sudah setahun lebih saya mulai mencoba bulutangkis.
Ada beberapa alasan mengapa saya memilih belajar bermain bulutangkis. Saya percaya, jika ingin tetap sehat dan bugar maka olahraga adalah sebuah keharusan. Di antara banyak pilihan olahraga yang bisa saya lakukan, saya akhirnya memilih bulutangkis. Sebenarnya ada pilihan olahraga lain seperti jogging, futsal, volly, bersepeda dan lainnya.
Kalau jogging, bagi saya kurang mengasikkan karena bukan bentuk olahraga permainan. Di samping itu saya biasanya jogging di hari minggu pagi di lapangan Renon atau Lumintang. Berhubung sekarang sudah memiliki anak, maka jogging pun tidak bisa saya lakukan secara maksimal karena di lapangan saya lebih banyak untuk menemani si kecil bermain.
Volly adalah olahraga yang saya gemari sejak SD, di tingkat SMP dan SMA pun saya pernah ikut mewakili sekolah untuk bertanding di tingkat kota. Sayangnya ketika SMP kaki saya sempat patah karena kecelakaan dan itu menghalangi saya untuk maksimal bermain volly. Di samping itu, volly juga butuh lebih banyak orang untuk memainkannya. Satu alasan lagi adalah olahraga volly tidak mungkin dimainkan hingga saya berumur nanti.
Bagaimana dengan futsal? Saya pernah mencoba, tapi sepertinya fisik saya tidak cocok untuk olahraga ini. Selain itu saya kurang suka memainkan olahraga yang beradu fisik secara langsung seperti futsal, basket, dll. Tapi kalau menonton sepakbola, itu lain perkara.
Bersepeda? Ini saya cukup suka, tapi sayangnya sampai saat ini saya belum bisa menyisihkan uang untuk membeli sebuah sepeda. Saya sempat meminjam sepeda milik paman tapi itu tidak bisa saya lakukan terus.
Nah, pilihan terakhir dan paling pas bagi saya adalah bulutangkis. Saya senang memainkannya dan sepertinya saya bisa memainkannya hingga cukup berumur nanti. Tentang biaya, saya cukup membeli sebuah raket (satu lagi dikasi oleh paman). Setiap bermain memang harus membeli (membayar) bola (shuttlecock). Tapi itu tidak masalah bagi saya, karena olahraga memang sebuah bentuk investasi.
Bagaimana dengan anda? Olahraga apa yang biasa anda lakukan?
Ada beberapa alasan mengapa saya memilih belajar bermain bulutangkis. Saya percaya, jika ingin tetap sehat dan bugar maka olahraga adalah sebuah keharusan. Di antara banyak pilihan olahraga yang bisa saya lakukan, saya akhirnya memilih bulutangkis. Sebenarnya ada pilihan olahraga lain seperti jogging, futsal, volly, bersepeda dan lainnya.
Kalau jogging, bagi saya kurang mengasikkan karena bukan bentuk olahraga permainan. Di samping itu saya biasanya jogging di hari minggu pagi di lapangan Renon atau Lumintang. Berhubung sekarang sudah memiliki anak, maka jogging pun tidak bisa saya lakukan secara maksimal karena di lapangan saya lebih banyak untuk menemani si kecil bermain.
Volly adalah olahraga yang saya gemari sejak SD, di tingkat SMP dan SMA pun saya pernah ikut mewakili sekolah untuk bertanding di tingkat kota. Sayangnya ketika SMP kaki saya sempat patah karena kecelakaan dan itu menghalangi saya untuk maksimal bermain volly. Di samping itu, volly juga butuh lebih banyak orang untuk memainkannya. Satu alasan lagi adalah olahraga volly tidak mungkin dimainkan hingga saya berumur nanti.
Bagaimana dengan futsal? Saya pernah mencoba, tapi sepertinya fisik saya tidak cocok untuk olahraga ini. Selain itu saya kurang suka memainkan olahraga yang beradu fisik secara langsung seperti futsal, basket, dll. Tapi kalau menonton sepakbola, itu lain perkara.
Bersepeda? Ini saya cukup suka, tapi sayangnya sampai saat ini saya belum bisa menyisihkan uang untuk membeli sebuah sepeda. Saya sempat meminjam sepeda milik paman tapi itu tidak bisa saya lakukan terus.
Nah, pilihan terakhir dan paling pas bagi saya adalah bulutangkis. Saya senang memainkannya dan sepertinya saya bisa memainkannya hingga cukup berumur nanti. Tentang biaya, saya cukup membeli sebuah raket (satu lagi dikasi oleh paman). Setiap bermain memang harus membeli (membayar) bola (shuttlecock). Tapi itu tidak masalah bagi saya, karena olahraga memang sebuah bentuk investasi.
Bagaimana dengan anda? Olahraga apa yang biasa anda lakukan?
Rexy Mainaky Akan Hidupkan Kembali Pusdiklat Bulutangkis
Rexy Mainaky Akan Hidupkan Kembali Pusdiklat Bulutangkis
Untuk program jangka pendek, Rexy menargetkan empat turnamen sebagai fokus utama tahun depan.
Setibanya di tanah air pekan ini, mantan pemain nasional Rexy Mainaky langsung tancap gas mengisi posisinya sebagai kepala bidang pembinaan prestasi PBSI periode 2012-2016.
Rexy pun melakukan pembenahan di sana-sini, termasuk menentukan promosi dan degradasi nama-nama atlet maupun pelatih tahun depan.
Tugas itu adalah salah satu kewenangan yang dimandatkan Ketua Umum PBSI yang baru, Gita Wirjawan.
"Nama-namanya ditentukan hari ini," kata Rexy berjanji ketika ditemui wartawan di pemusatan latihan nasional bulutangkis Cipayung, Jakarta, Jumat (28/12).
Selain itu, Rexy juga memaparkan program pembinaan jangka pendek bahkan jangka panjang. Untuk program jangka pendek, Rexy menargetkan empat turnamen sebagai fokus utama tahun depan, yaitu All England, Piala Sudirman, Kejuaraan Dunia, dan SEA Games.
Ke depannya, Rexy berharap program pembinaan tiap pemain harus fokus sesuai dengan levelnya, yaitu skuat utama dan pratama.
"Misalnya Simon dan Sony targetnya sudah harus setara Lin Dan dan Lee Chong Wei. Program simon dan shesar pasti beda," tegas Rexy.
Rexy juga mendesak percepatan peningkatan prestasi pemain muda dengan dukungan sports science.
"Harus disesuaikan. Sports science yang dulu beda dengan sekarang. Untuk pemain muda, banyak program latihan yang harus diperhatikan agar mereka jadi pemain yang sustainable," lanjutnya.
Rexy juga meminta Gita agar pusat pendidikan dan latihan seperti yang ada di Ragunan kembali dihidupkan. Pasalnya, kata Rexy, Cina sudah melakukan pembinaan sejak usia dini. Proses dimulai dengan melakukan pencarian bakat ke daerah-daerah untuk merekrut pemain-pemain muda.
Selanjutnya, ada tim riset sendiri untuk mengarahkan pemain menentukan disiplin nomornya. Mereka lalu akan dipusatkan di suatu tempat yang didukung dengan fasilitas, termasuk sekolah.
"Di sini pusdiklat malah dihapus. Masuk klub juga akhirnya sekolah terlantar. Ini membuat orang tua khawatir, karena belum tentu anak-anak mereka nantinya bisa seperti Taufik Hidayat," tukas Rexy.
"Kalau diizinkan, saya ingin hidupkan kembali pusdiklat," tambah dia yang langsung disetujui Gita.
Terkait tanggung jawab pembinaan dan prestasi, Gita kembali menegaskan semuanya diserahkan kepada Rexy.
"Beliau sudah full time on board. Mungkin Januari akan balik ke Manila untuk menyelesaikan urusan," ujar Gita.
Promosi dan degradasi pemain dan pelatih juga sepenuhya diserahkan kepada Rexy.
"Pemain akan diseleksi sesuai kriteria yang ditentukan. Namun yang jelas, akan ada wajah baru di 2013 baik di sisi pemain maupun pelatih. Pelatih bisa mantan pemain Indonesia yang kini di luar negeri," tutur Gita.
"Kepercayaan penuh kita berikan kepada Rexy, termasuk jadwal pengiriman atlet."
Setibanya di tanah air pekan ini, mantan pemain nasional Rexy Mainaky langsung tancap gas mengisi posisinya sebagai kepala bidang pembinaan prestasi PBSI periode 2012-2016.
Rexy pun melakukan pembenahan di sana-sini, termasuk menentukan promosi dan degradasi nama-nama atlet maupun pelatih tahun depan.
Tugas itu adalah salah satu kewenangan yang dimandatkan Ketua Umum PBSI yang baru, Gita Wirjawan.
"Nama-namanya ditentukan hari ini," kata Rexy berjanji ketika ditemui wartawan di pemusatan latihan nasional bulutangkis Cipayung, Jakarta, Jumat (28/12).
Selain itu, Rexy juga memaparkan program pembinaan jangka pendek bahkan jangka panjang. Untuk program jangka pendek, Rexy menargetkan empat turnamen sebagai fokus utama tahun depan, yaitu All England, Piala Sudirman, Kejuaraan Dunia, dan SEA Games.
Ke depannya, Rexy berharap program pembinaan tiap pemain harus fokus sesuai dengan levelnya, yaitu skuat utama dan pratama.
"Misalnya Simon dan Sony targetnya sudah harus setara Lin Dan dan Lee Chong Wei. Program simon dan shesar pasti beda," tegas Rexy.
Rexy juga mendesak percepatan peningkatan prestasi pemain muda dengan dukungan sports science.
"Harus disesuaikan. Sports science yang dulu beda dengan sekarang. Untuk pemain muda, banyak program latihan yang harus diperhatikan agar mereka jadi pemain yang sustainable," lanjutnya.
Rexy juga meminta Gita agar pusat pendidikan dan latihan seperti yang ada di Ragunan kembali dihidupkan. Pasalnya, kata Rexy, Cina sudah melakukan pembinaan sejak usia dini. Proses dimulai dengan melakukan pencarian bakat ke daerah-daerah untuk merekrut pemain-pemain muda.
Selanjutnya, ada tim riset sendiri untuk mengarahkan pemain menentukan disiplin nomornya. Mereka lalu akan dipusatkan di suatu tempat yang didukung dengan fasilitas, termasuk sekolah.
"Di sini pusdiklat malah dihapus. Masuk klub juga akhirnya sekolah terlantar. Ini membuat orang tua khawatir, karena belum tentu anak-anak mereka nantinya bisa seperti Taufik Hidayat," tukas Rexy.
"Kalau diizinkan, saya ingin hidupkan kembali pusdiklat," tambah dia yang langsung disetujui Gita.
Terkait tanggung jawab pembinaan dan prestasi, Gita kembali menegaskan semuanya diserahkan kepada Rexy.
"Beliau sudah full time on board. Mungkin Januari akan balik ke Manila untuk menyelesaikan urusan," ujar Gita.
Promosi dan degradasi pemain dan pelatih juga sepenuhya diserahkan kepada Rexy.
"Pemain akan diseleksi sesuai kriteria yang ditentukan. Namun yang jelas, akan ada wajah baru di 2013 baik di sisi pemain maupun pelatih. Pelatih bisa mantan pemain Indonesia yang kini di luar negeri," tutur Gita.
"Kepercayaan penuh kita berikan kepada Rexy, termasuk jadwal pengiriman atlet."
Penulis: Ami Afriatni/Feriawan Hidayat
"Bulutangkis Indonesia Butuh Solusi, Bukan Musuh"
"Bulutangkis Indonesia Butuh Solusi, Bukan Musuh"( sp+ )
Dalam membentuk prestasi, apalagi berskala internasional, tidak hanya membutuhkan uang. Juga butuh komitmen, kenyamanan dalam menjalankan tugas, dan saling memiliki dalam tubuh kepengurusan.
Atas segala kritik pedas Anda, apa sesungguhnya motivasi Anda?
Tujuan kami (legenda bulutangkis nasional) bukan ingin meminta Pak Djoko turun. Kami justru kasihan dengan beliau. Kalau situasinya kondusif, semua pasti berjalan lancar. Kenapa sampai sekarang tidak mau berubah?
Saya tidak mau apa-apa. Diminta jadi pelatih atau pengurus pun saya tidak mau. Kami ini prihatin. Banyak orang yang tidak mengerti soal bulutangkis, tapi ikut berbicara soal pembinaan dan prestasi. Terpenting saat ini adalah bagaimana kita bersama-sama mencari solusi demi membangkitkan kembali prestasi bulutangkis Indonesia. Itu saja.
Saya kesannya paling berani, paling lantang. Toh, saya sudah coba memberitahu kepada Pak Djoko kalau ada yang tidak benar. Saya tahu Pak Djoko marah sama saya. Tapi, semua itu saya lakukan murni untuk kebangkitan prestasi, bukan untuk tujuan lain. Saya tidak cari musuh. Saya tidak cari apa-apa. Kalau tidak didengar, ya sudah. Nothing to lose saja. Saya juga tidak rugi.
Melihat semua hal aneh itu, apa yang harus segera dibenahi di PB PBSI?
PB PBSI harus segera membuat keadaan jadi lebih kondusif. Jangan bilang prestasi bulutangkis Indonesia tidak terpuruk. Saya punya semua data faktualnya. Pembicaraan tadi (dialog bersama PBSI, mantan pengurus, Kemennegpora) belum selesai. Belum ada solusi konkret. Kalau PB PBSI tidak mau berubah, prestasi juga sulit didapat. Kejayaan bulutangkis Indonesia pun tinggal sejarah masa lalu.
sumber
spotiplus.com
TAJAM
dan gamblang. Begitulah gaya Lius Pongoh mengkritik PB PBSI. Bukan
berusaha mendengar, bos PB PBSI malah emosi. Ada apa dengan PB PBSI?
Sejak memutuskan mundur dari PB PBSI pada Januari 2011, Lius tak lagi banyak bicara soal bulutangkis. Tapi, sekali bicara, ia langsung ke pokok pembahasan. Menukik dan tanpa tedeng aling-aling.
Semua unek-unek soal ketidakberesan di tubuh PB PBSI blak-blakan dibeberkan Lius saat dialog PBSI, legenda bulutangkis lintas generasi, mantan pengurus PBSI, dan Kemennegpora dalam talk show di Metro TV, Selasa (5/6) malam.
Sejak memutuskan mundur dari PB PBSI pada Januari 2011, Lius tak lagi banyak bicara soal bulutangkis. Tapi, sekali bicara, ia langsung ke pokok pembahasan. Menukik dan tanpa tedeng aling-aling.
Semua unek-unek soal ketidakberesan di tubuh PB PBSI blak-blakan dibeberkan Lius saat dialog PBSI, legenda bulutangkis lintas generasi, mantan pengurus PBSI, dan Kemennegpora dalam talk show di Metro TV, Selasa (5/6) malam.
Lius bilang bukan mau cari musuh. Ia menegaskan semua demi mencari solusi atas kemunduran prestasi bulutangkis Indonesia.
Lius menyebut ada yang salah dengan PB PBSI. Atas dasar itu pula, ia memilih mengundurkan diri dari PB PBSI.
Dalam surat pengunduran dirinya, Lius mengaku beberkan secara detail mengapa ia memilih mundur. Itu juga disertakan ajuan solusi atas permasalahan yang selama ini terjadi.
"Kalau biasanya orang cukup 1 lembar membuat surat pengunduran diri, saya butuh 2 lembar. Semua saya tulis di surat itu. Berulang kali saya mencoba mengingatkan Pak Djoko apa yang sebenarnya terjadi, tapi tetap tak didengar," cetus Lius kepada sportiplus.com.
Si Bola Karet, julukan Lius, menggubris soal tumpang tindih tugas yang sejak dulu menggerogoti kepengurusan PB PBSI. Secara langsung, ia menunjuk Fuad Basya (Kasubid Logistik) sebagai orang yang sering mencampuri bidang yang bukan wewenangnya dalam kasus ini.
Lalu, apa saja yang harus dibenahi dalam tubuh PB PBSI? Berikut petikan wawancara dengan Lius:
Menurut Anda, hal mendasar apa saja yang krusial di PB PBSI?
Yang mendasar adalah soal over lapping (tumpang tindih) tugas di PB PBSI. Soal manajerial, Kasubid yang mengurus logistik (Fuad Basya) berbicara soal prestasi. Saya memang blak-blakan.
Lius menyebut ada yang salah dengan PB PBSI. Atas dasar itu pula, ia memilih mengundurkan diri dari PB PBSI.
Dalam surat pengunduran dirinya, Lius mengaku beberkan secara detail mengapa ia memilih mundur. Itu juga disertakan ajuan solusi atas permasalahan yang selama ini terjadi.
"Kalau biasanya orang cukup 1 lembar membuat surat pengunduran diri, saya butuh 2 lembar. Semua saya tulis di surat itu. Berulang kali saya mencoba mengingatkan Pak Djoko apa yang sebenarnya terjadi, tapi tetap tak didengar," cetus Lius kepada sportiplus.com.
Si Bola Karet, julukan Lius, menggubris soal tumpang tindih tugas yang sejak dulu menggerogoti kepengurusan PB PBSI. Secara langsung, ia menunjuk Fuad Basya (Kasubid Logistik) sebagai orang yang sering mencampuri bidang yang bukan wewenangnya dalam kasus ini.
Lalu, apa saja yang harus dibenahi dalam tubuh PB PBSI? Berikut petikan wawancara dengan Lius:
Menurut Anda, hal mendasar apa saja yang krusial di PB PBSI?
Yang mendasar adalah soal over lapping (tumpang tindih) tugas di PB PBSI. Soal manajerial, Kasubid yang mengurus logistik (Fuad Basya) berbicara soal prestasi. Saya memang blak-blakan.
Dulu
zaman saya masih jadi Kabid Binpres, ia bukan pengurus, tapi ia bisa
dimasukkan ke dalam rapat pengurus. Yang tidak berkewenangan seharusnya
tidak perlu ikut campur. Itu saja sudah bikin kacau. Apalagi sekarang ia
ada dalam kepengurusan. Bisa apa? Urus saja soal logistik.
Jangan
campuri soal pembinaan prestasi. Sudah ada orang yang yang lebih ahli
soal pembinaan prestasi, yaitu Binpres. Terbukti, Hadi Nasri tak tahan
dan memutuskan keluar dari PB PBSI kan?
Bagaimana Anda menilai mundurnya Hadi Nasri dari PB PBSI?
Pak Djoko bilang Pak Hadi keluar dengan alasan anaknya sakit dan tidak bisa fokus dalam menjalankan tugas. Pak Hadi itu tertekan. Beliau cerita sama saya. Apa yang saya rasakan dulu saat jadi Kabid Binpres PBSI juga menimpa Pak Hadi.
Orang macam-macam tipenya. Kalau saya bisa ceplas-ceplos berbicara. Mungkin Pak Hadi tidak. Ia diam, bukan berarti tidak tahu apa-apa. Hanya saja tak berani berbicara, padahal ia juga sudah tidak nyaman di PB PBSI. Beda dengan saya yang bisa blak-blakan. Ini bukan berarti saya menantang.
Itu lagu lama PB PBSI. Pak Hadi seperti boneka. Siapa yang tahan? Menurut saya, Pak Hadi orang yang pantas ada di posisi Kabid Binpres. Ia punya pendidikan tinggi dan mengerti soal bulutangkis. Ia juga pernah jadi wakil Pak MF Siregar (alm). Artinya, ia tahu betul apa yang harus dilakukannya.
Bagaimana Anda melihat sosok pelatih asing (Li Mao) di pelatnas?
Sejak memilih ganti pelatih asing, buat saya rekrutmennya salah sejak awal. Pak Djoko malah menantang. Dalam waktu 3 bulan disuruh cetak prestasi emas di Olimpiade. Siapapun juga tidak mungkin bisa. Memang cetak prestasi itu seperti memasak mie instan? Li Mao bisa berbuat apa?
Soal donatur yang ada di belakang Li Mao, itu yang saya sebut tadi (M. Feriansyah). Ia itu siapa? ? Waktu itu dia belum jadi pengurus PB.PBSI sudah iktu campur, sekarang memang dia sudah jadi salah satu pengurus. Kenapa Pak Djoko tidak berani menegur anak buahnya yang suka ikut campur? Ada apa sebenarnya? Itu juga yang saya tidak tahu. Saya bukan mau cari musuh. Toh, saya juga tidak dapat apa-apa dari situ.
Bagaimana Anda menilai mundurnya Hadi Nasri dari PB PBSI?
Pak Djoko bilang Pak Hadi keluar dengan alasan anaknya sakit dan tidak bisa fokus dalam menjalankan tugas. Pak Hadi itu tertekan. Beliau cerita sama saya. Apa yang saya rasakan dulu saat jadi Kabid Binpres PBSI juga menimpa Pak Hadi.
Orang macam-macam tipenya. Kalau saya bisa ceplas-ceplos berbicara. Mungkin Pak Hadi tidak. Ia diam, bukan berarti tidak tahu apa-apa. Hanya saja tak berani berbicara, padahal ia juga sudah tidak nyaman di PB PBSI. Beda dengan saya yang bisa blak-blakan. Ini bukan berarti saya menantang.
Itu lagu lama PB PBSI. Pak Hadi seperti boneka. Siapa yang tahan? Menurut saya, Pak Hadi orang yang pantas ada di posisi Kabid Binpres. Ia punya pendidikan tinggi dan mengerti soal bulutangkis. Ia juga pernah jadi wakil Pak MF Siregar (alm). Artinya, ia tahu betul apa yang harus dilakukannya.
Bagaimana Anda melihat sosok pelatih asing (Li Mao) di pelatnas?
Sejak memilih ganti pelatih asing, buat saya rekrutmennya salah sejak awal. Pak Djoko malah menantang. Dalam waktu 3 bulan disuruh cetak prestasi emas di Olimpiade. Siapapun juga tidak mungkin bisa. Memang cetak prestasi itu seperti memasak mie instan? Li Mao bisa berbuat apa?
Soal donatur yang ada di belakang Li Mao, itu yang saya sebut tadi (M. Feriansyah). Ia itu siapa? ? Waktu itu dia belum jadi pengurus PB.PBSI sudah iktu campur, sekarang memang dia sudah jadi salah satu pengurus. Kenapa Pak Djoko tidak berani menegur anak buahnya yang suka ikut campur? Ada apa sebenarnya? Itu juga yang saya tidak tahu. Saya bukan mau cari musuh. Toh, saya juga tidak dapat apa-apa dari situ.
Dalam membentuk prestasi, apalagi berskala internasional, tidak hanya membutuhkan uang. Juga butuh komitmen, kenyamanan dalam menjalankan tugas, dan saling memiliki dalam tubuh kepengurusan.
Atas segala kritik pedas Anda, apa sesungguhnya motivasi Anda?
Tujuan kami (legenda bulutangkis nasional) bukan ingin meminta Pak Djoko turun. Kami justru kasihan dengan beliau. Kalau situasinya kondusif, semua pasti berjalan lancar. Kenapa sampai sekarang tidak mau berubah?
Saya tidak mau apa-apa. Diminta jadi pelatih atau pengurus pun saya tidak mau. Kami ini prihatin. Banyak orang yang tidak mengerti soal bulutangkis, tapi ikut berbicara soal pembinaan dan prestasi. Terpenting saat ini adalah bagaimana kita bersama-sama mencari solusi demi membangkitkan kembali prestasi bulutangkis Indonesia. Itu saja.
Saya kesannya paling berani, paling lantang. Toh, saya sudah coba memberitahu kepada Pak Djoko kalau ada yang tidak benar. Saya tahu Pak Djoko marah sama saya. Tapi, semua itu saya lakukan murni untuk kebangkitan prestasi, bukan untuk tujuan lain. Saya tidak cari musuh. Saya tidak cari apa-apa. Kalau tidak didengar, ya sudah. Nothing to lose saja. Saya juga tidak rugi.
Melihat semua hal aneh itu, apa yang harus segera dibenahi di PB PBSI?
PB PBSI harus segera membuat keadaan jadi lebih kondusif. Jangan bilang prestasi bulutangkis Indonesia tidak terpuruk. Saya punya semua data faktualnya. Pembicaraan tadi (dialog bersama PBSI, mantan pengurus, Kemennegpora) belum selesai. Belum ada solusi konkret. Kalau PB PBSI tidak mau berubah, prestasi juga sulit didapat. Kejayaan bulutangkis Indonesia pun tinggal sejarah masa lalu.
sumber
spotiplus.com
Survei 10 Pemain Bulutangkis Indonesia Terhebat sepanjang sejarah
Salah satu fenomena yang terjadi saat ini adalah munculnya berbagai lembaga Survey. Aktivitas survey di tengah masyarakat lebih banyak mengusung tema politik seperti Pilkada dan pemilu serta survey
yang berhubungan dengan rating acara televisi. Salah satu acara
televisi swasta nasional, Metro TV melalui programnya Metro 10
mengambil tema berbeda pada salah satu episodenya.Metro 10
menayangkan survey pendapat masyarakat tentang 10 atlet bulutangkis terhebat.
Tema ini memiliki nuansa tersendiri disaat hiruk pikuk politik di
penjuru tanah air tetapi masih ada lembaga yang mau menyelenggarakan
survey mengenai olahraga bulutangkis.
Menentukan pebulutangkis Indonesia terhebat sepanjang sejarah
tentulah tidak mudah. Apalagi kalau ukuran penentuannya dihitung
dari prestasi yang pernah dibuat sang pemain. Jika ditinjau dari sisi
masa jaya pemain maka kita akan sepakat bahwa Rudy Hartono yang paling hebat. Dasarnya adalah prestasi Rudy yang menjuarai All England sebanyak delapan kali dimana hal ini tercatat dalam Guinnes Book of Record. Rudy mulai dikenal dunia ketika menjuarai All England tahun 1968 dan menutup prestasi besarnya dengan menjadi Juara Dunia
tahun 1980. Berarti Rudy menempatkan dirinya dijajaran atas
bulutangkis dunia selama 12 tahun. Mengikuti prestasi Rudy dicatat
pasangan ganda putra Tjun Tjun / Johan Wahyudi sebagai pemegang All
England enam kali plus juara dunia satu kali. Namun prestasi Rudy,
Tjun Tjun dan Johan Wahyudi terasa sedikit kurang karena saat itu
tidak mendapat tantangan dari negara raksasa bulutangkis lainnya, China. Kondisi politik Internasional membuat China tidak tergabung dalam organisasi bulutangkis dunia, IBF (Sekarang BWF). Kekurangan lainnya adalah belum dipertandingkannya bulutangkis pada pesta akbar olahraga dunia Olimpiade yang membuat pemain hebat saat itu tidak dapat menunjukkan prestasi di ajang tersebut.
Juara Olimpiade dan juara dunia layak menjadi nominasi pemain terhebat. Dari ajang Olimpiade tercatat nama-nama seperti Alan
Budi Kusuma, Susi Susanti, Ricky Subagja, Rexy Mainaky, Chandra
Wijaya, Tony Gunawan, Taufik Hidayat, Markis Kido dan Hendra
Setiawan. Dari nama-nama tersebut Susi Susanti dan Ricky / Rexy
merupakan pemain yang meraih gelar paling banyak dan paling lengkap.
Hampir semua turnamen bergengsi selain merekah rengkuh, mulai dari Olimpiade, All England, Jepang Open, Indonesia Open dan Grand Prix Final.
Khusus buat Susi, gelarnya terasa kurang lengkap karena gagal meraih
medali emas Asian Games. Di ajang kejuaraan dunia, selain nama-nama
tersebut diatas layak dikedepankan nama Icuk Sugiarto. Icuk
meraih juara dunia tahun 1983 pada saat prestasi bulutangkis Indonesia
sedang terpuruk dan kalah pamor dari pendatang baru, China. Diluar
nama tersebut masih ada Liem Swie King yang meraih tiga kali juara All England dan Hariyanto Arbi yang dua kali juara All England plus juara dunia.
Pertimbangan-pertimbangan
prestasi tentu menjadi ukuran utama dalam memilih pemain terhebat.
Tetapi ketika pertanyaan tersebut dilontarkan ke masyarakat umum maka
jawabannya akan sangat bervariasi. Minimnya ulasan-ulasan mengenai
bulutangkis di media-media besar baik cetak maupun televisi membuat
jawaban dari masyarakat pun tertuju kepada sosok yang lebih dikenal.
Pada survey yang dilakukan Litbang Media Group yang mengambil sampel di
enam kota besar (Jakarta, Medan, Bandung, Yogyakarta, Makasar dan
Surabaya) ternyata tertuju pada nama Taufik Hidayat. Pemain yang
disebut-sebut sebagai pemain yang memiliki teknik bermain terbaik di dunia ini dipilih oleh 55 % responden.
Berikut hasil survey yang dikutip dari program metro 10 mengenai 10 pemain terhebat :
Dari
survey tersebut tidak terlihat nama-nama pembuat sejarah seperti Tan
Joe Hoek (Pemain pertama Juara All England), Ferry Sonneville bahkan
Tjun Tjun / Johan Wahyudi tidak termasuk didalamnya. Seharusnya
survey yang berhubungan dengan prestasi pebulutangkis
sebaiknya memilih responden pada kalangan bulutangkis sendiri
sehingga jajak pendapatnya lebih akurat. Tetapi bagaimanapun juga
survey seperti ini bisa menjadi masukan buat banyak pihak akan
minimnya publikasi pemain-pemain hebat negeri ini. Padahal dalam
survey episode lainnya mengenai 10 peristiwa yang paling membanggakan bagi masyarakat Indonesia, ternyata yang menempati urutan pertama adalah kemenangan bulutangkis Indonesia di Olimpiade.
Peristiwa tersebut mengalahkan peristiwa Proklamasi Kemerdekaan
(urutan kedua), reformasi 1998 (urutan delapan) bahkan sumpah pemuda
(urutan sepuluh).
Masyarakat melalui sampel yang dipilih ternyata memberikan apresiasi yang tinggi terhadap bulutangkis Indonesia. Sayangnya secara umum masyarakat kita kurang mengenal jagoan-jagoan bulutangkis masa lalu.So...,menurut anda siapa yang Terhebat ??? berikut alasannya..
Semoga Menghibur dan Bermanfaat,
Di Poskan Oleh : www.armhando.com .
Tan Joe Hok, Perintis di Pentas Bulu Tangkis.Terasing di Negeri Sendiri
TAN Joe Hok menorehkan sejarah setengah abad lalu. Ia pemain bulu
tangkis Indonesia pertama yang menjuarai All England dan meraih medali
emas Asian Games. Bersama enam pebulu tangkis lain—Ferry Sonneville,
Eddy Yusuf, Olich Solihin, Lie Po Djian, Tan King Gwan, dan Njoo Kim
Bie—Tan juga memboyong Piala Thomas untuk pertama kali ke Tanah Air.
Kini 72 tahun usianya. Berpuluh tahun menggantungkan raket, Tan berjuang
di lapangan yang lain: merobohkan tembok diskriminasi yang membuatnya
merasa dipinggirkan sekaligus dilupakan.Di tengah prestasi yang
kerontang kini, bulu tangkis Indonesia perlu menengok kembali cerita
Tan. Kepada Tempo, ia menuturkan kisah hidupnya yang berwarna. SAYA
dilahirkan di zaman yang salah. Tak seperti di zaman kini yang serba
tersedia, saya mulai menekuni bulu tangkis pada kondisi yang serba
terbatas. Saya tak punya raket, lapangan bulu tangkis bersemen tak ada,
untuk berlatih di klub pun harus menempuh jarak yang jauh menggunakan
sepeda.. Dan ketika pertama kali ditunjuk sebagai salah satu anggota tim
Piala Thomas, saya berangkat ke lapangan udara Kemayoran menggunakan
becak.Ini cerita seorang Tan Joe Hok. Mungkin orang hanya tahu saya
orang pertama yang menjuarai All England, pada 1959, dan meraih medali
emas Asian Games tiga tahun kemudian. Saya dan enam pemain lain juga
merebut Piala Thomas untuk pertama kali, pada 1958. Nama saya pun diulas
panjang-lebar di majalah Sport Illustrated—majalah olahraga bergengsi
di Amerika—ketika saya berusia 22 tahun. Saya disebut sebagai pemain tak
terkalahkan. Namun, di balik sukses itu, saya sebenarnya hanya rumput
liar yang mesti hidup di segala keadaan.Saya lahir di zaman malaise yang
waktu itu baru berakhir. Tepatnya pada 11 Agustus 1937. Saya anak kedua
dari enam bersaudara. Ayah saya, Tan Tay Ping (almarhum), bekerja
sebagai pedagang tekstil yang harus sering meninggalkan keluarga untuk
mencari nafkah. Kondisi ekonomi keluarga kami kekurangan. Untuk membeli
beras, kami harus antre. Sejak berumur lima tahun, saya sudah terbiasa
antre beras sendirian.Ketika umur saya menginjak enam tahun, pasukan
Jepang belum lama masuk Indonesia. Saya masih ingat bagaimana
pesawat-pesawat Jepang yang berseliweran di atas kampung kami di
Jatiroke, Jatinangor, Sumedang, ditembaki tentara Belanda. Kedatangan
Jepang itu membuat hidup kami makin susah. Berkali-kali kami harus
mengungsi.Kami pernah tinggal di Tasikmalaya sebelum menetap di Kota
Bandung. Di kota itu awalnya kami tinggal di Gang Kote. Di sanalah
awalnya saya mengenal bulu tangkis. Saya sering melihat ibu saya, Khoe
Hong Nio, bermain bulu tangkis dengan para tetangga di sebuah lapangan
di Gang Sutur, tak jauh dari gang rumah saya.Ketika peristiwa Bandung
Lautan Api meletus pada 24 Maret 1946, kami harus mengungsi lagi karena
perkampungan dibakar. Sampai akhirnya, kami mendiami sebuah rumah di
Jalan Ksatrian 15, Cicendo, Bandung. Sebuah rumah amat sederhana
berpekarangan luas. Di pekarangan itulah ayah saya membuat lapangan bulu
tangkis sederhana, lapangan berdasar tanah dengan garis terbuat dari
bambu.Setiap hari lapangan itu tak pernah sepi. Sejak pagi sampai malam,
keluarga dan para tetangga bergantian bermain badminton di sana.. Saya,
yang waktu itu berusia 13 tahun, cuma jadi anak bawang yang ditugasi
membawa kok dan raket. Keseringan menonton membuat minat saya bermain
bulu tangkis makin besar. Sayangnya, saya tak punya raket.. Sebagai
pengganti raket, saya gunakan kelom (sandal dari kayu) milik ibu saya.
Dengan kelom dan kok bekas yang bulunya tinggal tiga lembar, saya sering
mengajak pembantu kami, Mang Syarif, bermain badminton bersama.Ternyata
banyak yang memuji kemampuan saya bermain bulu tangkis.. Mereka
mengatakan gerakan kaki dan tangan saya cepat sekali. Orang yang sudah
bermain puluhan tahun pun gampang saya kalahkan. Saya tak mengerti
teknik. Tapi, soal gerakan kaki, saya belajar dari pertandingan tinju
yang sering saya saksikan di Bandung. Saya sangat terkesan dengan gerak
kaki petinju itu. Lalu saya meniru dengan latihan skipping. Sebagai
rumput liar, saya yakin, saya pasti bisa bermain bulu tangkis.Suatu hari
Lie Tjoe Kong, pemain bulu tangkis Bandung, memuji bakat saya. Dia
mengajak saya masuk Blue White, klub bulu tangkis terkuat di Bandung.
Blue White inilah cikal-bakal Klub Mutiara yang di masa depan
menghasilkan pemain hebat, seperti Christian Hadinata, Imelda Wigoena,
dan Ivanna Lie. Saya pun tak menyia-nyiakan kesempatan itu dengan
berlatih saban hari. Saya berlatih sejak pukul lima pagi.Dari Jalan
Ksatrian, kami pindah ke Jalan Gedung Sembilan, Pasir Kaliki. Di sana
tidak ada lapangan bulu tangkis. Saya harus berlatih di lapangan bulu
tangkis PB Pusaka di Jalan Kiara Condong, sekitar lima kilometer dari
rumah saya. Meskipun bangunannya terbuat dari bilik, lapangannya cukup
bagus karena sudah dipoles semen.Salah satu teman latihan saya di PB
Pusaka adalah Tutang Djamaluddin. Setiap akan berlatih bulu tangkis,
saya dan Tutang naik sepeda ontel dari rumah masing-masing sambil
memegangi raket tak bersarung dan tiga kok yang dibungkus kertas koran.
Dari sinilah karier saya sebagai pemain bulu tangkis terus melesat.
Berkali-kali saya ikut kejuaraan dan selalu menang. Saat 15 tahun, saya
menang di Kejuaraan Bandung.Selanjutnya, saya mulai mengikuti kejuaraan
nasional. Dua tahun kemudian, pada 1954, saya jadi juara Indonesia,
mengalahkan Njoo Kim Bie, pebulu tangkis dari Surabaya yang saat itu
sedang tenar dan terkenal dengan smash-nya yang mematikan. Dua tahun
berikutnya, giliran pemain terkenal Eddy Jusuf yang saya kalahkan. Saya
juga diundang mengikuti pertandingan di India Timur, Bombay, New Delhi,
Calcutta, Ghorapur, dan Jabalpur pada 1957. Saya selalu menang.Dan yang
paling tak terlupakan adalah ketika saya, Olich Solihin, Lie Po Djian,
Tan King Gwan, dan Njoo Kim Bie terpilih sebagai tim pertama Indonesia
untuk merebut Piala Thomas 1958. Kebahagiaan saya makin berlipat ketika
akhirnya kami berhasil memboyong piala bergengsi itu. Kemenangan pertama
tim Indonesia di Thomas Cup pun disambut meriah dengan tabuhan beduk di
masjid, dentingan lonceng di gereja, serta disiarkan di radio. Kami
juga diarak dari Jakarta ke Bandung, lewat Puncak. Jalan saya sebagai
pemain bulu tangkis kian mulus.*l l l*Ketika menjalani tur ke beberapa
kota di India, saya bertemu dengan Ismail bin Mardjan, salah seorang
juara ganda All England asal Malaya yang tinggal di Singapura. Ismail
tidak hanya menjadi kawan seperjalanan saya, tapi sudah saya anggap
sebagai kakak. Kami berkeliling India lebih dari setengah bulan. Ismail
memberi saya nasihat: ”Joe Hok, kamu bisa jadi pemain nomor satu di
dunia. Berlatihlah lebih giat. Tapi, begitu sudah juara, sebaiknya
berhenti. Jangan hidup seperti saya.” Saya tak pernah lupa kata-kata
itu.Ketika saya singgah di kediaman Ismail di Singapura, saya menemukan
jawaban mengapa Ismail tak mau nasib saya seperti dia. Ismail ternyata
hidup dalam kemiskinan. Rumahnya terletak di perkampungan kumuh di dekat
kali yang hitam dan berbau. Maklum, Singapura kala itu belum seperti
sekarang. Untuk menyambung hidup, dia bekerja sebagai anggota satpam.
Melihat kondisi Ismail, saya langsung bertekad tak mau jadi pemain bulu
tangkis selamanya. Saya ingin hidup lebih layak.Setelah berturut-turut
meraih kemenangan di kejuaraan All England, Kanada, dan Amerika Serikat,
saya memutuskan menggantung raket. Saya tak kembali ke Tanah Air, tapi
langsung menuju Texas, Amerika. Saya mendapat beasiswa untuk kuliah di
Baylor University, jurusan Premedical Major in Chemistry and Biology.
Untuk biaya hidup sehari-hari, saya bekerja serabutan. Apa saja saya
kerjakan, termasuk menjadi petugas pembersih kampus yang dibayar satu
jam 50 sen dolar. Saya bekerja delapan jam agar bisa menyambung hidup.
Saat itu untuk makan sekitar satu dolar. Saya mau menjalani pekerjaan
itu demi selesainya studi saya. Saya tak ingin nasib saya seperti
Ismail.Tapi rupanya panggilan untuk terus bermain bulu tangkis tak bisa
diredam. Saat menjalankan studi di Baylor (1959-1963), saya masih sempat
pulang untuk mempertahankan Piala Thomas di Jakarta pada 1961 dan di
Tokyo pada 1964.. Bahkan, pada 1962, saya juga pulang untuk Asian Games
dan menjadi atlet bulu tangkis pertama yang meraih medali emas di arena
Asian Games.Saya akhirnya memilih tinggal di Tanah Air dan mengurungkan
niat kembali ke Amerika meneruskan studi S-2 saat Presiden Soekarno
mencanangkan ”Ganyang Malaysia” dan ”Ganyang Antek Imperialis”. Saya
malah sempat main di perbatasan Kalimantan sampai Mempawah, menghibur
sukarelawan kita di medan perang. Saya lebih cinta Tanah Air. Saya
memilih mengabdi untuk negara saya, Indonesia.Peristiwa Gerakan 30
September mengubah segalanya. Sebagai warga keturunan, saya dan
teman-teman mulai mendapat perlakuan berbeda. Kami seperti dianggap
bukan bagian dari bangsa ini. Saya bahkan harus mengubah nama saya
menjadi Hendra Kartanegara. Saya yang dulu dijunjung tinggi setinggi
langit di bawah bendera Merah-Putih harus antre berjam-jam membaur
dengan warga Glodok dan daerah lain demi mendapat surat bukti bahwa saya
orang Indonesia.Namun saya tak mau larut dalam dendam. Pada 1969,
bersama istri dan dua anak, saya meninggalkan Indonesia untuk menjadi
pelatih bulu tangkis di Meksiko dan Hong Kong. Saya kembali ke Jakarta
pada 1972 dan mendirikan usaha di bidang pest control, jasa pengendalian
hama.Toh, panggilan untuk bergelut di bulu tangkis tak pernah hilang.
Bersama Tahir Djide, saya menjadi pelatih pelatnas tim Piala Thomas
1984Di final perebutan Piala Thomas di Kuala Lumpur, Malaysia, tim
Indonesia, yang terdiri atas Liem Swie King, Hastomo Arbi, Icuk
Sugiarto, Christian Hadinata, Hadibowo, dan Kartono, akhirnya sukses
mengalahkan Han Jian dan kawan-kawan dari Cina.Sekarang prestasi
Indonesia benar-benar memprihatinkan. Saya tidak menyalahkan atlet.
Banyak hal yang harus dibenahi. Dulu kami bermain hanya demi kepentingan
nasional, tak memikirkan masalah materi. Yang penting bisa membawa nama
harum negara. Tapi zaman sudah berubah. Kesejahteraan atlet harus
diperhatikan.Kini kita kalah oleh Cina. Mereka memiliki sistem pembinaan
yang baku. Kesejahteraan atlet benar-benar diperhatikan sehingga orang
tua berbondong-bondong ingin anaknya jadi atlet. Atlet yang sudah tak
aktif juga disekolahkan oleh pemerintah. Tidak seperti di Indonesia:
setelah tak lagi berprestasi, tak diperhatikan. Banyak yang menjalani
hari tua susah dan sakit-sakitan.Saya ingin atlet bulu tangkis memiliki
sponsor pribadi. Misalnya dia jadi bintang iklan, maka kontrak iklan itu
seluruhnzya buat dia, bukan dibagi-bagi dengan alasan untuk pembinaan.
Dulu hal ini dilaksanakan betul. Liem Swie King mengalaminya. Ini memicu
para atlet menjadi yang terbaik. Atlet mendapat penghargaan sesuai
dengan prestasi yang diraihnya.
Langganan:
Postingan (Atom)