Pagelaran kejuaraan SINAR DUNIA ASTEC CUP 2013 akan bergulir pada 2 - 6 april ,yang akan bermain di senayan asia afrika.sejumlah sekolah dan team mulai mendaftar untuk berpartisipasi di kejuaraan dengan total hadiah 100.000.000(seratus juta rupiah).
Target pasti ada khususnya matthew jaya astec ingin sekali mempertahankan generasi juara di event bulan april mendatang , berikut squad yang akan diturun kan oleh matthew jaya astec di SIDU astec cup 2013 , sebagai berikut :
Team manager : Etty susanti
Official : Yohanes upi
kategori SD kelas 1-2 putra
1.Adam Putra Yosandi (Sdn 10 petang)
2.Luis Nikolas Peridi (Tk Mori)
kategori SD kelas 3-4 putra
1.Tosca Tamin (Sd Al-masih)
2.Andre Gabriel Aditya (sd Methodist)
3.Jason Christ Alexander (Sdn 10 petang)
4.Timotius Elbert (Sdn 10 petang)
5.Jonathan (Pkbm negeri 30)
kategori SD kelas 3-4 putri
1.Fadillah Nur hidayah (Sdn cengkareng timur)
kategori SD 5-6 putri
1.Febbyola mellin (Sdn 09 kembangan)
kategori SMP putra
1.Richard Kevin (Methodist jakarta)
2.Andreas Lukita (Methodist jakarta)
3.Sulthan (Al-azhar kelapa gading)
PRESTASI RACKET GEMILANG
tulisan berjalan
Jumat, Maret 22, 2013
Panti Asuhan Cinta Kasih
Matthew jaya astec tidak lupa dengan anak anak yang berada di panti asuhan , khususnya panti asuhan cinta kasih yang berada di jalan jelambar,jakarta barat .
Kami dan team diundang untuk menghadiri acara natal dan tahun baru , ketika itu anak anak baik dari matthew jaya astec serta anak anak yang berada di panti asuhan cinta akasih sangat lah gembira dan sennag . kedatangan kami disambut dengan sangat meriah .
Saya tanamkan atlet atlet saya yang berada di matthew jaya astec untuk terus berbuat kasih , kasih dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja , dengan ajaran ajaran yang positif kelak dikemudian hari ketika mereka sudah menjadi pemain kelas dunia mereka tidak lupa pesan pesan dari saya untu berbuah kasih.
ungkap yohanes upi selaku general amanager.
Acara yang berlangsung amat seru dan meriah , pertama tama dengan penampilan anak anak cinta kasih denganm bernyanyi malam kudus didampingi oleh piano yang terdengar sangat merdu dan suara mereka yang kompak , mampu membuat tamu tamu undangan begitu terpukau.
Mari kita berbagi kasih dimanapun itu dan kapan pun , kita wajib dan harus melakukannya supaya kita belajar dan saling berbagi antar umat beragama , disamping itu sangat baik untuk anak anak supaya mereka ingat masih banyak anak anak tidak seberuntung mereka , jangan hanya mereka merengek rengek minta ini dan minta itu , tetapi belajarlah untuk bersyukur dan belajar untuk tangan diatas dan bukan dibawah , bisa kita mulai dari hal yang kecil.
maju terus pb.matthew jaya astec
Kami dan team diundang untuk menghadiri acara natal dan tahun baru , ketika itu anak anak baik dari matthew jaya astec serta anak anak yang berada di panti asuhan cinta akasih sangat lah gembira dan sennag . kedatangan kami disambut dengan sangat meriah .
Saya tanamkan atlet atlet saya yang berada di matthew jaya astec untuk terus berbuat kasih , kasih dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja , dengan ajaran ajaran yang positif kelak dikemudian hari ketika mereka sudah menjadi pemain kelas dunia mereka tidak lupa pesan pesan dari saya untu berbuah kasih.
ungkap yohanes upi selaku general amanager.
Acara yang berlangsung amat seru dan meriah , pertama tama dengan penampilan anak anak cinta kasih denganm bernyanyi malam kudus didampingi oleh piano yang terdengar sangat merdu dan suara mereka yang kompak , mampu membuat tamu tamu undangan begitu terpukau.
Mari kita berbagi kasih dimanapun itu dan kapan pun , kita wajib dan harus melakukannya supaya kita belajar dan saling berbagi antar umat beragama , disamping itu sangat baik untuk anak anak supaya mereka ingat masih banyak anak anak tidak seberuntung mereka , jangan hanya mereka merengek rengek minta ini dan minta itu , tetapi belajarlah untuk bersyukur dan belajar untuk tangan diatas dan bukan dibawah , bisa kita mulai dari hal yang kecil.
maju terus pb.matthew jaya astec
Kamis, Maret 21, 2013
kilas balik sinar dunia cup 2012 , dan target di 2013
Bulutangkis adalah pilihan ku , ungkap Jason christ setelah menerima penghargaan berupa uang tunai , medali serta piala dari panitia sinar dunia cup 2012 oleh Ricky S(saat ini berada di kepengurusan yang baru bp.Gita di PB.PBSI).
Kemenangan ini tidak lepas dari peran pelatih yaitu Om Ataw yang membesarkan nama Jenna Gozali (yang saat ini berada di Djarum dan pelatnas indonesia) , Robin gonanza (yang saat ini berada di timnas singapore),dan beberapa nama lain nya yang pernah di bina di Matthew jaya astec jakarta.
General manager Yohanes upi mengatakan memank target kami di tahun 2012 adalah juara , juara dan juara karna latihan yang keras serta daya juang yang tinggi selalu kami terapkan ke anak anak , apa lagi sejak dini sudah kami tanamkan.
2-6 april 2013 mendatang , kami dan team akan turut serta dalam kejuaraan sinar dunia astec cup series 2013 , diharapakan team kami turut menyumbangkan sang juara dari kelas 1-2 , 3-4 serta 5-6 maupun smpnya . target kami ya pasti mempertahankan juara di sinar dunia cup .
Kejuaraan dengan total hadiah 100.000.000 (seratus juta rupiah)pastinya team team lain sudah mempersiapkan secara matang dan detail akan tetapi kami tidak boleh meremehkan setiap lawan yang akan kami hadapi , berbuah kerja keras dan latihan dengan porsi akan kami tambahkan muali senin mendatang diharapkan kami semua bisa tampil all out.
Peserta kejuaraan sinar dunia astec cup series 2013 akan diikuti sejumlah sekolah yang berada dijakarta maupun luar jakarta , diharapkan dari sini dapat muncul bibit bibit yang nantinya akan mengharumkan nama bangsa dan menjadi juara dunia di masa masa mendatang.
maju terus bulutangkis di indonesia ku
MATTHEW JAYA ASTEC BADMINTON SCHOOL JAKARTA
Kemenangan ini tidak lepas dari peran pelatih yaitu Om Ataw yang membesarkan nama Jenna Gozali (yang saat ini berada di Djarum dan pelatnas indonesia) , Robin gonanza (yang saat ini berada di timnas singapore),dan beberapa nama lain nya yang pernah di bina di Matthew jaya astec jakarta.
General manager Yohanes upi mengatakan memank target kami di tahun 2012 adalah juara , juara dan juara karna latihan yang keras serta daya juang yang tinggi selalu kami terapkan ke anak anak , apa lagi sejak dini sudah kami tanamkan.
2-6 april 2013 mendatang , kami dan team akan turut serta dalam kejuaraan sinar dunia astec cup series 2013 , diharapakan team kami turut menyumbangkan sang juara dari kelas 1-2 , 3-4 serta 5-6 maupun smpnya . target kami ya pasti mempertahankan juara di sinar dunia cup .
Kejuaraan dengan total hadiah 100.000.000 (seratus juta rupiah)pastinya team team lain sudah mempersiapkan secara matang dan detail akan tetapi kami tidak boleh meremehkan setiap lawan yang akan kami hadapi , berbuah kerja keras dan latihan dengan porsi akan kami tambahkan muali senin mendatang diharapkan kami semua bisa tampil all out.
Peserta kejuaraan sinar dunia astec cup series 2013 akan diikuti sejumlah sekolah yang berada dijakarta maupun luar jakarta , diharapkan dari sini dapat muncul bibit bibit yang nantinya akan mengharumkan nama bangsa dan menjadi juara dunia di masa masa mendatang.
maju terus bulutangkis di indonesia ku
MATTHEW JAYA ASTEC BADMINTON SCHOOL JAKARTA
ALL ENGLAND QF – Indonesian success in the mixed doubles
Indonesia are having a good year as both Rijal / Susanto and siblings Kido / Bernadeth progress to the semi-finals of the Yonex All England.
By Michael Burke, Badzine Correspondent, live from Birmingham. Photos: Yohan Nonotte for Badmintonphoto (live).
Muhammad Rijal and Debby Susanto (pictured left) secured by far the biggest win of their career as the beat first seeds Xu Chen / Ma Jin (pictured below) of China to progress to the semi-finals of the Yonex All England.
The pair’s previous best result was at the victory in the Yonex Chinese
Taipei Grand Prix Gold last year, and also the final of the Yonex Japan
Open in 2012 for Rijal who was then playing with Liliyana Natsir.
The Chinese played a strong first game
taking an early 9-3 lead, only to have it reeled back in by the
Indonesians. Untroubled however, they showed their experience to control
with a solid smash attack, taking the first game 21-16.
An even second game saw the Indonesians
force a rubber game as they raced away after the mid game interval as
the Chinese committed uncharacteristic errors and the Indonesians
dominated the net play.
Xu / Ma could not convert an early lead
in the third game, and whilst they smashed better, the Indonesians ruled
the net, and held their nerve to take the final game, and the match,
21-18.
Speaking after the match, Rijal spoke of
their tactics: “We went all out as we had nothing to lose. We were too
hasty with our shots in the first game and they [Xu / Ma] were more
controlled. We managed to sort that out in the second game and then were
more relaxed for the third.”
His partner, Debby Susanto, commented:
“The Chinese pair were clear favourites so we felt less pressure, but
they were not as good in the last two games as the first. It is good to
be here, we knew the draw and that we would face them [Xu / Ma] if we
played well. We just aimed to give them a good fight and winning is far
beyond our expectations.”
Former Olympic champion Markis Kido,
playing with sister Pia Zebediah Bernadeth also came through for
Indonesia, to continue their incredible run with a very tense finish to
the last match of the day.
Playing the Thai sixth seeds, Sudket
Prapakamol and Saralee Thongthongkam, the match was even the whole way
through, and although the Thais took the first game, Kido / Bernadeth
(pictured left) managed to take the second in extra points. The third
game was particularly marked by some drama in the final points.
At 20-18 match point, the Thai pair
thought they had won the game only to find the umpire had deemed
Thongthongkam to have struck the shuttle on the wrong side of the net.
Buoyed by this, the Indonesians capitalised on the unsettling of the
Thais to take the next three points, winning the match 18-21 22-20
22-20.
Markis Kido was honest on the outcome of
the match, “We were very lucky to have won today. The standard of both
pairs was very equal in the games and we were very lucky, we just took
our chances. It was very close in the second and third game, we were
very fearful at the important points but we had to overcome the
nervousness and thankfully we did.”
Commenting on the pairing with his
sister, “We started the pair for fun, but since the Korea Open we have
started playing seriously. The results here have especially confirmed
that and been very encouraging for the future.”
If you are coming for the All England
Championships, or whenever you visit Birmingham, try Badzine’s partner
hotel, the City Nites Apartments. Offering fully serviced apartments, it
is a stylish setting for long or short-term business people and
visitors, and a great place to stay during the All England Championships.
ALL ENGLAND Final – Wang/Yu win women’s doubles title for second time
Wang Xiaoli and Yu Yang (pictured left) win their second Yonex All England women’s doubles title as a pair (third for Yu Yang) against one half of last year’s victors.
By Michael Burke, Badzine Correspondent, live from Birmingham. Photos: Yohan Nonotte for Badmintonphoto (live).
A cold and snowy start greeted finals day
in Birmingham, with the day’s play started off with an All China
women’s doubles match. With three of the players on court having won at
the Yonex All England before, there was plenty of experience despite Zhao Yunlei / Cheng Shu (pictured right) having had to come through qualification to get there.
The first game saw some close exchanges
with great placement from both pairs. The experience of the more
established Wang / Yu showed though, despite a series of errors from Yu
keeping Zhao / Cheng in the game.
Ultimately strong attacking play with some big smashes from Wang saw them take the first game.
The second game was less competitive as Wang / Yu cut out the mistakes
to pile more pressure on their opponents, and always ahead, the result
was never in doubt as Wang / Yu won back the title they won together in
2011.
Speaking after the match Yu said: “This is our second time winning here, we enjoyed the game. The All England
is a very important tournament, because it has a long history. China
would win the final either way so we were just happy it was us.”
If you are coming for the All England
Championships, or whenever you visit Birmingham, try Badzine’s partner
hotel, the City Nites Apartments. Offering fully serviced apartments, it
is a stylish setting for long or short-term business people and
visitors, and a great place to stay during the All England Championships.
ALL ENGLAND Final – Defending champions Ahmad/Natsir win again
Liliyana Natsir and Tontowi Ahmad
(pictured left) carried across their form from the previous round, as
they blew away Zhang / Zhao of China 21-13 21-17 to prevent a fourth
Chinese title of the day and earned their second straight All England mixed doubles title.
By Michael Burke, Badzine Correspondent, live from Birmingham. Photos: Yohan Nonotte for Badmintonphoto (live).
Indonesians Natsir / Ahmad were just too good for Zhang Nan and Zhao Yunlei
(pictured below). Their defence was a level above the Chinese pair, who
could not themselves return Ahmad’s destructive smash. A brisk first
game ended 21-13 as the Chinese looked short on ideas to counter the
defending champions.
The second game saw the Indonesians now
relaxed, able to play for the lines, with Ahmad’s smash and Natsir’s net
play near fault-less as they went into the mid game interval with an
11-7 lead.
Zhang / Zhao fought well to keep the gap
small for a while, but an inspired Ahmad / Natsir walked the game
towards the end, taking the second 21-17.
The Chinese spoke after to say: “We are a
bit disappointed but it makes no real difference whether we won or
lost. We got experience and will learn from our mistakes. It has been a
good day overall for China.”
Liliyana Natsir said of the game, “Today
we played very well and they made mistakes. We tried to push hard early
to pressure them and our tactics worked. We tried to keep calm and play
slowly at the key points, and just focus on the court.”
Next up for them is the World
Championships: “I hope we keep improving so that we can win at our next
big tournament, the World Championships.”
If you are coming for the All England
Championships, or whenever you visit Birmingham, try Badzine’s partner
hotel, the City Nites Apartments. Offering fully serviced apartments, it
is a stylish setting for long or short-term business people and
visitors, and a great place to stay during the All England Championships.
Rabu, Maret 20, 2013
PBSI Siap Kucurkan Bonus Tiga Kali Gaji ke Pelatih Tontowi/Liliyana
Jakarta - Keberhasilan nomor ganda campuran meraih
prestasi tertinggi di All England membuat gelontoran bonus siap
dikucurkan, bukan cuma untuk pemain saja melainkan juga tim pelatihnya.
Demikian dijelaskan oleh Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PB PBSI) Gita Wirjawan saat menyambut kedatangan juara All England 2013, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, di Bandara Soekarno Hatta, Rabu (20/3/2013).
"Pelatih dan asistennya akan mendapatkan bonus tiga kali gaji," tegas Gita Wirjawan kepada wartawan.
Pun demikian, bonus untuk Richard Mainaky selaku pelatih kepala ganda campuran dan juga para asistennya--Nova Widianto dan Yanti Kusmiati--itu tidak disebutkan nominalnya.
Terhadap apresiasi tersebut, Richard mengaku gembira. "Bonus itu mengikuti apa yang sudah kami lakukan. Saya bersyukur jika memang ada bonus. Pada kepengurusan ini gaji pelatih disesuaikan dengan jejak rekam prestasi pemain yang dilatih, jadi terlalu sensitif kalau saya menyebut angka," kata pria asal Ternate itu.
Richard lalu mengaku sudah memiliki rencana sendiri terhadap bonus tersebut, yang mana bakal ia gunakan untuk biaya turnamen anak semata wayangnya Natalia Mainaky. Natalia kebetulan juga berkiprah sebagai pebulutangkis dan masih begelut di kelompok ganda putri taruna.
"Lumayan bisa menambah dana untuk Natalia mengikuti sirkuit nasional," ujar Richard.
Sementara itu perhitungan bonus untuk pemain diserahkan kepada masing-masing sponsor, termasuk besaran yang bakal diterima oleh Tontowi dan Liliyana.
( fem / krs )
Demikian dijelaskan oleh Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PB PBSI) Gita Wirjawan saat menyambut kedatangan juara All England 2013, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, di Bandara Soekarno Hatta, Rabu (20/3/2013).
"Pelatih dan asistennya akan mendapatkan bonus tiga kali gaji," tegas Gita Wirjawan kepada wartawan.
Pun demikian, bonus untuk Richard Mainaky selaku pelatih kepala ganda campuran dan juga para asistennya--Nova Widianto dan Yanti Kusmiati--itu tidak disebutkan nominalnya.
Terhadap apresiasi tersebut, Richard mengaku gembira. "Bonus itu mengikuti apa yang sudah kami lakukan. Saya bersyukur jika memang ada bonus. Pada kepengurusan ini gaji pelatih disesuaikan dengan jejak rekam prestasi pemain yang dilatih, jadi terlalu sensitif kalau saya menyebut angka," kata pria asal Ternate itu.
Richard lalu mengaku sudah memiliki rencana sendiri terhadap bonus tersebut, yang mana bakal ia gunakan untuk biaya turnamen anak semata wayangnya Natalia Mainaky. Natalia kebetulan juga berkiprah sebagai pebulutangkis dan masih begelut di kelompok ganda putri taruna.
"Lumayan bisa menambah dana untuk Natalia mengikuti sirkuit nasional," ujar Richard.
Sementara itu perhitungan bonus untuk pemain diserahkan kepada masing-masing sponsor, termasuk besaran yang bakal diterima oleh Tontowi dan Liliyana.
( fem / krs )
Tontowi-Liliyana Disambut Meriah di Bandara Soetta
Metrotvnews.com,Tangerang:
Juara All England Tontowi Ahmad-Liliyana Natsir disambut meriah saat
tiba di Terminal II Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Rabu (20/3)
malam. Tim penyambut yang terdiri
dari keluarga, kerabat, serta pengurus PB
PBSI. Para penyambut yang sudah menunggu
lama tampak sumringah saat melihat dua
pahlawan Indonesia itu muncul. Iringan
tepuk tangan juga datang dari pengunjung
bandara yang akhirnya ikut menanti
kedatangan mereka. Ketua Umum PB PBSI Gita Wirjawan
langsung mengalungkan karangan bunga
kepada ganda campuran terbaik Indonesia
itu. "Saya terharu melihat prestasi dan
semangat mereka. Alhamdulillah
kemenangan ini sesuai dengan target kita. Ini jadi modal luar biasa untuk tantangan
ke depan yang tidak lebih ringan dari All
England," kata Gita Wirjawan seusai
pengalungan bunga. Menteri Perdagangan itu juga
mengingatkan tiga target lain yang
dicanangkan sejak kepengurusannya yakni
Piala Sudirman, Kejuaraan Dunia, dan SEA
Games. "Jalan di depan masih penuh tantangan,
kita tidak boleh lengah dan menganggap
remeh. Tetapi sekali lagi kami semua
bangga," ujar Gita yang sempat datang
terlambat sehingga acara penyambutan
terpaksa molor. Tak lupa, Gita juga menyinggung soal
bonus yang telah ia janjikan tiga kali lipat
dari gaji mereka. "Kita akan komitmen, kita
akan berikan bonus termasuk untuk
pelatih," tambahnya. Sementara itu, Liliyana dengan mata
berkaca-kaca mempersembahkan
kemenangannya ini untuk keluarga yang
selalu mendukungnya serta sang pelatih,
Richard Mainaky. "Kami senang apalagi disambut seperti ini
jadi terharu. Mudah-mudahan ini awal yang
baik untuk prestasi kami ke depan," kata
Liliyana yang membidik target selanjutnya
meraih gelar Kejuaraan Dunia. Pada kesempatan yang sama sempat
terjadi pemandangan mengharukan saat
Liliyana menghampiri ibundanya, Jin Chen,
yang sudah menunggu bersama kakaknya,
Kalista, serta keponakannya. Mereka
langsung berpelukan lama. Tontowi-Liliyana berhasil mempertahankan
gelar juara di turnamen bulu tangkis All
England Superseries Premier, Ahad (10/3)
dengan mengalahkan ganda campuran asal
China, Zhang Nan-Zhao Yunlei, dua set
21-13, 21-17 di National Indoor Arena, Birmingham, Inggris. Bahkan Tontowi-
Liliyana mencetak sejarah sebagai
pasangan ganda campuran Indonesia yang
meraih gelar All England dua kali berturut-
turut. Lewat kemenangan Tontowi-Liliyana,
Indonesia berhasil memboyong satu gelar
dari kejuaraan bulu tangkis tertua di dunia
itu serta mengamankan gelar yang telah
mereka rengkuh pada All England 2012.
Saat itu, keberhasilan mereka menjadi sejarah karena berhasil merebut kembali
gelar ganda campuran pertama Indonesia
di ajang All England sejak 1979 yang
dimenangkan pasangan Christian Hadinata-
Imelda Wigoeno. Tontowi-Liliyana bersama rombongan atlet
lain awalnya dijadwalkan tiba Selasa (19/3)
malam namun tertunda sehari karena
faktor cuaca. Mereka akan langsung berlaga kembali di turnamen Axiata Cup,Surabaya, Kamis besok. (ANT)
Jumat, Maret 15, 2013
10 Peri Cantik Lapangan Badminton
1. Wang Lin [CHINA]
Born : 31 may 1989
Height : 1.72 meters
Weight : 60 kilograms
merupakan pemain single china dan saat ini menempati peringkat 37.
2. Shiota Reiko [JAPAN]
Pemain Ganda Campuran Jepang berpasangan dengan Ikeda Shintaro.
Dia lahir pada 30 September 1983 di Fukuoka, Jepang.
3. Hearther Olver [ENGLAND]
Heather Olver merupakan pemain ganda putri maupun campuran dari tim Inggris. Dilahirkan pada 15 Maret 1986 dan prestasi tertingginya adalah menempati peringkat 25 dunia.
4. Hwang Hye Youn [SOUTH KOREA]
Pemain woman single korea kelahiran 4 Maret 1985 tersebut saat ini menempati peringkat 191. Peringkatnya turun drastis dari 2009 karena jarang mengikuti kompetisi.(seperti Maria Kristin Yulianti dari Indonesia)
5. Uchida Shizuka [JAPAN]
Uchida Shizuka adalah pemain tunggal Putri asal Jepang. Selain itu pemain ini bermain double dengan Ayane KURIHARA menempati peringkat 53 dunia.
6. Wang Shixian [CHINA]
Wang Shixian adalah Pebulutangkis Tunggal Putri asal China yang sekarang menempati Peringkat 5 Dunia. Dia di awal tahun 2012 memenangkan Korea Open Super Series Premier 2012. Lahir tanggal 3 Februari 1990.
7. Yao Jie [BELANDA]
Yao Jie adalah pemain China yang Hijrah ke Negeri Tulip Belanda. Mengapa ia pindah ? karena persaingan bulutangkis nasional china yang ketat. Yao lahir tanggal 10 April 1977.
8. Bott Carolla [GERMANY]
Bott adalah pemain bulutangkis tunggal putri Jerman. Yang lahir pada tanggal 19 Oktober 1982. Bott dianggap sebagai Anna Kournikovanya badminton karena penampilannya yang seksi.
9. Sakuyama Tomomi [JAPAN]
Pemain muda bulutangkis putri asal jepang, memiliki panggilan saku-chan. Lahir pada 14 November 1988 di Saitama.
10. Adrianti Firdasari [INDONESIA]
Tak kalah dengan Jepang dan China, Indonesia memiliki Pebulutangkis putri terbaik dan cantik pula. Inilah Adrianti Firdasari. Pebulutangkis putri kelahiran Jakarta tanggal 16 Desember 1986 merupakan pebulutangkis tercantik diantara pebulutangkis indonesia lainnya. Serta permainnya yang memiliki drop Shot yang mematikan, Ia pernah menumbangkan Peringkat 1 dunia Zhou Mi dari Hongkong dan Tine Rasmussen/Tine Baun dari Denmark.
Born : 31 may 1989
Height : 1.72 meters
Weight : 60 kilograms
merupakan pemain single china dan saat ini menempati peringkat 37.
2. Shiota Reiko [JAPAN]
Pemain Ganda Campuran Jepang berpasangan dengan Ikeda Shintaro.
Dia lahir pada 30 September 1983 di Fukuoka, Jepang.
3. Hearther Olver [ENGLAND]
Heather Olver merupakan pemain ganda putri maupun campuran dari tim Inggris. Dilahirkan pada 15 Maret 1986 dan prestasi tertingginya adalah menempati peringkat 25 dunia.
4. Hwang Hye Youn [SOUTH KOREA]
Pemain woman single korea kelahiran 4 Maret 1985 tersebut saat ini menempati peringkat 191. Peringkatnya turun drastis dari 2009 karena jarang mengikuti kompetisi.(seperti Maria Kristin Yulianti dari Indonesia)
5. Uchida Shizuka [JAPAN]
Uchida Shizuka adalah pemain tunggal Putri asal Jepang. Selain itu pemain ini bermain double dengan Ayane KURIHARA menempati peringkat 53 dunia.
6. Wang Shixian [CHINA]
Wang Shixian adalah Pebulutangkis Tunggal Putri asal China yang sekarang menempati Peringkat 5 Dunia. Dia di awal tahun 2012 memenangkan Korea Open Super Series Premier 2012. Lahir tanggal 3 Februari 1990.
7. Yao Jie [BELANDA]
Yao Jie adalah pemain China yang Hijrah ke Negeri Tulip Belanda. Mengapa ia pindah ? karena persaingan bulutangkis nasional china yang ketat. Yao lahir tanggal 10 April 1977.
8. Bott Carolla [GERMANY]
Bott adalah pemain bulutangkis tunggal putri Jerman. Yang lahir pada tanggal 19 Oktober 1982. Bott dianggap sebagai Anna Kournikovanya badminton karena penampilannya yang seksi.
9. Sakuyama Tomomi [JAPAN]
Pemain muda bulutangkis putri asal jepang, memiliki panggilan saku-chan. Lahir pada 14 November 1988 di Saitama.
10. Adrianti Firdasari [INDONESIA]
Tak kalah dengan Jepang dan China, Indonesia memiliki Pebulutangkis putri terbaik dan cantik pula. Inilah Adrianti Firdasari. Pebulutangkis putri kelahiran Jakarta tanggal 16 Desember 1986 merupakan pebulutangkis tercantik diantara pebulutangkis indonesia lainnya. Serta permainnya yang memiliki drop Shot yang mematikan, Ia pernah menumbangkan Peringkat 1 dunia Zhou Mi dari Hongkong dan Tine Rasmussen/Tine Baun dari Denmark.
Bulutangkis Djarum Sirnas 2013 Kembali Bergulir
Cekskor.com- Setelah sukses digelar selama enam tahun berturut-turut, ajang bulutangkis Djarum Sirkuit Nasional 2013 kembali bergulir.
Sama seperti pergelaran sebelumnya tahun ini pun akan digelar sebanyak 10 seri di 10 kota di Indonesia.
Dalam keterangannya kepada wartawan di Jakarta, Rabu siang (6/3), Direktur PT.Djarum, Yan Haryadi mengungkapkan dari evaluasi penyelenggaraan sebelumnya ternyata event ini memberikan dampak yang positif bagi pembinaan bulutangkis di Indonesia.
"Evaluasinya bisa dilihat dari para pebulutangkis yang sukses di event ini banyak yang masuk ke Pelatnas PBSI di Cipayung," ujar Yan Haryadi.
Lanjut Yan, untuk tahun ini saja setidaknya sebanyak 20 pemain muda yang dipanggil masuk ke Pelatnas Cipayung adalah para pemain yang telah mengukir prestasi pada sejumlah Sirnas pada tahun-tahun sebelumnya. Mereka antara lain, Ihsan Maulana Mustofa, Edi Subaktiar, Hafiz Faisal, Hanna Ramadini, Melati Daeva, dan Maretha Dea Giovani.
Menurut jadwal, seri I Djarum Sirnas 2013 akan dimulai di Balikpapan, 25-30 Maret mendatang. Kota berikutnya yang akan disambangi oleh event Djarum Sirnas 2013 ini masing-masing Lampung, Manado, Jakarta, Bandung, Medan, Semarang, Yogyakarta, Bali, serta terakhir di Surabaya.
Dengan tersebarnya event ini di 10 kota di Indonesia diharapkan pembinaan bulutangkis tidak hanya terfokus di Jawa. Karena faktanya cukup banyak pula potensi-potensi pemain bagus yang lahir dari kawasan Sumatra, Kalimantan atau Sulawesi. (CS/daryadi)
Sama seperti pergelaran sebelumnya tahun ini pun akan digelar sebanyak 10 seri di 10 kota di Indonesia.
Dalam keterangannya kepada wartawan di Jakarta, Rabu siang (6/3), Direktur PT.Djarum, Yan Haryadi mengungkapkan dari evaluasi penyelenggaraan sebelumnya ternyata event ini memberikan dampak yang positif bagi pembinaan bulutangkis di Indonesia.
"Evaluasinya bisa dilihat dari para pebulutangkis yang sukses di event ini banyak yang masuk ke Pelatnas PBSI di Cipayung," ujar Yan Haryadi.
Lanjut Yan, untuk tahun ini saja setidaknya sebanyak 20 pemain muda yang dipanggil masuk ke Pelatnas Cipayung adalah para pemain yang telah mengukir prestasi pada sejumlah Sirnas pada tahun-tahun sebelumnya. Mereka antara lain, Ihsan Maulana Mustofa, Edi Subaktiar, Hafiz Faisal, Hanna Ramadini, Melati Daeva, dan Maretha Dea Giovani.
Menurut jadwal, seri I Djarum Sirnas 2013 akan dimulai di Balikpapan, 25-30 Maret mendatang. Kota berikutnya yang akan disambangi oleh event Djarum Sirnas 2013 ini masing-masing Lampung, Manado, Jakarta, Bandung, Medan, Semarang, Yogyakarta, Bali, serta terakhir di Surabaya.
Dengan tersebarnya event ini di 10 kota di Indonesia diharapkan pembinaan bulutangkis tidak hanya terfokus di Jawa. Karena faktanya cukup banyak pula potensi-potensi pemain bagus yang lahir dari kawasan Sumatra, Kalimantan atau Sulawesi. (CS/daryadi)
Gita Ubah Sistem Kontrak Atlet Badminton Pelatnas
TEMPO.CO, Jakarta-
Kontrak individu yang selama ini “diharamkan” di pemusatan latihan
nasional bulutangkis kini dibuka lebar-lebar. Menurut Ketua Umum
Pengurus Besar Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PB PBSI) Gita
Wiryawan, kontrak macam ini justru akan memotivasi dan menambah semangat
para pemain untuk lebih berprestasi dan berdisiplin.
Hal itu ditegaskan Gita di hadapan ketua umum induk-induk organisasi cabang olahraga dalam pertemuan di Jakarta, Jumat, 15 Februari 2013. Pertemuan yang diprakarsai Komite Olimpiade Indonesia (KOI) itu bersifat rutin dan kali ini PB PBSI menjadi tuan rumah.
Di antara yang hadir terdapat Bob Hasan (atletik), Adang Darajatun (angkat besi), Djoko Pramono (layar), Ketua KOI Rita Subowo, dan mantan Ketua Umum KONI Pusat Agum Gumelar. Diungkapkan oleh Gita, kontrak individu itu membuat para pemain lebih bersemangat. “Mereka kini bangun lebih pagi dan latihan lebih lama,” kata dia.
Dibukanya kontrak individu tersebut merupakan langkah terobosan mengingat selama ini ketiadaan kontrak jenis ini menjadi penyebab menyempalnya sejumlah pemain terbaik dari Pelatnas. Kini kontrak kolektif hanya dijalankan oleh PB PBSI untuk mengatrol prestasi para pemain muda.
Gita menjelaskan sekarang ada 80 pemain di pelatnas bulu tangkis Cipayung. Mereka semua telah menyelesaikan proses pelelangan sponsor baru mereka di 2013. Dalam kontrak individu, sponsor memang langsung berhubungan dengan pemain tanpa melalui PBSI.
Pemain memang diuntungkan dengan model ini. Dari kontrak individu, Liliyana Natsir, juara ganda campuran All England 2012, misalnya, digaji di atas Rp 1 miliar per tahun.
Selain kontrak individu dan kolektif, PBSI kini juga berupaya memotivasi pemain agar berprestasi tinggi dengan pemberian bonus. Bonus serupa juga akan diberikan kepada pelatih dan asisten pelatih yang dapat mengantarkan pemainnya menjuarai turnamen All England dan BWF World Champion tahun ini.
Bonus bagi pelatih dan asistennya ini berupa gaji tiga kali lipat. Bahkan Gita berjanji jika pelatih dan asistennya dapat mengantar pemain menjuarai Piala Sudirman (beregu), mereka akan diberi bonus 5 kali lipat gaji.
Soal pencarian dana, Gita menyatakan PBSI tidak akan meminta dana dari pemerintah maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Gita mengaku sudah berhasil menggaet tujuh perusahaan yang bersedia mengontrak pemain selama dua tahun. Ketujuh perusahaan itu adalah Victor, Yonex, Flypower, Li Ning, Astec, Babolat, dan Reinforce Speed. Total dana yang digelontorkan ketujuh sponsor itu selama dua tahun adalah Rp 33,2 miliar. Dana itu juga dipakai untuk membayar pelatih.
Gita juga menargetkan sekolah bagi pebulutangkis yang dia janjikan, bakal selesai dibangun di Cipayung, akhir tahun ini. ”Saya ingin para atlet juga memiliki kemampuan akademik di samping berprestasi di bulu tangkis,” ujarnya.
Pembangunan gedung sekolah diperkirakan hanya memakan waktu enam bulan. Ia berencana meminta Yohanes Surya, fisikawan, untuk membuat kurikulum yang tepat bagi para pemain.
Gita mengadopsi sistem Sekolah Atlet Ragunan, Jakarta. Ia juga berencana menyediakan fasilitas pendidikan tinggi. Ia ingin supaya atlet-atlet memiliki kemampuan lain yang bisa dikembangkan setelah pensiun sebagai atlet, seperti Alan Budikusuma dan Susi Susanti yang bisa berbisnis pasca-berkarier sebagai atlet.
Ketua Dewan Kehormatan KOI/KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) Agum Gumelar memuji inovasi Gita. ”Beban saya berkurang mendengar presentasi Pak Gita,” kata Agum. “Masih ada satu beban lagi yang tersisa yaitu kekisruhan sepak bola kita.”
Agum menyatakan pengurus-pengurus cabang olahraga lain tidak semuanya dapat berinovasi seperti PB PBSI. Hal itu terkait dengan populer tidaknya cabang olahraga tersebut di masyarakat dan prestasi yang telah dicapai. “Bagi PB (pengurus besar) lain, mari kita bulatkan tekad untuk menghadap Pak Dahlan Iskan (Menteri BUMN) untuk mensponsori olahraga kita,” kata dia.
Hal itu ditegaskan Gita di hadapan ketua umum induk-induk organisasi cabang olahraga dalam pertemuan di Jakarta, Jumat, 15 Februari 2013. Pertemuan yang diprakarsai Komite Olimpiade Indonesia (KOI) itu bersifat rutin dan kali ini PB PBSI menjadi tuan rumah.
Di antara yang hadir terdapat Bob Hasan (atletik), Adang Darajatun (angkat besi), Djoko Pramono (layar), Ketua KOI Rita Subowo, dan mantan Ketua Umum KONI Pusat Agum Gumelar. Diungkapkan oleh Gita, kontrak individu itu membuat para pemain lebih bersemangat. “Mereka kini bangun lebih pagi dan latihan lebih lama,” kata dia.
Dibukanya kontrak individu tersebut merupakan langkah terobosan mengingat selama ini ketiadaan kontrak jenis ini menjadi penyebab menyempalnya sejumlah pemain terbaik dari Pelatnas. Kini kontrak kolektif hanya dijalankan oleh PB PBSI untuk mengatrol prestasi para pemain muda.
Gita menjelaskan sekarang ada 80 pemain di pelatnas bulu tangkis Cipayung. Mereka semua telah menyelesaikan proses pelelangan sponsor baru mereka di 2013. Dalam kontrak individu, sponsor memang langsung berhubungan dengan pemain tanpa melalui PBSI.
Pemain memang diuntungkan dengan model ini. Dari kontrak individu, Liliyana Natsir, juara ganda campuran All England 2012, misalnya, digaji di atas Rp 1 miliar per tahun.
Selain kontrak individu dan kolektif, PBSI kini juga berupaya memotivasi pemain agar berprestasi tinggi dengan pemberian bonus. Bonus serupa juga akan diberikan kepada pelatih dan asisten pelatih yang dapat mengantarkan pemainnya menjuarai turnamen All England dan BWF World Champion tahun ini.
Bonus bagi pelatih dan asistennya ini berupa gaji tiga kali lipat. Bahkan Gita berjanji jika pelatih dan asistennya dapat mengantar pemain menjuarai Piala Sudirman (beregu), mereka akan diberi bonus 5 kali lipat gaji.
Soal pencarian dana, Gita menyatakan PBSI tidak akan meminta dana dari pemerintah maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Gita mengaku sudah berhasil menggaet tujuh perusahaan yang bersedia mengontrak pemain selama dua tahun. Ketujuh perusahaan itu adalah Victor, Yonex, Flypower, Li Ning, Astec, Babolat, dan Reinforce Speed. Total dana yang digelontorkan ketujuh sponsor itu selama dua tahun adalah Rp 33,2 miliar. Dana itu juga dipakai untuk membayar pelatih.
Gita juga menargetkan sekolah bagi pebulutangkis yang dia janjikan, bakal selesai dibangun di Cipayung, akhir tahun ini. ”Saya ingin para atlet juga memiliki kemampuan akademik di samping berprestasi di bulu tangkis,” ujarnya.
Pembangunan gedung sekolah diperkirakan hanya memakan waktu enam bulan. Ia berencana meminta Yohanes Surya, fisikawan, untuk membuat kurikulum yang tepat bagi para pemain.
Gita mengadopsi sistem Sekolah Atlet Ragunan, Jakarta. Ia juga berencana menyediakan fasilitas pendidikan tinggi. Ia ingin supaya atlet-atlet memiliki kemampuan lain yang bisa dikembangkan setelah pensiun sebagai atlet, seperti Alan Budikusuma dan Susi Susanti yang bisa berbisnis pasca-berkarier sebagai atlet.
Ketua Dewan Kehormatan KOI/KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) Agum Gumelar memuji inovasi Gita. ”Beban saya berkurang mendengar presentasi Pak Gita,” kata Agum. “Masih ada satu beban lagi yang tersisa yaitu kekisruhan sepak bola kita.”
Agum menyatakan pengurus-pengurus cabang olahraga lain tidak semuanya dapat berinovasi seperti PB PBSI. Hal itu terkait dengan populer tidaknya cabang olahraga tersebut di masyarakat dan prestasi yang telah dicapai. “Bagi PB (pengurus besar) lain, mari kita bulatkan tekad untuk menghadap Pak Dahlan Iskan (Menteri BUMN) untuk mensponsori olahraga kita,” kata dia.
Liliyana/Tantowi Bertekad Maksimal di Swiss Open
London
- Pasangan pebulutangkis ganda campuran Indonesia Lilyana Natsir/ Ahmad
Tantowi yang baru saja mempertahankan gelar juara "All England" 2013,
bertekad untuk tampil maksimal saat terjun di Swiss Open 2013 yang akan
digelar di St. Jakobhalle pinggiran Kota Basel, Swiss, pada 12-17 Maret
2013.
"Swiss open juga merupakan rangkaian turnamen "Internationales Grand Prix" berhadiah uang total sebesar US$ 125.000," kata Pensosbud KBRI Bern, Muhammad Budiman Wiriakusumah, Selasa (12/3).
Selain Lilyana/Tantowi, Indonesia juga akan menurunkan pemain andalannya lainnya, Sony Dwi Kuncoro di tunggal putra. Menurut Badminton World Federation per 14 Februari 2013 Sony menduduki peringkat tiga dunia.
Sebanyak 30 pemain Indonesia akan turun di semua partai yang dipertandingan. "Mereka akan mendapatkan bantuan dari warga Indonesia yang bermukim di kota Basel dan sekitarnya," kata dia.
Swiss Open yang diikuti sekitar 300 atlet badminton kelas dunia akan diselenggarakan di St. Jakobhalle dengan kapasitas 5.000 penonton serta disiarkan secara live oleh TV Basel.
Masyarakat Swiss terutama Basel mulai melirik olahraga badminton pada akhir tahun 1990-an. Seiring perkembangan prestasi negara tersebut, kini badminton populer di negara yang berpenduduk 7,2 juta jiwa, berdampingan dengan olahraga sepakbola, ice hockey dan tenis.
"Bahkan Taufik Hidayat telah di "Adopsi" menjadi Roger Federer dari olahraga bulutangkis. Banyak penggemarmnya di Swiss, mereka akan merasa kehilangan," demikian Muhammad Budiman Wiriakusumah.
"Swiss open juga merupakan rangkaian turnamen "Internationales Grand Prix" berhadiah uang total sebesar US$ 125.000," kata Pensosbud KBRI Bern, Muhammad Budiman Wiriakusumah, Selasa (12/3).
Selain Lilyana/Tantowi, Indonesia juga akan menurunkan pemain andalannya lainnya, Sony Dwi Kuncoro di tunggal putra. Menurut Badminton World Federation per 14 Februari 2013 Sony menduduki peringkat tiga dunia.
Sebanyak 30 pemain Indonesia akan turun di semua partai yang dipertandingan. "Mereka akan mendapatkan bantuan dari warga Indonesia yang bermukim di kota Basel dan sekitarnya," kata dia.
Swiss Open yang diikuti sekitar 300 atlet badminton kelas dunia akan diselenggarakan di St. Jakobhalle dengan kapasitas 5.000 penonton serta disiarkan secara live oleh TV Basel.
Masyarakat Swiss terutama Basel mulai melirik olahraga badminton pada akhir tahun 1990-an. Seiring perkembangan prestasi negara tersebut, kini badminton populer di negara yang berpenduduk 7,2 juta jiwa, berdampingan dengan olahraga sepakbola, ice hockey dan tenis.
"Bahkan Taufik Hidayat telah di "Adopsi" menjadi Roger Federer dari olahraga bulutangkis. Banyak penggemarmnya di Swiss, mereka akan merasa kehilangan," demikian Muhammad Budiman Wiriakusumah.
Penulis: /WBP
Sumber:Antara
kedatangan pemain asing
MJABC . bulan july mendatang matthew jaya astec badminton school akan kedatangan atlet dari belanda , pemain asing ini berjumlah 5 atlet beserta team manager nya akan magang selama seminggu di matthew jaya , "saya mendapatkan email , dan saya baca langsung saat itu juga ternyata email yang dikirim dari sahabat saya yang berada dibelanda , mereka akan datang dengan membawa 5 atletnya untuk berlatih di tempat kami"ungkap general manager matthew jaya melalui via telepon, kesempatan ini akan amat bermanfaat bagi kami karna , kami mendapatkan suatu kehormatan untuk menjadi salah satu klub yang berada dijakarta berlatih bersama team dari belanda.
maju terus pb.matthew jaya astec
maju terus pb.matthew jaya astec
Daftar Perolehan Medali Bulutangkis Sepanjang Olimpiade
Tahun 1992 :
Tunggal Putra :
- Emas : Alan Budikusuma (INA)
- Perak : Ardy Wiranata (INA)
- Perunggu : Thomas Stuer-Lauridsen (DEN) & Hermawan Susanto (INA)
Tunggal Putri :
- Emas : Susi Susanti (INA)
- Perak : Bang Soo-hyun (KOR)
- Perunggu : Huang Hua (CHN) & Tang Jiuhong (CHN)
Ganda Putra :
- Emas : Kim Moon-soo/Park Joo-bong (KOR)
- Perak : Rudy Gunawan/Eddy Hartono (INA)
- Perunggu : Li Yongbo/Tian Bingyi (CHN) & Razif Sidek/Jalani Sidek (MAS)
Ganda Putri :
- Emas : Chung So-young/Hwang Hye-young (KOR)
- Perak : Guan Weizhen/Nong Qunhua (CHN)
- Perunggu : Gil Young-ah/Shim Eun-jung (KOR) & Lin Yanfen/Yao Fen (CHN)
Tahun 1996 :
Tunggal Putra :
- Emas : Poul-Erik Høyer Larsen (DEN)
- Perak : Dong Jiong (CHN)
- Perunggu : Rashid Sidek (MAS)
Tunggal Putri :
- Emas : Bang Soo-hyun (KOR)
- Perak : Mia Audina (INA)
- Perunggu : Susi Susanti (INA)
Ganda Putra :
- Emas : Rexy Mainaky/Ricky Subagja (INA)
- Perak : Cheah Soon Kit/Yap Kim Hock (MAS)
- Perunggu : Antonius Ariantho/Denny Kantono (INA)
Ganda Putri :
- Emas : Ge Fei/Gu Jun (CHN)
- Perak : Gil Young-ah/Jang Hye-ock (KOR)
- Perunggu : Qin Yiyuan/Tang Yongshu (CHN)
Ganda Campuran :
- Emas : Gil Young-ah/Kim Dong-moon (KOR)
- Perak : Park Joo-bong/Ra Kyung-min (KOR)
- Perunggu : Liu Jianjun/Sun Man (CHN)
Tahun 2000 :
Tunggal Putra :
- Emas : Ji Xinpeng (CHN)
- Perak : Hendrawan (INA)
- Perunggu : Xia Xuanze (CHN)
Tunggal Putri :
- Emas : Gong Zhichao (CHN)
- Perak : Camilla Martin (DEN)
- Perunggu : Ye Zhaoying (CHN)
Ganda Putra :
- Emas : Tony Gunawan/Candra Wijaya (INA)
- Perak : Lee Dong-soo/Yoo Yong-sung (KOR)
- Perunggu : Ha Tae-kwon/Kim Dong-moon (KOR)
Ganda Putri :
- Emas : Ge Fei/Gu Jun (CHN)
- Perak : Huang Nanyan/Yang Wei (CHN)
- Perunggu : Gao Ling/Qin Yiyuan (CHN)
Ganda Campuran :
- Emas : Gao Ling/Zhang Jun (CHN)
- Perak : Tri Kusharjanto/Minarti Timur (INA)
- Perunggu : Simon Archer/Joanne Goode (GBR)
Tahun 2004 :
Tunggal Putra :
- Emas : Taufik Hidayat (INA)
- Perak : Shon Seung-mo (KOR)
- Perunggu : Sony Dwi Kuncoro (INA)
Tunggal Putri :
- Emas : Zhang Ning (CHN)
- Perak : Mia Audina (NED)
- Perunggu : Zhou Mi (CHN)
Ganda Putra :
- Emas : Ha Tae-kwon/Kim Dong-moon (KOR)
- Perak : Lee Dong-soo/Yoo Yong-sung (KOR)
- Perunggu : Eng Hian/Flandy Limpele (INA)
Ganda Putri :
- Emas : Yang Wei/Zhang Jiewen (CHN)
- Perak : Gao Ling/Huang Sui (CHN)
- Perunggu : Lee Kyung-won/Ra Kyung-min (KOR)
Ganda Campuran :
- Emas : Gao Ling/Zhang Jun (CHN)
- Perak : Gail Emms/Nathan Robertson (GBR)
- Perunggu : Jens Eriksen/Mette Schjoldager (DEN)
Tahun 2008 :
Tunggal Putra :
- Emas : Lin Dan (CHN)
- Perak : Lee Chong Wei (MAS)
- Perunggu : Chen Jin (CHN)
Tunggal Putri :
- Emas : Zhang Ning (CHN)
- Perak : Xie Xingfang (CHN)
- Perunggu : Maria Kristin Yulianti (INA)
Ganda Putra :
- Emas : Markis Kido/Hendra Setiawan (INA)
- Perak : Cai Yun/Fu Haifeng (CHN)
- Perunggu : Hwang Ji-man/Lee Jae-jin (KOR)
Ganda Putri :
- Emas : Du Jing/Yu Yang (CHN)
- Perak : Lee Hyo-jung/Lee Kyung-won (KOR)
- Perunggu : Wei Yili/Zhang Yawen (CHN)
Ganda Campuran :
- Emas : Lee Yong-dae/Lee Hyo-jung (KOR)
- Perak : Nova Widianto/Lilyana Natsir (INA)
- Perunggu : He Hanbin/Yu Yang (CHN)
Tunggal Putra :
- Emas : Alan Budikusuma (INA)
- Perak : Ardy Wiranata (INA)
- Perunggu : Thomas Stuer-Lauridsen (DEN) & Hermawan Susanto (INA)
Tunggal Putri :
- Emas : Susi Susanti (INA)
- Perak : Bang Soo-hyun (KOR)
- Perunggu : Huang Hua (CHN) & Tang Jiuhong (CHN)
Ganda Putra :
- Emas : Kim Moon-soo/Park Joo-bong (KOR)
- Perak : Rudy Gunawan/Eddy Hartono (INA)
- Perunggu : Li Yongbo/Tian Bingyi (CHN) & Razif Sidek/Jalani Sidek (MAS)
Ganda Putri :
- Emas : Chung So-young/Hwang Hye-young (KOR)
- Perak : Guan Weizhen/Nong Qunhua (CHN)
- Perunggu : Gil Young-ah/Shim Eun-jung (KOR) & Lin Yanfen/Yao Fen (CHN)
Tahun 1996 :
Tunggal Putra :
- Emas : Poul-Erik Høyer Larsen (DEN)
- Perak : Dong Jiong (CHN)
- Perunggu : Rashid Sidek (MAS)
Tunggal Putri :
- Emas : Bang Soo-hyun (KOR)
- Perak : Mia Audina (INA)
- Perunggu : Susi Susanti (INA)
Ganda Putra :
- Emas : Rexy Mainaky/Ricky Subagja (INA)
- Perak : Cheah Soon Kit/Yap Kim Hock (MAS)
- Perunggu : Antonius Ariantho/Denny Kantono (INA)
Ganda Putri :
- Emas : Ge Fei/Gu Jun (CHN)
- Perak : Gil Young-ah/Jang Hye-ock (KOR)
- Perunggu : Qin Yiyuan/Tang Yongshu (CHN)
Ganda Campuran :
- Emas : Gil Young-ah/Kim Dong-moon (KOR)
- Perak : Park Joo-bong/Ra Kyung-min (KOR)
- Perunggu : Liu Jianjun/Sun Man (CHN)
Tahun 2000 :
Tunggal Putra :
- Emas : Ji Xinpeng (CHN)
- Perak : Hendrawan (INA)
- Perunggu : Xia Xuanze (CHN)
Tunggal Putri :
- Emas : Gong Zhichao (CHN)
- Perak : Camilla Martin (DEN)
- Perunggu : Ye Zhaoying (CHN)
Ganda Putra :
- Emas : Tony Gunawan/Candra Wijaya (INA)
- Perak : Lee Dong-soo/Yoo Yong-sung (KOR)
- Perunggu : Ha Tae-kwon/Kim Dong-moon (KOR)
Ganda Putri :
- Emas : Ge Fei/Gu Jun (CHN)
- Perak : Huang Nanyan/Yang Wei (CHN)
- Perunggu : Gao Ling/Qin Yiyuan (CHN)
Ganda Campuran :
- Emas : Gao Ling/Zhang Jun (CHN)
- Perak : Tri Kusharjanto/Minarti Timur (INA)
- Perunggu : Simon Archer/Joanne Goode (GBR)
Tahun 2004 :
Tunggal Putra :
- Emas : Taufik Hidayat (INA)
- Perak : Shon Seung-mo (KOR)
- Perunggu : Sony Dwi Kuncoro (INA)
Tunggal Putri :
- Emas : Zhang Ning (CHN)
- Perak : Mia Audina (NED)
- Perunggu : Zhou Mi (CHN)
Ganda Putra :
- Emas : Ha Tae-kwon/Kim Dong-moon (KOR)
- Perak : Lee Dong-soo/Yoo Yong-sung (KOR)
- Perunggu : Eng Hian/Flandy Limpele (INA)
Ganda Putri :
- Emas : Yang Wei/Zhang Jiewen (CHN)
- Perak : Gao Ling/Huang Sui (CHN)
- Perunggu : Lee Kyung-won/Ra Kyung-min (KOR)
Ganda Campuran :
- Emas : Gao Ling/Zhang Jun (CHN)
- Perak : Gail Emms/Nathan Robertson (GBR)
- Perunggu : Jens Eriksen/Mette Schjoldager (DEN)
Tahun 2008 :
Tunggal Putra :
- Emas : Lin Dan (CHN)
- Perak : Lee Chong Wei (MAS)
- Perunggu : Chen Jin (CHN)
Tunggal Putri :
- Emas : Zhang Ning (CHN)
- Perak : Xie Xingfang (CHN)
- Perunggu : Maria Kristin Yulianti (INA)
Ganda Putra :
- Emas : Markis Kido/Hendra Setiawan (INA)
- Perak : Cai Yun/Fu Haifeng (CHN)
- Perunggu : Hwang Ji-man/Lee Jae-jin (KOR)
Ganda Putri :
- Emas : Du Jing/Yu Yang (CHN)
- Perak : Lee Hyo-jung/Lee Kyung-won (KOR)
- Perunggu : Wei Yili/Zhang Yawen (CHN)
Ganda Campuran :
- Emas : Lee Yong-dae/Lee Hyo-jung (KOR)
- Perak : Nova Widianto/Lilyana Natsir (INA)
- Perunggu : He Hanbin/Yu Yang (CHN)
Kamis, Maret 07, 2013
Atlet Indonesia Punya Bakat Alam
sumber Bola.net - Mantan pebulu tangkis nasional, Alan Budikusuma,
mengatakan atlet Indonesia memiliki bakat alami, sementara pemain dari
luar negeri tidak mempunyai kemampuan seperti itu.
"Dengan adanya bakat alami tersebut seharusnya lebih mudah dalam mendapatkan bibit baru di bidang perbulutangkisan. Bahkan, jumlah peserta setiap ada kejuaraan bulu tangkis di tanah air selalu membeludak," katanya di Kudus, Jumat.
Menurut dia, kondisi tersebut dapat menjaring atlet berkualitas sebanyak-banyaknya, sekaligus mendukung proses regenerasi pebulu tangkis Indonesia agar tidak terputus.
Di negara luar, kata dia, kemampuan atlet bulu tangkis memang dibentuk, bukan sebagai bakat alami. "Hanya saja, bangsa ini belum memanfaatkan keunggulan tersebut," katanya menandaskan.
Kegagalan Indonesia menjadi juara pada sejumlah kejuaraan bulu tangkis tingkat dunia pada tahun ini, menurut dia, salah satu faktornya adalah proses regenerasi yang terputus sementara.
"Hal ini bisa dilihat dari jumlah atlet yang sering tampil di kejuaraan level dunia cenderung tidak berbeda jauh dari tahun-tahun sebelumnya. Artinya, kemampuan atlet junior dinilai belum menyamai atau mendekati pendahulunya," katanya.
Padahal, lanjut dia, kondisi serupa juga dialami negara lain. Bahkan, mereka hingga sekarang masih mengandalkan atlet senior di setiap kejuaraan kelas dunia.
"Hanya saja, negara luar lebih beruntung karena mampu memanfaatkan kondisi tersebut untuk bisa merengkuh juara," ujarnya.
Minimnya prestasi bulu tangkis Indonesia saat ini, kata dia, tidak hanya karena faktor proses regenerasi, tetapi kesempatan bertanding di level dunia bagi atlet junior minim sehingga pengalaman bertandingnya juga minim. "Hal ini tentu terkait dengan kondisi keuangan yang ada," ujarnya.
Ia berharap pembinaan atlet bulu tangkis di Tanah Air mendapat dukungan dana dari pemerintah sehingga atlet muda Indonesia memiliki kesempatan bertanding di setiap even dunia.
Kegagalan proses regenerasi di tingkat junior, diduga kuat karena masalah dana, mengingat pertandingan di level pertama masih sering ditanggung orang tua masing-masing atlet.
Tak pelak, jumlah atlet yang benar-benar bertekad meneruskan keahliannya di bidang bulu tangkis terbatas karena disesuaikan dengan bujet yang diperoleh dari orang tua atau sponsor.
Alan lantas mencontohkan China. Negara ini justru memberikan alokasi dana untuk pembinaan olahraga, bahkan khusus bulu tangkis anggarannya relatif cukup besar.
"Mereka berpendapat, pembinaan olahraga akan menjadi faktor penentu kualitas rakyatnya. Filosofi mereka jasmani yang sehat, rohani pun dipastikan akan ikut sehat," ujarnya.
Artinya, dukungan dana yang besar pada bidang olahraga tidak hanya untuk mencapai prestasi di tingkat dunia, tetapi untuk menjamin setiap warganya sehat secara jasmani dan rohani, paparnya.
Sementara itu, Susi Susanti yang juga mantan pebulu tangkis nasional, menegaskan bahwa bantuan pemerintah sangat diharapkan, terutama dalam bentuk dana pembinaan atlet muda berbakat.
"Biaya pembinaan atlet bulu tangkis memang tidak sedikit dan untuk mencetak atlet berkualitas yang bisa mengharumkan nama bangsa juga butuh waktu yang lama," ujarnya.
Dengan adanya Kementerian Pemuda dan Olahraga, kata dia, seharusnya turut memberikan dukungan terhadap pebulu tangkis Indonesia untuk bisa meraih kejayaannya kembali.
Terkait dengan sejumlah fasilitas modern yang diberikan kepada atlet di masing-masing klub, Susi menilai cukup memberikan kenyamanan para atlet, dan dia berharap bisa menjadi penunjang prestasi mereka.
"Kenyataannya, fasilitas yang nyaman bagi atlet justru membuat mereka manja," ujarnya.
Kondisi tersebut menjadi tantangan bagi para pelatih untuk mencetak atlet yang berprestasi dengan fasilitas lengkap tersebut. "Selain menjadi tantangan, pelatih juga harus termotivasi untuk berinovasi menghasilkan atlet berkualitas," ujarnya.
Jika dibandingkan dengan fasilitas para atlet terdahulu, kata dia, memang jauh lebih komplit sekarang. "Hanya saja, kita tidak perlu lagi membandingkannya dengan kondisi terdahulu. Saat ini, yang perlu dipupuk adalah semangat pantang menyerah untuk meraih prestasi yang lebih baik lagi," ujarnya.
"Saya sedih dengan kondisi perbulutangkisan di Tanah Air saat ini karena minim prestasi. Mudah-mudahan kondisi ini menjadi cambuk semangat para atlet muda kita untuk berjuang meraih prestasi," ujarnya.
Hal senada juga pernah dikemukakan mantan pebulu tangkis nasional lainnya, Hastomo Arbi. Dia menganggap prestasi bulu tangkis Indonesia saat ini memang menurun jika dibandingkan dengan prestasi para pemain sebelumnya.
Ia mengatakan pebulu tangkis yang bertanding pada era sebelumnya memang cukup berkualitas dan memiliki semangat juang tinggi. "Hanya saja, aroma kompetisi tahun sebelumnya masih terbatas sehingga prestasi atlet bulu tangkis Indonesia cukup membanggakan," ujarnya.
Saat ini, kata dia, jumlah negara yang mengikuti pertandingan di bidang olahraga ini cukup banyak dan kualitas atlet masing-masing negara juga mulai meningkat.
"Hanya saja proses pembinaan atlet bulu tangkis di Tanah Air masih kurang maksimal, terbukti pada saat atlet senior mulai memasuki masa pensiun, kemampuan penerusnya justru belum sepadan atau minimal mendekati," ujarnya.
Hal tersebut, menurut dia, menandakan proses regenerasi belum maksimal sehingga perbedaan kemampuan antara atlet senior dengan junior cukup mencolok.
Tak pelak, pada saat atlet senior gantung raket, atlet junior tidak siap menghadapi persaingan dunia yang semakin ketat. "Dan, buruknya proses regenerasi atlet muda ini diperparah dengan minimnya kesempatan atlet junior mengikuti kompetisi di level dunia," katanya. (ant/row)
"Dengan adanya bakat alami tersebut seharusnya lebih mudah dalam mendapatkan bibit baru di bidang perbulutangkisan. Bahkan, jumlah peserta setiap ada kejuaraan bulu tangkis di tanah air selalu membeludak," katanya di Kudus, Jumat.
Menurut dia, kondisi tersebut dapat menjaring atlet berkualitas sebanyak-banyaknya, sekaligus mendukung proses regenerasi pebulu tangkis Indonesia agar tidak terputus.
Di negara luar, kata dia, kemampuan atlet bulu tangkis memang dibentuk, bukan sebagai bakat alami. "Hanya saja, bangsa ini belum memanfaatkan keunggulan tersebut," katanya menandaskan.
Kegagalan Indonesia menjadi juara pada sejumlah kejuaraan bulu tangkis tingkat dunia pada tahun ini, menurut dia, salah satu faktornya adalah proses regenerasi yang terputus sementara.
"Hal ini bisa dilihat dari jumlah atlet yang sering tampil di kejuaraan level dunia cenderung tidak berbeda jauh dari tahun-tahun sebelumnya. Artinya, kemampuan atlet junior dinilai belum menyamai atau mendekati pendahulunya," katanya.
Padahal, lanjut dia, kondisi serupa juga dialami negara lain. Bahkan, mereka hingga sekarang masih mengandalkan atlet senior di setiap kejuaraan kelas dunia.
"Hanya saja, negara luar lebih beruntung karena mampu memanfaatkan kondisi tersebut untuk bisa merengkuh juara," ujarnya.
Minimnya prestasi bulu tangkis Indonesia saat ini, kata dia, tidak hanya karena faktor proses regenerasi, tetapi kesempatan bertanding di level dunia bagi atlet junior minim sehingga pengalaman bertandingnya juga minim. "Hal ini tentu terkait dengan kondisi keuangan yang ada," ujarnya.
Ia berharap pembinaan atlet bulu tangkis di Tanah Air mendapat dukungan dana dari pemerintah sehingga atlet muda Indonesia memiliki kesempatan bertanding di setiap even dunia.
Kegagalan proses regenerasi di tingkat junior, diduga kuat karena masalah dana, mengingat pertandingan di level pertama masih sering ditanggung orang tua masing-masing atlet.
Tak pelak, jumlah atlet yang benar-benar bertekad meneruskan keahliannya di bidang bulu tangkis terbatas karena disesuaikan dengan bujet yang diperoleh dari orang tua atau sponsor.
Alan lantas mencontohkan China. Negara ini justru memberikan alokasi dana untuk pembinaan olahraga, bahkan khusus bulu tangkis anggarannya relatif cukup besar.
"Mereka berpendapat, pembinaan olahraga akan menjadi faktor penentu kualitas rakyatnya. Filosofi mereka jasmani yang sehat, rohani pun dipastikan akan ikut sehat," ujarnya.
Artinya, dukungan dana yang besar pada bidang olahraga tidak hanya untuk mencapai prestasi di tingkat dunia, tetapi untuk menjamin setiap warganya sehat secara jasmani dan rohani, paparnya.
Sementara itu, Susi Susanti yang juga mantan pebulu tangkis nasional, menegaskan bahwa bantuan pemerintah sangat diharapkan, terutama dalam bentuk dana pembinaan atlet muda berbakat.
"Biaya pembinaan atlet bulu tangkis memang tidak sedikit dan untuk mencetak atlet berkualitas yang bisa mengharumkan nama bangsa juga butuh waktu yang lama," ujarnya.
Dengan adanya Kementerian Pemuda dan Olahraga, kata dia, seharusnya turut memberikan dukungan terhadap pebulu tangkis Indonesia untuk bisa meraih kejayaannya kembali.
Terkait dengan sejumlah fasilitas modern yang diberikan kepada atlet di masing-masing klub, Susi menilai cukup memberikan kenyamanan para atlet, dan dia berharap bisa menjadi penunjang prestasi mereka.
"Kenyataannya, fasilitas yang nyaman bagi atlet justru membuat mereka manja," ujarnya.
Kondisi tersebut menjadi tantangan bagi para pelatih untuk mencetak atlet yang berprestasi dengan fasilitas lengkap tersebut. "Selain menjadi tantangan, pelatih juga harus termotivasi untuk berinovasi menghasilkan atlet berkualitas," ujarnya.
Jika dibandingkan dengan fasilitas para atlet terdahulu, kata dia, memang jauh lebih komplit sekarang. "Hanya saja, kita tidak perlu lagi membandingkannya dengan kondisi terdahulu. Saat ini, yang perlu dipupuk adalah semangat pantang menyerah untuk meraih prestasi yang lebih baik lagi," ujarnya.
"Saya sedih dengan kondisi perbulutangkisan di Tanah Air saat ini karena minim prestasi. Mudah-mudahan kondisi ini menjadi cambuk semangat para atlet muda kita untuk berjuang meraih prestasi," ujarnya.
Hal senada juga pernah dikemukakan mantan pebulu tangkis nasional lainnya, Hastomo Arbi. Dia menganggap prestasi bulu tangkis Indonesia saat ini memang menurun jika dibandingkan dengan prestasi para pemain sebelumnya.
Ia mengatakan pebulu tangkis yang bertanding pada era sebelumnya memang cukup berkualitas dan memiliki semangat juang tinggi. "Hanya saja, aroma kompetisi tahun sebelumnya masih terbatas sehingga prestasi atlet bulu tangkis Indonesia cukup membanggakan," ujarnya.
Saat ini, kata dia, jumlah negara yang mengikuti pertandingan di bidang olahraga ini cukup banyak dan kualitas atlet masing-masing negara juga mulai meningkat.
"Hanya saja proses pembinaan atlet bulu tangkis di Tanah Air masih kurang maksimal, terbukti pada saat atlet senior mulai memasuki masa pensiun, kemampuan penerusnya justru belum sepadan atau minimal mendekati," ujarnya.
Hal tersebut, menurut dia, menandakan proses regenerasi belum maksimal sehingga perbedaan kemampuan antara atlet senior dengan junior cukup mencolok.
Tak pelak, pada saat atlet senior gantung raket, atlet junior tidak siap menghadapi persaingan dunia yang semakin ketat. "Dan, buruknya proses regenerasi atlet muda ini diperparah dengan minimnya kesempatan atlet junior mengikuti kompetisi di level dunia," katanya. (ant/row)
Mereka Mengharumkan Merah Putih
Tradisi emas bulu tangkis terhenti di Olimpiade London 2012. Indonesia yang
selalu mendapat emas dari bulu tangkis sejak olimpiade Barcelona 1992 gagal di
London. Bahkan tak satu pun medali yang dihasilkan dari bulu tangkis.
Tentu sebagian dari kita masih ingat momen ketika legenda Bulu Tangkis
Indonesia Susi Susanti mengukir sejarah. Susi Susanti meraih emas Olimpiade
pertama untuk Indonesia di Barcelona 1992.
Momen itu sungguh tak terlupakan karena Alan Budikusuma, kekasih Susi
Susanti juga meraih emas untuk tunggal putra di Olimpiade Barcelona. Bendera
merah putih berkibar. Lagu kebangsaan Indonesia berkumandang.
Susi dan Alan kemudian disebut pasangan emas. Keduanya diarak di jalan
protokol Jakarta. Mereka pahlawan yang mengharumkan merah putih.
Tradisi emas bulu tangkis terhenti di Olimpiade London 2012. Indonesia yang
selalu mendapat emas dari bulu tangkis sejak olimpiade Barcelona 1992 gagal di
London. Bahkan tak satu pun medali yang dihasilkan dari bulu tangkis.
Tentu sebagian dari kita masih ingat momen ketika legenda Bulu Tangkis
Indonesia Susi Susanti mengukir sejarah. Susi Susanti meraih emas Olimpiade
pertama untuk Indonesia di Barcelona 1992.
Momen itu sungguh tak terlupakan karena Alan Budikusuma, kekasih Susi
Susanti juga meraih emas untuk tunggal putra di Olimpiade Barcelona. Bendera
merah putih berkibar. Lagu kebangsaan Indonesia berkumandang.
Susi dan Alan kemudian disebut pasangan emas. Keduanya diarak di jalan
protokol Jakarta. Mereka pahlawan yang mengharumkan merah putih.
Astec, Raket Bulu Tangkis Produksi Indonesia
Alan Susi Technology (Astec) merupakan raket bulu tangkis yang diproduksi oleh Susi Susanti dan Alan Budikusuma, pasangan suami istri sekaligus peraih medali emas bulu tangkis di Olimpiade Barcelona 1992. Di bawah bendera PT Astindo Jaya Sport, mereka meluncurkan raket Astec yang pembuatannya telah melalui riset untuk mengetahui selera publik.
Hasilnya adalah produk yang didesain sekomprehensif mungkin. Ada kategori offensif (penyerang) dan defensif (bertahan) yang masih punya kategori turunan: tunggal dan ganda, all around, beginner dan profesional. Ketika pertama kali keluar di pasaran, reaksi pasar tidak sebaik yang diharapkan. Dengan harga 200 ribu - 2 juta rupiah, harga yang cukup mahal untuk sebuah raket, membuat para pemilik toko enggan menjual raket-raket tersebut.
Di sinilah masalah terbesarnya. Pada umumnya, masyarakat awam menganggap semua raket adalah sama, yang penting bisa untuk menepuk kok atau bulu angsa. Padahal, meskipun penampilannya mirip, jika bahan yang dipakai berbeda, dapat menghasilkan output yang berbeda pula. Menyadari bahwa hal itu dapat menjadi rintangan bagi mereka, pasangan Susi dan Alan berbenah. Mereka terus meyakinkan bahwa Astec memiliki nilai keunggulan tersendiri seperti raket Wave Series atau seri bergelombang yang membuat pukulan lebih cepat, dan kepada para pemilik toko olahraga, mereka menjamin Astec sebagai produk lokal tidak cepat rusak dan kuat.
Astec sebagai raket produksi Indonesia mulai merambah ke berbagai level. Dari mensponsori pertandingan bulu tangkis tingkat RT/RW, hingga tingkat nasional. Susi dan Alan juga mendekati klub-klub bulu tangkis untuk bermitra, meskipun kebanyakan dari klub tersebut telah disponsori oleh raket dengan merk lain. Meskipun begitu, pasangan tersebut pantang mundur, mereka mendekati klub-klub tersebut lewat jalur pertemanan.
Semua opini dan pendapat klub yang telah memakai produk mereka dicatat untuk kemudian diberikan ke pabrik demi hasil yang lebih baik lagi. Aktif menggelar promosi dan memperkenalkan Astec ke berbagai level membuat Astec makin bersinar. Jalur distribusi pun meluas karena makin banyak toko yang menerima Astec seiring dengan meningkatnya kepercayaan publik atas kualitas Astec sebagi raket buatan anak bangsa.
astec support team serta pembinaan di matthew jaya
pkl 10.00 di gading kirana PT.ASTINDO JAYA SPORT / ASTEC
(Alan dan susy technology) resmi mensupport team appreal dari MATTHEW JAYA
BADMINTON SCHOOL INDONESIA.
Kerjasama dalam memberikan appreal team serta pembinaan di MATTHEW JAYA , kerjasama ini akan berlangsung
selama 1 tahun kedepan yakni 1 oktober 2012 hingga 30 november 2013.
Ketua Matthew jaya mengungkapkan "semoga dengan adanya dukungan ini ,
matthew jaya terus mengukir prestasi baik di kejuaraan antar sekolah , club ,
jakarta barat , dki , nasional maupun internasional dan saya sangat emngucapkan
banyak terima kasih untuk bp.alan budikisuma , ibu . susy susanti atas dukungan
yang diberikan kepada kami dan semoga kerjasama ini akan terus hingga tahun
tahun mendatang"
Pada kejuaraan oktober mendatang MATTHEW JAYA menjadi MATTHEW JAYA ASTEC dan
oktober nanti matthew akan mengunakan perlatan dari ASTEC baik dari t-shirt ,
short , sepatu ,raket , tas dan segalanya serba ASTEC.
Kejuaraan yang akan di ikuti oleh team MATTHEW JAYA ASTEC di oktober adlah
kejuaraan piala walikota jakarta barat , lalu disusul dengan BNI ASTEC open dan
terakhir di bulan oktober cometa student cup.
Susi susanti
Turnamen paling tua dan paling
bersejarah di ranah bulutangkis, All England sepertinya menjadi ajang
paling sulit ditembus oleh tunggal-tunggal putri merah putih. Dalam
sejarahnya sejak digelar di tahun 1900, baru Susi Susanti yang
mengukirkan namanya sebagai juara.
Susi memang menjadi salah satu tunggal putri paling kuat pada masanya. Ia pun menjadi legenda tersendiri. Ia berhasil meraih hampir semua gelar bergengsi termasuk All England. Dua kali ia menangkan kejuaraan ini yakni di tahun 1990 dan 1991. Susi sebetulnya sudah menembus babak final di tahun 1989, sayang dipartai puncak ia harus menyerah ditangan pebulutangkis China, Li Lingwei dengan 8-11, 4-11.
Di tahun 1990, Susi berhasil menaklukkan Huan Hua asal China untuk bisa menjadi kampiun, sementara di tahun 1991 Susi berhasil menjadi juara setelah mengalahkan rekan senegaranya, Sarwendah yang berhasil ia kalahkan dengan 0-11, 11-2, dan 11-6.
Tahun 1992, Susi gagal di All England, bahkan untuk pertama kalinya setelah empat tahun, Susi gagal menembus babak final. Di tahun yang juga diselenggarakan Olimpiade Barcelona itu, yang menjadi juara adalah Tang Jiuhong dari China yang mengalahkan Bang Soo Hyun 9-11, 12-10 dan 11-1.
Susi kembali berhasil menjadi juara di tahun 1993 dan 1994. Di 1993, ia kembali berhasil mengalahkan musuh bebuyutannya asal Korea, Bang dan di tahun 1994, ia menundukkan Ye Zhaoying dari China. Usai kerap menjadi runner up, Bang akhirnya berhasil menjadi juara di tahun 1996. Saat itu, ia berhasil mengalahkan Ye Zhaoying dengan 11-1 di kedua game.
Memasuki tahun 1997 hingga 2012, China menjadi sangat dominan. Tercatat hanya di tahun 2002, Camilla Martin dari Denmark menjadi juara, dan di tahun 2008 dan 2010 Tine Baun yang menjadi atlet non China yang berhasil menjadi juara. Selebihnya didominasi oleh atlet China seperti Xie Xinfang yang berhasil menjadi juara tiga kali di tahun 2005-2007, Gong Zhichao (2000,2001), Ye Zhaoying (1997-1999), Zhou Mi (2003), Gong Ruina (2004), Wang Yihan (2009), Wang Shixian (2010) dan Li Xuerui (2012).
Susi memang menjadi salah satu tunggal putri paling kuat pada masanya. Ia pun menjadi legenda tersendiri. Ia berhasil meraih hampir semua gelar bergengsi termasuk All England. Dua kali ia menangkan kejuaraan ini yakni di tahun 1990 dan 1991. Susi sebetulnya sudah menembus babak final di tahun 1989, sayang dipartai puncak ia harus menyerah ditangan pebulutangkis China, Li Lingwei dengan 8-11, 4-11.
Di tahun 1990, Susi berhasil menaklukkan Huan Hua asal China untuk bisa menjadi kampiun, sementara di tahun 1991 Susi berhasil menjadi juara setelah mengalahkan rekan senegaranya, Sarwendah yang berhasil ia kalahkan dengan 0-11, 11-2, dan 11-6.
Tahun 1992, Susi gagal di All England, bahkan untuk pertama kalinya setelah empat tahun, Susi gagal menembus babak final. Di tahun yang juga diselenggarakan Olimpiade Barcelona itu, yang menjadi juara adalah Tang Jiuhong dari China yang mengalahkan Bang Soo Hyun 9-11, 12-10 dan 11-1.
Susi kembali berhasil menjadi juara di tahun 1993 dan 1994. Di 1993, ia kembali berhasil mengalahkan musuh bebuyutannya asal Korea, Bang dan di tahun 1994, ia menundukkan Ye Zhaoying dari China. Usai kerap menjadi runner up, Bang akhirnya berhasil menjadi juara di tahun 1996. Saat itu, ia berhasil mengalahkan Ye Zhaoying dengan 11-1 di kedua game.
Memasuki tahun 1997 hingga 2012, China menjadi sangat dominan. Tercatat hanya di tahun 2002, Camilla Martin dari Denmark menjadi juara, dan di tahun 2008 dan 2010 Tine Baun yang menjadi atlet non China yang berhasil menjadi juara. Selebihnya didominasi oleh atlet China seperti Xie Xinfang yang berhasil menjadi juara tiga kali di tahun 2005-2007, Gong Zhichao (2000,2001), Ye Zhaoying (1997-1999), Zhou Mi (2003), Gong Ruina (2004), Wang Yihan (2009), Wang Shixian (2010) dan Li Xuerui (2012).
Langganan:
Postingan (Atom)