tulisan berjalan

SELAMAT DATANG di akun media sosial racketbadminton.blogspot.co.id

Sabtu, Februari 02, 2013

Tan Joe Hok, Perintis di Pentas Bulu Tangkis.Terasing di Negeri Sendiri

TAN Joe Hok menorehkan sejarah setengah abad lalu. Ia pemain bulu tangkis Indonesia pertama yang menjuarai All England dan meraih medali emas Asian Games. Bersama enam pebulu tangkis lain—Ferry Sonneville, Eddy Yusuf, Olich Solihin, Lie Po Djian, Tan King Gwan, dan Njoo Kim Bie—Tan juga memboyong Piala Thomas untuk pertama kali ke Tanah Air. Kini 72 tahun usianya. Berpuluh tahun menggantungkan raket, Tan berjuang di lapangan yang lain: merobohkan tembok diskriminasi yang membuatnya merasa dipinggirkan sekaligus dilupakan.Di tengah prestasi yang kerontang kini, bulu tangkis Indonesia perlu menengok kembali cerita Tan. Kepada Tempo, ia menuturkan kisah hidupnya yang berwarna. SAYA dilahirkan di zaman yang salah. Tak seperti di zaman kini yang serba tersedia, saya mulai menekuni bulu tangkis pada kondisi yang serba terbatas. Saya tak punya raket, lapangan bulu tangkis bersemen tak ada, untuk berlatih di klub pun harus menempuh jarak yang jauh menggunakan sepeda.. Dan ketika pertama kali ditunjuk sebagai salah satu anggota tim Piala Thomas, saya berangkat ke lapangan udara Kemayoran menggunakan becak.Ini cerita seorang Tan Joe Hok. Mungkin orang hanya tahu saya orang pertama yang menjuarai All England, pada 1959, dan meraih medali emas Asian Games tiga tahun kemudian. Saya dan enam pemain lain juga merebut Piala Thomas untuk pertama kali, pada 1958. Nama saya pun diulas panjang-lebar di majalah Sport Illustrated—majalah olahraga bergengsi di Amerika—ketika saya berusia 22 tahun. Saya disebut sebagai pemain tak terkalahkan. Namun, di balik sukses itu, saya sebenarnya hanya rumput liar yang mesti hidup di segala keadaan.Saya lahir di zaman malaise yang waktu itu baru berakhir. Tepatnya pada 11 Agustus 1937. Saya anak kedua dari enam bersaudara. Ayah saya, Tan Tay Ping (almarhum), bekerja sebagai pedagang tekstil yang harus sering meninggalkan keluarga untuk mencari nafkah. Kondisi ekonomi keluarga kami kekurangan. Untuk membeli beras, kami harus antre. Sejak berumur lima tahun, saya sudah terbiasa antre beras sendirian.Ketika umur saya menginjak enam tahun, pasukan Jepang belum lama masuk Indonesia. Saya masih ingat bagaimana pesawat-pesawat Jepang yang berseliweran di atas kampung kami di Jatiroke, Jatinangor, Sumedang, ditembaki tentara Belanda. Kedatangan Jepang itu membuat hidup kami makin susah. Berkali-kali kami harus mengungsi.Kami pernah tinggal di Tasikmalaya sebelum menetap di Kota Bandung. Di kota itu awalnya kami tinggal di Gang Kote. Di sanalah awalnya saya mengenal bulu tangkis. Saya sering melihat ibu saya, Khoe Hong Nio, bermain bulu tangkis dengan para tetangga di sebuah lapangan di Gang Sutur, tak jauh dari gang rumah saya.Ketika peristiwa Bandung Lautan Api meletus pada 24 Maret 1946, kami harus mengungsi lagi karena perkampungan dibakar. Sampai akhirnya, kami mendiami sebuah rumah di Jalan Ksatrian 15, Cicendo, Bandung. Sebuah rumah amat sederhana berpekarangan luas. Di pekarangan itulah ayah saya membuat lapangan bulu tangkis sederhana, lapangan berdasar tanah dengan garis terbuat dari bambu.Setiap hari lapangan itu tak pernah sepi. Sejak pagi sampai malam, keluarga dan para tetangga bergantian bermain badminton di sana.. Saya, yang waktu itu berusia 13 tahun, cuma jadi anak bawang yang ditugasi membawa kok dan raket. Keseringan menonton membuat minat saya bermain bulu tangkis makin besar. Sayangnya, saya tak punya raket.. Sebagai pengganti raket, saya gunakan kelom (sandal dari kayu) milik ibu saya. Dengan kelom dan kok bekas yang bulunya tinggal tiga lembar, saya sering mengajak pembantu kami, Mang Syarif, bermain badminton bersama.Ternyata banyak yang memuji kemampuan saya bermain bulu tangkis.. Mereka mengatakan gerakan kaki dan tangan saya cepat sekali. Orang yang sudah bermain puluhan tahun pun gampang saya kalahkan. Saya tak mengerti teknik. Tapi, soal gerakan kaki, saya belajar dari pertandingan tinju yang sering saya saksikan di Bandung. Saya sangat terkesan dengan gerak kaki petinju itu. Lalu saya meniru dengan latihan skipping. Sebagai rumput liar, saya yakin, saya pasti bisa bermain bulu tangkis.Suatu hari Lie Tjoe Kong, pemain bulu tangkis Bandung, memuji bakat saya. Dia mengajak saya masuk Blue White, klub bulu tangkis terkuat di Bandung. Blue White inilah cikal-bakal Klub Mutiara yang di masa depan menghasilkan pemain hebat, seperti Christian Hadinata, Imelda Wigoena, dan Ivanna Lie. Saya pun tak menyia-nyiakan kesempatan itu dengan berlatih saban hari. Saya berlatih sejak pukul lima pagi.Dari Jalan Ksatrian, kami pindah ke Jalan Gedung Sembilan, Pasir Kaliki. Di sana tidak ada lapangan bulu tangkis. Saya harus berlatih di lapangan bulu tangkis PB Pusaka di Jalan Kiara Condong, sekitar lima kilometer dari rumah saya. Meskipun bangunannya terbuat dari bilik, lapangannya cukup bagus karena sudah dipoles semen.Salah satu teman latihan saya di PB Pusaka adalah Tutang Djamaluddin. Setiap akan berlatih bulu tangkis, saya dan Tutang naik sepeda ontel dari rumah masing-masing sambil memegangi raket tak bersarung dan tiga kok yang dibungkus kertas koran. Dari sinilah karier saya sebagai pemain bulu tangkis terus melesat. Berkali-kali saya ikut kejuaraan dan selalu menang. Saat 15 tahun, saya menang di Kejuaraan Bandung.Selanjutnya, saya mulai mengikuti kejuaraan nasional. Dua tahun kemudian, pada 1954, saya jadi juara Indonesia, mengalahkan Njoo Kim Bie, pebulu tangkis dari Surabaya yang saat itu sedang tenar dan terkenal dengan smash-nya yang mematikan. Dua tahun berikutnya, giliran pemain terkenal Eddy Jusuf yang saya kalahkan. Saya juga diundang mengikuti pertandingan di India Timur, Bombay, New Delhi, Calcutta, Ghorapur, dan Jabalpur pada 1957. Saya selalu menang.Dan yang paling tak terlupakan adalah ketika saya, Olich Solihin, Lie Po Djian, Tan King Gwan, dan Njoo Kim Bie terpilih sebagai tim pertama Indonesia untuk merebut Piala Thomas 1958. Kebahagiaan saya makin berlipat ketika akhirnya kami berhasil memboyong piala bergengsi itu. Kemenangan pertama tim Indonesia di Thomas Cup pun disambut meriah dengan tabuhan beduk di masjid, dentingan lonceng di gereja, serta disiarkan di radio. Kami juga diarak dari Jakarta ke Bandung, lewat Puncak. Jalan saya sebagai pemain bulu tangkis kian mulus.*l l l*Ketika menjalani tur ke beberapa kota di India, saya bertemu dengan Ismail bin Mardjan, salah seorang juara ganda All England asal Malaya yang tinggal di Singapura. Ismail tidak hanya menjadi kawan seperjalanan saya, tapi sudah saya anggap sebagai kakak. Kami berkeliling India lebih dari setengah bulan. Ismail memberi saya nasihat: ”Joe Hok, kamu bisa jadi pemain nomor satu di dunia. Berlatihlah lebih giat. Tapi, begitu sudah juara, sebaiknya berhenti. Jangan hidup seperti saya.” Saya tak pernah lupa kata-kata itu.Ketika saya singgah di kediaman Ismail di Singapura, saya menemukan jawaban mengapa Ismail tak mau nasib saya seperti dia. Ismail ternyata hidup dalam kemiskinan. Rumahnya terletak di perkampungan kumuh di dekat kali yang hitam dan berbau. Maklum, Singapura kala itu belum seperti sekarang. Untuk menyambung hidup, dia bekerja sebagai anggota satpam. Melihat kondisi Ismail, saya langsung bertekad tak mau jadi pemain bulu tangkis selamanya. Saya ingin hidup lebih layak.Setelah berturut-turut meraih kemenangan di kejuaraan All England, Kanada, dan Amerika Serikat, saya memutuskan menggantung raket. Saya tak kembali ke Tanah Air, tapi langsung menuju Texas, Amerika. Saya mendapat beasiswa untuk kuliah di Baylor University, jurusan Premedical Major in Chemistry and Biology. Untuk biaya hidup sehari-hari, saya bekerja serabutan. Apa saja saya kerjakan, termasuk menjadi petugas pembersih kampus yang dibayar satu jam 50 sen dolar. Saya bekerja delapan jam agar bisa menyambung hidup. Saat itu untuk makan sekitar satu dolar. Saya mau menjalani pekerjaan itu demi selesainya studi saya. Saya tak ingin nasib saya seperti Ismail.Tapi rupanya panggilan untuk terus bermain bulu tangkis tak bisa diredam. Saat menjalankan studi di Baylor (1959-1963), saya masih sempat pulang untuk mempertahankan Piala Thomas di Jakarta pada 1961 dan di Tokyo pada 1964.. Bahkan, pada 1962, saya juga pulang untuk Asian Games dan menjadi atlet bulu tangkis pertama yang meraih medali emas di arena Asian Games.Saya akhirnya memilih tinggal di Tanah Air dan mengurungkan niat kembali ke Amerika meneruskan studi S-2 saat Presiden Soekarno mencanangkan ”Ganyang Malaysia” dan ”Ganyang Antek Imperialis”. Saya malah sempat main di perbatasan Kalimantan sampai Mempawah, menghibur sukarelawan kita di medan perang. Saya lebih cinta Tanah Air. Saya memilih mengabdi untuk negara saya, Indonesia.Peristiwa Gerakan 30 September mengubah segalanya. Sebagai warga keturunan, saya dan teman-teman mulai mendapat perlakuan berbeda. Kami seperti dianggap bukan bagian dari bangsa ini. Saya bahkan harus mengubah nama saya menjadi Hendra Kartanegara. Saya yang dulu dijunjung tinggi setinggi langit di bawah bendera Merah-Putih harus antre berjam-jam membaur dengan warga Glodok dan daerah lain demi mendapat surat bukti bahwa saya orang Indonesia.Namun saya tak mau larut dalam dendam. Pada 1969, bersama istri dan dua anak, saya meninggalkan Indonesia untuk menjadi pelatih bulu tangkis di Meksiko dan Hong Kong. Saya kembali ke Jakarta pada 1972 dan mendirikan usaha di bidang pest control, jasa pengendalian hama.Toh, panggilan untuk bergelut di bulu tangkis tak pernah hilang. Bersama Tahir Djide, saya menjadi pelatih pelatnas tim Piala Thomas 1984Di final perebutan Piala Thomas di Kuala Lumpur, Malaysia, tim Indonesia, yang terdiri atas Liem Swie King, Hastomo Arbi, Icuk Sugiarto, Christian Hadinata, Hadibowo, dan Kartono, akhirnya sukses mengalahkan Han Jian dan kawan-kawan dari Cina.Sekarang prestasi Indonesia benar-benar memprihatinkan. Saya tidak menyalahkan atlet. Banyak hal yang harus dibenahi. Dulu kami bermain hanya demi kepentingan nasional, tak memikirkan masalah materi. Yang penting bisa membawa nama harum negara. Tapi zaman sudah berubah. Kesejahteraan atlet harus diperhatikan.Kini kita kalah oleh Cina. Mereka memiliki sistem pembinaan yang baku. Kesejahteraan atlet benar-benar diperhatikan sehingga orang tua berbondong-bondong ingin anaknya jadi atlet. Atlet yang sudah tak aktif juga disekolahkan oleh pemerintah. Tidak seperti di Indonesia: setelah tak lagi berprestasi, tak diperhatikan. Banyak yang menjalani hari tua susah dan sakit-sakitan.Saya ingin atlet bulu tangkis memiliki sponsor pribadi. Misalnya dia jadi bintang iklan, maka kontrak iklan itu seluruhnzya buat dia, bukan dibagi-bagi dengan alasan untuk pembinaan. Dulu hal ini dilaksanakan betul. Liem Swie King mengalaminya. Ini memicu para atlet menjadi yang terbaik. Atlet mendapat penghargaan sesuai dengan prestasi yang diraihnya.

Jumat, Februari 01, 2013

Matthew Jaya astec badminton club











Happy birthday LASKAR CILIK


















astec menuju DUNIA














bulutangkis.com - Keputusan Dionysius Hayom Rumbaka memilih ASTEC sebagai sponsor utamanya mengejutkan beberapa penggemar bulutangkis, pasalnya Victor yang merupakan perusahaan peralatan bulutangkis dunia yang menawarkan tawaran lebih tinggi tak meluluhkan hatinya.

Proses bidding sebagian atlet Pelatnas PBSI di Cipayung yang berlangsung Jumat (25/01) kemarin mendapat perhatian hangat para penggemar bulutangkis Indonesia. Info aktual proses bidding diikuti penggemar bulutangkis lewat jejaring sosial Twiiter @broedyanto milik Bambang Roedyanto, Kasubid Hubungan Internasional.

Alan Budikusuma kepada Bulutangkis.com lewat telpon Jumat malam membenarkan bahwa kemarin di Pelatnas ada proses bidding sebagian atlet pelatnas. Dan Alan juga membenarkan bahwa Hayom telah memilih ASTEC sebagai sponsornya untuk masa dua tahun. Selain Hayom, ASTEC juga dipilih pebulutangkis ganda putri, Anneke Feinya Agustin.

“Saya bangga Hayom memilih merk nasional,” ungkap Alan atas pilihan Hayom menggunakan ASTEC. “Salut kepada Hayom yang memiliki nasionalisme yang tinggi,” tambah Alan.

Alan merasa berterima kasih dengan kepengurusan PBSI yang baru yang kini membuka kesempatan perusahaan bulutangkis lain untuk dapat mengontrak pemain pelatnas yang ada. “Saya sangat kecewa dengan kepengurusan lama yang tidak mendengar permintaan kami,” ungkap Alan.

Pada kepengurusan yang lama, ASTEC yang merupakan perusahaan milik Alan Budikusuma dan Susi Susanti sudah berulang kali meminta kesempatan untuk dibuka lelang untuk dapat menjadi sponsor secara terbuka dan fair, akan tetapi tidak pernah didengar. Dengan masuknya Susi Susanti pada kepengurusan yang baru ini ide membuka kesempatan bisa mengontrak pemain pelatnas sepertinya telah didengar.

ASTEC akan menjadi sponsor Hayom yang kini berada di peringkat 26 dunia selama dua tahun. Hayom akan menerima dalam bentuk uang kontrak. Lalu bonus ataupun insentif yang disesuaikan dengan prestasi yang dicapainya. “Bonus untuk turnamen Grand Prix dengan Super Series akan berbeda, beda kelas turname beda bonusnya,” jelas Alan. “Selain itu Hayom tentunya mendapatkan peralatan bulutangkis Astec,” tambah Alan.

Bagi Alan atlet-atlet bulutangkis Indonesia merupakan aset nasional yang harus dihargai dengan layak. “Banyak atlet-atlet muda kita yang perlu kita hargai dengan baik agar memotivasi mereka untuk berprestasi tinggi,” harap Alan Budikusuma yang berkeyakinan prestasi bulutangkis Indonesia bisa lebih baik. (fk)

Yoppy Rosimin : Individual Sponsorship Diharapkan Memotivasi Atlet

(Jakarta, 29/1/2012) Sistem kontrak pemain Pelatnas PBSI mulai tahun ini mengalami perubahan ke sistem individual sponsorship. Artinya tiap pemain bebas menerima tawaran dari para sponsor, pihak sponsor juga memiliki akses ke semua pemain.
Hal ini dijelaskan oleh Yoppy Rosimin, Kasubid Pemasaran dan Sponsorship PBSI di Hotel Kempinski, Selasa (29/1). Sebanyak 12 sponsor yang dilamar PBSI dan delapan diantaranya sudah mengajukan penawaran. Yoppy menyebutkan bahwa beberapa perusahaan aparel seperti Victor, Li Ning, Yonex, Flypower dan Astec telah menemukan kesepakatan nilai kontrak pada sejumlah atlet.
 
“Ide awalnya adalah PBSI memberanikan diri ke pasar agar kompetisi lebih ketat. Atlet pun makin termotivasi untuk memoles diri dengan prestasi, penampilan dan perilaku mereka. Tidak hanya rangking yang menentukan tetapi juga penampilan, prospek dan selera sponsor. Atlet juga harus sadar bahwa prestasi setengah-setengah tidak bisa menjual, harus maksimal.” ujar Yoppy.
 
20 pemain elit lebih dulu melakukan penandatanganan penawaran kontrak pada Jumat (25/1) lalu, sementara sisanya pada Senin (28/1) kemarin. Meskipun telah melewati proses selama dua hari, namun Yoppy mengatakan bahwa masih ada pemain yang hingga kini belum menemukan sponsor yang cocok.
 
“Bagi yang belum menemukan sponsor akan kami jembatani. Ada yang belum diminati sponsor ataupun angkanya belum cocok. Namun sebagian besar sudah, hanya sekitar 20% yang belum” kata Yoppy menambahkan.
 
Sistem pembagian uang kontrak juga beragam, tergantung dari sponsor masing-masing. Ada yang bulanan hingga per- tiga bulan. Berbeda dengan sponsor individu, sponsor tim nasional akan dipilih oleh PBSI. Pada sejumlah pertandingan beregu seperti Piala Sudirman, Piala Thomas-Uber dan World Junior Championships, pemain akan mengenakan aparel timnas yang hingga kini belum diputuskan.

SUMBER
PBSI

PESERTA LIGA PELAJAR 2013

Daftar nama pemain

KATEGORI SD
A.MATTHEW JAYA GARUDA badminton school
1.Nikolas Peridi
2.Jason Chris alexander
3.Leora Lois ivana
4.Fadillah Nur hidayah

B.MATTHEW JAYA RAJAWALI badminton school
1.Jonathan
2.Tosca Tamin
3.Risda Amelia
4.

C.OPTIMA badminton team
1.Laffael
2.Fahrul
3.
4.

D.METHODIST badminton junior Team
1
2
3
4



KATEGORI SMP
A.METHODIST badminton School
1.Richard (putra)
2.Andreas (putra)
3.Grace (putri)
4.Jo Angelica (putri)

B.BINA BANGSA school PIK
1.Adam Putra Yosandi
2.T.elbert
3.
4.



C.PENABUR 6 school JAKARTA
1.
2.
3.
4.


D.pelatcab MATTHEW JAYA badminton school
1.Vicky
2.
3.Jessica
4.Putri





KATEGORI SMA
A.MATTHEW JAYA  badminton school
1.Alit Tanjung
2.Assif
3.Nisa anugerah syam
4.Febby

B.pelatcab MATTHEW JAYA badminton school
1.Hansen
2.Stendy
3.Iren
4.Floren

C.OPTIMA MATTHEWbadminton Team
1.Danny
2.Josua
3.Lidya
4.Lifya

D.BINA BANGSA school PIK
1
2
3
4

E.Methodist badminton Team
1
2
3
4






Kamis, Januari 31, 2013

djarum superliga 2013 , sayang untuk tidak di tonton secara langsung

MJABC.Genderang superliga 2013 sudah di bunyikan , segala persiapan terus ditingkatkan , apa lagi 7 klub dari indonesia dan 5 klub dari dunia ikut meramaikan superliga tahun ini,sahabat pecinta bulutangkis di manapun ayo ikut meramaikan dan saksikan secara langsung superliga tahun ini , kami rasa baik dari segi persaingan lebih sengit , dan disaksikan seluruh masyarakat di indonesia bahkan disiarkan langsung oleh stasiun trans ataupun tv tv luar negeri.

kami mendukung superliga 2013


ayo , saksikan laga para jawara dunia

Rabu, Januari 30, 2013

Lee Chong Wei



Lee Chong Wei



BIOGRAFI
Lee Chong Wei adalah pemain bulu tangkis profesional tunggal putra dari Malaysia. Lee yang berhasil mendapatkan medali perak di Olimpiade Beijing 2008, membuatnya menerima gelar 'Datuk' karena dianggap sebagai pahlawan nasional Malaysia, dimana Malaysia belum pernah mendapat medali lagi sejak Olimpiade 2006.

Lee kecil menyukai basket, akan tetapi karena kekhawatiran ibunya yang melarang Lee untuk melakukan aktifitas di luar rumah, maka Lee beralih untuk berlatih bulu tangkis di usianya yang ke 11. Lee kemudian menarik perhatian seorang pelatih bernama Misbun Sidek. Setelah mendapat restu dari orang tuanya, Lee pun menekuni bulu tangkis lebih serius lagi.

Mantan kekasih pemain bulu tangkis tunggal putri Malaysia, Wong Mew Choo, ini memegang rekor tak terkalahkan di semua turnamen selama tiga tahun, dari 2004 sampai 2006 dan kemenangan lain pada tahun 2008. Ia juga pernah menaklukan juara dunia, Lin Dan dan Taufik Hidayat. Lee sempat mengalami kecelakaan di akhir tahun 2006 yang membuatnya menjalani operasi enam jahitan di kepalanya yang cedera.

Lee dinobatkan sebagai pemain bulu tangkis tunggal putra terbaik di dunia oleh BWF untuk ketiga kalinya secara berturut-turut. Meskipun prestasi Lee di tahun 2011 ini menurun karena hanya dapat menyabet enam gelar juara pertama, akan tetapi ia tetap mampu menunjukkan konsistensinya. Lee sempat memberi kode bahwa ada kemungkinan dia akan pensiun dari dunia bulu tangkis pada musim 2012 mendatang.
PENGHARGAAN
Prestasi:
2011, Juara pertama di French Open
2011, Juara 2 di Denmark Open
2011, Juara 2 di Japan Open
2011, Juara 2 di World Championships
2011, Juara pertama di Indonesia Open
2011, Juara pertama di Malaysia Open Grand Prix Gold -2011, Juara pertama di India Open
2011, Juara pertama di All England Open
2011, Juara 2 di Korea Open
2011, Juara pertama di Malaysia Open
2010, Juara pertama di Super Series Masters Finals
2010, Juara pertama di Hong Kong Open
2010, Juara 2 di Asian Games
2010, Juara pertama di Commonwealth Game
2010, Juara pertama di Japan Open
2010, Juara pertama di Macau Open
2010, Juara pertama di Malaysia Open Grand Prix Gold
2010, Juara pertama di Indonesia Open
2010, Juara pertama di All England Open
2010, Juara pertama di Malaysia Open
2010, Juara pertama di Korea Open
2009, Juara pertama di Super Series Masters Finals
2009, Juara pertama di Hong Kong Open
2009, Juara pertama di Macau Open
2009, Juara pertama di Malaysia Open Grand Prix Gold
2009, Juara pertama di Indonesia Open
2009, Juara pertama di Swiss Open
2009, Juara 2 di All England Open
2009, Juara 2 di Korea Open
2009, Juara pertama di Malaysia Open
2008, Juara pertama di Super Series Masters Finals
2008, Juara 2 di China Open
2008, Juara 2 di Macau Open
2008, Juara 2 di Japan Open
2008, Juara 2 di Olympic Games
2008, Juara pertama di Singapore Open
2008, Juara 2 di Swiss Open
2008, Juara pertama di Malaysia Open
2007, Juara 2 di Hong Kong Open
2007, Juara 2 di China Open
2007, Juara pertama di French Open
2007, Juara pertama di Japan Open
2007, Juara pertama di Philippines Open
2007, Juara pertama di Indonesia Open
2006, Juara 2 di Hong Kong Open
2006, Juara 2 di Macau Open
2006, Juara 2 di Chinese Taipei Open
2006, Juara pertama di Malaysia Open
2006, Juara pertama di Asian Badminton Championships
2006, Juara pertama di Commonwealth Games
2006, Juara pertama di Swiss Open
2005, Juara pertama di Denmark Open
2005, Juara pertama di Malaysia Open
2004, Juara pertama di Chinese Taipei Open
2004, Juara 2 di Singapore Open
2004, Juara pertama di Malaysia Open
2003, Juara pertama di Malaysia Satellite
2003, Juara 2 di Asian Satellite
2003, Juara 2 di Malaysia Open

Penghargaan:
Menjadi National Sportsman 2005
Menjadi Penang Sportsman 2005
Menjadi Penang Sportsman 2007
Menjadi Malaysia's Male Olympian 2008
Menjadi National Sportsman 2008
Menerima penghargaan Sportswriters Association of Malaysia 2008
Menjadi Penang Sportsman 2008
Menjadi Penang Sportsman 2009

Mau Sukses? Ikutin Susi Susanti

Susi Susanti lahir di Tasikmalaya, Jawa Barat, 11 Februari 1971. Pemain bulutangkis putri terbaik yang pernah dimiliki oleh Indonesia ini ternyata sudah menyukai permainan bulutangkis sejak duduk di bangku SD. Dukungan orangtuanya membuat ia mantap untuk menjadi atlet bulutangkis. Ia pun memulai karir bulutangkis di klub milik pamannya, PB Tunas Tasikmalaya. Setelah berlatih selama 7 tahun di sana dan memenangkan kejuaraan bulutangkis tingkat junior, pada tahun 1985 ia pindah ke Jakarta. Saat itu ia kelas 2 SMP, namun telah berpikir untuk serius di dunia bulutangkis.

Di Jakarta, Susi tinggal di asrama dan bersekolah di sekolah khusus untuk atlet. Pergaulannya terbatas dengan sesama atlet, bahkan pacaran pun dengan atlet pula. Jadwal latihannya pun sangat padat. Enam hari dalam sepekan, Senin s.d. Sabtu mulai dari pukul 07.00 hingga pukul 11.00. Kemudian disambung lagi dari pukul 15 sampai pukul 19.00. Ada aturan tersendiri untuk makan, jam tidur, sampai tentang pakaian. Ia tidak diperbolehkan menggunakan sepatu dengan hak tinggi untuk menghindari kemungkinan keseleo. Untuk berjalan-jalan ke mall pun hanya bisa pada hari Minggu. Itu pun jarang dilakukan karena lelah berlatih.

Untuk menjadi juara ia memang harus selalu disiplin dan konsentrasi. Akhirnya ia pun menyadari dalam meraih prestasi memang perlu perjuangan dan pengorbanan. “Kalau mau santai dan senang-senang terus, mana mungkin cita-cita saya untuk jadi juara bulutangkis tercapai? Sekarang rasanya puas banget melihat pengorbanan saya ada hasilnya. Ternyata benar juga kata pepatah: Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian,” kata Susi mengenang.


 Pada awal kariernya di tahun 1989, Susi sudah berhasil menjadi juara di Indonesian Open. Selain itu berkat kegigihan dan ketekunannya, Susi berhasil turut serta menyumbangkan gelar Piala Sudirman pada tim Indonesia untuk pertama kalinya dan belum pernah terulang sampai saat ini. Setelah itu ia pun mulai merajai kompetisi bulutangkis wanita dunia dengan menjuarai All England sebanyak empat kali (1990, 1991, 1993, 1994) dan menjadi Juara Dunia pada tahun 1993.

Puncak karier Susi bisa dibilang terjadi pada tahun 1992 pada saat ia menjadi juara tunggal putri cabang bulutangkis di Olimpiade Barcelona, 1992. Susi menjadi peraih emas pertama bagi Indonesia di ajang Olimpiade. Uniknya, Alan Budikusuma yang merupakan pacarnya ketika itu, turut menjadi juara di tunggal putra. Mereka berhasil mengawinkan gelar juara tunggal putra dan putri bulutangkis pada Olimpiade Barcelona. Media asing menjuluki mereka sebagai “Pengantin Olimpiade”, sebuah julukan yang terjadi menjadi kenyataan di kemudian hari.

 Susi kembali berhasil meraih medali, kali ini medali perunggu pada Olimpiade 1996 di Atlanta, Amerika Serikat. Selain itu, Susi turut serta menorehkan prestasi dengan merebut Piala Uber tahun 1994 dan 1996 bersama tim Uber Indonesia, gelar yang telah lama lepas dari genggaman srikandi-srikandi kita. Puluhan gelar seri grand prix juga berhasil ia raih sepanjang karirnya.

Saat masih aktif menjadi pemain, Susi selalu berusaha menjadikan dirinya sebagai contoh yang baik bagi pemain lainnya. Ia sangat disiplin terhadap waktu latihan atau pun di luar latihan. Kiprah Susi Susanti di dunia bulutangkis memang luar biasa. Dalam setiap pertandingan, ia selalu menunjukkan sikap yang tenang dan tanpa emosi bahkan pada saat tertinggal jauh perolehan angkanya. Semangatnya yang pantang menyerah selalu berhasil membuat para pendukungnya yakin Susi akan memberikan usaha yang terbaik.

 Walaupun telah puluhan gelar tingkat internasional ia raih, ada satu sikap yang tidak pernah hilang dari diri Susi Susanti. Ia selalu bersikap rendah hati dan terus berusaha untuk menjadi lebih baik lagi. Baginya, kekalahan bukanlah akhir dari segalanya, namun justru kesempatan untuk memperbaiki kemampuan dan menghindarkan dari sikap sombong. Sungguh satu sikap yang patut dicontoh oleh para generasi muda bangsa Indonesia.

 Kehidupan Pasca Gantung Raket

Setelah menggantungkan raketnya, Susi memulai kehidupannya dari nol lagi. Suaminya, Alan Budikusuma mencoba berbagai macam jenis usaha, sampai menjadi pelatih di Pelatnas. Untunglah, Susi dan Alan mendapatkan banyak dukungan dari orang-orang terdekatnya. Akhirnya mereka bisa berdiri sendiri dan mempunyai keyakinan untuk membuka usaha sendiri.

Susi akhirnya membuka sebuah toko di ITC Mega Grosir Cempaka Mas yang menjual berbagai macam pakaian asal Cina, Hongkong dan Korea, serta sebagian produk lokal. Usaha ini dilakoninya sambil melaksanakan tugas utamanya sebagai ibu dari 3 orang anak, Lourencia Averina, Albertus Edward, dan Sebastianus Frederick. Selain itu, Susi bersama Alan mendirikan Olympic Badminton Hall di Kelapa Gading sebagai gedung pusat pelatihan bulutangkis. Mereka berdua juga membuat raket dengan merek Astec (Alan-Susi Technology) pada pertengahan tahun 2002.

 Pada bulan Mei 2004, International Badminton Federation (sekarang Badminton World Federation) memberikan penghargaan Hall Of Fame kepada Susi Susanti. Selain Susi, pemain Indonesia lainnya yang memperoleh penghargaan Hall Of Fame antara lain Rudy Hartono Kurniawan, Dick Sudirman, Christian Hadinata, dan Liem Swie King. Susi juga mendapatkan penghargaan Tanda Kehormatan Bintang Jasa Utama dari pemerintah Republik Indonesia atas prestasinya mengharumkan nama bangsa di kancah internasional.

Kini Susi dan Alan menjalani hari-harinya bersama ketiga putra mereka di rumah nan asri di Komplek Gading Kirana, Jakarta Utara. Mereka masih rutin bermain bulutangkis sampai saat ini, minimal dua kali seminggu untuk menjaga kondisi.

Senin, Januari 28, 2013

Daftar klub & para pemain Djarum Superliga 2013

-----TEAM PUTRA-----

1. PB. JAYA RAYA JAKARTA
- Boonsak Ponsana (Thailand)
- Tanongsak Saensomboonsuk (Thailand)
- Adi Pratama
- Hermansyah
- Hendra Setiawan
- Markis Kido
- Angga Pratama
- Bona Septano
- Agripina Prima Rahmanto
- Joko Riyadi

2. PB. JAYA RAYA SURYANAGA
- Hu Yun (Hong Kong)
- Wo Wing Ki (Hong Kong)
- Sony Dwi Kuncoro
- Fauzi Adnan
- Alvent Yulianto Chandra
- Ryan Agung Saputra
- Cristopher Rusdianto
- Ronald Alexander
- Tri Kusumawardhana

3. PB. MUSTIKA CHAMPION
- Lee Chong Wei (Malaysia)
- Jan O Jorgensen (Denmark)
- Lee Hyun Il (Korea)
- Tommy Sugiarto
- Andreas Adityawarman
- Rian Sukmawan
- Rendra Wijaya
- Sigit Budiarto
- Frans Kurniawan

4. PB. MUTIARA BANDUNG
- Wisnu Yuli Prasetyo
- Andree Marteen Tene
- Febriyani Irvanaldi
- Abraham Yoga Arya W.K
- Ricky Karanda Suwardi
- Hardianto
- Andrei Adistia
- Yohanes Rendy Sugiarto
- Apid Rosidin

 5. PB. DJARUM
- Dionysius Hayom Rumbaka
- Andre K. Tedjono
- Riyanto Subagja
- Shesar Hiren Rhustavito
- Mohammad Ahsan
- Afiat yuris Wirawan
- Berry Angriawan
- Muhammad Ulinnuha
- Praveen Jordan
- Didit Juang Indrianto

6. PB. SGS PLN
- Taufik Hidayat
- Kenici Tago (Jepang)
- Wang Zhengming (China)
- Senatria Agus
- Hendra Aprida Gunawan
- Yonathan Suryatama Dasuki
- Lee Sheng Mu (Chinese Taipei)
- Tsai Chia Hsin (Chinese Taipei)
- Andika Anhar
- Suherlan

7. PB. Tangkas Specs
- Simon Santoso
- Nguyen Tien Minh (Vietnam)
- Alamsyah Yunus
- Evert Sukamta
- Gestano Ganendra
- Bodin Issara (Thailand)
- Maneepong Jongjit (Thailand)
- Marcus Fernaldi
- Wahyu Nayaka
- Nipitphon Puangpuapech
- Nova Widianto

8. Tonami Badminton Club (Jepang)
- Sho Sasaki
- Richi Takeshita
- Sho Zenya
- Noriyasu Hirata
- Hirokatsu Hashimoto
- Takeshi Kamura
- Keigo Sonoda

9. Unisys Badminton Club (Jepang)
- Takuma Ueda
- Kuzuma masasakai
- Yuki kaneko
- Kazushi Yamada
- Takuto Inoue
- Kenichi Hayakawa
- Hiroyuki Endo
- Hiroyuki Saeki
- Ryota Taohata
- Kenta Kazuno

10. Malaysian Tiger Badminton Club
- Chong Wei Feng
- Mohammad Arief Abdul Latief
- Goh Soon Huat
- Daren Liew
- Hoon Tien How
- Tan Wee kiong
- Lim Khim Wah
- Goh V. Shem
- Mohd. LutfiZain Abdul Khalid
- Teo Kok Siang

Daftar klub & para pemain Djarum Superliga 2013

-----TEAM PUTRI-----

1. PB. JAYA RAYA JAKARTA
- Mitani Minatsu (Jepang)
- Busanan Ongbumrungpan (Thailand)
- Adriyanti Firdasari
- Bellaetrix Manuputty
- Greysia Polii
- Pia Zebadiah Bernadeth
- Rizki Amelia Pradipta
- Anneke Feinya Agustin
- Nitya Krishinda Maheswari
- Della Destiara Haris

2. PB. JAYA RAYA SURYANAGA
- Eriko Hirose (Jepang)
- Lindaweni Fanetri
- Ganis Nur Rahmadani
- Tike Arieda Ningrum
- Shizuka Matsuo (Jepang)
- Mami Naito (Jepang)
- Lita Nurlita
- Variella Aprilsasi Putri

3. PB. DJARUM
- Juliane Schenk (Germany)
- Tai Tzu Ying (Chinese Taipei)
- Maria Febe Kusumastuti
- Febby Angguni
- Meiliana Jauhari
- Jenna Gozali
- Komala Dewi
- Gloria Emanuelle Widjaja
- Anissa Saufika
- Vita Marissa

4. PB. MUTIARA BANDUNG
- Porntip Buranaprasertsu­k (Thailand)
- Aprilia Yuswandari
- Hera Desi
- Maziyyah Nadhir
- Hanna Ramadhini
- Tiara Rosalia Nuraidah
- Gebby Ristiani Imawan
- Suci Rizky Andhini
- Melvira Oklamona
- Devi Tika Permatasari

 5. Korean Ginseng Corporation (KGC) Badminton Club (Korea)
- Bae Sung Hee
- Yoo Hyun Young
- Park So Min
- Lee Sa Rang
- Imseul Bi
- Jung Kyung Eun
- Bae Yeon Ju
- Kim Ye Ji

6. Renesas Badminton Club (Jepang)
- Satoko Suetsuna
- Miyuki Maeda
- Reika Kakiiwa
- Kana Ito
- Yui Miyauchi
- Yuki Fukushima
- Ayumi Mine
- Yurika Shirokuchi

7. Unisys Badminton Club (Jepang)
- Nozomi Okuhara (Batal ikut karena Cidera)
- Sayaka Takahashi
- Shizuka uchida
- Aya Ohori
- Misaki Matsutomo
- Ayaka Takahashi
- Masayo Nojrino
- Momoka Kimura
- Naru Shinoya
- Eriko Miki

8. Malaysian Badminton Club
- Tee Jing Yi
- Lydia Li Ya Cheah
- Sonia Su Ya Cheah
- Li Lian Yang
- Amelia Alicia Anscelly
- Soong Fie Choo
- Ng Marylen Poau Leng
- Lai Shevon Jamie
- Vivian Kah Mun Hoo
- Erica Pei Shan Khoo

Minggu, Januari 27, 2013

untuk umum , liga pelajar 2013 !! buruan daftar

LIGA PELAJAR 2013



kejuaraan bulutangkis antar klub dan sekolah
LIGA PELAJAR MATTHEW JAYA 2013
se-jabodetabek
sabtu , 2 maret - minggu . 3 maret
COMETA ARENA
MATTHEW JAYA ASTEC BADMINTON CLUB INDONESIA
GREGORIUS YOHANES UPI SUSANTO

KETENTUAN – KETENTUAN
 LIGA PELAJAR MATTHEW JAYA 2013
1.Peserta yang mengikuti kejuaraan ini adalah sekolah / club sejabodetabek ataupun diluar itu kami persilahkan.
2.sistem yang digunakan adalah system ½ kompetisi dan grup / pool , lalu untuk juara grup , runner up  grup  dari masing masing pool akan dilanjutkan dengan system gugur (2 team saj yang diperbolehkan lolos ke babak selanjutnya).
3.shuttlecock yang digunakan adalah shuttlecock yang disediakan oleh panitia
4.akomodasi dan cidera atau apapun ditanggung oleh masing masing team.
5.sistem pertandingan adalah beregu yakni 3 parti saja , meliputi 1 tunggal putra , 1 ganda mix dan 1 tunggal putrid.
6.setiap  team / regu hanya diperbolehkan 4 orang saja yakni 2 putra dan 2 putri (tidak diperkenankan adanya pemain cadangan dan tidak diperkenankan main rangkap).
7.cara perhitungan point sebagai berikut :
Point , Tanding , Menang , Kalah
Tim
Poin
Tanding
M
K
Matthew jaya astec
5
6
5
1
Optima b c
4
6
4
2
Budi agung
4
6
4
2
Diakonia
4
6
4
2
Dwi jaya b c
3
6
3
3
Methodist
1
6
1
5










Team yang Menang akan mendapatkan 1 point DAN DILANJUTKAN BABAK PLAYOFF
8.Jadwal pertandingan , tempat pertandingan yang sudah ditentukan tidak dapat digangu gugat oleh team manapun.
9.hadiah :  setiap team akan  mendapatkan trophy , piagam dan hadiah dari sponsor
10.setiap team yang mengikuti kejuaraan ini diwajibkan menggunakan baju team atau seragam masing masing team(wajib).
11.Keputusan panitia , wasit adalah mutlak dan tidak dapat diganggu gugat.
12.Setiap team tidak diperkenankan atau diperbolehkan adanya pergantian pemain / apabila pemain tersebut dilakukan pergantian maka dinyatakan kalah.
13.setiap team wajib menyerahkan uang wo Rp 100.000 /team (setelah usai maka akan tetap dikembalikan).
14.Panitia dan team wasit ditunjuk oleh DBT (DWI JAYA BADMINTON TURNAMEN).
15.Setiap team yang akan bertanding wajib hadir ½ ( setengah )jam sebelum pertandingan dimulai dan mengisi daftar / formasi team yang akan diturunkan.
16.Team manager , official , pendamping wajib mengenakan sepatu ketika memasuki lapangan atau pun tidak untuk memberikan instruksi kepada teamnya yangs edang bertanding.
17.Setiap team yang mengiuti kejuaraan wajib melengkapi data data yang ditentukan oleh panitia yakni , surat pengantar , foto perteam dan foto pribadi dan biaya pendaftaran sebesar RP 400.000 (empat ratus ribu rupiah)
18.Pendaftaran dibuka sejak edaran ini dikeluarkan dan ditutup pada tanggal 28 februari 2013
19.pendaftaran dapat diserahkan ke panitia 
COMETA ARENAJL. PLuit Selatan Blok S No.1 Penjaringan, Jakarta 14450
Setiap hari selasa dan kamis pukul 15.00 - 17.00
Dan pendaftaran ditutup pada tanggal 28  februari 2013.
20.Manager meeting dan Technical meeting akan dilaksanakan pada hari jumat tanggal 1 maret 2013 di COMETA ARENAJL. PLuit Selatan Blok S No.1
Penjaringan, Jakarta 14450 yakni pada pukul 14.00 – selesai.
21.Pertandingan akan dilaksanakan pada hari sabtu dan minggu yakni tanggal 2 dan 3 maret 2013

22.Team yang sudah jadwal bertandingnya belum juga hadir maka akan dinyatan kalah.
23.ketentuan pertandingan berdasarkan japan superliga 2013

24.PENDAFTARAN dapat melalui sms di 087883261236 atau add pin 261e847c
                                                                                                       PANITIA PELAKSANA
                                                                                                 DWI JAYA BADMINTON TURNAMEN

Sabtu, Januari 26, 2013

Saya bangga dengan PBSI saat ini

Matthewjaya.Saya tak pernah sedikitpun lupa mengikuti perkembangan dan melihat baik di televisi ataupun parabola , perjuangan atlet atlet dari berbagai dunia , melihat aksi mereka menyemangatkan saya untuk terus berkarya.

Saya sempat berpikir , ketika waktu itu saya melihat pemain pemain dari malaysia memiliki banyak sponsor di bajunya , baik yang jadi sponsor utama ataupun sponsor tambahan dan saya sempat berbicara pada diri saya sendiri , andaikan pemain indonesia kita seperti itu.

PBSI kita mampu kok melakukan seperti itu , bahkan lebih baik dari team team dunia manapaun , yang penting action nya dulu baru ngomong.

Saya bangga sama PBSI saat ini ,karna berani melakukan gebrakan baru dan mau membuka kesempatan dan memberikan masa depan atlet yang cerah.


Gregorius Yohanes Upi Susanto
General Manager Matthew Jaya Astec badminton school

Ucapan selamat

MATTHEW JAYA ASTEC BADMINTON SCHOOL

mengucapkana selamat bergabung bersama ASTEC

HAYOM RUMBAKA (INDONESIA)

Semoga , prestasinya semakin terus meningkat di tahun 2013 ini



admin
pbmatthewjayaastec

Hayom Paling Diminati, Hayom Pilih ASTEC

Bulutangkis.com - Gebrakan Ketua Umum PB PBSI, Gita Wirjawan yang membuka kesempatan bagi atlet-atlet memilih sponsornya secara individu disambut gembira perusahaan peralatan bulutangkis. Tak harus menunggu lama, Jumat (25/01) kemarin di Pelatnas Cipayung, sebagian pebulutangkis Kelompok Utama melakukan lelang yang difasilitasi PBSI kepada beberapa perusahaan peralatan bulutangkis seperti Yonex, Li Ning, Victor, Flypower dan Astec.

Informasi yang kami dapat dari jejaring sosial lewat twit @broedyanto, milik Bambang Roedyanto, Kasubid Hubungan Internasional bahwa atlet tunggal putra Sony Dwi Kuncoro dan Simon Santoso kini memilih Li Ning sebagai sponsornya. Tontowi Ahmad memilih Victor, begitu juga dengan pasangannya Liliyana Natsir memilih Victor. Mohammad Ahsan memilih Yonex sebagai sponsornya, begitu juga partnernya Hendra Setiawan.

Satu hal yang menarik adalah tunggal putra, Dionysius Hayom Rumbaka yang kini berada di peringkat 26 dunia, di bawah Sony Dwi Kuncoro (4), Simon Santoso (10), Taufik Hidayat (21), dan Tommy Sugiarto (24) menjadi paling diminati para sponsor. Dalam twitnya @broedyanto menyebutkan, ‘’Hayom plg banyak diminati.. yonex, victor, lining, flypower dan astec.. siapa yg bakal mng?’’

Setelah melewati tiga kali proses bidding, akhirnya Hayom memilih Astec, perusahaan peralatan bulutangkis milik Alan Budikusuma dan Susi Susanti, ketimbang Victor yang menawarkan penawaran harga kontrak lebih tinggi.

Gebrakan pembaruan di kepengurusan PBSI yang baru ini mendapat pujian dari Bambang Roedyanto, demikian twitnya, ‘’Sudah saatnya atlit dpt kesejahteraan..kan pemerintah ngga jamin pensiun segala.. kalo ngga? Siapa yg mau jd atlit kalo masa depn tdk ada??’’

Roedyanto juga menyebutkan bahwa PBSI telah banyak melakukan hal-hal yang tidak pernah dilakukan kepengurusan lama dan berharap prestasi bulutangkis Indonesia juga akan lebih baik. Hal lain juga disebukan Roedyanto bahwa PBSI juga telah menerima banyak sponsor yang berminat seperti sosro, coca cola, Indofood, sidomuncul, osim, anz yang nantinya akan dipilih PBSI. Patut dipuji langkah cerdas Gita membawa perubahan menajemen PBSI.

Bidding kontrak yang dilakukan kemarin belum selesai untuk keseluruhan atlet-atlet Pelatnas. Dalam twitnya Roedyanto menyebutkan masih ada tahap kedua pada hari Senin, tanggal 28 Januari, ada sekitar 60 atlet lagi yang akan memilih sponsornya. Yang menarik selain kelima perusahaan peralatan bulutangkis di atas, Babolat dan Carlton akan ikut serta.

Beberapa atlet lain yang telah memilih kontraknya adalah Bona Septano memilih Yonex. Aprilia Yuswandari memilih Li Ning. Lindaweni yang merupakan atlit tunggal putri yang juga banyak diminati akhirnya memilih Yonex sebagai sponsornya. Angga Pratama memilih Flypower. Ryan Agung Saputra memilih Flypower. Shendy Puspa Irawati memilih Yonex. Fran Kurniawan memilih Yonex. Dan Meiliana Jauhari memilih Victor.

Yang menarik adalah pasangan ganda campuran, Muhammad Rijal dan Debby Santoso yang kini berada di peringkat 7 dunia memilih sponsor yang berbeda. Muhammad Rijal memilih Yonex, sedangkan Debby Susanto memilih Li Ning. Demikian juga pasangan ganda putri Anneke Feinya Agustin dan Nitya Krishinda Maheswari memilih sponsor yang berbeda. Feinya dengan ASTEC, sedangkan Nitya dengan Flypower. Suatu terobosan yang menarik tentunya.

Sementara kepada Bulutangkis.com Hayom mengungkapkan bahwa pilihannya kepada ASTEC karena ingin membuat ASTEC lebih dikenal lagi di dunia internasional. ‘’Sebagai atlet Indonesia saya juga ingin menduniakan Astec yang asli produk lokal,’’ ungkap Hayom.

‘’Dengan Astec saya melihat sosok Alan dan Susi Susanti di dalamnya yang bisa membantu saya dalam bulutangkis,’’ jelas Hayom yang mengagumi Alan Budikusuma dan Susi Susanti.

Ternyata kekaguman Hayom kepada Alan Budikusuma dan Susi Susanti peraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992 di tunggal putra dan tunggal putri menjadi keputusan untuk memilih ASTEC sebagai sponsornya untuk dua tahun mendatang. Bagi Hayom keputusannya memilih ASTEC tidak semata hanya karena jumlah tawaran yang menggiurkan.

Alan: “Saya bangga Hayom memilih merk nasional”

Bulutangkis.com - Keputusan Dionysius Hayom Rumbaka memilih ASTEC sebagai sponsor utamanya mengejutkan beberapa penggemar bulutangkis, pasalnya Victor yang merupakan perusahaan peralatan bulutangkis dunia yang menawarkan tawaran lebih tinggi tak meluluhkan hatinya.

Proses bidding sebagian atlet Pelatnas PBSI di Cipayung yang berlangsung Jumat (25/01) kemarin mendapat perhatian hangat para penggemar bulutangkis Indonesia. Info aktual proses bidding diikuti penggemar bulutangkis lewat jejaring sosial Twiiter @broedyanto milik Bambang Roedyanto, Kasubid Hubungan Internasional.

Alan Budikusuma kepada Bulutangkis.com lewat telpon Jumat malam membenarkan bahwa kemarin di Pelatnas ada proses bidding sebagian atlet pelatnas. Dan Alan juga membenarkan bahwa Hayom telah memilih ASTEC sebagai sponsornya untuk masa dua tahun. Selain Hayom, ASTEC juga dipilih pebulutangkis ganda putri, Anneke Feinya Agustin.

“Saya bangga Hayom memilih merk nasional,” ungkap Alan atas pilihan Hayom menggunakan ASTEC. “Salut kepada Hayom yang memiliki nasionalisme yang tinggi,” tambah Alan.

Alan merasa berterima kasih dengan kepengurusan PBSI yang baru yang kini membuka kesempatan perusahaan bulutangkis lain untuk dapat mengontrak pemain pelatnas yang ada. “Saya sangat kecewa dengan kepengurusan lama yang tidak mendengar permintaan kami,” ungkap Alan.

Pada kepengurusan yang lama, ASTEC yang merupakan perusahaan milik Alan Budikusuma dan Susi Susanti sudah berulang kali meminta kesempatan untuk dibuka lelang untuk dapat menjadi sponsor secara terbuka dan fair, akan tetapi tidak pernah didengar. Dengan masuknya Susi Susanti pada kepengurusan yang baru ini ide membuka kesempatan bisa mengontrak pemain pelatnas sepertinya telah didengar.

ASTEC akan menjadi sponsor Hayom yang kini berada di peringkat 26 dunia selama dua tahun. Hayom akan menerima dalam bentuk uang kontrak. Lalu bonus ataupun insentif yang disesuaikan dengan prestasi yang dicapainya. “Bonus untuk turnamen Grand Prix dengan Super Series akan berbeda, beda kelas turname beda bonusnya,” jelas Alan. “Selain itu Hayom tentunya mendapatkan peralatan bulutangkis Astec,” tambah Alan.

Bagi Alan atlet-atlet bulutangkis Indonesia merupakan aset nasional yang harus dihargai dengan layak. “Banyak atlet-atlet muda kita yang perlu kita hargai dengan baik agar memotivasi mereka untuk berprestasi tinggi,” harap Alan Budikusuma yang berkeyakinan prestasi bulutangkis Indonesia bisa lebih baik. (fk)

Senin, Januari 21, 2013

astec

Dear teman-teman Astec..

Sehubungan dengan situasi banjir di Jakarta, di mana akses jalan terputus dan rekan-rekan kami tidak bisa mencapai lokasi gudang Astec sehingga beberapa pengiriman mengalami keterlambatan.
Maka dengan ini, kami mohon maaf karena terpaksa menutup aktivitas dan operational kantor kami untuk sementara sampai menunggu kondisi yang lebih kondusif.

Terima kasih.

Salam Hormat,
ASTEC

Rabu, Januari 16, 2013

sejak 1990

MATTHEW JAYA ASTEC BADMINTON SCHOOL AND CLUB INDONESIA

:top:Salam hangat dan olahraga untuk sahabat sahabat FTB(Forum tepok bulu)dimana pun berada.


kami ingin memperkenalkan diri kami ke sahabat sahabat forum


Name [B]Matthew Jaya Astec badminton school and club[/B]

Nick Name : [B]MJA[/B]

Founded  : [B]2011[/B]

Manager Team : [B]Gregorius Yohanes Upi Susanto[/B]

Coach  : [B]Ataw/Sari peridi[/B]

Stadium : [B]Gor.kembangan , Cometa Arena dan Bandengan Sport Arena[/B]


Sejarah
Berawal dari ayah saya (mantan atlet nasional dibawah asuhan TANG XIN FU, dan pernah mendampingi TANG XIN FU melatih saat masih di indonesia, saat ini berada di CHINA yang melahirkan sejumlah atlet atlet besar dunia LIN DAN dll) yang mendirikan klub SEKOLAH BULUTANGKIS DWI JAYA yang bermarkas diPBSI jakarta barat sejak tahun 1990 , yang pada masa itu kami mendapatkan julukan SEKOLAH BULUTANGKIS PERTAMA di jakarta dan terus mencetak sang juara hingga tahun 1998 kami sempat membubarkan diri dikarenakan ketika itu kerusuhan yang terjadi dijakarta , banyak atlet atlet kami serta anggota kami lainnya mengundurkan diri dikarenakan ketika itu situasi yang terjadi tidak mengmungkinkan.

pada tahun 2000 sang ayah (om ataw)hijrah kesurabaya karna ada yang mensponsori dan mencari  beberapa pemain berpotensi,ketika itu  sekitar 8 atelt yang bergabung di surabaya.

Selama 2tahun Om ataw (sang ayah) berada disurabaya , ketika itu ditawarkan perpanjangan kontrak akan tetapi beliau tidak mau dengan alasan berat meninggalkan keluarga di jakarta.

setelah kembali dari surabaya , beberapa atlet yang berada disurbaya turut serta ke jakarta untuk dibina oleh om ataw (sang ayah) , dari situ om ataw pun mulai bertahap demi tahap dan akhirnya membuka kembali SEKOLAH BULUTANGKIS DWI JAYA ketika itu disponsori oleh propertindo jakarta.

Prestasi demi prestasi diukir oleh atlet atlet yang berada di SEKOLAH BULUTRANGKIS DWI JAYA , atlet atlet dari berbagai daerah pun terus berdatangan seperti Robin Gonanza (saat ini sudah menjadi pemain andalannya SINGAPORE), Oswin (yang saat ini melatih di salah satu klub besar malaysia),Jenna Gozali (saat ini berada dipelatnas dan di boyong oleh djarum ketika itu).

Bersama atlet atlet berbakat ini , SBDJ (SEKOLAH BULUTANGKIS DWI JAYA) banyak mengukir prestasi seperti juara di CINEMA sukabumi , KEJURDA DKI , BEREGU PEMULA DAN REMAJA DI PBSI , JUARA DI KEJURCAB , JUARA UMUM DI TOP PRO OPEN SLEMAN , JUARA DI PIALA WALIKOTA SURABAYA , JUARA DI SINGAPORE INTERNATIONAL CHALLANGE , KEPANGGIL UNTUK IKUT PON DI LAMPUNG , KEPILI MEMBELA INDONESIA DI INDONESIA INTERNATIONAL CHALLANGE , JUARA DI BM 77 BANDUNG , JUARA SIRNAS BANDUNG , JUARA SIRNAS JAKARTA , JUARA SIRNAS SURABAYA dan masih banyak lagi, MELAKUKAN SPARING SPARING KE LUAR NEGERI SEPERTI KE MALAYSIA , BATAM SERTA SINGAPORE , JUARA DI AQUA TROPHY DI BALI.

2008 Om ataw dan team pelatih mendapat kan penawaran untuk melatih disalah satu klub besar di amerika serikat , tapi beliau menolak dikarenakan kontrak harus selama 2 tahun lamanya.

Tepat di tahun 2010 SEKOLAH BULUTANGKIS DWI JAYA (SBDJ) di alih fungsikan menjadi suatu organisasi yang membina atlet atlet di sekolah sekolah dan mengganti nama menjadi DWI JAYA BADMINTON COACH INDONESIA.

maka dari itu di tahun 2011 kami rindu akan prestasi prestasi yang di ukir kami mendirikan Sekolah bulutangkis kembali yang kami beri nama MATTHEW JAYA BADMINTON SCHOOL.

Tujuannya kami ingin mencetak kembali generasi generasi penerus dari DWI JAYA terdahulu.

Kami mulai menyaring atlet atlet dari berbagai daerah serta dari berbagai sekolah sekolah yang dibina oleh DWI JAYA BCI.

Juara olimpiade barcelona tahun 1992 pun ikut mensupport apa yang kami ingin capai kembali dengan menyediakan semua keperluan atlet atlet kami dan beberapa sponsor yang ikut membantu kami dalam menjalankan visi dan misi kami serta kecintaan kami kepada bulutangkis ini lah membentuk program program.

dari usia dini - dewasa kami bina di pusat latihan kami , saat ini kami memiliki PUSDIKLAT sendiri.

peralatan kami memang sederhana , akan tetapi kami punya mimpi untuk mewujudkan segalanya , dan Tuhan juga pastinya turut serta campur tangan di dalamnya.

semangat anak anak matthew jaya di banjir 2013





















"" kebersaamaan , kekeluargaan , saling menjaga satu sama lain ""

selamat datang di keluarga besar MATTHEW JAYA ASTEC BADMINTON SCHOOL